Dukanto baru saja menjabat sebagai Panglima Donkis. Dia teringat pesan singkat usai dilantik oleh Donata, presiden Donkis. “ Pastikan legitimasi kekuasaan bisa membersihkan lembaga yang korup. Terutama lembaga yang seharusnya menjadi benteng kepercayaan publik kepada hukum dan keadilan” kata Presiden Donkis. Dokanto cukup paham siapa yang dimaksud oleh presiden Donata. Di mejanya ada map tebal berisi laporan lengkap berjudul “ Sarbon pengendali jenderal dan politisi. “ Laporan itu sudah dibacanya berkali kali. Dia sedang berpikir keras bagaimana mengatur strategi dan taktis untuk melaksanakan perintah Donata.
“ Pak, Daniel sudah datang. Dia siap menghadap” Kata ajudannya.
“Suruh dia masuk”
“ Siap pak”
Tak berapa lama tamu yang disebut Daniel itu datang menghadap dengan sikap sempurna” Palajari dokumen ini semua. Tugas kamu selesaikan dengan baik. Ingat kamu tidak bisa melibatkan markas. Kamu harus bekerja sendiri. Kamu bisa gunakan sumber daya yang ada di markas ini untuk suksesnya tugas kamu.”
“ Siap pak. Laksanakan” Kata Daniel
“ Ya udah. Laksanakan segera “ Kata Dukanto mengibaskan tangannya.
“ Siap pak.” Kata Daniel dengan sikap sempurna dan mundur tiga langkah. Memberikan sikap hormat dan balik badan menuju pintu keluar. Saat itu juga dia menjadi orang bebas. Melepas atribut laskarnya. Waktunya lebih banyak berbaur dengan masarakat sipil. Secara berkala dia membuat laporan kepada panglima Donkis. Invstigasinya tetang target operasinya semakin tajam dan luas. Dia sudah bisa memetakan dengan baik setiap masalah yang ada dilingkaran targetnya.
***
“ Anda sudah baca berita dari media lokal prihal kematian petugas policia Santos?. Saya ada informasi untuk anda “Tulis Daniel pada pesan singkat kepada Marceli. Dia tahu Marceli adalah pengacara hebat. Dia pernah membongkar kasus korupsi yang melibatkan konspirasi partai. Dia orang baik dan idealis. Dan punya karakter kuat sebagai putra daerah. Kebetulan Policia yang meninggal adalah satu marga dengannya.
“ Siapa anda dan apa informasi itu?
“ Sebaiknya kita bertemu. “ Kata Daniel. Tapi Merceli masih sungkan untuk membalas pesan singkat itu. “ Kita bertemu di hotel Sambora. Jam 7 malam. Datanglah karena Tuhan” Pesan singkat datang lagi. Entah mengapa ketika membaca “ datanglah karena Tuhan” membuat dia segera membalas “ Saya akan datang”
Jam 7 Marceli datang ke hotel Sambora. Dia berdiri di tengah lobi mencari tahu tamunya. Dia lupa menanyakan ciri ciri orang yang akan bertemu dengannya. “ Pak Marceli, saya tunggu di kamar 303” pesan singkat datang ke hapenya. Marceli pergi ke tempat lift untuk menuju kamar lantai 3.
“ Terimakasih pak Marcel udah datang” Kata Daniel menyambut kedatangan Marcel ketika pintu tersibak. “ mari pak duduk di sofa ini saja. Kita bicara “ Lanjut Daniel. Marcel duduk dengan ringan.
“ Ini dokumen semua yang perlu bapak ketahui. Informasi ini sangat bapak perlukan kalau jadi pengacara keluarga Santos. “ kata Daniel menyerahkan map tebal.
“ Saya belum jadi pengacara. Saya baru dapat berita pagi ini”
“ Ya saya tahu dari akun sosmed bapak. “
“ Saya tidak tahu apakah keluarga santos akan tunjuk saya sebagai pengacara.”
