Saturday, August 31, 2024

Senoktah cahaya..




Satu waktu di tahun 2010. Di Shenzhen saya dan teman teman ke KTV. Seperti biasa, mamison menawarkan wanita pengiring lagu atau LC. Tak berapa lama masuklah barisan Wanita ke dalam ruang KTV  untuk beauty contest depan kami. Saya keluar ruangan untuk terima telp. Ada wanita cantik mendekat dan tersenyum seakan dia kenal saya. Saya abaikan saja. ini dunia malam. Semua wanita ramah. “ Tempo hari saya dampingi anda. Mengapa anda tidak pilih saya.” tegur wanita itu setelah saya usai terima telp. Bahasa inggris nya bagus.


“ Mau tahu alasannya ? tanya saya balik. Dia menganguk. Saya selipkan uang USD 100 ke sela jarinya.  Dia tersenyum cerah.  Padahal tadinya wajahnya keliatan masam.  “ Itu alasannya. “ kata saya.


Dia terkejut. 


“ Anda hanya berpikir soal uang terhadap saya. “ Kata saya seraya masuk kembali ke ruang KTV.  “ Pak..” panggilnya. Saya menoleh ke belakang. “ Bisa tahu nomor hape nya” katanya dengan sikap merasa bersalah. Saya peluk dia untuk menentramkan hatinya yang merasa kalah dalam kontes dan merasa inferior karena saya tidak mau beri nomor hape saya.  Saya senyum aja dan berlalu.


Jam 3 pagi, saya keluar dari KTV. Dari tempat parkir saya melihat ada wanita berdiri mengenakan longcoat depan gerbang gedung. Dia melangkah mendekati saya.“ Maafkan saya. Anda telah memberikan hal yang sangat bernilai dalam hidup saya. Anda telah menyadarkan saya. “ Katanya menunduk sambil berlutut. Dengan kedua tanganya dia serahkan uang yang tadi saya beri USD 100. “ Ambil lagi uang ini.” Katanya. 


Saya terkejut. Duh ini wanita terlalu terbawa suasana hati terhadap sikap saya. Mengapa terlalu baper. Ini hanya Dugem. Mana ada perasaan terlibat.  Saya lihat dia masih dengan kedua tangan terjulur dan berlutut, tanpa bersuara. 


“ Berdiri kamu” kata saya seraya peluk dia. “ Engga usah begini, sayang” Sambung saya mengusap airmatanya dengan tissue.  “ Saya mau makan. Gimana kalau uang itu kita pakai untuk  bayar makan. Gimana” Kata saya berusaha menentramkan hatinya. Dia terkejut namun akhirnya dia mengangguk. Terlihat sekali dia kalah dalam keadaan tidak bisa memilih. Pada moment itu, saya melihat dia sedang bertarung membuang ego narsis yang ada dalam dirinya. 


“ Kenapa sih kamu terlalu baper? Tanya saya dalam kendaraan. 


“ Saya tidak baper. Saya tahu diri aja. Siapalah saya. Tetapi sikap anda  tadi sangat mencerahkan saya. Walau hanya se noktah cahaya di tengah lorong gelap. Itu menguatkan diri saya akan menemukan jalan yang benar. “ katanya. ‘


“ Tetapi sikap saya tadi kan biasa saja. Kan biasa tamu  rejeck wanita yang ada dalam contest. “ Kata saya cepat.


“ Benar. “ Jawabnya cepat.”  Kalau orang lain, saya tidak peduli. Tetapi selama kerja di KTV, hanya anda yang tidak ajak saya tidur. Padahal anda sudah booking all in.  Sementara itu anda beri saya tip yang Jumlahnya sama dengan 10 tamu.  Maklumi suasana hati saya. “ katanya dengan airmata mengambang. Saya perhatikan. Dia cerdas dan pasti terpelajar. Ah baru saya ingat. KTV  itu kan KTV berkelas. Hanya menyediakan escort berkelas dan pasti well educated. Saya mengangguk. 


“ Latar belakang Pendidikan kamu apa ? tanya saya sambil lalu. Kalau dia tidak mau jawab, saya abaikan saja. 


