Friday, January 13, 2023

Jakarta kelabu.

 


Di tepi pantai di sebuah Pulau yang masih bagian dari King City, Burhan berjalan bersebelahan dengan Dono. Di belakang mereka ada pengawal swasta merangkap asisten pribadi. Sebentar lagi matahari akan terbenam di balik teluk. Kesunyian yang sengaja diciptakan barang sebentar dari kejauhan Istana Mutiara. “ Kamu harus tahu Don, presiden itu bukan raja. Ia tidak dilahirkan menjadi penguasa, tapi diciptakan. Politik dalam sistem apapun selain kerajaan memang adalah permainan mental. Kita tidak membangun apapun, tetapi kita membangun persepsi dalam dimensi waktu dan keadaan. Dari sanalah kekuasaan itu menjadi teater yang menarik bagi aktor di dalam nya dan juga bagi penonton” 


Burhan terdiam seraya menatap matahari sedang merangkak turun di kaki langit. Dono hanya menyimak saja. Dia hanyalah pengusaha. Bukan konglomerat yang bisa mengatur para elite kekuasaan. Tapi bagi Burhan, Dono diperlukan sebagai aset untuk mendapaktan uang dari luar negeri. “ Kamu tahu, “ seru Burhan. “ Negeri ini didirikan dari konspirasi kaum bangsawan. Walau kermedekaan diawali dengan revolusi bau amis darah. Namun politik akhirnya menghabisi semua mereka yang paling militan membela kemerdeakaan. Ya revolusi memakan anak bangsa. Tapi itulah politik, harga yang harus dibayar untuk sampai kepada persetujuan kedaulatan kita sebagai bangsa tahun 1949 dan akhirnya …. Burhan terdiam. Dono menyimak


Mereka duduk menatap ke pangkal akanan. “ setelah itu terus berproses sampai akhirnya babak awal pejuang dihabisi semua. Politik juga yang melahirkan kaum komprador. Mereka berkuasa tapi untuk kepentingan asing. Engga percaya? setelah itu UU PMA disahkan. Kita kembali kepada sistem kekuasaan era kolonial saat kartel bisnis asing menguasai bangsa ini. Hanya beda model dan istilah saja. Esensinya tetap sama. Tapi karena itu kekuasaan bisa bertahan 32 tahun. Sejak itu kita masuk dalam jebakan hutang. Dan selesailah agenda asing pada episode ke dua. 


Selanjutnya masuk ke episode ke tiga. Saat sekarang. Kekuatan asing tidak lagi dalam bentuk hegemoni militer tapi sudah  menjadi hegemoni mata uang. Dengan situasi jebakan utang itu, mata uang sangat penting dijaga agar kurs tidak jatuh. ia bukan lagi produk ekonomi  tapi geopolitik. Kita sangat bergantung kepada asing untuk menjamin skema likuiditas valas. Sehingga kita tetap bisa cetak uang. Walau kurs terus jatuh, ekonomi tetap terhubung ke luar negeri untuk belanja dan berhutang. “Kata Burhan. 


Dono hanya menyimak. Apa peduli dia. Dia hanya pengusaha, dan mindset nya ya pengusaha. Soal politik bukan urusan dia. Dari tadi dia hanya menanti Burhan bicara tentang bisnis. 


“ Don, lanjut Burhan. Dan Dono siap mendengar “ Saya perlu uang USD 3 miliar. Saya rasa bukan jumlah uang besar. Itu uang kecil. Tapi masalahnya sumber daya keuangan saya tidak bisa diakses. Maklum pemerintah sekarang sangat ketat mengawasi aliran uang ke politik. Kamu tahu apa sebabnya? Partai penguasa sekarang bukan partai pragmatis. Mereka tidak gila uang tapi terobsesi dengan agenda politik kaum tertindas. Jelas itu paradox dengan situasi ekonomi global yang tidak ada sekat lagi. Kalau dipaksakan, negeri ini akan bubar atau terpuruk seperti kasus negara lain yang mata uangnya jadi sampah. Walau sumber daya besar, tetap saja useless. Saya tidak ingin itu terjadi. Kita perlu nasionalisme, tapi bukan berarti menguasai tapi berbagi atau sharing resource dengan dunia private agar negara dapat pajak dan pembangunan bisa berlanjut. “ kata Burhan.


“ Apakah kamu bisa paham maksud saya.” Tanya Burhan.


Dono mengangguk.


“ Nah sekarang kita bicara bisnis. “ Kata Burhan. “ Saya akan serahkan proposal ringkas yang bisa kamu pelajari. Mari kita kembeli ke Pesanggrahan “ Lanjut Burhan. Mereka berjalan menuju ke pesangrahan. Dono menerima proposal itu dan berjanji akan mempelajarinya.


***

Lewat empat bulan, seseorang menghubungi Dono. Orang itu mengaku asisten dari Burhan. “ Mohon bapak ada waktu untuk bertemu Vina. “ katanya. Hotel dan tempat ditentukan.


Di suatu hotel bintang lima di kawasan Jakarta Selatan. Seorang wanita menyambutnya di lounge dengan ramah. “ Pak Dono” Tegur wanita itu 


“ Ya saya. “


“ Kenalkan saya Vina. Saya yang diminta untuk bertemu denga anda.” wanita itu usianya mungkin sekitar 40 tahun. Keliatan cerdas. “ Bagaimana kita bicara di kamar saya saja.” Lanjut vina menawarkan diri. Dono mengangguk dan ikut saja. Dia memang di hubungi oleh salah satu petinggi partai untuk melanjutkan rencana pembicaraan dengan Burhan. Tentu ini berkaitan dengan proposal. 


