Saturday, March 01, 2025

Jalan Tuhan tidak mudah..

 






Amel berdiri di dekat jendela. Temaram lampu kamar panthouse, membingkai bayangannya seperti setengah memanjang. Sesaat, awalnya aku hanya menangkap nuansa kesedihan di wajahnya. Wajah yang menyiratkan selaksa kepucatan yang membentang seperti iring-iringan awan melingkupi langit. Dia lebih banyak diam, mendengarkan suara seseorang di seberang. Aku tahu, dia sedang mengangkat telepon Rino, suami nya. Tetapi, aku tak mendengar dengan jelas: suaranya pelan setengah berbisik, seperti dengung serangga. Sesekali, ia mengangguk-angguk. Amel tersenyum.


“ Sepertinya dugaan abang benar. “ Katanya seusai terima telp dan perlihatkan IM di hape nya kepadaku. “ Game is over. “ kataku. Aku hanya tersenyum. Amel terdiam cukup lama dan aku biarkan. Aku sudah katakan via telp sebelum terbang ke Singapore menemuinya. Bahwa ada team yang sedang melakukan operasi khusus untuk membongkar mafia BBM yang sudah berlangsung sekian decade.


“ Bagiku nothing to lose. Sebagai trader dan fund provider, aku bisa berbisnis dengan siapapun. Jadi kamu tidak perlu merasa bersalah. Aku tidak berharap banyak dari kamu. Kamu tetap adik baptisku. Ayo tersenyum. “ Kataku mendekati Amel. “ Mari kita lounge executive. Ngobrol disana aja. “ Amel mengangguk.


Florence dan Awi menyambut ku dan Amel di lounge. Aku beritahu Florence soal berita yang baru didapat Amel. Dia segera buka news lewat smartphone nya. “ Ale, kalau aku baca beritanya. Ini kasus skandal melibat konspirasi semua pihak. ” Kata Aling dengan wajah geram.


“ Sebenarnya kalau dari dulu Pertamina menerapkan bisnis model sebagai trader. Orang orang hebat akan mudah direkrut untuk menjadikanya sebagai world class Trader. Pertamina akan menjadi sumber daya keuangan negara untuk menjamin likuiditas APBN.” Kata Amel.


“ Apa yang kamu maksud dengan bisnis model ? tanya Florence.


“Pertamina itu adalah holding company. Punya anak perusahaan yang bergerak dari hulu ke hilir. Kata Amel menjelaskan maksudnya. Kalau diringkas, mencakup produksi, logistic dan distribusi. Hanya saja tidak dikelola secara business model. Sehingga tidak efisien. Dan membuka peluang terjadinya moral hazard. Karena begitu besarnya tugas negara kepada Pertamina, yaitu mencakup distribusi BBM secara nasional. Melibatkan dana APBN lewat program konpensasi BBM.


Sejak uu migas no 22 tahun 2001, Pertamina bukan lagi regulator merangkap operator, seharusnya terjadi tranformasi business model menjadi trading oil world Class. Mengapa? Soal produksi kan sudah dikelola langsung oleh Negara lewat Kontraktor Kontrak Kerja Sama, SKK -MIGAS. Jadi asset terbesar Pertamina sebagai entity business adalah market undertaking yang menjadi misinya sebagai Perusahaan Negara. 


Untuk menjadi trading oil company world Class, Pertamina harus focus membangun infrastruktur logistic yang modern, yang terdiri dari Kapal cargo laut dan angkutan darat. Terminal Gas dan Depo BBM. Pipanisasi Gas. Dengan adanya infrastruktur itu, efisiensi terjadi dalam skala ekonomi khususnya dalam hal ekspor dan impor MIGAS. Itu gigantik bisnis. Pertamina bisa menjadi bagian dari lead market berskala dunia. Tentu bisa menekan ongkos susbidi negara tanpa kehilangan margin. 


