Tahun 1998, Presiden Aryana terpilih menggantikan presiden Darna yang mengundurkan diri akibat chaos politik. Aryana menunjuk Perwira tinggi Dulkanak sebagai dubes di Singaparna. Sudah nasip bagi Dulkanak. Saat Darna masih berkuasa dia termasuk perwira tinggi yang diasingkan dalam keramaian. Bersibuk sebagai Kepala Pusat Pendidikan Perwira. Sebagai perwira militer dia patuh saja. Walau sebenarnya kecewa berat. Tapi dia memang cerdas dan punya daya survival tinggi di tengah medan tersulit. Selalu ada cara baginya untuk menikmati setiap penugasan.
Saat itu hampir semua konglomerat melarikan diri ke Singaparna. Mereka menjadikan Singaparna sebagai safehouse paska chaos politik. Dulkanak manfaatkan posisinya untuk melobi para konglomerat yang hengkang itu. Mereka dibujuk untuk pulang. “ Saya akan atur semua agar kejatuhan Darna itu tidak menjadikan kalian pecundang. “ Katanya. Para konglomerat tahu bahwa tidak ada yang gratis. Semua ada ongkosnya. Termasuk harus bayar ke dia. Setidaknya mereka punya harapan untuk kembali dan menikmati sumber daya seperti dulu lagi.
Usai pemilu 1999. Berkat dukungan uang dari konglomerat itu. Dulkanak berhasil melobi partai pendukung Aryana agar menolak laporan pertanggungan jawab di sidang Parlemen. Karena itu Aryana gagal maju capres. Dia berada di balik layar terjadinya koalisi poros tengah untuk menempatkan Patria, sahabatnya tokoh agama sebagai Presiden. Sementara Dewi dari partai pemenang pemilu hanya dapat jabatan wakil saja. Tentu karena itu dia dapat posisi sebagai menteri.
Tapi jabatan itu hanya seumur kekuasaan Patria saja. Patria dijatuhkan oleh kekuatan politik poros tengah di Parlemen. Diapun tersingkir. “ Ya resiko bermain politik” Katanya kepada salah satu konglomerat. “ Tapi permainan belum selesai. “ katanya meyakinkan. Selanjutnya berkat bantuan sahabatnya yang mantan mantu Darna dia dapat peluang bermitra dalam bisnis. Melalui akses ke agent lelang milik negara, dia dapat peluang akuisisi Group perusahaan ex kroni Darna lewat Cassie utang yang macet di bank. Dia pun jadi konglomerat. Ini awal dia melepaskan baju militernya dan masuk ke dunia bisnis real.
Tahun 2004 sebagai pengusaha, Dulkanak melobi konglomerat untuk membantu temannya semasa di militer, Sorbun sebagai Capres dalam Pemilu Langsung tahun 2004. “ Ini akan menang mudah. Semua tahu lah. Petanaha sekarang ini anak dari pendiri Republik Sangkala Dharma. Ayahnya pernah membubarkan partai Islam. Kita akan ingatkan luka lama itu kepada rakyat. Tentu akan mudah menjadikan Partai Dewi sebagai musuh bersama bagi mayoritas rakyat Sangkala Dharma. Dia akan mudah dikalahkan walau dari Partai yang baru berdiri dan calon yang tidak popular sekalipun. “ Katanya meyakinkan teman teman konglomerat nya yang masih jadikan Singaparna sebagai safehouse. Temanya percaya. Maklum karena dia pernah jadi direktur intelijent Militer yang sangat paham peta politik negara.
Tentu bantuan konglomerat itu tidak gratis. Ada kompensasi. Apa itu ? “ Masalah hutang kalian kepada negara dalam kasus skandal perbankan, akan diamankan dari kejaran hukum. Semua bisa diatur kalau kekuasaan ada ditangan. “ Katanya. Deal terjadi, uang mengalir. Benarlah. Tahun 2004 Dulkanak berhasilkan menjadikan Sorbun sebagai presiden mengalahkan Dewi dalam Pemilu langsung. Namun dia tidak dapatkan posisi apapun dalam kabinet. Karena Sorbun tahu bahwa Dulkanak adalah Rubah. Yang pertama disingkirkan Sorbun adalah teman terkedat dia, Dulkanak.
Dulkanak tidak begitu peduli. Toh dia juga salah satu elite dari Partai ex yang dulu mendukung Darna jadi presiden berkuasa selama 32 tahun. Dia yakin punya power untuk melawan kalau Sorbun tidak komit mengamankan teman teman konglomeratnya dari kasus skandal perbankan. Sementara dia sendiri memilih focus mengembangkan bisnisnya. Dalam perjalanan kekuasaan Sorbun, dia berhasil menempatkan proxy konglomerat sebagai menteri ekonomi dalam kabinet. Sehingga kekuasaan Sorbun bisa bertahan 2 periode.