“ Saya sarjana ekonomi. Hanya saja saat masih kuliah, saya jatuh cinta dengan pria kaya Hong Kong. Saya larut dalam kemanjaan yang diberi pria itu. Dia racunin saya dengan kehidupan hedonism. Dua  tahun setelah itu, dia buang saya. Sementara saya sudah mabuk dengan kehidupan hedonism. Sumber income tidak ada. Satu satunya cara melanjutkan gaya hidup hedonis, ya jual diri. Ya akhirnya saya masuk dalam dunia malam. Semakin lama semakin dalam." Katanya dengan tatapan kosong. Seakan sesal tak berujung


" Malam ini saya menemukan kesadaran. " Katanya mengusap airmatanya. " Di usia emas saya seharusnya saya berjuang untuk kehormatan saya. Besok saya akan gunakan kedua tangan saya untuk kerja keras. Gunakan kedua kaki melangkah tanpa ragu. Masa depan akan saya jemput dengan berani. “ katanya. Saya terhenyak. 


Usai makan di restoran dan akan berpisah “ siapa nama kamu ? tanya saya.


“ Fang. “ katanya seraya menunduk. Saya menyerahkan personal card kedia. “ Ini nomor telp saya. “ 


“ Terimakasih.” Katanya. “ Sebaiknya tidak usah” Katanya menolak personal card saya. “ Tetapi dalam doa saya namamu akan selalu saya sebut. Berharap suatu saat akan bertemu dengan anda dalam suasana lain. Dan saya ingin jadi sahabat anda, sahabat yang equal” Katanya bijak dan tanpa provokasi apapun. Saya terhenyak. 


***

Tahun 2024. Suara alert notifikasi SafeNet mengejutkan saya di tempat tidur. Saya trader, alert itu seperti urat nadi saya. Udah menyatu dengan alam bawah sadar saya, Segera saya jangkau smartphone saya.


 “ Uda. “ Chat Yuni. Saat itu pukul 4 pagi.  Yuni CFO Yuan Holding. Dia sahabat saya.


“ Ya ada apa?


“ Yuni barusan kirim file. Coba lihat “ 


Segera saya lihat. Hanya ada photo pabrik dan di depannya ada truk container. “ Ada apa dengan photo ini.” Tanya saya.


“ Yuni dapat rumor, itu pabrik sedang bangun proses produksi dengan tekhnologi AI. Tapi mereka bantah terus kalau wartawan ingin clarifikasi soal Rumor itu  


“ Kan hanya rumor itu.  Apa pentingnya dibahas ? kata saya.


“ Pabriknya dikawal ketat. Parameter 500 meter tidak boleh mendekat” kata Yuni. Ah saya merasa ada sesuatu yang harus saya cari tahu. Apalagi saya tahu korporat itu. Itu raksasa Industri microchip dan digital, smartphone. 


“ Ok, nanti saya cari tahu. “ kata saya mengakiri chat.


Ini informasi walau hanya rumor, namun kalau benar perusahaan membangun fasilitas produksi menggunakan AI, artinya mereka sudah sampai kesempurnaan dalam teknologi komputer quantum. Pasti cost produksi akan sangat murah. Pesaingnya akan tumbang. Saham emiten tekhnologi yang Bluechip akan tumbang.  


Saya tidak mungkin tanya kepada eksekutif perusahaan yang di rumorkan itu. Cara termudah adalah mencari tahu dari perusahaan cargo yang dalam photo sedang berparkir depan pabrik. Saya lakukan desk  riset lewat google untuk tahu profile perusahaan Cargo itu. Tidak ada. Wah ini jadi penasaran. Saya check di Bloomberg. Tidak ada . Saya cek di beberapa databased korporate listed. Tidak ada. 


Melalui jasa investigasi swasta di Shanghai saya dapat informasi tidak memuaskan. “ Itu pabrik tidak ada kegiatan sejak 1 tahun lalu. “ Kata mereka. Tidak juga bisa memberikan informasi keberadaan truk cargo depan pabrik. Tetapi mereka memberikan rekomendasi perusahaan jasa investigasi private. Beralamat di Shenzhen. Mereka memberikan nomor telp dan  orang yang bisa dihubungi. Saya langsung telp. Menjelaskan apa yang saya butuhkan. “ Kami akan memberikan jasa terbaik. Kami khusus melayani riset personal. Tetapi tarif kami mahal. “ Katanya.