Margin akan sangat besar. Karena ongkos distribusi kan negara tanggung. Apalagi Indonesia sebagai market BBM terbesar nomor 12 dunia. Hitung aja berapa keuntungan dari angkutan kapal, transfortasi darat, fee DEPO dan fee terminal Gas. Belum lagi keuntungan dari stok Crude dan BBM, serta dukungan contract future yang secure. Tiap hari cash masuk. Karena jangkauan operasi secara nasional dan pasti jasa itu juga akan dimanfaatkan oleh National oil company yang menjadi mitra SKK Migas.


Nah dari business model itu bisa dijadikan trigger untuk skema leveraging mendapatkan financial resource untuk membangun pusat refinery oil and gas. Sehingga pusat logistic bukan hanya sebagai terminal tetapi juga menjadi pusat produksi antara. Tentu akan semakin besar peluang menjalin sinergi dan kolaborasi dengan trader kelas dunia. Maklum Indonesia berada di jalur 1/3 pelayaran dunia khusus cargo oil and gas. Pertamina akan punya modal untuk mengakuisisi potensi Ladang Minyak & Gas  di seluruh dunia yang feasible sebagai sumber daya kekayaan luar negeri negara. Demikian penjelasan Amel.


“ Namun selama ini yang memanfaatkan business model trading oil company justru Singapore. Dari kapal, refinery, terminal, hub logistik, yang dapat manfaat adalah Singapore. Maklum Singapore hanya sejengkal dari Indonesia dan berada di jalur selat malaka. Akibatnya, korupsi dan moral hazard pengelolaan Pertamina melulu terjadi pada pengadaan BBM. Karena proses bisnis ekspor-import dan logistic tergantung kepada trader di Singapore lewat broker di Indonesia. “ Kata Aling. Amel mengangguk. 


Apa yang dijelaskan oleh Amel, itu terkait dengan trade financing, kataku. Setiap hari Pertamina perlu USD 100 juta untuk belanja pengadaan BBM, baik beli langsung lewat market maupun pengolahan di kilang. Pertamina perlu LC dan SCF. Pembiayaan didapat dari bank  BUMN tetapi sebagian besar fasilitas itu didapat dari luar negeri dalam bentuk cash collateral berupa SBLC, ada juga langsung LC.


Namun Pertamina lebih suka dapatkan pembiayaan dari shadow banker, yang terafiliasi dengan trader. Engga repot urus pengadaan BBM,  LC,  kapal, insurance. Cukup deal dengan shadow banker, semua selesai. Nah shadow banker ini tidak pernah deal langsung dengan Pertamina. Tetapi deal dengan broker yang menjadi rekanan Pertamina.


Sumber  dana dari Shadow banker berasal dari hedge fund. Mahal dan sophisticate. Shadow banker engga ada urusan dengan standar bank compliance dan risk management ( collateral). Makanya broker sebagai agent dari shadow banker terpaksa rekayasa skema dengan Pertamina agar bisa tutupi ongkos. Dari sinilah muncul terjadinya moral hazard. Tak bisa dihindari.


Jadi engga bisa hanya disalahkan Direksi Pertamina. Mereka kan kerja sesuai dengan visi pemegang saham. Kalaulah pemerintah sebagai pemegang saham paham bisnis Pertamina, tentu Pemerintah buat aturan agar struktur bisnis Pertamina kuat. Aturan itu berupa tataniaga yang berpihak kepada Pertamina sebagai monopoli pengadaan BBM. Sehingga Pertamina bisa ciptakan bisnis model sebagai trading oil company world class. Pasti akan mendapatkan dukungan ekosistem financial dan trader MIGAS.  Kan Indonesia sebagai konsumen BBM nomor 12 dunia. Itu magnit besar dalam bisnis. Jadi engga perlu ada lagi shadow banker.


“ Jadi masalah Pertamina karena engga ada duit untuk beroperasi sebagai penyedia, logistic, stok migas nasional ya seperti layaknya Trader world class yang punya akses kepada fund provider“ kata Aling. “ Dan lue sama Ale di Singapore merasa happy aja dengan kekurangan Pertamina itu.” Kata aling mencibir ke Awi.