“ Pak, “ Kata Vina setelah sampai di kamar. “ Rencana pembangun infrastruktur IT di daerah pedesaan harus dihentikan atau ditunda pembangunannya. Setidak sampai  pemilu. Kami perlu untuk memastikan  tidak semua  wilayah bisa diakses secara real time lewat IT. Sehingga hasil pemilu bisa diatur. Kami punya sumber daya untuk mengatur logistik kotak suara sampai ke tempat terisolir. Ini potensi suara ada 20%. Artinya kalau tanpa infrastruktur itu, 20 % sudah ditangan kami. Sisanya bukan masalah besar untuk bisa diatas 50% suara sebagai pemenang.


Dari proyek ini kami punya potensi cash untuk politik sekitar USD 300 juta. Tapi dari konsorsium backbond FO tier 1 IT, kami berharap dapat  konpensasi USD 4 miliar. Karena proyek tertunda itu akan memudahkan konsorsium menguasai jalur tier 1. Dan negeri ini akan tergantung kepada mereka. Bapak bisa paham lah. Siapa yang kuasai backbond IT, dia menguasai bangsa. Di abad modern ini tidak ada produk modern dan sistem administrasi tanpa IT. 


Nah pak, USD 3 miliar dari anda cukup lobi vendor dan konsorsium backbond FO itu. Kami tahu anda punya akses ke sana.” Kata Vina. Dono dari tadi hanya menyimak.


“ Saya kenal dengan Vendor dan financial yang backup konsorsium itu. Tapi tidak mudah meyakinkan mereka. Maklum anggota konsorsium itu umumnya sudah perusahaan publik dan kamu tahu lah, mereka diawasi oleh otoritas negaranya untuk patuh kepada good governance.  Kalau ketahuan suap, harga saham akan jatuh, bukan tidak mungkin mereka akan delisting. “ Kata Dono.  Vina terdiam tapi terkesan dia sedang berpikir.


“ Pak,  gini aja “ seru Vina, “ anda keluar uang USD 3 miliar, soal penundaan proyek itu urusan kami. Bagaimana deal dengan konsorsium itu urusan anda. Apapun yang anda perlukan untuk memastikan konsorsium percaya, kami akan siapkan legalitasnya. Ayolah. Ini bisnis mudah. Anda kan tahu, kami dari koalisi penguasa sekarang. Semua persiapan untuk memenangkan pemilu itu sudah kami siapkan. Media, influencer, dan bahkan sosial media bisa kami filter agar influencer tidak bisa diakses oleh pengguna sosial media. Itu ada aplikasi algoritma dari  vendor kami di Israel” 


Dono berdiri dan melangkah ke arah pintu. “ Saya tidak bisa menjanjikan apapun. Besok jam 8 malam saya akan hubungi kamu. Tempatnya saya yang tentukan.”


***

Lewat 3 bulan. Dono bertemu dengan Daniel di Sentosa, Singapore. Mereka berteman lama. Daniel punya bisnis PE dan jago dalam hal hedge fund. “ Burhan wajar saja dekati kamu. Karena dia pernah lihat kamu makan malam dengan Lim di Conrad. Burhan kan proxy dari Lim, konglomerat dari Formosa yang punya koneksi dengan China mainland. Beberapa tahun lalu kan Lim di eksekusi mati oleh KPK China. Makanya dia berusaha cari cantolan lain ” Kata Daniel.


Dono tersenyum. Dengan mengisip cigar dia mendekatkan wajah ke Daniel. Berbicara secara berbisik. “ Kamu ada bukti kalau kamu punya power atas proyek Infrastruktur It itu? Tanya Daniel. 


“ Saya akan kirim agent ketemu kamu. Dia akan atur semua untuk pastikan agenda kita sukses “ kata Dono.


“ Siap Don.  Senang berbisnis dengan anda.”


***


6 bulan kemudian, Vina telp Dono. “ Pak Dono bisa ketemu ? 

“ Ok. “ Dono tentukan tempatnya. Mereka bertemu di safehouse Dono.


“ Kenal sama Daniel ? Tanya Vina


“ Tidak. Siapa dia.? Jidat Dono berkerut “ Ada apa ?


“ Karena bapak tidak ada kabar, kami deal dengan Daniel. Dia serahkan jaminan USD 3 miliar. Tapi setelah kami tunda proyek sekian lama sesuai waktu yang dia tentukan. Uangnya tidak bisa dicairkan.  Sementara proyek infrastruktur tier 1 udah rampung melintasi wilayah kita. Jadi gimana ya pak? Kata vina bingung. " Kami harus kembalikan uang proyek. Kalau engga, akan jadi urusan hukum." Lanjut Vina.


“ Saya tidak paham. Dari awal saya tidak tertarik dengan bisnis ini. Apalagi saya tidak paham soal politik “ Kata Dono seraya menuangkan teh ke cangkir Vina.


***

Akhir tahun menjelang tahun baru. Dono jalan kaki di kawasan Pacinan untuk makan malam di kafe tenda bersama Madam Poh. “ Melalui private investment. Terdaftar di offshore, Budapes kita punya saham 10% bersama Daniel pada proyek konsorsiun FO trans ASiA-Amerika. Sementara proyek IT nasional berhasil mereka tunda, tapi mereka juga ambil uang proyek dari agent pemerintah untuk persiapan menggalang kekuatan Politik.  Karena yakin ada jaminan dari uang Daniel. Rencananya uang dari agent pemerntah itu akan dikembalikan setelah proyek konsorsium selesai. Nyatanya uang Daniel tidak bisa dicairkan ”  Kata Poh.


Dono perlihatkan berita lewat media digital  dalam bahasa inggris  kepada Poh. “ Aparat melakukan investigasi atas kegagalan proyek dan korupsi triliunan..“ Poh membaca berita itu dan menatap Dono. “ Kamu nakal “ kata Poh mencubit perut Dono dan akhirnya mereka berpelukan. “ Kangen Don. Udah lebih 2 tahun tidak ketemu. “ Kata Poh.  


