Saturday, October 12, 2024

Jalan menemukan rizki...

 



“ Ale, bosoboklah kita” kata Mardi lewat SMS kemarin. Walau kami jarang sekali bertemu. Mungkin setahun belum tentu jumpa. Kami saling maklum aja. Dia sibuk sebagai pengusaha yang punya banyak bisnis di Indonesia dan tanah jiran.  Saya juga sejak hijrah ke China, sangat sibuk. Namun nomor hape nya tetap saya simpan. 


Kali pertama mengenal Mardi tahun 84. Saat itu dia bekerja pada pusat Grosir di Pasar pagi, Jakarta. Sekolahnya hanya tamat SMP di Padang.  Dia taat beribadah. Tubuhnya kekar. “ Di kampung aku sering ke rimba ambil hasil hutan untuk di jual ke pasar.” Katanya. Dia sahabat saya. Kami sangat dekat dalam rentang waktu dari 83 sampai tahun 1990. Namun banyak hal tentang Mardi yang menjadi inspirasi hidup saya. Usianya lebih tua 5 tahun dari saya. 


***

Tahun 1983. Mardi segera terbangun pukul 4 pagi. Saur. Makan nasi berlauk kan tahu goreng dan sambal yang dia beli tadi sore di warteg. Usai itu dia merokok sambil menanti waktu subuh datang.  Dengan malas dia melangkah ke Toilet umum dekat kali. Belum banyak orang antri. Dia mandi dan berwudhu. Usai sholat subuh dia sudah siap siap untuk berangkat ke kawasan kota bekerja di pusat grosir. Jarak tempuh dari tempat tinggalnya di kawasan timur jakarta ke kota cukup jauh.  Pemilik rumah kontrakan datang kepadanya.  “ Nak Mardi, sebaiknya kosongkan kontrakan ini. Ada yang mau isi. Dia berani bayar lebih. “ 


“ Ya bu. “ kata Mardi. Melipat pakaiannya yang hanya tiga setel. Dia masukan kedalam ransel. Pergi meninggalkan tempat kontrakanya.


Dia duduk di halte menati buss datang. Saat itu ada wanita bersama anak balita. Matanya terpejam. Sementara balita terus menangis. Seakan wanita itu tidak peduli dengan tangisan balitanya. Ada empati mengetuk hati Mardi.


 “ Bu, itu bayinya terus nangis.” Katanya menegur lembut. 


“ Ya Bang. Saya dari tadi malam di halte ini. Saya diusir dari rumah kontrakan. Saya mau pulang ke Cianjur. Tidak ada ongkos.” 


“ Suami ibu dimana?


“ Pergi ke kalimantan. Sebulan tidak ada kabar. Pas ada kabar, dia bilang, sudah menikah lagi di Kalimantan. Katanya janji akan kirimin uang. Ini sudah tiga bulan tidak kirim uang bayar kontrakan. Saya diusir. “ Kata wanita itu menangis.


“ Bu, saya ada uang Rp.10 ribu cukup untuk pulang ke Cianjur dan modal awal ibu bertahan di kampung. “ Kata Mardi menyerahkan uang  kepada wanita itu.


“ Terimakasih bang “ Wanita itu menangis menerima uang dari Mardi. Bus datang. Mardi permisi kepada ibu itu untuk pergi.


Di dalam bus. Mardi teringat surat dari ibunya“ Kalau kau tidak ada uang, tak usah pulang lebaran nanti. Mande maklum. Doa mande selalu untuk kau, anakku. Si Mijah sudah menikah dengan pria dari kota. Dia sepertinya sudah lupa dengan kau, anakku. Jangan kecil hati. Itu artinya bukan jodoh kau. Yang penting sesulit apapun kau, jangan pernah tinggalkan sholat. Semua bisa hilang tapi Tuhan tidak boleh hilang dalam kalbumu. “ 


Mijah adalah kekasih Mardi yang pernah berjanji akan menanti Mardi pulang melamarnya. Hidup memang berubah. Jembatan biasa lapuk. Janji biasa mungkir. Mijah tidak salah dengan sikapnya. Mardi  sangat maklum.


Seharian dia sibuk kerja mengepak dan memanggul barang. Hari itu dia terima upah mingguan sebesar Rp. 10.000. Dari uang sebanyak itulah dia harus bayar kosan Rp. 10 ribu sebulan dan sisanya untuk makan. Praktis dia tidak pernah bisa menabung. Tapi dia tetap yakin Tuhan akan membuka jalan untuknya. Dia bercita cita membuka pangkalan minuman teh botol untuk dipasarkan oleh pedagang asongan. 


Hari sudah pukul 9 malam ketika dia sampai di kontrakan temannya. Tapi dia tidak bisa masuk. Karena istri temannya datang dari kampung.” Aku mau cari kontrakan. Ya Rp. 8.000 sebulan lah. “ Kata Mardi. Temannya janji akan carikan rumah untuk mardi. Namun minta maaf tidak bisa menampung Mardi tinggal sementara.