“ Salahnya dimana ? Dan lagi kita engga deal dengan Pertamina tetapi deal dengan perusahaan Singapore yang dapat kontrak dari Swasta di Jakarta. Ini business as usual “ kata Awi. 


Aling diam saja. 


“ Tapi lue tahu, dengan adanya skandal pengadaan BBM ini, yang dipublikasi luas , jelas yang rugi negara. Apapun alasanya car aini salah besar. Dampaknya sangat buruk. Bisa saja semua surat utang Pertamina akan kena call. Kan negara juga akhirnya harus bantu cash flow. Mana negara lagi bokek.  Utang yang sudah diteken, kemungkinan di cut walked. Ekspansi jadi tertunda. Belum lagi kontrak future dan spot akan sulit dapat lawan.  Apa engga mikir itu? Terus kalau boikot SPBU pertamina terus berlangsung, bisa jebol cash flow pertaman. Janganlah begitu. Marah boleh tapi jangan begok”. Thing about it”  kata Awi.


“ Ya wajar dong marah. Korup ya korup” kata Aling sewot.


“ OK kita setuju itu. Koruptor harus dihukum berat.  Terus apa mau dihancurkan Pertamina ? kan yang rugi kita semua.” Kata awil lagi.


“ Terus mau lu gimana ?


“ Gua setuju Pertamina di review semua. Tapi stop publikasi buruk. Itu menghancurkan corporate image. Karena yang diuntungkan hanay Asing“ kata Awi.


Amel  berdiri. Melangkah ke arah pintu keluar lounge. Sepertinya dia sedang menanti seseorang setelah dapat IM. Dan dia ingin bicara secara personal denganku. " 
Amel hanya ingin ucapkan terimakasih. “ Kata Amel.


“ Terimakasih untuk apa ? aku mengerutkan kening.


“ Tadi Bang Rino telp aku waktu di kamar. Dia ingin kembali kepadaku dan minta maaf. Katanya dia tersentuh dengan nasehat abang. Dan aku juga setelah ketemu abang, terus menyesali sikapku. “ kata Amel tersenyum.


Teringat nasehatku kepada Amel ketika dia datang kepadaku. Mel, tidak ada hubungan yang sempurna kalau dasar nya 1 bagi 1 sama dengan 1. Itu transaksional. Pasti rentan. Rumah tangga itu dipesatukan oleh Tuhan di sorga. Hukumnya, 1 bagi 0. Matematika menyebut 1/0 adalah tak terhingga atau tak terdefinisikan. 


Artinya saat kamu menikah, kamu tidak berbagi kepada suami kamu, tetapi kepada Tuhan. Apapun perbuatan kamu kepada suamimu adalah karena cintamu kepada Tuhan.  Itu tidak bisa didefinisikan dengan naif atau bodoh atau pecundang atau mengalah. Definisi  itu  hanya dipahami oleh orang yang iklas. Dia pasti bahagia. Setidaknya badannya sehat, batinnya tentram. 


“ Ya Amel ingat waktu minta izin ke abang untuk menikah. Hanya satu pesan dari abang. Menikahlah karena Tuhan. Walau tidak ada pernikahan yang sempurna namun Tuhan akan sempurnakan. Semuanya akan indah pada akhirnya..” Kata Amel. 


“ Aku tidak melarang perceraian. Tidak membully orang yang bercerai. Toh setiap orang melewati takdirnya sesuai dengan pilihannya sendiri. Namun aku hanya mengingatkan, tidak ada pillihan yang sempurna kecuali jalan Tuhan.  “ Kataku. 


“ Ya bang..


“ Rumah tangga itu adalah amanah terindah dari Tuhan. Sama halnya dengan amanah rakyat kepada penguasa. Namun tidak ada amanah yang tanpa cobaan. Itu bukan antara kita dengan orang lain. Tetapi antara kita dengan Tuhan saja. Artinya selama mengemban amanah itu kita harus mengalahkan diri kita sendiri. Mengalahkan ego. Mengalahkan hasrat mementingkan diri sendiri. Karena begitulah jalan Tuhan terbentang menuju sebaik baiknya kesudahan.” Kataku.


