Weekend di Shanghai. Jam 7 malam. Aku keluar dari kamar Hotel Bvlgari. Pergi ke lantai 47. Bvlgari Bars. Sekedar killing time dalam kesendirian di tengah kota cosmopolitan. Semakin lama sahabatku semakin sedikit. Berada di top level piramid social kalangan financial player memang kesepian. Mereka yang kuanggap teman menyibukan diri dengan hobi kaum hedon. Aku tidak suka hidup seperti itu. Tak ingin kehilangan focus. Hidupku berbeda dengan mereka. Bagiku hidup yang sedang kujalani hanya persinggahan saja. Ada saatnya aku harus kembali pulang ke habitat ku sebagai orang kebanyakan.
Aku memesan koktai. Duduk menghadap ke jendela lebar. Panorama Bund dan cakrawala Pudong di sana. Membuat aku bisa merenung barang sebentar. Meditasi bisa kapan saja. Dari jauh aku lihat ada wanita cantik sedang Bersama pria. Entah mereka pasangan atau bukan. Soal beda usia tidak jaman lagi untuk tentukan seseorang pantas berpasangan. Ukurannya adalah uang. Apalagi ini Shanghai. Wanita itu menoleh kearahku. Tersenyum. Aku mengangguk. Dia melangkah mendekatiku.
“ Apakah anda Mr. B” tanyanya. Aku tersenyum. Kalau dia tahu namaku, artinya pertemuan ini sudah direcanakan. Dia sudah riset terlebih dahulu.
“ Teman saya, ingin bertemu dengan anda.” Katanya. Mungkin karena aku ramah. Dia memanggil teman prianya untuk mendekat.
“ Ini teman saya. Namanya Mr.Liu. Dan saya sendiri Mss An. ” Katanya. Pria itu menyalamiku. Begipula wanita itu. Mereka berdua menyerahkan kartu namanya. Aku mempersilahkan mereka duduk. “ Ada apa ? tanyaku.
“ Kami ingin menawarkan kerjasama bisnis “ Kata liu
“ Proyek apa ? tanyaku datar
“Kami punya proyek membangun infrastruktur kota baru. Ini kota khusus untuk menampung pusat riset biotech. Di dalam nya akan ada industry pharmasi dan herbal. Juga ada agro industry untuk tanaman organic. “ Kata Liu mengawali dengan sesuatu yang membuat antusias ku bangkit. Menurutku dia smart dan paham bagaimana negosiasi bisnis dengan baik. Setidaknya konsep AIDA dalam marketing dia kuasai.
“ Yang menarik.” Lanjut Liu dengan penuh percaya diri.” Pemerintah menyediakan payment guarantee 100% dalam bentuk bank guarantee. Dengan tekhnologi yang ada, margin 20%. Tapi dengan teknologi rancang bangun yang ada pada kami, margin bisa mencapai 50%. Belum termasuk waktu pengerjaan bisa lebih cepat. “ Kata Liu
Aku tersenyum. Mereka sangat percaya diri. “ Dan, “ Lanjut Liu.” Ini kontrak dan legitmasi proyek tersebut, dan bukti track record kami dalam pekerjaan kontruksi. “ katanya memperlihatkan document lewat notepad nya. Aku lirik sekilas dan mengangguk. Ini memang menarik secara bisnis.
“ Ok lanjut” kataku.
“ Proyek ini senilai USD 3,5 miliar. Tapi kami hanya perlu dana sebesar USD 350 juta. Share proyek, kami dapat 70%. Dan anda 30%. Kalau dihitung dari capex yang anda keluarkan. Itu sama saja untung berlipat. Proyek secure, baik dari segi pembayaran, maupun tekhnologi” Kata An.
“ Apa bisa saya dapatkan file dokumen itu untuk saya pelajari” Kata saya.
“ Oh tentu.” Kata Liu. Saya beri tahu email saya. Dalam hitung detik, file nya sudah terkirim ke inbox email saya.
“ Saya tidak janji. Namun saya akan pelajari. Paling lambat seminggu saya sudah kabari.” Kataku. Liu mengacungkan jempolnya. Aku perhatikan An melirik ke Liu. Sepertinya minta Liu pergi. Benarlah. “ Kalau begitu saya permisi pergi ” kata Liu. Aku mengangguk. Tinggal aku dan An berdua.
An tersenyum menatapku. Memang cantik dan keliatan cerdas. Pustur tubuhnya sempurna. Tanpa menggoda, dengan senyumnya itu saja sudah bisa membuat pria takluk. Tetapi tidak bagiku. “ B, serunya. “ Liu itu CEO dari perusahaa kontruksi AAA rate di China. Saya menjadi konterpart dia khusus untuk pembiayaan proyek. “ Kata An. Dia berusaha menggeser tempat duduknya agar lebih dekat dengaku.
“ Bagaimana skema kamu bisa mengundertake pembiayaan proyek dengan hanya 10% capex “ Tanyaku. Dia jawab panjang lebar dengan memperlihatkan kartu nama Lembaga kuangan yang menjadi network dia. “ uang anda 10% itu cukup ditempatkan pada rekening non deplation. Saya akan beri stop loss guarantee” kata An dengan penuh keyakinan. Jadi proyek itu hanya underlying. Esensi nya adalah bagaimana 10% dari nilai proyek pindah dari kantongku ke kantong dia.