Saat akan meninggalkan tempat itu, ada anak kecil menawarkan tissue kepada mereka. Poh membeli dengan menyerahkan uang pecahan Rp. 100.000. “Saya suka cara anak ini struggle. Dari kecil dia sudah punya rasa hormat untuk survival. Kelak besar dia akan sama dengan kamu. ” Kata Poh mencubit lengan Dono. Tapi Dona tertawa. Mereka kembali ke Hotel di downtown. Jakarta kelabu…

 Diclaimer : Only fiction.

Saturday, January 07, 2023

Oktober kelabu.





Tahun kemarin bulan oktober, bulan mengingatkan akan aku dilahirkan ke bumi. Mungkin juga entah kebetulan atau tidak, bulan kali pertama Florence menciumku lebih dulu.Dia tidak pernah mengucapkan “ I do love You”. Tapi kiss wet itu sudah isarat bahwa dia serahkan jiwa dan raganya untukku. Ingin hidup bersamaku. Kala itu usia kami masih muda belum 21 tahun. Tapi dewasa. Karena kami sudah mampu menghasilkan uang untuk hidup kami.  Hari ini aku datang ke Apartement nya. Kedatanganku tidak disambutnya. Yang menerimaku di pintu apartemen hanya ART “ Ibu sedang ke pasar. Beli bahan untuk dimasak. Katanya dia mau masak makanan pavorit bapak” Kata ART. 


Mengapa selalu oktober kelabu dalam dunia bisnis dan ekonomi. Dulu Oktober 1929. Pasar saham yang sebulan sebelumnya mengindikasikan harapan dan euforia dengan harga terus melambung, tetapi pada 24 Oktober, saham mulai turun. Senin dan Selasa berikutnya, yang kemudian dikenal sebagai Black Tuesday, Dow Jones Industrial Average kehilangan hampir 25 persen nilainya, membantu mengantarkan Depresi Hebat.


Kemudian kecelakaan besar Oktober lainnya bahkan lebih mendadak dan terjadi pada 19 Oktober 1987, yang kemudian dikenal sebagai Black Monday. Investor khawatir atas defisit perdagangan AS dan ketegangan di Timur Tengah, tetapi perdagangan terkomputerisasi memainkan peran utama dalam kehancuran tersebut, yang membuat Dow turun sekitar 22 persen, persentase penurunan terbesar dalam satu hari.


Pada 10 Oktober 2008, dalam lima menit pertama sesi perdagangan di Wall Street , Dow Jones Industrial Average anjlok 697 poin, jatuh di bawah 7.900 ke level terendah sejak 17 Maret 2003. Sore harinya, Dow melakukan ayunan balik yang hebat. dan seterusnya melintasi BEP line,  menumbangkan sebanyak 600 poin dan naik 322 poin. Dow mengakhiri hari dengan kehilangan hanya 128 poin dan terus berlanjut.


Oktober ini news market sangat buruk. Kini tahun 2022, oktober juga. IMF melaporkan  bahwa Aktivitas ekonomi global mengalami perlambatan berbasis luas dan lebih tajam dari perkiraan, dengan inflasi lebih tinggi dari yang terlihat dalam beberapa dekade. Krisis biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, invasi Rusia ke Ukraina, dan pandemi COVID-19 yang berkepanjangan semuanya sangat membebani prospek. Pertumbuhan global diperkirakan melambat. Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi yang tinggi , yang berpotensi membawa ekonomi ke dalam resesi.  


***

Setelah sekain lama melamunkan sesuatu yang mengkawatirkan, lamunan itu buyar oleh kadatangan Florence. Dia tersenyum ke arahku tanpa menyapaku tapi langsung ke dapur. Aku tahu dia sedang memberikan instruksi kepada ART apa yang harus dimasak. Setelah itu dia kembali ke ruang tamu. “ Walau belum tanggal 28 oktober tapi engga salah aku ingin rayakan ulang tahunmu lebih cepat seminggu” Katanya tersenyum menghempaskan pantatnya duduk disampingku di sofa.


“ Aku engga ngerti mengapa negara terus berhutang.” Kata Florence mengawali diskusi. Dia memang suka diskusi denganku. “ Satu satunya yang membuat alasanku jatuh cinta, karena suka diskusi dengan kamu.” Katanya dulu 35 tahun lalu.


“ Di Indonesia ada slogan “ menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Mau tahu siapa yang buat slogan itu? ya Perum Pegadaian. Memang kalau kamu datang ke pegadaian, mereka engga tanya untuk apa kamu pinjam uang. Mereka hanya taksir nilai jaminan. Setelah diputuskan berapa kamu bisa pinjam dan kamu setuju, mereka kasih uang. Selesai. Benar benar engga ada masalah yang ruwet. Ada jaminan ada uang. 


Lembaga perbankan baik umum maupun syariah juga punya produk pinjaman semacam itu. Walau istilahnya diganti dengan nama kredit modal kerja atau kredit investasi. Tetap saja kamu harus menyerahkan rumah atau pabrik, atau tanah, atau kendaraan atau lainnya sebagai jaminan atau collateral. Nilainya diatas pinjaman yang diterima. Mengapa ? karena bank itu kerja dari uang publik yang ongkosnya juga engga murah dan harus aman. Tapi saja cara yang mudah untuk berhutang” Kata saya.


“ Gimana dengan skema utang korporat ? 


“ collatera tidak lagi berupa phisik tetapi berupa value. “


“ Apa value itu ? 


“ Proposal bisnis yang memuat informasi mengenai legalitas, tehnology, market, management. Informasi memuat kemampuan akan modal, produksi dan SDM. Proposal itu tidak dipercaya begitu saja. Tetapi akan dipelajari dan di audit menyeluruh. Di analisa secara konprehensif. Sehingga dapat disimpulkan proposal itu layak atau tidak. Kalau layak maka itu tercermin dari arus kas yang disampaikan dalam proposal. Kalau arus kas nya bagus maka itulah value sebagai jaminan untuk dapatkan pinjaman. Tetapi tunggu dulu. Bukan berarti kamu bisa langsung dapat duit hanya mengandalkan proposal itu. Lender juga melihat bagaimana skema utang tersebut. Di sini akan terliat bagaimana kamu mengelola resiko atas utang itu. Tentu skema itu harus precisi terhadap waktu dan uang.