Tak berapa lama Rino datang menemui Amel di Lounge. Dia menyalamiku dengan mencium punggung tanganku.  Aku berbisik kepada Amel, “ Lupakan sementara soal bisnis. Ini hanya sebentar sampai situasi terang benderang. Tidak sulit memahami bisnis di negeri dimana kompetisi sebenarnya perebutan menguasai akses kekuasan. Akses itu berarti uang. Bagiku tidak penting apakah game is over atau game changer. “ Kataku. Karena Amel memang memimpin unit bisnis Yuan bidang shadow banking.


“ Ya Bang. Terimakasih sudah mengerti " Kata Amel. Aku izinkan mereka pergi ke kamar. Maklum sudah hampir 1 tahun mereka pisah ranjang. Aku tersenyum. Andaikan perusahaan Amel di Singapore tidak di akuisisi 80% sahamnya oleh Yuan  dan andaikan bisnis konsultan Rino tidak tergantung dengan network ku, apakah mereka mau mendengar nasehatku? Setidaknya dengan kekuasaanku bisa mempersatukan mereka untuk bergandengan tangan menempuh jalan Tuhan. Doa ku selalu untuk mereka.

Friday, February 28, 2025

Mencintai si miskin

 




2019…


SIDC punya  Asset Management Group di NY.  Saya dirikan tahun 2009 bersama mitra saya yang pernah berkarir di DTCC. Tahun 2019 saya terbang ke NY. Saya meeting dengan Tom,  CEO AMG dan dihadiri oleh semua kepala devisi nya, diantaranya Mia dan Teresia.


“ B, kami harus berani mengatakan bahwa rencana kamu masuk dalam pembelian surat utang Libia. Itu sangat beresiko. Negara itu belum jelas sejak chaos tahun 2008“ Kata Tom mengawali pembicaraan. Saya perhatikan dia memaparkan data sebagai dasar Analisa. Kemudian didukung oleh Mia dan Teresia. Juga lainnya. Semua menolak rencana saya.


Saya tatap mereka satu persatu. Saya senang mereka berani melawan saya. Ini artinya system check and balance yang saya bangun di semua unit SIDC berjalan baik.


“ Baik saya beri argumentasi. “ kata saya. Saya keluarkan file  dari hape saya dan kirim ke disk computer untuk slide proyektor.


“ Perhatikan economic complexity index Libia dalam 5 tahun kebelakang. Walau masih rendah, namun trend nya udah positif. Beda dengan Indonesia yang negative. Itu artinya Libia membuka industrialisasi yang lebih complex terutama dalam memanfaatkan sumber daya nya. Tentu ini berkaitan dengan policy yang kuat dan compatible dengan international. Nah ini forecasting yield obligasi dalam 5 tahun kedepan.” Kata saya  seraya  tampilkan trend lewat graphic.


Mereka saling tatap. “ Anda benar B. Kami lupa soal Analisa trend ECI. “ Kata Tom.


“ Ok pertajam data saya itu. “ Saya tatap Mia dan Teresia. “ Coba kalian hitung secara algoritma. “ Teresia langsung menggunakan whiteboard. Dia hitung secara matematika dengan 4 layer probability. “ Perfect! “ kata Teresia. Semua yang hadir dalam rapat saling tatap dan akhirnya menunduk.


“ So go ..Sebelum pasar menyadari, ambil obligasi mereka berapapun yang ada di pasar.  “ kata saya. 