Jam 10 malam Mardi turun di stasiun kereta Tanah Abang. Dia berjalan keluar dari stasiun tanpa tahu kemana arah yang akan dituju. Dia duduk di warung kopi. Berkali kali pelacur jalanan datang menegurnya, dia hanya tersenyum. Jam 2 pagi dia berjalan ke arah istiqlal. Lebih baik tafakur di Masjid sambil menanti waktu sahur. Di dekat pom bensin Abdul Muis kebon sirih dia melihat ada tas tergeletak di jalan. Isi tas itu, uang dollar dan dompet berisi uang pecahan Rp. 10.000.


Dia teringat doanya sehabis sholat agar Tuhan mudahkan rezeki untuknya. Nah , itulah janji Allah kepadamu. Gunakan uang itu untuk modal usaha. Itulah janji Allah.  Itu rezeki anak sholeh.” Suara bisikan datang. Namun saat itu juga terbayang wajah ibunya di kampung “ Jangan kau ambil harta orang. Apalagi orang itu tidak mengenalmu, tidak tahu apakah dia ikhlas atau memaafkanmu. Kalau dia tidak memaafkanmu, tidak mungkin pintu sorga terbuka untukmu.”  Itu nasehat ibunya saat dia akan pergi merantau.


Akhirnya Mardi putuskan juga untuk menyerahkan uang itu kepada pemiliknya. Dia lihat KTP yang ada di dompet untuk tahu alamat pemilik tas itu. 


***

Sebelum sampai di istiqlal dia melihat ada kendaraan sedan berhenti di jalan veteran. Dari dalam kendaraan itu ada wanita keluar dengan hampir terjatuh. Sepertinya didorong oleh penumpang yang ada di dalam. Dia dekati wanita itu, yang terduduk di trotoar.


“ Ada apa mbak.? Tanya Mardi.


“ Mereka udah engga bayar, kasarin saya lagi. “ kata Wanita itu. Wajahnya ada lebam. Tapi wanita itu tidak menangis. “ Mau bayar saya berapa saja saya mau. Yang penting ada ongkos pulang. Mau ? 


“ Berapa ongkos pulang?


“ Rp. 2  ribu aja.”


Mardi beri wanita itu uang. Dan dia melangkah menjauh dari wanita itu menuju istiqlal. 


Seuai sahur dan sholat subuh. Dia berdoa kepada Tuhan. “ Terimakasih Tuhan. Hari ini aku kehilangan tempat tinggal. Hari ini aku dapat kabar kekasihku menikah dengan pria lain. Tapi hari ini engkau tunjukan kepadaku cobaan tentang kerakusan dan ketidak berdayaan. Dan empatiku tetap hidup walau aku tidak tahu bagaimana nasipku besok. Yang penting hari ini aku tetap di jalanmu dan selalu bersukur akan kehadiranmu di hatiku.” 


***

Setelah matahari naik.  Mardi pergi ke alamat yang ada di KTP itu. Dia berniat ingin mengembalikan uang itu. Kebetulan rumahnya tidak jauh dari Istiqlah. Daerah Gunung Sahari.


" Anda siapa ? Kata seseorang saat pintu gerbang rumah besar tersibak.


" Saya menemukan tas di jalan. Saya tahu alamat ini dari KTP yang ada dalam dompet.  Ini saya mau antar kepemiliknya.”


Seseorang itu pergi ke dalam rumah. Mardi menanti di teras. Tak berapa lama keluar wanita etnis Tionghoa. 


“ Dimana ketemunya tas saya ini” Kata wanita itu setelah menerima tas dari Mardi.


" Dekat pom bensin Abdul muis”


Wanita itu tersenyum puas setelah memeriksa tas itu " Terimakasih ya " Kata wanita itu. Wanita itu mengundang Mardi masuk ke dalam rumah. Mardi ditawari kerja di perusahaan wanita itu. Bisnis wanita itu agent dan distributor Mesin jahit dari Jepang. Kantornya di bilangan kota tua. Sejak itu Mardi kerja sebagai sales. Dia di training how to sell dan product knowledge. Dia cepat sekali belajar. Dia memang cerdas.  Berlalunya waktu akhirnya dia dipercaya sebagai direktur oleh wanita itu.


Tahun 98 terjadi chaos menjelang kejatuhan Soeharto. Saat kantor  dibakar oleh massa. Mardi berhasil menyelamatkan wanita itu berserta keluarganya ke Bandara dan terus ke Singapore. Tahun 2000 Mardi hijrah ke Malaysia. Dia dipercaya mengembangkan bisnis wanita itu di Malaysia.


***

“ Ale “ Seru Mardi seraya memeluk saya saat bertemu di hotel kempinski Jakarta.


“ Gimana kabar Encik Yohana” Tanya saya. Yohana adalah induk semangnya yang membinanya sejak muda.