“ Apakah itu cukup?. 


“ Belum. Kamu juga perlu ada dukungan dari lembaga penjamin khusus tentang resiko itu. Kalau pinjam ke bank, kamu harus punya standby LC yang diatur oleh lembaga penjaminan. Standby LC ini sebagai jaminan kalau terjadi default. Kalau pinjam ke pasar uang , kamu harus punya underwriter atau lembaga penjamin atas penerbitan bond. Underwriter ini pihak yang menjamin resiko utang dan bisa juga sekaligus penjamin likuiditas kalau pasar tidak bisa menyerap. Tentu meyakinkan lembaga penjamin atau underwriter tidak mudah. Mereka berpengalaman mengambil resiko atas utang. Kalau skill anda hanya omong doang, ya pasti engga akan dilayani. Kalau modal kamu hanya gaya doang ya engga akan bisa.”


“ Apakah itu cukup ? 


“ Tidak. Sebelum kamu terima uang , juga harus memenuhi standar kepatuhan yang ditetapkan oleh lender. Contoh kalau proyek kontruksi maka qualifikasi EPC dan cara pembayaran mereka yang tentukan. Kalau pinjam ke pasar uang maka standar audit dan proses management ditentukan oleh Asset management yang ditunjuk oleh underwriter. Bukan tidak mungkin mereka sendiri sebagai auditor. Dalam perjalanannya mereka akan jadi watchdog yang efektif memaksa kamu harus patuh dengan standar yang mereka tetapkan. “


Florence tersenyum menatapku. “ Dari dulu kamu kalau soal hutang  piawai sekali. Dan terbukti bisnis kamu adalah seni berhutang untuk terus berkembang.” Katanya.


“ Boleh tahu, soal skema divestasi Freeport? Tanya florence. Akhirnya masuk ke politik. Apapun diskusi berakhir ke politik. Aku bisa maklum, Florence memang seorang marhaen sejati. Dia terobsesi kemkmuran atas dasar gotong royong.


“ Mengapa kamu tanya? 


“ Semua tahu bahwa Freeport MCMoran punya akses politik yang sangat kuat di jantung kekuasaan di AS. Pengalaman mereka dimanapun termasuk di Indonesia sangat ahli dalam hal suap kepada elite Politik. Mereka juga terlibat membiayai operasi inteligent AS untuk kepentingan hegemoni AS di wilayah operasi mereka. Contoh, dulu era Soeharto , divestasi FI jatuh ketangan Aburizal Bakrie sebesar 9,36 % melalui PT. Indocopper. Nilainya  US$213 juta. Namun, Ical hanya membayar US$40 juta. Sisanya sebesar US$ 173 juta share loan dari Freeport. 


Kemudian Bakrie melepas 51% saham indocopper kepada PT. Nusamba milik keluarga Pak Harto dan Bob Hasan seharga USD 315 juta.  Tapi transaksi ini duitnya dari Freeport USD 254 juta, sedangkan Nusamba hanya menyetor US$61 juta. Enak kan. Kemudian sisanya 49% di jual lagi oleh Ical kepada Freeport senilai US$211,9 juta. Balik lagi semua ke Freeport. Itu semua tinggal masalalu. Ya divestasi Freeport melalui Inalum itu merupakan prestasi fenomenal Jokowi. “ Katanya. Saya tersenyum seraya menyeruput kopi. 


“ Setelah divestasi terlaksana maka struktur pemegang saham PT. Freeport Indonesia  berubah. 25% PT. Indocopper Indonesia dimana 40% sahamnya dikuasai oleh Pemda Papua atau 10% dari total saham yang di Freepor Indonesia dan sisanya 60% oleh Inalum. Pembayaran saham 10% Pemda itu ditalangi lewat skema shareloan oleh Inalum yang akan dibayar melalui deviden. Sementara Inalum menguasai saham 26,232 %. Jadi Freeport McMoran menguasai 48,768 %. Dan indonesia kuasai diatas 50%. “ Lanjut Florence.


“ Benarkah, say? Kejar Florence rasa ingin tahunya besar sekali.


“ Divestasi itu amanah UU Minerba. Jadi Jokowi hanya melaksanakan amanah UU. Biasa saja. Secara bisnis dan subtansi tidak mengurangi hegemoni Freeport MCMoran atas tambang tembaga itu. Semua direktur inti FI adalah bukan orang tambang. Mereka semua orang finance.


“ Loh kok begitu ? 


“ Uang untuk membiayai divestasi PT. Freeport Indonesia itu berasal dari penerbitan Global Bond oleh Inalum. Untuk pasar 144 A saja. Term nya adalah unsecure bond. Off balance sheet curridor.  Artinya, Global bond itu dijamin oleh sumber daya tambang sendiri, bukan oleh negara atau neraca Inalum. Ya semacam ijon lah. Maklum era sekarang, investor engga butuh saham, tapi butuh barang. Mereka tetap kuasai sumber daya lewat skema term sheet loan."


“ Jadi skema divestasi itu hanya memindahkan hegemoni dari KK ke global bond 144 A?


“ Ya” kata saya tersenyum.


“ Smart tapi culas. Bedanya sekarang Freeport MCMoran engga lagi dipusingkan dengan protes soal lingkungan hidup. Resiko itu ada pada Inalum  sebagai pemegang saham mayoritas. Apa itu global bond 144A? negara mana yang beli? Tanya Florence dengan wajah emosional. Nah kan jiwa marhaen nya berontak.