Mengapa?, itu hanya agenda. Skema pembiayaan yang dia tawarkan ini semacam sinking fund. Pemilik dana tidak perlu keluar uang. Cukup tempatkan dana itu di tabungan pada rekening khusus. Nah rekening khusus ini oleh fund manager dibungkus menjadi instrument derivative untuk dapatkan uang tunai. Kemudian uang tunai itu digunakan untuk memenuhi rekening margin dalam transaksi short selling pasar modal. Dari skema short selling itu dia bisa dapakan laba untuk pembiyaan proyek. Tapi faktanya. Ya moral hazard pasti terjadi. Kalau untung makan sendiri, kalah tekor ya excuse.
Aku senyum aja mendengar begitu semangatnya AN bicara. Tak berapa lama aku pesan menue tambahan. Saat menu datang. Aku melirik ke arah payudaranya seraya mengajaknya cheer. Dia menyambut dengan antusias. Aku permisi pergi ke toilet. Tak berapa lama, aku kembali ke table. Aku tatap dia sejenak dan kemudian menyerahkan jam tangan RM ke dia dengan tersenyum.
“ Hah…” An terkejut. Melirik ke lengannya. Tidak ada lagi jam. “ Bagaimana mungkin kamu bisa ambil jam tangan saya tampa saya tahu. Kapan kamu ambil jam tangan ini?
“ Tadi saat kita cheer. Saya perhatikan payudara kamu dan kamu merasa tersanjung. Saat itulah saya tinggal jentik jari ke pengait jam itu. Langsung jatuh ke sela lengan jas saya.” Kataku tersenyum. “ Itu jam tangan bukan milik kamu dan bukan asli. Karena modelnya hanya ada 10 di dunia ini. Ada duplikat yang bisa disewa melalui agent resmi. “Sambungku. Wajahnya merah. Malu tentunya. Aku tetap tersenyum ramah.
" Tahu mengapa kamu sampai tidak sadar jam kamu diambil? tanyaku. Dia menggeleng.
“ Karena kamu focus kepada diri saya. Tentu kamu lupa focus terhadap dirimu sendiri. “ lanjutku sambil menengguk minuman dengan ringan. “Tawaran kamu itu sangat menggoda bagi orang yang tidak focus kepada dirinya sendiri. Tidak sulit dapatkan uang mudah dari mereka. Sementara saya? Seumur hidup saya selalu focus kepada diri saya sendiri. Tidak pernah kehilangan focus.”
“ Focus apa ?
“Tidak ada yang too good to be true. Karena itu saya selalu waspada. Akal saya lebih dominan daripada perasaan. Kalau soal bisnis. Saya tidak melihat penampilan orang dan juga tidak terpengaruh dengan gaya retorika. Bisnis itu akal sehat. Artinya kalau kamu focus ke dalam, kamu akan tercerahkan. Focus keluar kamu akan tersesat. Camkan itu. ” kataku tersenyum.
Dia terhenyak.
Akhirnya airmatanya jatuh.
“ Maafkan saya B.” katanya lirih. " Sudah lebih 3 tahun saya kerja di perusahaan dengan modus seperti ini. Saya tahu. Tentu salah. Karena tidak sedikit uang investor yang hilang dengan skema fraud ini. Sekarang saya sadar. Maafkan saya.“ Katanya berdiri hendak pergi.
“ Jangan pergi. Kenapa ? Saya pegang lengannya.. " Kamu tidak salah. Kamu hanya kerja. Lupakan. “ Kataku. Dia terdiam mematung sambil menunduk.
" Hidup di dunia ini hanya ada dua jenis manusia. Satu penakluk dan satu lagi pecundang. 90% penduduk planet bumi ini adalah pecundang. Bayangkan. Hanya segelintir elite politik bisa menaklukan semua rakyat. Mereka mengekploitasi harapan orang banyak lewat retorika politik dan pencintraan diri yang humanis. Peduli kepada orang miskin lewat populisme. Tetapi sebenarnya mereka adalah penakluk. Salah? tidak. Itulah realitas kehidupan. Setiap orang dalam posisi bebas memilih. Hanya saja sebagian besar orang memilih jadi pecundang. " Kataku.
" Maafkan saya. Saya menanggung kedua orang tua saya dan adik yang masih kuliah. Tapi engga apa. Saya siap kehilangan pekerjaan. Besok saya akan resign"Kata An.
" Kalau besok kamu berhenti kerja. Saya akan dapatkan kerjaan untuk kamu." Kataku cepat. Dia memeluk ku “ terimakasih. “ Katanya dengan airmata berlinang.
“ Nah, mari kita habiskan malam ini dengan happy. Hidup hanya sekali. Nikmati selagi ada kesempatan.” Kataku. Dia tertegun dan akhirnya tersenyum. Kembali duduk di sebelahku.
Benarlah. Senin An telp bahwa dia sudah resgn. Dia tidak menagih janji dapatkan kerjaan dariku. Dia hanya ingin jadi sababatku. Sebulan kemudian dia direkrut oleh AMG SIDC yang ada di London sebagai representative di Beijing. Setelah 5 tahun berlalu kami tetap bersahabat.
Cerita bagus.
ReplyDeletePenuh inspirasi.
,👍
ReplyDeleteIstimewa
ReplyDeleteTo good to be true B
ReplyDeleteLuar biasa, sepertinya di negeri konoha lebih dari 90 para pecundang dan itu jadi makanan empuk para politisi busuk
ReplyDeleteVery good 👍👍
ReplyDelete