Saturday, August 31, 2024

Senoktah cahaya..




Satu waktu di tahun 2010. Di Shenzhen saya dan teman teman ke KTV. Seperti biasa, mamison menawarkan wanita pengiring lagu atau LC. Tak berapa lama masuklah barisan Wanita ke dalam ruang KTV  untuk beauty contest depan kami. Saya keluar ruangan untuk terima telp. Ada wanita cantik mendekat dan tersenyum seakan dia kenal saya. Saya abaikan saja. ini dunia malam. Semua wanita ramah. “ Tempo hari saya dampingi anda. Mengapa anda tidak pilih saya.” tegur wanita itu setelah saya usai terima telp. Bahasa inggris nya bagus.


“ Mau tahu alasannya ? tanya saya balik. Dia menganguk. Saya selipkan uang USD 100 ke sela jarinya.  Dia tersenyum cerah.  Padahal tadinya wajahnya keliatan masam.  “ Itu alasannya. “ kata saya.


Dia terkejut. 


“ Anda hanya berpikir soal uang terhadap saya. “ Kata saya seraya masuk kembali ke ruang KTV.  “ Pak..” panggilnya. Saya menoleh ke belakang. “ Bisa tahu nomor hape nya” katanya dengan sikap merasa bersalah. Saya peluk dia untuk menentramkan hatinya yang merasa kalah dalam kontes dan merasa inferior karena saya tidak mau beri nomor hape saya.  Saya senyum aja dan berlalu.


Jam 3 pagi, saya keluar dari KTV. Dari tempat parkir saya melihat ada wanita berdiri mengenakan longcoat depan gerbang gedung. Dia melangkah mendekati saya.“ Maafkan saya. Anda telah memberikan hal yang sangat bernilai dalam hidup saya. Anda telah menyadarkan saya. “ Katanya menunduk sambil berlutut. Dengan kedua tanganya dia serahkan uang yang tadi saya beri USD 100. “ Ambil lagi uang ini.” Katanya. 


Saya terkejut. Duh ini wanita terlalu terbawa suasana hati terhadap sikap saya. Mengapa terlalu baper. Ini hanya Dugem. Mana ada perasaan terlibat.  Saya lihat dia masih dengan kedua tangan terjulur dan berlutut, tanpa bersuara. 


“ Berdiri kamu” kata saya seraya peluk dia. “ Engga usah begini, sayang” Sambung saya mengusap airmatanya dengan tissue.  “ Saya mau makan. Gimana kalau uang itu kita pakai untuk  bayar makan. Gimana” Kata saya berusaha menentramkan hatinya. Dia terkejut namun akhirnya dia mengangguk. Terlihat sekali dia kalah dalam keadaan tidak bisa memilih. Pada moment itu, saya melihat dia sedang bertarung membuang ego narsis yang ada dalam dirinya. 


“ Kenapa sih kamu terlalu baper? Tanya saya dalam kendaraan. 


“ Saya tidak baper. Saya tahu diri aja. Siapalah saya. Tetapi sikap anda  tadi sangat mencerahkan saya. Walau hanya se noktah cahaya di tengah lorong gelap. Itu menguatkan diri saya akan menemukan jalan yang benar. “ katanya. ‘


“ Tetapi sikap saya tadi kan biasa saja. Kan biasa tamu  rejeck wanita yang ada dalam contest. “ Kata saya cepat.


“ Benar. “ Jawabnya cepat.”  Kalau orang lain, saya tidak peduli. Tetapi selama kerja di KTV, hanya anda yang tidak ajak saya tidur. Padahal anda sudah booking all in.  Sementara itu anda beri saya tip yang Jumlahnya sama dengan 10 tamu.  Maklumi suasana hati saya. “ katanya dengan airmata mengambang. Saya perhatikan. Dia cerdas dan pasti terpelajar. Ah baru saya ingat. KTV  itu kan KTV berkelas. Hanya menyediakan escort berkelas dan pasti well educated. Saya mengangguk. 


“ Latar belakang Pendidikan kamu apa ? tanya saya sambil lalu. Kalau dia tidak mau jawab, saya abaikan saja. 