“ Berapa ?


“ USD 60,000” katanya.


“ Seberapa cepat?


“ 7 hari.”


“ Saya bayar 5 kali lipat kalau anda bisa dapatkan informasi dalam  6 jam". Kata saya cepat. Terdiam cukup lama. Tidak langsung jawab pertanyaan saya 


“ Ok, jam 4 sore hari ini anda akan dapatkan informasi itu." Akhirnya dia jawab tegas. "  Nah gimana bayarnya? Tanyanya.


“ Dalam 1 jam orang saya akan bayar. Orang saya akan call anda segera.“ Kata saya.


“ Terimakasih.”


Benarlah jam 4 kurang 25 menit. Saya dapat profiling perusahaan cargo itu. Lengkap banget. Saya tersenyum dan puas banget. Segera saya lakukan riset menyeluruh. Dari sore sampai pagi saya tidak tidur. Akhirnya. Benggo!. Saya langsung telp ke Eropa.  “ B, apa ini serius. Terlalu besar kamu pasang posisi bawah. “ Tanya Fund Manager di London. Tetapi karena dia tahu reputasi saya. Dia pastikan akan terbang ke Singapore ketemu saya keesokannya.  


Keesokannya rapat berlangsung cepat. Kontrak short selling atas beberapa saham yang jadi target saya. 70% duit dari hutang. 30% lewat instrument derivative hedge fund. Saya hanya cashout 1% dari USD 10 miliar “ Naik 1 % saja harga, kamu harus topup. Kalau engga, rekening margin kamu kena likuidasi. “ Kata Fund manager seraya menyerahkan Analisa fundamental dan netting terhadap porfilio saham yang saya pilih untuk short. Saya senyum aja.  Tanggal 9 agustus  saham wallstreet terutama saham tekhnoligi tumbang.  Saya tutup posisi. Saya untung 25%. Itu artinya USD 2,5 miliar.


“ Apa mungkin saya undang anda makan malam” kata saya telp CEO perusahaan jasa investigasi yang sudah berjasa memberi saya informasi mahal. “ Kalau anda bersedia, orang saya akan sediakan private jet untuk jemput anda di Shenzhen. Anda ketemu saya di Singapore.” Kata saya. Saya hanya mau berterimakasih. Kalau dia mau ya sukur. Kalau  engga, juga engga apa apa


“ Engga mungkin saya menolak undangan personal dari client kakap saya “ katanya.


Seminggu kemudian saya bertemu di Mandarin Marina Singapore. Saat mata kami bersetatap. Dia terkejut dan entah mengapa dia melangkah cepat merentangkan kedua tanganya. Dia rangkul saya. Saya bingung. Kenapa ini cewek baru ketemu dan kenal sok akrab banget. “ B, kamu lupa ya. “ katanya menatap saya seraya memegang ke dua lengan saya. “ Saya Fang. Ingat engga,? Kita ketemu  tahun 2010 di KTV Marriot Shenzhen.” Katanya. Entah mengapa saya langsung ingat. “ nolak uang USD 100 saya dan nolak kartu nama saya. “ kata saya cepat. Dia mengangguk dengan riang. Saya balik peluk dia lagi. 


“ Jujur saya katakan. Kata saya setelah melepas pelukan. “ ada tiga bulan saya selalu memikirkan kamu. Saya mengkawatirkan kamu. Saya harus berbuat sesuatu untuk kamu. Tetapi saya tidak tahu nomor telp kamu. Saya pernah suruh orang saya cari kamu di Marriot tetapi katanya kamu sudah berhenti. Setelah itu saya hanya bisa berdoa. Berharap Tuhan pertemukan saya dengan kamu. “ kata saya. 


Dia genggam jemari saya. “ Doa saya juga sama. Saya berharap sekali bisa bertemu kamu lagi” Kata Fang.


“Apa kamu baik baik saja, say? Tanya saya.


“ Ya. I am very okay. Kini saya punya perusahaan sendiri, Mengelola 14 karyawan dengan talenta hebat. “ katanya bersemangat. " B. Now, here I am." Katanya rentangkan kedua tanganya. Saya peluk lagi dia,  betapa saya senang bahwa dia baik baik saja.