Daniel hanya tersenyum. “ Silahkan bapak pelajari dokumen itu. Saya berdoa saja untuk bapak” Kata Daniel.
“ OK. Boleh tahu anda siapa ?
“ Saya dapat tugas dari boss saya dan boss saya dapat tugas dari Pak Donata. Bapak boleh ragukan saya. Tetapi jangan ragu kepada Tuhan. “ Kata Daniel.
“ Baik saya akan pelajari dokumen ini semua” kata Marceli. Dalam suasana kikuk itu, Marceli minta izin segera undur diri. Daniel menyalami Marceli dengan hangat. “ Itu nomor hape saya. Saya akan ada selalu untuk bapak. “ Lanjut Daniel ketika mengantar Marceli kepintu kamar.
***
Kantor Policia distrik mengumumkan lewat media massa bahwa kematian Santos karena baku tembak dengan sesama rekannya yang jadi ajudan Sarbon. Penyebabnya? Santos yang juga ajudan pribadi Jenderal Sarbon melakukan pelecehan seksual terhadap istri Sarbon. Teriakan minta tolong dari istri Sarbon itu mengundang rekan Santos, Erphan yang ada di rumah. Namun upaya untuk mencegah pelecehan seksual oleh Erphan itu dijawab dengan tembakan oleh Santos. Maka terjadilah baku tembak. Erphan dikenal jago tembak. Dia dengan mudah menghabisi Santos.
Jadi kasusnya adalah pelecehan seksual oleh Santos. Sementara kasus kematian Santos tidak ada. Itu dianggap upaya bela diri oleh Erphan. Marceli cepat mengetahui bahwa itu semua bohong. Karena dia sudah lebih dulu ketahui dari dokumen yang dia dapat dari Daniel. Bahkan walau dia tidak dapat laporan resmi autopsi mayat Santos, namun dia dapatkan semua photo cedera phisik selain luka tembakan. “ Kami ada orang dalam yang memberikan bukti berupa photo mayat itu. “ Kata Daniel ketika Marceli tanya. Ini membuat dia yakin bahwa Daniel bukan orang biaasa. Dia semakin yakin untuk jadi petarung membela kebenaran.
Marceli mengajukan diri sebagai sebagai pengacara keluarga Santos. Mereka bersenang hati menerimanya. Sebenarnya kasus ini sederhana. Mengapa ? Pelaku ada. Korban ada. Saksi ada, istri Sarbon, ART, dan semua mereka yang ada di rumah. TKP ada. Tapi yang jadi masalah adalah TKP sudah di rusak. Bahkan CCTV di rumah rusak karena petir. Hasil autopsi yang direkayasa. Marceli sadar ini perjuangan tidak mudah. Dia tahu ini menyangkut Sarbon, Jenderal Policia. Walau pangkatnya tidak bintang 4 dan berada satu tingkat dibawah Chip, namun dia punya posisi yang sangat berkuasa sebagai ketua special task force untuk kasus perjudian, narkoba dan money loundry.
Kekuasaan Sarbon sebagai ketua Task Force memungkinkan dia bisa mengendalikan semua jajaran policia di seluruh wilayah Donkis. Belum lagi aliran dana gigantik dari sindikat yang dapat perlindungan dari dia, memungkinkan dia bisa membayar loyalitas para policia korup, termasuk politisi. Sehingga banyak kasus besar dapat dia selesaikan dengan penuh rekayasa. Juga pengusaha yang terlibat dalam sindikat yang dekat dengan elite politik selalu setia bersamanya.
***
Tak berlangsung lama setelah diangkat sebagai Pengacara keluarga Santos, Marceli membentuk team untuk keadilan atas kematian Santos. Dia segera laporkan pembunuhan berencana kepada Policia tingkat pusat. Media massa meliput secara luas. Maklum kematian Santos ini membuka tabir apa yang selama ini ditutupi tentang kebobrokan segelintir aparat Policia. Setiap hari publik lewat sosial media membicarakan kasus ini.