“ I44 A itu skema private placement atas surat berharga. Yang berhak membeli hanya investor terbatas atau disebut juga qualified investor. Minimum aset bagi qualified investor yang boleh terlibat adalah USD 100 juta.  Mereka ini tidak diketahui siapa orangnya.  Nama mereka tersamarkan lewat skema yang rumit melalui  Aset Manager dan dana pensiun, asuransi. Namun mayoritas investornya dari AS. Kalaupun ada Eropa dan Asia, itu hanya skema saja. Pembeli sebenarnya tetap AS. “


“Apa DPR tahu soal ini?


“ Ya engga bisa dibuka ke publik.  144 A (S) kan bersifat rahasia atau confidential.  Karena melibatkan investor sophisticated. “


Florence terdiam setelah mendengar penjelasanku “ Makanya direksi Inalum dan Freeport sebagian besar bukan orang tambang tapi orang finance. Ya korporat sudah dirancang sebagai bagian dari intrument pemain hedge fund. Kamu ikut beli global bond itu ?


“ Bukan saya. Anak perusahaan Yuan holding di London beli melalui Bank di London. Tapi kecil nilainya. “ Kata saya tersenyum. Dan akhirnya aku ikut larut dalam sedih melihat Florence airmatanya mengambang. Kupeluk dia. “ Engga usah dipikir. Ini hanya bisnis. Semua ini terjadi karena masalalu bangsa ini. Pengakuan kita merdeka sebagai bangsa itu berkat resolusi PBB pada 1949. Ini bukan kemerdekaan gratis. Kita bagian dari agenda PBB. Agenda pemenang perang dunia. Mau tidak mau kita terjebak dengan skema hutang. Ya berdamailah dengan realita. Sukuri saja apa yang kita punya dan lewati hidup dengan sabar.” Kataku.

Friday, January 06, 2023

Caracas kelabu..





.


Lim, relasi saya di China menawarkan peluang bisnis. “ Enam cargo crude milik perusahaan minyak venezuela PDVSA dihentikan oleh otoritas AS. Dianggap melanggar sanksi dagang terhadap Iran.”  Kata Lim.


“ Memang benar itu cargo ke Iran? tanya saya.


“ Ya benar sih. Tapi yang dilarangkan transfer uang. Pengapalan tidak bisa dilarang. Tapi ya mau gimana lagi. Itu suka sukanya Amerika. Dia punya kuasa dan kekuantan. Kemarahan dan protes dari Hugo Chavez tidak dianggap AS. “


“ So?


“ Saya bingung. Kamu ada solusi?


“ Apa mungkin kita lakukan skema counter trade? Tanya saya.


“ How?


“ Saya akan atur  melalui agent di London. Mereka punya cara untuk koneksi ke pelabuhan hub trading oil seperti Singapore atau Hong kong. Saya akan bayar dalam bentuk produk yang diperlukan venezuela seperti alat kesehatan dan obat obatan atau makanan atau apalah. 


“ Gimana settlement transaksinya? 


“ Trader Iran yang terdaftar di UEA akan teken kontrak dengan seller crude di Venezuela. Trader di UEA itu membayar transaksi pembelian produk dengan perusahaan yang terdaftar di Xinjiang, China. Kemudian produk itu dikapalkan ke Venezuela melalui pelabuhan Hong Kong sebagai pembayaran Crude.” Kata saya. Setelah melakukan perundingan dengan Teheran, Dubai dan Venezuela, transaksi itu bisa terlaksana sempai 12 cargo. Lumayan untungnya bisa 200%. Tahun 2011 terjadi skandal. Bank inggris yang memfasilitasi transaksi itu kena denda USD 1 miliar.


***

Tahun 2014, saya dapat email dari Aliana. 


My dear,

Saya berharap kamu baik baik saja. Saya merindukan kebersamaan kita beberapa tahun lalu. Ingatkah kamu ketika kita habiskan malam di Caracas, Las Mercedes. Kota yang tak pernah tidur. Kita pergi ke restoran,  nonton film , pergi ke Bar dan berakhir ke night club. Mentertawakan pria China yang gagal menggoda wanita latin berbokong besar. Sepertinya sosialisme tidak applicable dalam hubungan asmara, ya kan. 


Kini kehidupan malam di Caracas telah berubah banyak. Kamu tidak akan menemukan keceriaan di semua tempat di Caracas. Pada malam hari, rasa takut merasuk. Setelah jam 8 malam, jalan-jalan sepi, seakan berlaku jam malam. Caracas menjadi kota dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia. Wajah malam kelam karena listrik di jatah hidupnya. Wajah murung di ujung malam dalam antrian di depan apotik mengharapkan jatah obat yang terbatas, dan di depan swalayan yang malas melayani karena stok tidak tersedia cukup. Harga melambung sampai 7 kali lipat. Kehidupan sehari hari penuh curiga dan awas. Caracas tidak lagi menawarkan kesenangan dengan banyak pilihan. Semua karena pemerintah salah urus perekonomian.


Kamu ingat kan La Quinta Bar tempat kita menghabiskan malam dengan live music salsa, kini hanya buka tiga hari dalam seminggu. Pengunjung sepi kecuali orang China yang masih suka datang karena merindukan wanita berbokong besar. Kami merindukan semua yang hilang itu. Mungkin tadinya kami tidak pernah berpikir akan jadi begini. Tapi sebetulnya sudah dapat di tebak karena mana mungkin kita mempercayakan kemakmuran dengan penguasaan sumber daya di tangan pemerintah. 


Saya ingat dulu kamu bilang bahwa kemakmuran itu harus datang dari upaya kemandirian rakyat. Pemerintah tidak boleh mengintervensi pasar hanya untuk mengendalikan harga. Sekali harga dikendalikan maka itu akan menimbulkan paradox, sehingga orang malas berkompetisi. Sekali semangat kompetisi menurun maka kreatifitas hilang dan kekuatan bangsa melemah. Benarlah adanya. 


Ingat dulu ketika  Hugo Chavez terpilih kembali pada tahun 2006, ia mengambil alih sektor peternakan, supermarket, bank, telekomunikasi, perusahaan listrik, perusahaan minyak dan layanan dan perusahaan manufaktur yang memproduksi botol, baja, semen, kopi, yoghurt, deterjen dan bahkan kaca. Produktivitas menurun tajam di semua sector.