Friday, August 23, 2024

Mindset intel




Saya baca document proposal yang dikirim  Michele. Dokumen ini berkaitan dengan data dan informasi bisnis. Dia terus mendesak untuk ketemu saya. Setelah tiga minggu sejak proposal saya terima, akhirnya saya putuskan untuk bertemu dengan Michele di Bangkok. Dia kenal saya dari Steven. Saya sendiri sebelumnya tidak pernah bertemu face to face dengan dia.


“ Semua data dan informasi yang kamu kirim sangat lengkap dan sempurna “ kata saya saat bertemu Michele di Lounge executives hotel, Dia memang cantik. Ya kalau engga cantik dan exciting,  engga mungkin kenal dengan Steven. Usianya sekitar 35 tahun. 


“ B, “ seru Michele. “ Ini bisnis mudah dan sekaligus secure market. Pengguna dan penyewa 100% data center adalah bank, dan bank itu sendiri yang akan biayai. “ Katanya dengan retorika ala salesman. “ dalam 5 tahun pulang modal. “ Sambungnya. Memang. Dari data cash flow, 100% opex ditanggung oleh bank lewat cash in sewa. 70 % capex berasal dari bank. 


“ Terus..” Kata saya dengan mata elang.


“ Ya kami hanya perlu untuk enhancement posisi kami di hadapan bank. “ Kata Michele  menegaskan esensi dari proposal dia.


“ Dan enhancement itu perlu 30% equity ? Kata saya cepat menyimpulkan. Michele mengangguk tegas. Saya tersenyum bersikap datar tanpa antusias.


“ B, please..” Kata Michele dengan wajah sangat berharap response saya.  “Walau perusahaan kami dihagai murah sekalipun. Engga ada masalah. Kami butuh corporate culture Yuan untuk bisa berkembang. Kami siap bergabung dengan Yuan.” Kata Michele mencoba memuji saya dengan alasan primodial.


Saya harus membantu dia tercerahkan dulu. Setidaknya dia paham motive Steven kirim dia ke saya. “ Mari kita bahas laporan keuangan perusahaan kamu yang sudah di audit.” Kata saya berusaha objektif.


“ Perhatikan. Pada neraca,  modal disetor hanya 10% dari total asset.  Artinya perusahaan kamu punya kehebatan soal leverage.  Tetapi leverage itu bukan dipicu oleh laba. Tetapi persepsi masa depan atas peluang yang kalian create. Apakah itu juga me-leverage market dan peluang lebih besar? Engga. Baca opex yang ada pada income statement. Sebagian besar yang meningkat dari tahun ke tahun adalah biaya gaji dan fasilitas serta biaya konsultan untuk mendukung riset pengembangan produk.” Kata saya. 


Michele perhatikan dokumen keuangan itu. Saya diam saja. Setelah itu dia menatap saya untuk kembali menyimak.


“ Kalian terlatih berdrama untuk dapatkan uang dari investor. Engga peduli lepas saham atau hutang. Ya sama dengan Elon Mask” Kata saya singkat.


“ Perusahaan yang bisnis nya bertumpu kepada tekhnologi memang begitu. Awalnya bleeding terus untuk panetrasi sampai pada tahap established.  Setelah itu profit akan terus meningkat.  Tanpa bisa dikalahkan oleh pesaing. Karena berkat tekhnologi kaami control ekosistem bisnis. Tuh baca forecasting income statement kami ” kata Michele


Saya tersenyum.  Engga begitu juga. Buktinya dari 10 unit bisnis Yuan, 9 bertumpu pada tekhnologi. Engga ada drama seperti itu. Tetapi saya engga mau berdebat dengan dia. Itu hak dia.


Saya telp seseorang. Setelah itu saya baca lagi dokumen. Michele diam dan menanti keputusan saya. Tak berapa lama ada incoming email lewat SafeNet dari Teresia di New York.  Saya forward file itu ke Michele “ Kamu baca file yang barusan saya kirim” kata saya. Michele baca cepat. “ Ini hanya file clipping koran. Apa maksud nya “ tanya Michele.