Mereka mengangguk. Rapat bubar. Saya tetap termenung di ruang meeting. Ingat dulu awal mendirikan asset management ini.  Dari tahun 2007 sampai tahun 2009 saya harus melewati proses yang rumit untuk dapatkan izin dan dukungan pembiayaan pendirian Private Equity (PE) Firm. Saya pendatang baru di Wallstreet. Apalagi saya orang Asia keling. Sementara orang China, Jepang dan Korea sudah lebih dulu exist. Tanpa dukungan  Scoth , mantan Direktur DTCC. Tidak mungkin bisa susses.  Scoth pernah jadi Konsultant Pak Harto. Dia memang ahli keuangan. Saya kenal dia dari Esther, sahabat saya yang juga berkarir sebagai banker.


Saya jadikan perusahan terdaftar di Budapest sebagai assignee Share holder. Berkat pengendali dari PE di NY itu saya bisa gandeng mitra straregis seperti SWF China dan AIDA Sehingga SIDC dan Yuan bisa mengakses sumber pembiayaan di jantung bursa keuangan dunia. Pengembangan bisnis bisa cepat dilakukan. Pencapaian itu bukan karena uang. Tetapi berkat asset persahabatan. Investasi terbesar saya ada pada sahabat, yang bertahun tahun saya bina dengan penuh cinta dan rendah hati.



2025 kini…


Saya sedang di jalan mau ketemu teman. Tak berapa lama saya dapat telp berkali kali dari telp ordinary saya. Akhrnya saya terima juga telp “ Siapa ya.?


“ Pak Ale, saya Iis..” terdengar suara wanita. Duh siapa nih wanita. Tapi karena nomor hape saya publish di Blog dan facebook. Mungkin nitizen. Tetapi dia panggil nama kecil saya.“ Ya ada apa ?


“ Saya Iis, istrinya Koh Akok. Saya dapat telp Pak Ale dari blog“ Katanya. Oh saya ingat. Akok teman lama saya. Dia pernah bantu saya. Tentu saya segera ingat Is. Itu selir Akok sebenarnya.


“ Oh ya. Ada apa Is ?


“ Koh Akok udah meninggal sejak 3 tahun lalu. Saya di PHK sebagai koki restoran. Bantu saya Pak. Saya ada tanggungan tiga anak yatim.  Bingung saya. Yang tua mau berhenti kuliah dari PTN di Jawa Tengah. Hidup saya lagi sulit sekali”  Kata Is.


“ Kamu dimana sekarang? Tanya saya.


“ Di Jatinegara. “


“ Beritahu alamat kamu. Nanti orang saya akan jemput.Kita ketemu ya.” Kata saya. “ terimakasih pak Ale..”


Mia telp saya. “ Mr. B, meeting dengan lawyer di Singapore sudah selesai. Tugas saya sudah selesai. Rencana besok pagi saya pulang ke NY. “Kata Mia.


  Mia, kamu ke jatinegara. Nanti saya SMS alamatnya. Kamu tinggal berikan alamat ke supir kamu. Jemput wanita. Bawa ke Café Ritz. “ kata saya.


“ Siap B.”


Belum 20 menit di Café, Mia sudah datang bersama Is. Saya sedang bersama teman elite Partai. Saya permisi kepada dia untuk ketemu mereka. “ Is, kamu mau kerja ? tanya saya.


“ Ya pak Ale. Tolongin saya." Kata is dengan airmata berlinang.

Saya SMS Awi. Wi, carikan lowongan untuk Iis sebagai koki. Sekarang.”


“ Berapa uang kuliah anak kamu ? tanya. Is beritahu jumlahnya.


“ Mia, kamu ada uang Rp. 60 juta. ? tanya saya ke Mia.


“ Ada USD.” Kata Mia seraya serahakan uang USD 5000.


Saya  serahkan uang itu epada Iss. “ Pakai uang ini sekaligus untuk biaya anak kamu ngekos. Nanti hubungi Lina dia akan bantu beri beasiswa anak kamu.” Kata saya serahkan kartu nama lina.


Tak berapa lama. Awi balas SMS saya. “ Ale ada lowongan untuk koki. “


“ Ya udah. Nanti Is gua suruh ke tempat lue. “ Balas SMS saya.


“ OK.”