“ Saya sarjana ekonomi. Hanya saja saat masih kuliah, saya jatuh cinta dengan pria kaya Hong Kong. Saya larut dalam kemanjaan yang diberi pria itu. Dia racunin saya dengan kehidupan hedonism. Dua  tahun setelah itu, dia buang saya. Sementara saya sudah mabuk dengan kehidupan hedonism. Sumber income tidak ada. Satu satunya cara melanjutkan gaya hidup hedonis, ya jual diri. Ya akhirnya saya masuk dalam dunia malam. Semakin lama semakin dalam." Katanya dengan tatapan kosong. Seakan sesal tak berujung


" Malam ini saya menemukan kesadaran. " Katanya mengusap airmatanya. " Di usia emas saya seharusnya saya berjuang untuk kehormatan saya. Besok saya akan gunakan kedua tangan saya untuk kerja keras. Gunakan kedua kaki melangkah tanpa ragu. Masa depan akan saya jemput dengan berani. “ katanya. Saya terhenyak. 


Usai makan di restoran dan akan berpisah “ siapa nama kamu ? tanya saya.


“ Fang. “ katanya seraya menunduk. Saya menyerahkan personal card kedia. “ Ini nomor telp saya. “ 


“ Terimakasih.” Katanya. “ Sebaiknya tidak usah” Katanya menolak personal card saya. “ Tetapi dalam doa saya namamu akan selalu saya sebut. Berharap suatu saat akan bertemu dengan anda dalam suasana lain. Dan saya ingin jadi sahabat anda, sahabat yang equal” Katanya bijak dan tanpa provokasi apapun. Saya terhenyak. 


***

Tahun 2024. Suara alert notifikasi SafeNet mengejutkan saya di tempat tidur. Saya trader, alert itu seperti urat nadi saya. Udah menyatu dengan alam bawah sadar saya, Segera saya jangkau smartphone saya.


 “ Uda. “ Chat Yuni. Saat itu pukul 4 pagi.  Yuni CFO Yuan Holding. Dia sahabat saya.


“ Ya ada apa?


“ Yuni barusan kirim file. Coba lihat “ 


Segera saya lihat. Hanya ada photo pabrik dan di depannya ada truk container. “ Ada apa dengan photo ini.” Tanya saya.


“ Yuni dapat rumor, itu pabrik sedang bangun proses produksi dengan tekhnologi AI. Tapi mereka bantah terus kalau wartawan ingin clarifikasi soal Rumor itu  


“ Kan hanya rumor itu.  Apa pentingnya dibahas ? kata saya.


“ Pabriknya dikawal ketat. Parameter 500 meter tidak boleh mendekat” kata Yuni. Ah saya merasa ada sesuatu yang harus saya cari tahu. Apalagi saya tahu korporat itu. Itu raksasa Industri microchip dan digital, smartphone. 


“ Ok, nanti saya cari tahu. “ kata saya mengakiri chat.


Ini informasi walau hanya rumor, namun kalau benar perusahaan membangun fasilitas produksi menggunakan AI, artinya mereka sudah sampai kesempurnaan dalam teknologi komputer quantum. Pasti cost produksi akan sangat murah. Pesaingnya akan tumbang. Saham emiten tekhnologi yang Bluechip akan tumbang.  


Saya tidak mungkin tanya kepada eksekutif perusahaan yang di rumorkan itu. Cara termudah adalah mencari tahu dari perusahaan cargo yang dalam photo sedang berparkir depan pabrik. Saya lakukan desk  riset lewat google untuk tahu profile perusahaan Cargo itu. Tidak ada. Wah ini jadi penasaran. Saya check di Bloomberg. Tidak ada . Saya cek di beberapa databased korporate listed. Tidak ada. 


Melalui jasa investigasi swasta di Shanghai saya dapat informasi tidak memuaskan. “ Itu pabrik tidak ada kegiatan sejak 1 tahun lalu. “ Kata mereka. Tidak juga bisa memberikan informasi keberadaan truk cargo depan pabrik. Tetapi mereka memberikan rekomendasi perusahaan jasa investigasi private. Beralamat di Shenzhen. Mereka memberikan nomor telp dan  orang yang bisa dihubungi. Saya langsung telp. Menjelaskan apa yang saya butuhkan. “ Kami akan memberikan jasa terbaik. Kami khusus melayani riset personal. Tetapi tarif kami mahal. “ Katanya.


“ Berapa ?


“ USD 60,000” katanya.


“ Seberapa cepat?