“ Dari berita itu.  CEO bank mengatakan, NPL mereka 10%. “ kata saya. “ Bank itu kan yang akan long term contrak penyewaan data center dan sekaligus sebagai lending institution atas proyek kamu” Sambung saya. Michele mengangguk


“ Ah itu pasti CEO nya salah ngomong. Atau bisa saja wartawan salah ketik. Karena faktanya,  data laporan keuangan bank, NPL mereka hanya 0,8%. “Kata Michele cepat. Saya engga mau debat. Wartawan tidak mungkin salah. Itu berasal dari media mainstream yang punya reputasi tinggi. Logika saya, engga mungkin CEO salah ngomong. Itu tepatnya tercetus begitu saja tanpa dia sadari. Karena setiap hari dia dihadapkan dengan situasi NPL tinggi. Dari pagi sampai tidur lagi, pikirannya selalu kepada NPL. Perseps alam bawa sadarnya sudah terbentuk. Kadang dalam situasi terpojok atau euphoria, orang cenderung bergerak spontan. Diipicu oleh alam bawa sadarnya. 


“ Kamu baca lagi clipping berita selanjutnya ? Kata saya. Dia baca cepat. “ Maksudnya apa dengan berita bank keluarkan Bond di market. Kan biasa itu aksi korporat” Kata Michele.


“ Itu artinya mereka sedang menghadapi likuiditas yang ketat. Sumber dana tabungan, deposito dan rekening giro tidak bisa lagi leverage turnover cash flow mereka. Makanya mereka terpaksa melakukan aksi korporat lewat penerbitan Bond. Ya saya paham itu. Kalau bank sudah mulai kesulitan cash flow, mereka cenderung menciptakan skema ponzy lewat beragam modus, yang salah satunya dalam bentuk create opportunity credit yang too good to be true. Itu agenda nya saat mereka tawarkan kamu kredit atas proyek outsourcing. “ kata saya. 


Michele tersentak. Dia lama tatap saya dengan wajah pucat. Saya biarkan saja dia dengan suasana hatinya. Saya senyum aja.


“ Ya. Michele mengangguk. “ Memang ada agenda bank dibalik proyek data center ini. Mereka offtake sewa data center dan offtake pembiayannya lewat non recourse loan, tapi mereka minta mark-up loan 10 kali dari actual project cost. Kami hanya dapat kredit senilai proyek. Sisanya mereka gunakan untuk maintain neraca akibat adanya NPL.” Kata Michele


“ Window dressing “ Saya menyimpulkan. “ dan kamu tidak merasa di Prank. Karena kamu tidak ada resiko apapun. Kan yang jadi collateral utang adalah asset yang dibiayai oleh bank itu sendiri. Sementara mereka bisa utilize skema kredit itu untuk jaga rating mereka dihadapan otoritas.” Kata Saya tersenyum datar. Dia kembali terhenyak dan diam.


“Kamu benar. Maafkan saya ” Katanya dengan lirih. “ Bagaimana kamu bisa tahu itu semua. Apakah kamu dapat bocoran informasi dari dalam orang bank sendiri.  Tolong cerahkan saya.? Katanya kemudian.


“Kamu datang ke saya dengan proyek yang sangat mudah dan tanpa resiko. Kamu tawarkan ini hanya ingin menjadi bagian dari grup saya. Saya bukan tidak percaya dan tentu tidak perlu tersanjung. Sepanjang hidup saya tidak pernah dapatkan hal yang mudah.  Saya tahu diri. Siapa lah saya. Saya tidak punya kemewahan  untuk pantas dapatkan too good to be true.  Makanya akal saya lebih dominan. Mindset saya sudah terbentuk dengan talenta kecerdasan, bukan hanya intelektual tetapi juga spiritua. Ya begitu cara saya survival“ Kata saya. Michele terhenyak. 


“ Termasuk memahami data dan informasi yang kamu terima?  Tanya michele


“ Ya pemahaman secara intelligent”


“ Maksudnya?


“ Intelligent artinya adalah kecerdasan. Setiap manusia adalah pemimpin atas dirinya sendiri. Ia harus punya mindset sebagai intelligent. Informasi dalam bentuk bukti fakta atau rumor, atau apapun itu, jangan mudah percaya begitu saja. Harus kaya literasi sehingga bisa cerdas menganalisanya secara independent tanpa terpengaruh dengan siapapun. Karena apapun yang kita putuskan, kita pilih, itu akan menjadi cost and benefit bagi kita sendiri. Bukan orang lain. “Kata saya berusaha bijak. Michele menghela napas dan terhenyak. 