Saya tatap Is. “ Kamu pergi ke kawasan Petojo ke kantor teman saya. Dia akan bantu kamu dapatkan kerjaan sebagai koki di café. “ Kata saya. Saya beri alamat Awi. Is peluk saya. Terimakasih pak Ale…” Saya senyum aja. Is pergi.


“ Ya udah. “Seru saya ke Mia.  “ Kamu istirahat di Hotel. Besok pagi kan kamu pulang ke NY. Saya ada tamu “ kata saya. Mia peluk saya. Tapi belum sempat Mia menjauh dari table. Saya panggil lagi. “ Mia, temanin saya. Ikut ngobrol dengan teman saya. ” Kata saya. Mia mengangguk dan tersenyum. Saya melangkah ke table teman. Saya kenalkan Mia kepada teman.


“ Ale, sekarang IHSG, SBN, IDR dalam zona merah semua. Terburuk sejak tahun 1998.  Ada apa ini ? Tanya teman.


“ Gejala ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Karena kondisi nya volatile, dan BI bisa tahan kejatuhan IDR,  begitu juga bursa masih menyimpan sentiment positif terhadap kinerja APBN, termasuk rasio utang yang masih terjaga dan pasar yang masih likuid. Namun karena factor ekternal terus memburuk tanpa ada kepastian. Factor internal tidak punya ruang untuk memperkuat fundamental ekonomi akibat ruang fiscal yang sangat sempit. Itu berdampak naiknya Yield SBN.


Yang mengkawatirkan kenaikan beban pembayaran bunga ULN pemerintah mencapai 36,4 persen secara tahunan, namun pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5 persen. Apa artinya? beban utang pemerintah dan BUMN tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi.  Lebih mengkawatirkan lagi beban utang luar negeri itu tela menciptakan crowding out effect. Modal asing diserap BI dan MenKeu lewat SBN dan SBRI, SVBI. Akibatnya menekan sektor swasta dan perbankan karena likuiditas jadi berkurang. Pasar melihat ini. Itu sebabnya IHSG terutama sektor perbankan drop dan IDR melemah " Kata saya.


" Jadi apa yang terjadi sekarang ibarat slow motion dari dua tahun lalu. Terjadi by process yang lambat tapi pasti. Menuju kepada pelemahan likuiditas secara keseluruhan. “ kata teman. 


Saya mengangguk.


“ Indonesia kaya sumber daya alam. Kaya sumber daya manusia, dimana kita dapat bonus demograpi besarnya penduduk usia muda. PDB kita juga besar. Masuk 20 negara terbesar. Artinya modal juga besar. Mengapa kita terus digayuti masalah fundamental ekonomi yang rentan? Lanjut teman.


Saya lirik Mia untuk bantu jelaskan. Mia mengangguk.


“ Masalah ekonomi itu tidak bisa bersandar kepada ekonomi saja. Tidak sekedar melihat angka kekayaan SDA, SDM dan PDB. Banyak negara kaya SDA seperti Venezuela dan Afrika, toh akhirnya jadi negara gagal. Bahkan yang punya peradaban maju dari segi sains seperti Inggris dan Jepang juga sedang suffering men-delivery tanggung jawab state welfare. Kita harus pahami bahwa masalah ekonomi adalah hal yang sangat complex” Kata Mia. 


“ Bisa jelaskan? kata teman.


“ Selama ini kita kan mengukur kinerja ekonomi dan fundamental ekonomi dari rasio makro ekonomi, seperti PDB. Itu mereduksi output suatu negara menjadi satu variabel agregat. Itu bias. Misal PDB Indonesia tinggi. Tapi itu hanya ditopang oleh 9 komoditas unggulan saja, yaitu CPO, Batubara, Nikel, Timah, Aluminium, Tembaga dan produk pertaniannya. Dan yang menikmati hanya segelintir saja. Itu ditandai dengan tingginya GINI rasio.


