Thursday, April 30, 2020

Kesempatan kedua.




Lama aku memperhatikan wajah wanita yang ada dalam lampiran CV lamaran kerja. Keliatanya sangat keibuan. Cantik. Usia 38 tahun. Namun dari wajahnya ada pancaran keteguhan dan semangat. Data test dan wawancara,  semua mendukung untuk posisi sebagai head of investment strategy. 

“ Pak Miss Ng sudah datang.” kata sektretarisku di kantor Holding di Hong Kong.

“ Ya. Masuk aja.”

Tak berapa lama, seorang wanita bermata sipit masuk kamar kerjaku. Dia membungkukan tumbuhnya sebagai tanda hormat. Keliatan dia lebih tinggi dari yang tertera di CV 170 cm.   Tidak kurus namun juga tidak gemuk. Proporsional.  Aku menerima uluran tangannya untuk berjabat tangan. Aku menuntunnya ke sofa.

“ Miss Ng, apa pendapat anda tentang bisnis IT ?Kataku sekedar ingin tahu wawasannya.

“ Maksud anda softaware atau hardware ?

“ Hardware. “

“ Terminal atau network “ Katanya. Aku terpesona dengan caranya bertanya sebelum menjawab. Ciri khas profesional.

“ Network. “

“ Satelite atau fibre optic ?

“ Fibre optic “

“ Saat sekarang sedang terjadi kelebihan kapasitas dimana mana. Tetapi kelebihan itu pada jalur padat. Di jalur yang tidak padat masih besar peluangnya. Tetapi tidak banyak investor mau terlibat. Karena return yang rendah dan investasi yang mahal.”

“ Kalau kita ingin ekspansi ke jaringan, apa idea anda ?

“ Sebaiknya masuk ke jalur yang tidak padat namun prospek jangka panjangnya bagus.” katanya. Diapun menjelaskan panjang lebar tentang bagaimana meminimize resiko dan meningkatkan value. Setelah pertemuan itu , aku membuat keputusan dia diterima sebagai head of investment strategy di Holding. Dia bertanggung jawab langsung kepada Business development and investment director.

Sebulan kemudian, aku bertemu lagi dengan dia dalam rapat Komite investasi. Dia tampil mempresentasikan rencana akuisisi perusahaan yang mengelola jaringan fiber optic antar benua. Aku perhatikan, dia dihajar habis habisan oleh team business development dalam rapat itu. Namun dia bisa menghadapi dengan tenang. Semua jawabannya rasional dan didukung data yang kuat. Lagi lagi aku membuat keputusan. Mendukung starteginya. Bahkan aku menunjuk dia sebagai ketua team negosiasi dan akuisisi. 

Selanjutnya aku dapat laporan mingguan setiap progress yang berhasil dicapainya dalam proses negosiasi dan fund raising. Dia memang pemimpin yang baik dan negosiator hebat. Walau dia orang China tapi bahasa inggrisnya sempurna sekali. Pernah iseng iseng aku telp dia jam 1 pagi, itu artinya jam 2 pagi di Hong Kong. Dia terima dengan nada suara fresh. Artinya dia memang focus kerja, 24 jam !

Enam bulan kemudian, aku dapat laporan dari Direktur pengembangan bisnis Holding. Bahwa semua data yang ada pada CV Ng falsu. Dia bukan lulusan dari China Europe International Business School (CEIBS)  di Shanghai. Dia juga tidak pernah kuliah di London. Pengalaman kerja dan referesinnya juga semua falsu. Bagian  HRD minta maaf kepadaku, karena kelalaian ini. Tetapi bagaimanapun SOP test sudah dilakukan dengan benar. Hanya Ng lebih hebat memalsukan datanya. 

" Namun faktanya proses negosiasi akuisisi yang dia pimpin berhasil dengan baik. Termasuk proses penggalangan dana juga berhasil. Minggu depan akan ada seremonial penandatanganan financial closing sebagai tanda selesainya semua proses akuisisi. Apakah itu tidak cukup untuk memaafkan dia ? Kataku mencoba melihat dari sisi positif.