“ Benar, kata banker saya. Engga mungkin bisa deal dengan kamu. Karena kamu pemain Hendge fund dengan tingkat kecerdasan diatas rata rata. “ Kata Michele menyanjung. 


Saya ogah tersanjung. Kecantikanya tidak penting bagi saya.  Pemain hedge fund hidup dalam ekosistem money, power dan woman. Artinya kalau sekedar sex,  ada banyak wanita lebih cantik dari dia yang bersedia diajak tidur tanpa ada komitment apapun. Makannya walau setelah pertemuan itu, Michele berusaha dekat dengan saya dan menggoda saya, namun itu useless bagi saya. Karena itu dia semakin terpesona kepada saya. Sampai akhirnya dia jatuh di keset kaki saya.  


“Saya ada solusi. “ kata saya satu waktu. Saya yakin. Apapun yang saya perintahkan Michele akan patuhi dan pasti loyal. Saya briefing Michele panjang lebar. Dia harus gunakan akses ke bank itu dan teknoiogi yang dia miliki. Dia tercerahkan. Saya struktur perusahaannya dengan cost minimalis dan dia jadi proxy saya untuk jalankan agenda saya.


Kecerdasan Michele mampu merengsek ke jantung kekuasaan pemerintah. Sehingga tidak sulit bagi dia mengakses Dapen untuk mendukung Agendanya. Tiga tahun kemudian, IPO dengan valuasi 300 kali dari book value, dan setelah itu harga sahamnya jatuh ketingkat 50 kali dari harga buku. Sementara Michele sudah keluar lebih dulu  sebelum sahamnya jatuh. Dia kaya raya sebagai proxy. Dapen suffering dan investor retail painful truth. Saya senyum aja. Inikan soal pilihan. Soal kecerdasan. Biasa saja.




Sunday, August 18, 2024

Focus

 



Weekend di Shanghai. Jam 7 malam. Aku keluar dari kamar Hotel Bvlgari. Pergi ke lantai 47. Bvlgari Bars. Sekedar killing time dalam kesendirian di tengah kota cosmopolitan. Semakin lama sahabatku semakin sedikit. Berada di top level piramid social kalangan financial player memang kesepian. Mereka yang kuanggap teman menyibukan diri dengan hobi kaum hedon. Aku tidak suka hidup seperti itu. Tak ingin kehilangan focus. Hidupku berbeda dengan mereka. Bagiku hidup yang sedang kujalani hanya persinggahan saja. Ada saatnya aku harus kembali pulang ke habitat ku sebagai orang kebanyakan.


Aku memesan koktai. Duduk menghadap ke jendela lebar. Panorama Bund dan cakrawala Pudong di sana. Membuat aku bisa merenung barang sebentar. Meditasi bisa kapan saja. Dari jauh aku lihat ada wanita cantik sedang Bersama pria. Entah mereka pasangan atau bukan. Soal beda usia tidak jaman lagi untuk tentukan seseorang pantas berpasangan. Ukurannya adalah uang. Apalagi ini Shanghai. Wanita itu menoleh kearahku. Tersenyum. Aku mengangguk. Dia melangkah mendekatiku.


“ Apakah anda Mr. B” tanyanya. Aku tersenyum. Kalau dia tahu namaku, artinya pertemuan ini sudah direcanakan. Dia sudah riset terlebih dahulu.


“ Teman saya, ingin bertemu dengan anda.” Katanya. Mungkin karena aku ramah. Dia memanggil teman prianya untuk mendekat. 


 “ Ini teman saya. Namanya Mr.Liu. Dan saya sendiri Mss An. ” Katanya. Pria itu menyalamiku. Begipula wanita itu. Mereka berdua menyerahkan kartu namanya. Aku mempersilahkan mereka duduk. “ Ada apa ? tanyaku.