Benar katamu my dear. Venezuela mendapatkan berkah kemelimpahan MIGAS dengan cadangan terbesar di dunia. Ini berkah tapi juga kutukan. Kami hidup dalam euphoria sosialisme. Semua serba mudah mengurus Negara karena Migas selalu ada untuk memanjakan rakyat. Tapi kemanjaan demi kemanjaan yang datang dari migas ini membuat kami menjadi lemah secara budaya dan ekonomi. Sosialisme memberian ruang elite mengambil banyak dan memberi sedikit kepada rakyat. Kami terlena akan semua kepalsuan dari jargon bahwa tidak perlu bayar pajak, dan orang boleh kerja apa adanya dengan UMR perbulan sama dengan 3 bulan UMR Indonesia. 


Apa hasilnya kini? Ketika harga minyak jatuh yang tidak dapat lagi menutupi ongkos produksi, kami kelaparan di dalam lumbung padi. Negara yang telah menasionalisasi PMA tidak mampu lagi mencetak laba untuk mengongkosi rakyat yang tak pernah mandiri, dan hutang digali berharap mempercepat kemakmuran tapi nyatanya menjebak kami gagal bayar. Kepercayaan keuangan international runtuh. Kami mulai kembali hidup keabad terbelakang dalam mengurus ekonomi : mencetak uang dan menjual cadangan emas.  Apa yang terjadi? Nilai uang terjun bebas hingga 98%. Inflasi meningkat 700% dan masa  depan tidak ada harapan lagi.


Setidaknya ada satu hikmah betapa buruknya bergantung pada impor. Memang untuk mencapai tujuan sosial, lebih baik menggunakan pasar daripada menekannya. Maka, mematok harga komoditas pangan, bukan jalan keluar. Lebih penting mengelola harga pasar agar mendorong produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat. 


Kini dalam kesendirian di apartment kecil , dengan penerangan listrik yang dijatah. Aku merindukan kebersamaan dulu pernah kita alami. Oh ya aku ingat ketika suatu pagi kita berjalan ke pasar di kota kecil di China.  Aku melihat seorang ibu bersama bayinya di punggung mendorong kereta dagangannya di tengah cuaca winter. Wanita itu nampak lelah namun wajahnya ada harapan. Kamu bilang “ Wanita itu hidup dalam semangat sosialisme yang di koreksi dengan menggunakan budaya China, semangat kemandirian dan Negara menjaga passion itu lewat kebijakan pasar yang terbuka. Kompetisi terbangun dan Negara menjami keadilan dalam berkompetisi ". 


Sosialis komunis China belajar dari kegagalan revolusi kebudayaan, di mana semua orang dijamin dan Negara menguasai sumber daya. Apa hasilnya?  puluhan juta orang mati kelaparan di lahan pertanian dan tambang. Pelajaran itu sangat mahal.  Tapi di china para elitenya dapat berdamai ketika harus berubah dengan mengkoreksi komunisme. 


Tapi My dear,  di sini ketika krisis terjadi, mereka bukannya bersatu mencari solusi malah para oposisi sibuk mencari kambing hitam dan memprovokasi terjadinya kakacauan. Penjarahan toko terjadi dengan wajah garang. Kemarahan tidak seharusnya terjadi karena kami cinta damai. Agama kami mengajarkan itu. Rakyat bodoh karena mereka malas. Sangat mudah di provokasi dengan janji para oportunis politik,  namun tidak menawarkan sesuatu yang baru. Mereka hanya mengulang retorika sosialisme yang akan menjamin kemakmuran dengan sumber daya alam tanpa harus bayar pajak. Semua akan mudah dan setiap malam tetap bisa pesta dansa dansi diiringi  live music. Sayang sekali, banyak orang tidak menyadari bahwa pesta itu sudah usai! Kedepan, tidak akan ada kemakmuran karena MIGAS. 


***


" Keadaan Caracas semakin tidak menentu. Gelombang protes terus meluas. Apa yang harus dilakukan dengan lokal staff di sana? Tanya William dikektur holding.


“ Ada berapa lokal staf di sana ?’


“ Tinggal dua orang. 5 staff asing sudah semua diterbangkan keluar”


“ Ok sambungkan saya dengan Ramon di Panama” Kata saya.


Tak berapa sekretaris minta saya menerima sambungan dari Panama.” Ramon, tugas kamu evakuasi semua staff lokal di Caracas ke Panama. Nanti team dari New York akan atur kepindahkan mereke ke negara lain.” Kata saya.


“ Apakah termasuk keluarganya ? 


“ Ya. 


“ Siap pak. Segera saya lakukan.”


Sebulan kemudian saya dapat kabar dari Panama. Salah satu tidak mau di evakuasi, yaitu Aliana. Dia bertugas sebagai penghubung dengan pemerintah dan perusahaan di Venezuela.  Saya putuskan sendiri akan terbang ke Panama dan terus ke Caracas. Membujuk Aliana untuk mau di evakuasi. Selama kunjungan itu saya akan dipampingi Ramon. 


Mengunjungi Venezuela saat ini tidaklah mudah karena sebagian besar maskapai telah menghentikan penerbangan mereka ke dan dari Venezuela.Terbang melalui Panama City adalah pilihan tepat. Agar tidak sampai malam hari, kami memilih penerbangan awal. “ Di sana tidak aman” kata Ramon. “ Mereka terjebak dengan budaya petrostat. “ menambahkan 


“ Apa itu petrostat?


“ Itu istilah informal yang digunakan untuk menggambarkan suatu negara dengan beberapa atribut yang saling terkait, yaitu pendapatan pemerintah sangat bergantung pada ekspor minyak dan gas alam, kekuatan ekonomi dan politik sangat terkonsentrasi pada minoritas elit, dan institusi politik lemah dan tidak bertanggung jawab, dan korupsi merajalela.” Kata Ramon. Saya mengangguk dan termenung seperti Indonesia mungkin. 