“ 7 hari.”


“ Saya bayar 5 kali lipat kalau anda bisa dapatkan informasi dalam  6 jam". Kata saya cepat. Terdiam cukup lama. Tidak langsung jawab pertanyaan saya 


“ Ok, jam 4 sore hari ini anda akan dapatkan informasi itu." Akhirnya dia jawab tegas. "  Nah gimana bayarnya? Tanyanya.


“ Dalam 1 jam orang saya akan bayar. Orang saya akan call anda segera.“ Kata saya.


“ Terimakasih.”


Benarlah jam 4 kurang 25 menit. Saya dapat profiling perusahaan cargo itu. Lengkap banget. Saya tersenyum dan puas banget. Segera saya lakukan riset menyeluruh. Dari sore sampai pagi saya tidak tidur. Akhirnya. Benggo!. Saya langsung telp ke Eropa.  “ B, apa ini serius. Terlalu besar kamu pasang posisi bawah. “ Tanya Fund Manager di London. Tetapi karena dia tahu reputasi saya. Dia pastikan akan terbang ke Singapore ketemu saya keesokannya.  


Keesokannya rapat berlangsung cepat. Kontrak short selling atas beberapa saham yang jadi target saya. 70% duit dari hutang. 30% lewat instrument derivative hedge fund. Saya hanya cashout 1% dari USD 10 miliar “ Naik 1 % saja harga, kamu harus topup. Kalau engga, rekening margin kamu kena likuidasi. “ Kata Fund manager seraya menyerahkan Analisa fundamental dan netting terhadap porfilio saham yang saya pilih untuk short. Saya senyum aja.  Tanggal 9 agustus  saham wallstreet terutama saham tekhnoligi tumbang.  Saya tutup posisi. Saya untung 25%. Itu artinya USD 2,5 miliar.


“ Apa mungkin saya undang anda makan malam” kata saya telp CEO perusahaan jasa investigasi yang sudah berjasa memberi saya informasi mahal. “ Kalau anda bersedia, orang saya akan sediakan private jet untuk jemput anda di Shenzhen. Anda ketemu saya di Singapore.” Kata saya. Saya hanya mau berterimakasih. Kalau dia mau ya sukur. Kalau  engga, juga engga apa apa


“ Engga mungkin saya menolak undangan personal dari client kakap saya “ katanya.


Seminggu kemudian saya bertemu di Mandarin Marina Singapore. Saat mata kami bersetatap. Dia terkejut dan entah mengapa dia melangkah cepat merentangkan kedua tanganya. Dia rangkul saya. Saya bingung. Kenapa ini cewek baru ketemu dan kenal sok akrab banget. “ B, kamu lupa ya. “ katanya menatap saya seraya memegang ke dua lengan saya. “ Saya Fang. Ingat engga,? Kita ketemu  tahun 2010 di KTV Marriot Shenzhen.” Katanya. Entah mengapa saya langsung ingat. “ nolak uang USD 100 saya dan nolak kartu nama saya. “ kata saya cepat. Dia mengangguk dengan riang. Saya balik peluk dia lagi. 


“ Jujur saya katakan. Kata saya setelah melepas pelukan. “ ada tiga bulan saya selalu memikirkan kamu. Saya mengkawatirkan kamu. Saya harus berbuat sesuatu untuk kamu. Tetapi saya tidak tahu nomor telp kamu. Saya pernah suruh orang saya cari kamu di Marriot tetapi katanya kamu sudah berhenti. Setelah itu saya hanya bisa berdoa. Berharap Tuhan pertemukan saya dengan kamu. “ kata saya. 


Dia genggam jemari saya. “ Doa saya juga sama. Saya berharap sekali bisa bertemu kamu lagi” Kata Fang.


“Apa kamu baik baik saja, say? Tanya saya.


“ Ya. I am very okay. Kini saya punya perusahaan sendiri, Mengelola 14 karyawan dengan talenta hebat. “ katanya bersemangat. " B. Now, here I am." Katanya rentangkan kedua tanganya. Saya peluk lagi dia,  betapa saya senang bahwa dia baik baik saja.

2 comments:

  1. Anonymous3:06:00 AM

    Kisah luarbiasa

    ReplyDelete
  2. Anonymous7:35:00 PM

    Pasti empuk bgt itu si fang hehehee

    ReplyDelete