“ Kami ingin menawarkan kerjasama bisnis “ Kata liu


“ Proyek apa ? tanyaku datar


“Kami punya proyek membangun infrastruktur kota baru. Ini kota khusus untuk menampung pusat riset biotech. Di dalam nya akan ada industry pharmasi dan herbal. Juga ada agro industry untuk tanaman organic. “ Kata Liu mengawali dengan sesuatu yang membuat antusias ku bangkit. Menurutku dia smart dan paham bagaimana negosiasi bisnis dengan baik. Setidaknya konsep AIDA dalam marketing dia kuasai.


“ Yang menarik.” Lanjut Liu dengan penuh percaya diri.”  Pemerintah menyediakan payment guarantee 100% dalam bentuk bank guarantee. Dengan tekhnologi yang ada, margin 20%. Tapi dengan teknologi rancang bangun yang ada pada kami, margin bisa mencapai 50%. Belum termasuk waktu pengerjaan bisa lebih cepat. “ Kata Liu


Aku tersenyum. Mereka sangat percaya diri. “ Dan, “ Lanjut Liu.” Ini kontrak dan legitmasi proyek tersebut, dan bukti track record kami dalam pekerjaan kontruksi. “ katanya memperlihatkan document lewat notepad nya. Aku lirik sekilas dan mengangguk. Ini memang menarik secara bisnis.


“ Ok lanjut” kataku.


“ Proyek ini senilai USD 3,5 miliar. Tapi kami hanya perlu dana sebesar USD 350 juta. Share proyek, kami dapat 70%. Dan anda 30%. Kalau dihitung dari capex yang anda keluarkan. Itu sama saja untung berlipat. Proyek secure, baik dari segi pembayaran, maupun tekhnologi” Kata An.


“ Apa bisa saya dapatkan file dokumen itu untuk saya pelajari” Kata saya. 


“ Oh tentu.” Kata Liu. Saya beri tahu email saya. Dalam hitung detik, file nya sudah terkirim ke inbox email saya.


“ Saya tidak janji. Namun saya akan pelajari. Paling lambat seminggu saya sudah kabari.” Kataku. Liu mengacungkan jempolnya. Aku perhatikan An melirik ke Liu. Sepertinya minta Liu pergi. Benarlah. “ Kalau begitu saya permisi pergi ” kata Liu. Aku mengangguk.  Tinggal aku dan An berdua.


An tersenyum menatapku. Memang cantik dan keliatan cerdas. Pustur tubuhnya sempurna. Tanpa menggoda, dengan senyumnya itu saja sudah bisa membuat pria takluk. Tetapi tidak bagiku. “ B, serunya. “ Liu itu CEO dari perusahaa  kontruksi AAA rate di China. Saya menjadi konterpart dia khusus untuk pembiayaan proyek. “ Kata An. Dia berusaha menggeser tempat duduknya agar lebih dekat dengaku.


“ Bagaimana skema kamu bisa mengundertake pembiayaan proyek dengan hanya 10% capex “ Tanyaku. Dia jawab panjang lebar dengan memperlihatkan kartu nama Lembaga kuangan yang menjadi network dia. “ uang anda 10% itu cukup ditempatkan pada rekening non deplation. Saya akan beri stop loss guarantee” kata An dengan penuh keyakinan. Jadi proyek itu hanya underlying. Esensi nya adalah bagaimana 10% dari nilai proyek pindah dari kantongku ke kantong dia.


Mengapa?, itu hanya agenda. Skema pembiayaan yang dia tawarkan ini semacam sinking fund. Pemilik dana tidak perlu keluar uang. Cukup tempatkan dana itu di tabungan pada rekening khusus. Nah rekening khusus ini oleh fund manager dibungkus menjadi instrument derivative  untuk dapatkan uang tunai. Kemudian uang tunai itu digunakan untuk memenuhi rekening margin dalam transaksi short selling pasar modal. Dari  skema short selling itu dia bisa dapakan laba untuk pembiyaan proyek. Tapi faktanya. Ya moral hazard pasti terjadi. Kalau untung makan sendiri, kalah tekor ya excuse.


Aku senyum aja mendengar begitu semangatnya AN bicara. Tak berapa lama aku pesan menue tambahan. Saat menu datang. Aku melirik ke arah payudaranya seraya mengajaknya cheer. Dia menyambut dengan antusias. Aku permisi pergi ke toilet. Tak berapa lama, aku kembali ke table. Aku tatap dia sejenak dan kemudian menyerahkan jam tangan RM ke dia dengan tersenyum. 