Paradigma itu harus dirubah. Bukan lagi besaran PDB yang jadi ukuran. Tetapi keragaman produk merupakan hal yang penting bagi pembangunan ekonomi. Artinya, PDB engga apa apa rendah. Asalkan keaneka ragaman produk sangat banyak dan terdiversifikasi sengat luas. Tentu banyak juga yang berpartisipasi. Dari kelas kecil sampai besar. Ini jauh lebih baik dan inklusif dibandingkan dengan PDB tinggi tapi produk terbatas.” Kata Mia.


“ Mengapa ? Tanya teman. Saya menyimak saja.


“ Karena keragaman produk suatu negara mencerminkan keragaman pengetahuan berbasis penelitian, kemampuan, resilient dan flexibility.  Artinya Program pendidikan dengan standar moral etika untuk bersaing secara terhormat disegala bidang dan pembangunan manusia yang punya kepribadian mandiri sukses dilaksanakan. Itulah sebagai modal untuk terjadinya pertumbuhan iklusif dan berkelanjutan. Pemahaman ini dikenal dengan istilah complexity economy, yang tingkat keberhasilannya diukur dari ECI atau economy complexity Index. “ Kata Mia.


“ Boleh tahu berapa ECI Indonesia di dunia.” Tanya teman.


“ Tahun 2023, Peringkat ECI Indonesia 65 dari 132 untuk perdagangan.  Pada tahun 2022, Indonesia berada di peringkat 48 dari 140 negara untuk penelitian. Pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat 63 dari 96 negara untuk teknologi.  ” Kata Mia.


“ Mengapa rendah sekali ? tanya teman mengerutkan kening.


“ Ya itu tadi yang saya maksud. Ekonomi Indonesia kurang kompleks dibandingkan negara lain, jelas kalah jauh dengan negara G20.  Penyebabnya karena kekurangan diversifikasi product yang jadi andalan. “ kata Mia tersenyum.


“ Solusinya apa ? tanya teman.


“ Ya riset untuk melahirkan beragam produk. Nah Indonesia kan kaya SDA. Ya cobalah lakukan riset untuk melahirkan deversifikasi produk lewat downstream industry. Engga perlu mengejar target skala besar. Kecil engga apa apa. Tetapi bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat dengan tekhnologi tepat guna. Semakin bergam produk dan semakin beragam masyarakat terlibat semakin tinggi ECI Indonesia. “Kata Mia. Teman saya terdiam. Saya senyum aja.


“ Boleh tahu. Problem Indonesia itu apa ? tanya teman lagi.


“ Dari sejak era orde baru kita terjebak dengan teori trickle down effect. Ciptakan orang kaya lewat pelonggaran moneter agar orang kaya bisa meneteskan kekayaannya kepada orang miskin. Dampak dari pelonggaran moneter itu melahirkan sekuritisasi asset yang menganggap greed is good. Aibatnya moral hazar terjadi di pasar modal dan pasar uang. Melemahkan sector perbankan dengan banyak nya corporate zombie dalam portfolio creditnya.


Bahkan mencemari elite dengan mind corruption lewat APBN ekspansif yang dibiayai dari hutang. Akibatnya tidak lagi focus kepada pembangunan bagi semua. Yang ada pembangunan bagi segelintir orang. Nah saat itulah oligarki masuk. Mengendalikan politik. Rakyat kebanyakan terabaikan. Karena oligarki perlu orang miskin untuk jadi buruh dibayar murah. Perlu orang miskin yang mudah menyerah melepas lahannya untuk kapitalisme. Rentetan kasus sengketa agraria dari tahun ketahun terus bertambah. Bukan masa depan yang cerah kalau ini terus dilanjutkan ” Kata Mia. Teman terdiam. 


" Jadi membangunlah dengan spirit cinta. Cintai si mikin. Berhentilah korupsi. Peradaban akan bergerak maju dan Tuhan akan jaga bangsa ini siang dan malam." Lanjut Mia. Hening sejenak dalam kekakuan. Saya permisi undur diri. Teman tersenyun dan segera menyalami saya dan Mia. Terimakasih Ale sudah sempatkan ketemu" Kata teman.