“ Tetapi bagaimanapun, kebohongan yang dia buat adalah kriminal. Kita tidak bisa menerima orang bekerja atas dasar kebohongan. Apapun prestasinya.” kata direkturku. 

Aku hanya diam. Aku bisa memaklumi sikap perusahaan. Namun aku tidak bisa membuat keputusan dengan cepat. Bagaimanapun aku tahu Ng sudah bekerja keras dan membuktikan kinerjanya dengan luar biasa. 

“ Beri waktu dia sampai menandatangani financial clossing. Selama itu jangan pernah diungkapkan kasus ini kepada siapapun.” Kataku.

Tetapi tiga hari kemudian aku dapat email dari Ng “ Saya harus berkata jujur kepada anda. Bahwa  saya telah melakukan pemalsuan semua data tentang pribadi saya. Tetapi apa yang saya lakukan semua selama 6 bulan belakangan ini bukanlah palsu. Itu real. Kita berhasil mendapatkan deal terbaik dalam akuisisi jaringan fibre optik antar benua dan juga mendapatkan solusi pembiayaannya. Saya tadi bekerja sebagai analis investasi di Shanghai. Kemudian saya terlibat dalam team akuisisi. Selama 6 tahun saya bekerja keras. Sementara anggota team, bahkan atasan saya lebih banyak menghabiskan waktunya di club. 

Semua proses akuisisi dan sampai menjual kembali perusahaan, berkat kerja keras saya.  Tetapi apa yang saya dapat.? tidak ada. Kesuksesan hanya bagi mereka yang bertitel MBA dan ekonom. Sementara saya memang hanya tamat SMU di Wuhan. Tidak ada penghargaan apapun. Bahkan saya tidak mendapat undangan ketika acara peresmian keberhasilan perusahaan melakukan deal terbaik dalam akuisisi. Sangat menyedihkan. Itu sebabnya saya  membuat data palsu agar bisa diterima bekerja sesuai dengan kompetensi saya. 

Tapi kini saya menyadari bahwa saya salah. Apapun namanya kebohongan tetaplah kebohongan. Apapun hasilnya pasti paradox. Sebaiknya saya menjadi diri saya sendiri. Berusaha berdamai dengan kenyataan. Tidak perlu memalsukan CV agar mendapatkan posisi. Selama enam bulan bekerja dengan anda,  setiap pagi saya bangun, saya berkata kepada diri saya sendiri bahwa saya harus akhiri kebohongan ini. Saya berdoa agar semua tangggung jawab atas penugasan saya dapat saya lakukan dengan baik dan pada waktu bersamaan saya punya kesempatan untuk berkata jujur. Maafkan saya. Dengan ini saya mengundurkan diri.” 

Saya membalas emailnya dengan cepat “ Anda bekerja karena keputusan saya, dan itu setelah saya bertemu dengan anda. Saya berharap kalau anda ingin berhenti kerja, andapun sampaikan langsung dengan saya. Tidak bisa via email.  Lusa saya tunggu di KL. Anda bisa terbang dari Hong Kong ke KL hari ini. Saya tunggu. “

Benarlah. Kami bertemu di sebuah cafe di KL di kawasan convention center. 

“Anda tadi bekerja di Shanghai dengan Choi ? Kataku.

“ hmm ya. “ Katanya gugup “ Bagaimana anda tahu?

“ Anda saya panggil karena saya dapat referensi dari Choi. “

“ Artinya dari awal anda tahu saya berbohong dengan CV saya.”

“ Tentu. Anda bisa bohongi staf saya. Tetapi tidak bisa bohongi saya.”

" Tetapi mengapa anda tidak beri tahu dari awal bahwa CV saya palsu?