“ Sejak ditemukan di negara itu pada tahun 1920-an, minyak telah membawa Venezuela dalam perjalanan boom-and-bust. Ini mungkin jadi bahan pelajaran bagi negara lain yang kaya SDA. Pemerintahan yang buruk selama puluhan tahun telah mendorong negara yang pernah menjadi salah satu negara paling makmur di Amerika Latin menuju kehancuran ekonomi dan politik. 


Padahal solusinya sederhana. Pemerintah harus menetapkan mekanisme yang akan mendorong terjadinya transformasi ekonomi dari SDA ke investasi produktif dan kreatif. Dan itu perlu prinsip membangun berbasis riset untuk menguasai IPTEK. Dari pendapatan Migas itu, asalkan tidak terlena seperti sebelumnya dan konsisten untuk melakukan tranformasi ekonomi, Venezuela akan jadi negara besar dan makmur. “  Kata Ramon saat di pesawat menuju Simón Bolívar International Airport.


Sampai di Bandara, Aliana menjemput kami. Dia tersenyum menyalami saya. “ Selamat datang pak di Caracas.” katanya sopan. Aliana mengantar kami ke Hotel dengan kendaraan yang dia setir sendiri. “ Keadaan sekarang tidak menentu. Kejahatan meningkat. Culik dan perkosa terjadi setiap hari. “ Kata Aliana. “  Para demontran memprotes pemerintah yang engga becus mengelola ekonomi.  Tetapi dihadapi pemerintah dengan represif Pemerintahan Maduro menjadi semakin otoriter.  Tentara menembaki kerumunan dengan peluru tajam, menahan pengunjuk rasa, dan menyerang jurnalis yang meliput protes. Semetara dihadapkan dengan popularitas yang anjlok dan ketidakstabilan yang serius, Maduro melakukan serangkaian upaya yang semakin otoriter untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya. “ Lanjut Aliana. 


Caracas adalah Megacity dengan sentuhan sosialisme. Pada tahun 70-an-80-an ini adalah kota paling berjaya di Amerika Selatan dan kini masih bisa melihat kejayaannya. Pencakar langit mendominasi cakrawala, tetapi perbukitan di sekitarnya menceritakan kisah lain. Jutaan orang tinggal di apa yang disebut "barrios" atau daerah kumuh perkotaan. Rumah reyot dibangun di atas satu sama lain dan kehidupan di sini tentu saja yang paling sulit. Kelaparan, kejahatan, pemadaman listrik, dan kekerasan adalah norma di sini. Area Petare, terlihat di perbukitan di atas jalan yang kami lewati adalah simbol hipokrit dan terbesar di Caracas.


Kami tiba di hotel dan check in. Kami hanya melihat dua tamu lain yang menginap. Bar dan restoran tutup. Tidak ada gunanya mengeluh. Saya datang memang untuk membujuk Aliana keluar dari Caracas.  Seperti yang diharapkan, pariwisata yang pernah berkembang pesat di kota ini sudah mati. Bahkan saya minta secangkir kopi, tidak ada. “ Karena listrik padam. “ Kata Aliana. “ Tapi saya akan ajak anda ke Cafe lain. Di sana ada ada kopi, kue dan Wifi. Kita bisa ngobrol santai.” Lanjutnya. Ya kami pergi saja ikut Aliana.


“ Huh enak kopinya” Kata saya setelah seruput kopi dan menghisap rokok dalam dalam. “ Mengapa tidak dikembangkan pontesi agro di Venezuela. Bukankah kalian hidup dengan iklim bersahabat sepanjang tahun? Tanya saya.


“ Untuk apa bertani? “ Kata Ramon.  “ Menurut peringkat yang diterbitkan OPEC, Candangan minyak Venezuela melampaui Arab Saudi. Tetapi kapasitas produksi lebih rendah dari produksi Arab Saudi. Itupun sudah luar biasa bagi Venezuela. Kalau dengan minyak orang bisa makmur, bahkan rakyat Venezuela pernah merasakan pembagian hasil dari minyak dalam bentuk uang tunai.  Untuk apa lagi bertani? Penjualan minyak menghasilkan 99 persen dari pendapatan ekspor dan kira-kira seperempat dari produk domestik bruto (PDB).. ” Lanjut Ramon.


“ Itu ulah Amerika yang tidak mau menerima kenyataan kami menerapkan sosialisme dan bermitra dengan Iran” kata Aliana.


“ Maksud kamu, Aliana ?


“ Tahun 2011, Amerika Serikat menghukum perusahaan  BUMN minyak Venezuela dengan sanksi melarang penjualan ke Amerika Serikat dan pasar global lainnya, atau aktivitas anak perusahaan CITGO yang berbasis di AS. Bahkan AS melarang bank memberikan kredit ekspor kepada trader di AS dan dimana saja. Padahal 45% produksi minyak Venezuela adalah pasar AS.”


“ AS marah sebenarnya bukan karena Venezuela bermitra dengan Iran tetapi karena Chavez tahun 2007 menasionalisasi perusahaan minyak besar AS ExxonMobil dan ConocoPhillips. Itu fatal mistake” Kata Ramon. Saya menyimak saja”


“ Salahnya dimana ? Itu hak kami menerapkan idiologi sosialisme dalam produksi. Tidak bisa bergantung kepada kekuatan modal saja. Kami hanya perlu pembagian hasil produksi lebih besar dan punya hak sebagai pemegang saham pada perusahaan asing. Itu saja. Salah? Saya rasa itu karena sikap menjajah AS tidak bisa hilang. Mereka gunakan softpower menaklukan kami dan lihatlah korbannya…Apakah ini dibenarkan secara HAM? negara besar dengan kekuatan modal menindas negara kecil?