“ Hah…” An terkejut. Melirik ke lengannya. Tidak ada lagi jam. “ Bagaimana mungkin kamu bisa ambil jam tangan saya tampa saya tahu. Kapan kamu ambil jam tangan ini? 


“ Tadi saat kita cheer. Saya perhatikan payudara kamu dan kamu merasa tersanjung. Saat itulah saya tinggal jentik jari ke pengait jam itu. Langsung jatuh ke sela lengan jas saya.” Kataku tersenyum. “ Itu jam tangan bukan milik kamu dan bukan asli. Karena modelnya hanya ada 10 di dunia ini. Ada duplikat yang bisa disewa melalui agent resmi. “Sambungku. Wajahnya merah. Malu tentunya. Aku tetap tersenyum ramah. 


" Tahu mengapa kamu sampai tidak sadar jam kamu diambil? tanyaku. Dia menggeleng.


“ Karena kamu focus kepada diri saya. Tentu kamu lupa focus terhadap dirimu sendiri. “ lanjutku sambil menengguk minuman dengan ringan. “Tawaran kamu itu sangat menggoda bagi orang yang tidak focus kepada dirinya sendiri. Tidak sulit dapatkan uang mudah dari mereka. Sementara saya? Seumur hidup  saya  selalu focus kepada diri saya sendiri. Tidak pernah kehilangan focus.” 


“ Focus apa ?


“Tidak ada yang too good to be true. Karena itu saya selalu waspada. Akal saya lebih dominan daripada perasaan. Kalau soal bisnis. Saya tidak melihat penampilan orang dan juga tidak terpengaruh dengan gaya retorika. Bisnis itu akal sehat. Artinya kalau kamu focus ke dalam, kamu akan tercerahkan. Focus keluar kamu akan tersesat. Camkan itu. ” kataku tersenyum. 


Dia terhenyak. 


Akhirnya airmatanya jatuh. 


“ Maafkan saya B.” katanya lirih. " Sudah lebih 3 tahun saya kerja di perusahaan dengan modus seperti ini. Saya tahu. Tentu salah. Karena tidak sedikit uang investor yang hilang dengan skema fraud ini. Sekarang saya sadar. Maafkan saya.“ Katanya berdiri hendak pergi. 


“ Jangan pergi. Kenapa ? Saya pegang lengannya.. " Kamu tidak salah. Kamu hanya kerja. Lupakan. “ Kataku.  Dia terdiam mematung sambil menunduk.


" Hidup di dunia ini hanya ada dua jenis manusia. Satu penakluk dan satu lagi pecundang. 90% penduduk planet bumi ini adalah pecundang. Bayangkan. Hanya segelintir elite politik bisa menaklukan semua rakyat. Mereka mengekploitasi harapan orang banyak lewat retorika politik  dan pencintraan diri yang humanis. Peduli kepada orang miskin lewat populisme. Tetapi sebenarnya mereka adalah penakluk. Salah? tidak. Itulah realitas kehidupan. Setiap orang dalam posisi bebas memilih. Hanya saja sebagian besar orang memilih jadi pecundang. " Kataku.


" Maafkan saya. Saya menanggung kedua orang tua saya dan adik yang masih kuliah. Tapi engga apa. Saya siap kehilangan pekerjaan. Besok saya akan resign"Kata An.


" Kalau besok kamu berhenti kerja. Saya akan dapatkan kerjaan untuk kamu." Kataku cepat. Dia memeluk ku “ terimakasih. “ Katanya dengan airmata berlinang.


“ Nah, mari kita habiskan malam ini dengan happy. Hidup hanya sekali. Nikmati selagi ada kesempatan.” Kataku. Dia tertegun dan akhirnya tersenyum. Kembali duduk di sebelahku.


Benarlah. Senin An telp bahwa dia sudah resgn. Dia tidak menagih janji dapatkan kerjaan dariku. Dia hanya ingin jadi sababatku. Sebulan kemudian dia direkrut oleh AMG SIDC yang ada di London sebagai representative di Beijing. Setelah 5 tahun berlalu kami tetap bersahabat.