" Saya focus kepada visi dan knowledge anda. Makanya saya ingin dengar langsung kemampuan dan wawasan anda dalam strategi investasi. Dan terbukti memang hebat. Makanya saya memberi anda kesempatan. "

“ Maafkan saya pak..” katanya menunduk malu.

“ Saya maklum. Saya terima pengunduran diri anda sebagai head of investment strategy di Holding. Karena anda akan menjadi partner saya, sebagai director dan sekaligus proxy saya untuk rencana ekspansi bisnis berikutnya."

“ Anda memberi saya jabatan sebagai direktur ? Mengapa ?Katanya terkejut

“ Kalau anda tidak mengakui kesalahan anda. Pasti saya harus menerima usulan dari HRD untuk pecat anda. Tetapi ketika anda mengakui dengan alasan yang masuk akal, disitulah nilai anda langsung naik di hadapan saya. Dan saya punya kewajiiban memberikan anda kesempatan kedua, untuk menjadi orang jujur. Banyak orang punya titel hebat, tetapi tidak banyak yang mau mengakui kesalahanya dan meminta maaf. Bisnis tidak berkembang dengan titel dan almamater kampus hebat, tetapi dari orang yang mau bekerja keras dan mau bersikap jujur. “ kataku seraya menatap matanya. Aku tetap berhias senyum untuk membuat dia rilek. “ Bagaimana? 

“ Terimakasih pak. “ Katanya.

Aku menjulurkan tangan menjabatnya tapi dia langsung memelukku. Wanita memang begitu. “ Saya berjanji akan bekerja keras untuk anda. “ katanya terisak seraya melepaskan pelukannya.. 

“ Dari kecil saya sudah yatim. Dibesarkan oleh orang tua asuh dan akhirnya di tempatkan di panti asuhan. Sepanjang hidup saya merasa diperlakukan tidak adil hanya karena saya tidak masuk universitas. Tetapi saya belajar keras secara otodidak. Saya hanya ingin bekerja dan orang membayar saya tidak kecewa. Saya tidak butuh jabatan sebetulnya. Saya hanya butuh respect atas kerja keras saya. Itu saja.” Katanya berlinang.

Seusai bertemu dengan Ng saya langsung kembali ke Jakarta. Setiap kesalahan pasti ada alasan.  Setiap kesalahan harus ada ruang maaf. Setiap kejujuran harus dihormati. Saya merasa lega, karena telah membuka jalan Ng untuk kesempatan keduanya. 

***


Tiga  tahun lalu saya undang Miss Ng makan malam di Conrad. Dia datang tetap dengan pakaian kerja. Blesser hitam.


“Kamu sudah baca kan dokumen yang kemarin saya kirim. “


“ Ya pak. Ada 4 file. Saya sudah baca semua.”


“ File pertama, data perusahaan yang menjadi holding dari 6 perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur Telekomunikasi. Dia sedang ada masalah. Kreditur utamanya kecewa. Karena dia gagal melakukan ekspansi sehingga sahamnya di bursa jatuh. “


“ Ya pak. Itu penjelasan pada halam 241. Kreditur nya perusahaan cangkang namun dana sebenarnya berasal dari investor institusi di Amerika, yang mengelola Sovereign Wealth Fund dari Abudabhi. Namun bukan karena itu saja. Holding mereka terlibat skandal dana offshore” Kata Ng. Saya terkejut. Hebat dia bisa hapal sampai ke halaman file. Jenius nih cewek.


“ Kita harus amankan kasus skandalnya agar kreditur mau dengar kita dan bantu kita akuisisi dengan harga terbaik.” sambung Ng. Dia hapal semua.


“ OK lanjut. File kedua, dua perusahaan lagi punya masalah dengan kreditur utama di Jepang. Juga investor institusi. Sekarang dalam status di bawah kendali kreditur karena mereka salah melakukan ekspansi. “


“ Ya pak. Perusahaan yang dimaksud file kedua itu, belum IPO. Namun kinerja mereka bagus. Pelanggan diatas 8 juta user. Kreditur akan lakukan lelang tahun depan. Tugas saya hentikan proses lelang itu dan pastikan kita ambil langsung lewat swap jaminan” Kata Ng.