Tahun 2013 menjelang berakhir kekuasaan Sorbun, Dulkanak membujuk Sorbun agar mendukung proses suksesi ke temannya, sebagai capres dan dia sendiri sebagai Wapres. Sorbun lebih mendengar kalangan militer yang masih aktif daripada Dulkanak yang pensiunan. Apalagi itu sudah jadi arahan dari Negara Sabda Marka yang mendukung sumber daya keuangan negara Sangkala Dharma selama ini. Sebagai presiden, tugas Sorbun pastikan suksesi terjadi kepada presiden yang direstui Negara Sabda Marka dan pilihan jatuh kepada Wiratama.
Dulkanak tidak ada jalan untuk bicara dengan Dewi. Karena bagaimanapun dia pernah melukai Dewi saat Pemilu 2004. Dulkanak sadar bahwa dia tidak mungkin jadi penghuni istana. Tapi dia perlu presiden yang tidak punya power sebagai elite politik dan tidak punya uang untuk didukungnya jadi Presiden. Dan itu adalah Wiratama. Salah satu mitra bisnisnya yang juga Gubernur Kotapraja dan kader partai Dewi. Lobi kepada teman teman dekatnya di Partai Dewi, dia lakukan secara intens. Namun kandas.
Dia tidak kehilangan cara jenius untuk mendekati Dewi. Melalui Surdin, teman satu partai dengannya yang juga punya akses ke masa islam, dia meminta agar membujuk Dewi menyetujui Wiratama sebagai capres pada pemilu 2014. Dewi tahu bahwa Surdin punya akses ke masa Islam dan dia sudah dua kali dikalahkan karena sentimen agama, tapi “ Saya tidak ada uang. Maklum 10 tahun jadi oposisi kami sudah kehilangan banyak sumber daya keuangan. Asalkan anda siapkan dana kampanye. Saya setuju saja “ Kata Dewi.
“ Tapi saya minta posisi sebagai Wapres” Kata Surdin. Surdin janji akan siapkan dana.
Dewi tidak terlalu lugu. Dia tahu. Politik tidak sesederhana itu. Dia mendekati Sundratama, teman satu partai dengan Surdin untuk juga lakukan deal yang sama dengan Surdin. “ Saya perlu dukungan dana dari kamu diluar dana yang disiapkan oleh Surdin. “ Kata Dewi.
“ Kalau kamu sudah deal dengan Surdin, saya dapat apa? “ kata Sundratama. Dewi tahu bahwa dibalik Sudratama ada keluarga Darna. Uangnya pasti banyak.
“Apa yang kamu tawarkan?
“ Saya dan Partai anda jadi pengendali kekuasaan Wiratama kalau nanti terpilih. Soal deal dengan Surdin, biarkan saja. Toh uang bukan dari dia. Itu dari pihak lain. Mereka hanya perlu kasus skandal perbankan diamankan. Dan saya perlu konsesi bisnis impor dan eksport minyak. Maklum bandar saya dari Pedagang minyak” Kata Sundratama. Dewi setuju. Secara konstitusi partainya akan menjadi pengusung Presiden, dan itu adalah kadernya sendiri.
Benarlah. Tahun 2014 Pemilu dimenangkan partai Dewi dan Wiratama jadi presiden. Setelah Wiratama jadi presiden. Nama Dulkanak tidak ada dalam kabinet. Itu karena sikap Dewi yang ogah berdekatan dengan Dulkanak. Bayangan kekecewaan Tahun 2004 tidak pernah bisa dilupakan Dewi. Terjadi intrik antara Surdin dan Dewi yang ingin mengontrol Wiratama.
Maklum, Surdin merasa berjasa sediakan dana dan Dewi merasa berhak karena pakai bendera partainya. Sementara Sundratama kecewa berat. Karena peluang bisnis trading minyak ditutup oleh Wiratama. Tentu atas usul dari Surdin. Dan ketika Dewi inginkan kepala Polisi Nasional dipegang oleh orangnya, Wiratama menolak. Itu juga usul dari Surdin. Namun Dewi bisa menerima juga ketika orangnya dapat posisi sebagai ketua intelijent nasional. Tetapi tetap kecewa. Puncak kekecewaan itu adalah ketika Surdin ada dibalik kekaalahan partainya dalam Pilkada di Kotapraja. Yang menang adalah calon yang didukung Surdin. Dewi meradang marah. Karena surdin mempolitisir agama untuk mengalahkan partainya.
Dewi sadar posisinya. Wiratama juga tidak bisa berbuat banyak. Karena ketika situasi genting istana dikepung massa, partai dewi tidak bisa melindunginya. Berkat Surdin, gerakan masa bisa didamaikan. intrik ini akhirnya melahirkan kompromi. Wiratama tunjuk Dulkanak sebagai ring 1, masuk dalam kabinet. Walau sebenarnya Dewi tidak setuju. Tapi hanya Dulkanak yang bisa hadapi Surdin. Maklum keberadaan Surdin berkat uang dari teman konglomerat Dulkanak. Dewi berharap karena itu Wiratama bisa kendalikan Surdin.