Sampai akhirnya datang ancaman kepada Marceli. Dia tahu yang mengancam itu adalah Sarbon Connection “ Tidak perlu takut. Team saya selalu ada dekat bapak. Kami punya cara sendiri untuk melindungi bapak” Kata Daniel menguatkan Marceli. Benar, acaman itu terhenti begitu saja. Tapi mereka datang lagi dengan menawarkan uang besar agar Marceli menghentikan perannya sebagai pengacara atau ikut skenario mereka. Tapi ditolak tegas oleh Marceli dan team.
Proses perjuangan membela kebenaran itu terus berlangsung. Suara publik semakin gaduh. Semua lembaga negara yang mengawasi Policia dan komisi hak asasi manusia sepertinya dalam posisi ragu untuk bersikap benar. Elite Poitik bungkam. Mereka berusaha berlindung dibalik presedur penyidikan oleh aparat Policia, yang harus dihormati. Publik tidak boleh berspekulasi. Namun publik sudah terlanjur antipati dengan ulah segelintir Aparat policia itu. Keadaan ini memaksa Presiden Donkis mendesak Policia agar kasus dibuka seterang terangnya. Jangan ada yang ditutupi.
“ Tenang aja pak. Besok Presiden akan undang Panglima Laskar dan Chip Policia untuk datang ke istana. Setelah itu keadaan akan berbalik kepada kebenaran yang kita harapkan. Sabar aja. Tetap tenang mengikuti kasus ini secara normatif” Kata Daniel. Marceli percaya karena apapun yang dia suarakan pasti didengar Chip Policia dan selalu berpihak kepada team Marceli. Bahkan permintaan autopsi ulang dan penghargaan kepada mendiang Santos. Kasus diserahkan dari policia wilayah ke pusat. Semua dipenuhi. Itu artinya Daniel bukan bekerja sendiri. Ada kekuatan besar di belakangnya. Kekuatan yang ingin membersihkan Policia dari gerombolan kriminal.
***
Benarlah. Pada hari yang sama dipanggilnya Chip Policia dan Panglima Donkis ke Istana, hari itu juga Sarbon ditangkap dan selang beberapa hari kemudian, Sarbon dinyatakan sebagai tersangka. Semua skenario Sarbon atas kejadian kematian Santos dapat dipatahkan oleh team khusus penyidik.
Petugas penyidik dari Markas policia menyebut sebelum pembunuhan terjadi, Sarbon terlebih dahulu memasuki rumah dinas. Semua saksi kejadian menyatakan Santos tidak berada di dalam rumah. Tapi di taman pekarangan depan rumah. Menurut para saksi, Santos memasuki area dalam rumah dinas saat dipanggil oleh Sarbon. Itu menyimpulkan bahwa tidak ada kasus pelecehan seksual dan ancaman pembunuhan terhadap istri Sarbon sebagai alasan terbunuhnya Santos.
Dampak dari kasus ini juga dilakukan pembersihan di jajaran elite Policia. Ada 56 petugas Policia yang kena jaring sebagai bagian Sarbon connection. 31 aparat terkait dugaan ketidak profesionalan dalam menangani kasus kematian Santos yang terjadi di rumah dinas Sarbon.
***
Daniel bertemu lagi dengan Marceli setelah pertemuan kali pertama mereka. “ Kalau kasus pelecehan seksual tidak ada. Tentu pengakuan Sarbon bahwa dia merencanakan pembunuhan karena membela marwah keluaga, tidak ada relevansinya. Motifnya jelas lebih besar dari sekedar pembunuhan Santos. Tentu sesuatu yang besar berkaitan dengan dana triliunan dari bisnisi ilegal seperti Judi online, narkoba dan pencucian uang. Ya seperti yang saya tahu dari dokumen yang bapak beri tempo hari” kata Marceli.