***

Mia tatap lama saya dengan raut tanda tanya. “ Siap is ? tanya Mia.


“ Is korban PHK. Dia single parent. Membesarkan tiga anak yatim. Dia datang ke saya begitu saja. Tentu itu karena Tuhan. Dan kalau saya tolak membantu dia, itu sama saja saya berperang dengan Tuhan. “ Kata saya.


“ Ternyata bukan hanya saya yang bapak tolong. “ Kata Mia menganggu angguk. “ Jadi, engga bisa baper kalau dapat kebaikan bapak” kata Mia tersenyum.


“ Emang kamu baper dengan saya Mia ? tanya saya.


Mia tersenyum dengan wajah merona. “ Kalau engga baper, pasti bego “ katanya lirih. “ Come hug me” Kata saya. Mia langsung peluk saya. “ Kalau bapak tidak bantu saya, mungkin saya udah jadi pelacur seharga USD 30. Tapi berkat ketemu bapak. Sekarang saya bergaji USD 3 juta setahun. Berkarir di Jatung kapitalis New York. “ kata Mia berlinang airmata.


“ Nanti uang kamu saya bayar. “ Kata saya.


“ Engga usah pak. Beri Mia kesempatan menjadi bagian dari kebaikan bapak. Dan uang Mia banyak kok. Gaji Mia utuh. Semua fasilitas apartement dan kendaraan dibayar kantor. “ kata Mia merebahkan kepalanya dipundak saya. " Pak Tom CEO AMG NY sangat hormat kepada bapak. Dia bilang bapak mengelola bisnis dengan cinta. Semua orang membayar loyalitas karena spirit cinta itu.. " Sambung Mia.


"Ah Tom terlalu berlebihan." kata saya kibaskan tangan.


" Tapi kalau ingat bapak lagi marah. Duh sangat menakutkan. " Kata Mia tersenyum.


Saat akan berpisah di lobi. “ Pak, semua Analisa bapak tepat soal Libia. Ekspor to GDP mencapai 68%. Industri downstream oil and gas tumbuh pesat. PDB tumbuh dua digit tahun 2022. Kita untung besar dari obligasi Liibia yang 6 tahun lalu kita trade dan structure. Net income structure asset AMG udah USD 3 miliar. Itu artinya dalam 6 tahun net profit 100%. " kata Mia. Saya udah tahu dari laporan rutin. Saya senyum aja. 


" Tahun 2020 saat COVID kita beli oblgasi Laos dan Rwanda. Cuan besar lagi sekarang. Ya copy paste dengan strategi investasi bapak" Lanjut Mia.


“ Engga nyangka boss dan juga mentor Mia yang  dalam keseharian nya pendiam ternyata something else. “ Kata Mia. Saya diam aja.


“ Kalau ingat bapak bicara financial engineering 6 tahun lalu, di NY,  kadang membuat Mia …Suara Mia tertahan.


“ Kadang membuat apa ? tanya saya mengerutkan kening.


“ Horny ..” kata Mia dengan wajah bersemu merah.


“ Ah kamu. “ kata saya sentuh jidat dia.” Kalau ingat itu, justru jadikan inspirasi kamu untuk terus belajar. “ Kata saya tersenyum.

“ Ya pak. Maafkan saya. “ Kata  Mia. Saya  melambaitkan tangan untuk segera pergi untuk sholat di PP. Di usia menua ini saya bersukur karena saya telah tunaikan janji kepada sahabat saya yang telah berkorban banyak untuk saya. Dan terakhir saya bisa tunaikan janji kepada istri untuk selalu ada waktu bersamanya. Walau hidup sederhana, saya tidak menyesali jalan hidup saya. Kecuali rasa syukur kepada Tuhan


Tidak sulit kalau punya niat baik.

  Saya kangen Yuni. Ingat berepa tahun lalu dulu saya tugaskan dia mendampingi team Yuan dan SIDC untuk aksi akuisisi jalan tol di China. Pe...