Setelah itu Dulkanak membuat design politik. “ It seems that the political elites now want to build a new paradigm about the existence of funding for politics. They don't want to depend on those people anymore. They must control business resources. So that they have access to share and common interests. For example, every business concession must have a proxy or representative of the political elite involved. This means that there will be a restructuring of the political relationship between them. That is the importance of the rules regarding the presidential threshold" Demikian yang dimaknai kelompok oposisi.
Beberapa konglomerat yang telah mensponsori politik tidak bisa lagi seenaknya membeli politik. Harus dikendalikan. Caranya? Dia mengadopsi gaya oligarki. Apa itu ? penyatuan kekuatan politik dan ekonomi yang sistematis di dalam kelompok elit kecil yang keberadaanya bisa diterima secara politik dan dilegitimasi lewat koalisi di Parlemen. Pembagian sumber daya dilakukan lewat Parlemen dengan penggagas dari pemerintah. Dengan itu oposisi dijinakan dan kekuatan extra parlementer bisa dibungkam juga lewat UU.
***
Pergeseran bertahap dari politik uang klandestin ke oligarki terbuka merupakan cara yang jenial dan kotor dalam sistem demokrasi liberal kontemporer. Konflik kepentingan antara tuntutan jabatan publik dan kepentingan pribadi sulit dihindari bagi para politisi yang juga punya saham pada kerajaan bisnis besar. Di sisi lain, pengaruh rahasia miliarder selama ini tidak bisa lagi disembunyikan. Semua tahu bahwa para menteri kabinet yang dikenal sebagai pengusaha, juga adalah proxy dari miliarder yang menjadikan Singaparna sebagai base camp dan bunker dari kemungkinan chaos politik dan ekonomi.
Semua tahu bagaimana pengeluaran dana untuk beragam proyek infrastruktur dan mega proyek adalah skema meningkatkan hutang dan menjadikan negara masuk debt trap. Sehingga oligarki semakin kuat mencengkram kekuasaan. Siapapun yang berkuasa akan tetap bergantung kepada oligarki. Agar skema berhutang terus berlangsung maka syaratnya adalah stabilitas politik dan membuka peluang bisnis bagi semua sumber daya negara lewat UU Omnibus law. Sehingga utang bisa dibayar lewat pajak dan bisa lagi berhutang untuk kelangsungan rezim.
Menjelang akhir kekuasaan Wiratama pada periode kedua, Negara Sabda Marka inginkan Abunasarudin ex gubernur Kotapraja untuk melanjutkan suksesi. Wiratama berusaha mengawal proses suksesi. Rencananya, kader Partai Dewi yang juga sahabat dekat Wiratama akan jadi wakil Abunasarudin. Tapi cara ini dianggap Sudratama sama saja meninggalkannya dari deal politik selama dua kali pemilu. Sundratama mendekati Surdin yang kecewa karena tersingkir dari ring kekuasaan untuk merebut Abunasarudin dari tangan Dulkanak dan Wiratama.
Mengapa?
“ For us, it doesn't matter what the ideology is. Whether you are an Islamist or a nationalist doesn't matter. What is important is that Abunasarudin becomes president. It doesn't matter who the vice president is. ” Kata dubes negara Sabda Marka kepada Wiratama.
Kini Dulkanak ada dalam putaran politik antara kepentingan oligarki lokal dan international, yang bagaimanapun agenda Sabda Marka harus tercapai. Sundratama bagaimanapun punya posisi tawar. Dewi hanya menati deal itu terjadi. Bagaimanapun jatah partainya tetap ada dalam suksesi kepemimpinan nasional. Calonya akan dia umumkan setelah semua deal terjadi.
“ Dia realistis saja. Baginya selagi partainya belum menguasai 1/3 suara di parlemen engga penting posisi presiden. Karena toh terbukti walau kadernya jadi presiden, dia juga tidak sepenuhnya bisa jalankan agenda idiologi partainya. Yang penting sekarang dan kedepan, partainya bisa berkembang besar dan jumlah kadernya bertambah di parlemen.” kata Dulkanak kepada Sundratama menjelaskan sikap politik Dewi. “Ayolah kita bersatu dan bergandengan tangan lagi seperti sebelumnya. Mari kita utamakan persatuan dan kesatuan. " Lanjut Dulkanak.
Catatan yang menarik. Terimakasih
ReplyDeleteCerpen yg sangat menarik 👍 spt nya based on true story just waiting for next episode
ReplyDeleteAlkisah Game of Throne ala SANGKALA DARMA
ReplyDeleteMirip Analogi Drapol kekinian ???
SANGKALA DARMA = WKRI
DARNA = HMS
ARYANA = BJH
DEWI = MSP
DULKANAK = LBP
PATRIA = GUSD
SURDIN = JK
SORBUN = SBY
WIRATAMA = JKW
SUNDRATAMA = SP
ABUNASARUDIN = AB
SABDA MARKA = USA
SINGAPARNA = SPORE