“ Ya. File ketiga, analisa dari konsultan strategy berkaitan dengan rencana bisnis saya. “


“ Ya pak. Tetapi perlu dipertajam analisa mereka. Kita harus tentukan dimana Hub nya agar engga kena trapp“ Kata Ng.


“ File keempat. Daftar semua kontak saya di Eropa, AS, Jepang. Termasuk langkah taktis apa yang harus kamu lakukan. Jadi ada 8 perusahaan yang harus kamu akuisisi”


“ 8 itu termasuk Bank”


“ Benar. Nah saya tugaskan perusahaan kamu untuk melakukan semua proses itu sampai selesai. Di perusahaan itu kamu satu satunya pengendali dan pemegang saham atas dasar kontrak proxy. Saya berdoa semoga sukses.”


Ng lama pandang saya. “ Anda percaya saya.?”


“ Ya. Kenapa? ”


“ Ini medan perang yang berdarah darah. Karena semua hostile take over “ Katanya.


“ Kalau engga begitu, kita tidak ada jalan untuk akuisisi.”


“ Ya pak.” Wajah Ng nampak tegang.


“ Kalau kamu ragu, kamu bisa menolak.”


“ Saya siap laksanakan. “


“ OK sekarang silahkan makan.” tak berapa lama Wenny ikut gabung.


“ Kalian lanjutkan makan malam, ya. Saya ada urusan lain” kata saya melangkah keluar dari Conrad. Selanjutnya Wenny akan membriefing dia secara detail, termasuk menyerahkan dana operasional.


Salah satu ambisi saya adalah akuisisi infrastruktur Telekomunikasi.  Team saya butuh 20 bulan untuk menggalang dana lewat skema financing yang melibatkan hampir 18 investor institusi dan 4 vendor kelas dunia.  Selama 20 bulan itu team bekerja full time. Mereka terbang melintasi benua, Eropa, Asia, AS. Melakukan puluhan kali meeting. 


Setiap proses, melibatkan ahli keuangan, IT, telekomunikasi, Lawyer dan global investment strategis atau pengamat ekonomi dan bisnis, yang bertugas melakukan lobi dengan pemerintah. Jangan tanya berapa ongkos habis selama 20 bulan itu.  Totalnya hampir 3% dari anggaran akusisi yang mencapai USD 6 miliar.


Setelah berhasil, apakah saya bisa seenaknya kendalikan? tidak. Semua stakeholder jadi watchdog. Setiap langkah, mereka perhatikan. Engga mungkin bisa korup. Jangan dikira para direksi bisa kerja santai. Kerja mereka lebih keras melaksanakan strategi perusahaan agar goal tercapai. Yang pasti program restruktur bisnis yang jadi agenda dan membuat stakeholder percaya, harus dilaksanakan dengan benar. 


Jadi  bekerja dengan standar international dan melibatkan program B2B itu sangat berat. Tingkat stress tinggi sekali. Para team yang terlibat hampir tidak ada waktu santai. Walau mereka dilengkapi dengan private jet dan Credit card yang unlimited, namun jadwal bisnis yang ketat, tetap saja membuat mereka seperti duduk diatas bara. Belum lagi langkah mereka setiap waktu dimonitor oleh direksi holding yang super cerewet.

4 comments:

Hans said...

sangat menggugah

Anonymous said...

Strategi spt perang. Setuju dimasa deoan orang tidak diukur dari berapa banyak titel yg bisa dikumpulkan, tetapi pengetahuan dan kemampuan ambil keputusan dan mengeksrkusinya sehingga berhasil.

Anonymous said...

Setiap kesalahan pasti ada alasan. Setiap kesalahan harus ada ruang maaf. Setiap kejujuran harus dihormati.

Anonymous said...

This real story or imagination

Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...