Daniel terdiam lama namun matanya tajam menatap Marceli. Akhirnya dia tersenyum. “ Ya pak Marceli. Tugas bapak cukup sebagai pengacara Santos. Apa yang bapak inginkan sebagai pengacara keluarga sudah tercapai. Kami akan kawal sampai ke pengadilan. Sarbon terancam hukuman mati. Nama baik keluaga Santos bisa dipulihkan.. Cukup sampai disitu saja. Nah, masalah lain seperti bisnis ilegal yang berkaitan dengan Sarbon Connection, biarlah itu jadi urusan saya dan team.
Setidaknya dengan keberanian bapak menjadi pembela kebenaran, saya dan team punya pintu masuk secara politik untuk memburu pengusaha yang ada dalam lingkaran Sarbon Connection. Konstitusi kita kuat untuk memburu mereka. Presiden sudah perintahkan agar kami membersihkan lembaga dari konspirasi kriminal yang bisa merusak generasi emas bangsa ini. “Kata Daniel.
“ Tapi pak” kata Marceli mencoba bicara lebih jauh..
“ Pak Maceli, kita harus hadapi Sarbon Connection ini dengan pedang hukum. Kita harus mulai dari pembersihan kelembagaan. Kemudian pembersihan aparat dan selanjutnya biarkan sistem yang bekerja. Kita harus percaya kepada sistem. Kan engga bisa kita lakukan dengan cara barbar. Paham ya pak”
“ Gimana kalau hanya ganti orang, tetapi sistem tidak bisa mengubah yang brengsek? Tanya Marceli.
“ Sekarang era demokrasi. Semua orang bebas bicara. Lewat kasus ini Tuhan sedang buka aib bangsa ini. Aib para penegak hukum bangsa ini. Aib kita semua yang hipokrit. Kasus kematian Santos, adalah teater kebobrokan sistem hukum di negeri ini. Betapa tidak? semua aparat bicara tentang prosedur dan meminta rakyat harus patuhi prosedur hukum. Sepertinya prosedur adalah kata kunci yang paling ditakuti oleh pejabat itu. Bahkan bicara terbuka dan jujur kawatir melanggar prosedur. Tapi sebenarnya itu semua hipokrit.
Kita mau ngomong apa lagi? situasi inii sudah jadi lingkaran yang saling sandera. Betapa tidak. Pengusaha terhubung dengan partai, partai terhubung dengan pejabat, pejabat terhubung dengan ormas, dan diantara saling menyandera. Kompromi diantara mereka adalah keniscayaan. ya semacam crime connection yang mengakibatkan justice delayed is justice denied. Ya, Negeri Donkis ini para pajabat sampai politisi, pengusaha hidup mewah dari kriminalitas. Negara adalah satu entitas imajiner yang dipakai mereka untuk hidup dengan ongkos orang lain. Merka adalah teroris peradaban. Kalau tidak dihentikan, daya rusaknya sangat massive bagi rakyat.
Pak Presiden sudah menegaskan bahwa Policia tidak boleh anti kritik. Dengan adanya keterbukaan ini, maka tidak ada lagi aparat merasa bebas melakukan apa saja. Kontrol rakyat akan sangat efektif mengawasi mereka. Dan semua menyadari bahwa kita mencintai Policia, mencintai kebenaran agar keadilan tegak. Semoga tidak pernah ada lagi Santos santos lain. Cukuplah Santos saja.” Kata Daniel.
Marceli mengangguk. Dia paham dan tetaplah kepada Tuhan dia berharap dengan doa. " Tuhan jaga negeri kami. Kuatkan kami untuk mengutamakan kebenaran agar keadilan menang. Hanya dengan cara itu kami bisa menjaga negeri ini tetap berdiri kokoh dan generasi anak cucu kami bisa berharap, bahwa kami akan baik baik saja"
Disclaimer: Fiction only.
Bravo presidencia ....
ReplyDelete