“ Dan setelah ada sangsi itu, Surat utang Venezuela global bond  jatuh ratingnya dan sehingga berpotensi gagal bayar.  Ya gimana mau bayar kalau bond tidak bisa di recycle. Jual minyak engga bisa, sementara perluasan sanksi bukan hanya kepada BUMN tetapi juga kepada mitra BUMN, seperti PCCI, Royal Oyster Group dan Speedy Ship dari Uni Emirat Arab, Tanker Pacific dari Singapura, Ofer Brothers Group dari Israel dan Associated Shipbroking of Monaco.  Sumber penerimaan lain tidak ada untuk memenuhi APBN. Devisa cepat habis. Kami engga bisa impor lagi. Cetak uang? engga ada bank mau terima LC bermata uang kami. Ya untuk apa cetak uang kalau barang tidak ada di pasar. Justru inflasi semakin menggila.  Kurs saat ini adalah USD 1 sama dengan 5.200 bolivar. Uang terdepresiasi begitu cepat sehingga kertas untuk mencetaknya memiliki nilai yang lebih besar daripada yang dapat dibeli dengan uang kertas. “ Kata Aliana. 


Kami pergi Plaza Altamira, kemudian makan siang di restoran lokal terdekat. Menu mencantumkan semua item. Kami memesan hidangan lokal yang terdiri dari pisang raja, ayam, nasi, dan kacang-kacangan dengan jus segar. Enak dan porsi besar. Bill sekitar USD 5 atau Bolivar 26,000 atau Rp. 70.000.


Kami kembali ke Hotel. Saya bujuk Aliana untuk keluar dari Venezuela. Dia bisa kembali lagi apabila keadaan sudah normal atau dia bisa menetap di luar negeri. “ Maaf B, saya tidak akan meninggalkan negeri saya. Pemerintah memang salah tapi sosialisme tidak salah. Kami hanya perlu redefinisi kapitalisme ya seperti China. Ini soal perang idiologi dan persepsi tentang ekonomi.  Antara kami dan AS. Kalau saya pergi, saya berkhianat kepada bangsa saya. Bagaimanapun saya Sarjana, sumber daya negara. Lebih baik mati di negeri sendiri dengan keyakinan daripada mati di negeri orang dengan keraguan” Kata Aliana.


" Venezuela “ lanjut Aliana” memang berada di tengah keruntuhan sosial dan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penyebabnya sudah jelas. Yaitu embargo financial resource dari AS. Akibatnya tidak cukup uang untuk belanja negara dan tidak cukup valas untuk impor. Disituasi ini wajar sajalah terjadi kerawanan pangan, kesehatan dan keamanan. Di tambah lagi terjadi konflik politik. Seharusnya PBB berbuat sesuatu dengan melarang AS ikut campur terlalu jauh.  Biarkan rakyat Venezuela berdamai sesama mereka." Kata Alina.


" Ya Itu harus didasarkan pada kesepakatan untuk hidup berdampingan antara semua aktor politik dan mliter, termasuk masyarakat sipil. Redefinisi demokratisasi melalui konsolidasi nasional menuju PEMILU yang bebas dan adil. Membangun kembali institusi demokrasi yang kuat dan cerdas.  " Kata saya menegaskan.  Aliana mengangguk dengan wajah sendu. Saya tidak bisa lagi membujuknya, Karena ini soal prinsip baginya. Semoga dia baik baik saja.


***


Kini setelah 8 tahun. Saya bisa merasakan sikap Alina. Tahukah anda bahwa sejak era Soeharto sampai kini, kita membangun bukan dari surplus pendapatan atas pengeluaran. Pendapatan tidak cukup untuk menutupi ongkos. Tanpa utang, negara ini tidak jalan. Kalaulah AS marah kepada Indonesia, mudah bagi AS menjadikan Indonesia jatuh seperti Venezuela. Apalagi dengan politik terpolarisasi akan mudah membuat chaos sosial disaat kurs terjun bebas dan SBN valas default.  Mengapa ? 


Pertama. Jumlah penduduk terus bertambah. Sementara ekspansi fiskal dibawah angka pertumbuhan penduduk. Mengapa? fiskal kita hanya tidak lebih 10% dari total APBN.  Misal total APBN Rp. 100 triliun. Nah ekspansi kita hanya Rp. 10 T. Yang 90 T habis dimakan bayar gaji , bayar utang, ongkosi tentara dan TNI. Itupun 10% duitnya dari utang. Tanpa utang, kita tidak ada ekspansi. Nah bayangin kalau tidak ada eskpansi, sementara penduduk terus bertambah? mereka akan memakan yang sudah dibangun. Itu yang terjadi di Venezuela.


Kedua, cara kita bayar utang itu dengan skema daur ulang. Alias bayar utang pakai utang. Mengapa ? karena kita tidak punya surplus pendapatan untuk bayar utang. Nah bayangin, andaikan total utang  pemerintah dan BI serta swasta/BUMN USD 598,7 miliar atau dengan kurs Rp. 15.600/USD maka total utang luar negeri mencapai Rp. 9340 Triliun. Ini mendekati Rp. 10.000 triliun. Apa jadinya kalau SBN global bond kita dicoret oleh market? Kita pasti collapse. Karena kita tidak bisa lagi lakukan skema daur ulang. Nasip kita akan sama dengan Venezuela.


Ketiga, cash flow kelancaran pembayaran utang luar negeri kita berasal dari skema liability management lewat Switch and Cash Tender Offer. Sumber dananya dari utang melalui Format SEC Shelf Registered itu kan 144 A.  Itu money market limited offer dan restriction market yang dikendalikan AS. Apa jadinya kalau kita dicoret dari akses market ini? ya engga bisa bayar utang. Default. Itu dampaknya sistemik. Bahkan kurs rupiah kita ditopang Repo Line the fed. Kalau the fed cabut fasilitas itu, rupiah terjun bebas dan pemerintah jatuh.



Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...