“ Encik udah meninggal tahun 2013. Tetapi anak anak nya tetap percayakan bisnis untuk aku kelola. Mereka beri aku saham 20% atas group perusahaan yang terdiri dari Kebun Sawit. Pabrik downstream CPO, pabrik sparepart kendaraan. Pabrik gula  dan lain lain. “ Katanya dengan tersenyum. Mardi hanya tamatan SMP. Tidak ada yang bisa dia perbuat untuk bisa sukses kecuali kejujuran dan kesetiaan menjaga amanah.


“ Hasil survey tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi diatas 70%. “  Kata Mardi kemudian.  Kami ngobrol santai.


“  Data OECD tahun 2023, 62% penduduk Indonesia lulusan SLTP. Sisanya lulusan SMU dan universitas. Lulusan S1 hanya 4,25%. Nah, kalau lebih 90 % populasi berpendidikan SD, SLTP, SMU, maka hanya 1 dan 100 responden survey yang melek politik.  Kamu yakin hasilnya objectif? Mana mereka paham soal indicator ekonomi dan capaian pemerintah. Mereka hanya menjawab survey atas dasar perasaan. Ya wajar. Karena  mereka dapat program Bansos. Tapi kita semua tahu, bansos itu toxin peradaban dalam jangka panjag. “ kata saya.


“ Tapi baca berita dari media mainstream, luar biasa sekali kinerja Jokowi. Terutama dalam membangun infrastruktur ekonomi. Bangun jalan tol. Jalan nasional. Jalan desa, Irigasi, Bendungan, Bandara, Pelabuhan, bahkan pembangun desa terluar. “ Kata Mardi, Saya senyum aja. Saya tahu dia ingin bicara banyak dengan saya. Kami saling merindukan. Lama tak jumpa


“ Itu hanya berita. Orang hanya tahu dari pemberitaan. Semakin sering berita itu ada semakin nampak dia bekerja.  Apalagi Jokowi sangat pintar sebagai media darling. Pada setiap moment peresmian proyek dia menghadiri. Kan di Japang ata China atau Korea tidak mungkin presiden menghadiri peresmian proyek Tol. Apalagi sekedar ekspansi Pelabuhan atau penambahan bendungan.Itu cukup diwakilkan Menteri atau direktur BUMN yang kelola proyek itu.  


Mengapa saya katakan itu? Karena faktanya Belanja modal tetap rendah, kurang lebih 1,33% dari PDB. Tidak ada yang bisa diperbuat. Kecuali semakin besar sumber dana dari non APBN. Kalau dana non APBN itu berasal dari FDI kan bagus. Memperkuat devisa. Tetapi ini berasal dari utang dalam negeri. Dan itu utang kepada bank BUMN juga. Yang kalau ada masalah, terpaksa negara bailout. Dan semua bermasalah.” Kata saya.


“ Mengapa ?


“ Bukan rahasia umum bahwa pembangunan infrastruktur lewat PINA itu menimbulkan moral hazard. Itu bisa dilihat dari ICOR kita diatas 6. Sangat tidak efisien. Index Korupsi yang memburuk. Tahun 2024 Index korupsi  sama dengan tahun awal Jokowi berkuasa. Yang tentu berkorelasi dengan memburuknya Index demokrasi. Menurut freedom House menyebut indeks demokrasi Indonesia turun dari 62 poin ke 53 poin pada 2019-2023. Kan menyedihkan “ kata kata saya.


“ Jadi apa pendapat kamu secara objektif terhadap kineerja Jokowi selama jadi presiden” Tanya Mardi.


“ Kita kan pengusaha. Apa ukuran penilaian terhadap kinerja CEO perusahaan? Kan pendapatan. Sehebat apapun CEO itu dengan programnya, pada akhirnya kalau trend pendapatan loyo, ya itu sudah dianggap sampah, yang harus segera dibuang ke tong sampah. Nah di era Jokowi, rasio pendapatan terhadap PDB menurun.  Bila tahun 2015 tax ratio 10,8%, diperkirakan 2024 tax ratio hanya 10,1%. Turun. Kalau dirata ratakan selama era Jokowi tax ratio dibawah 2 digit atau 9,9%. Kalah dengan era SBY yang rata rata tax ratio 11,7% terhadap PDB.


Upaya Jokowi untuk meningkatkan tax ratio sangat luar biasa. Tetapi itu hanya kebijakan menjaring wajib pajak yang ada lewat tax amnesti 1&2. Tidak ada upaya serius meningkatkan pertumbuhan  sektor real agar menciptakan multiplier effect yang salah satunya bertambahnya wajib pajak yang mampu bayar. Setidaknya dari 65 juta UMKM bisa naik kelas menengah 10% saja, itu sangat significant meningkatkan tax ratio. “ Kata saya.


“ Karena penerimaan loyo dan belanja amburadul pengelolaannya. Lantas darimana Jokowi dapatkan dana begitu besar untuk mempertahankan pertumbuhan diatas 5% ? tanya Mardi


“ Ya dari utang. Prinsip money  follow program telah mengakibatkan beban utang terus bertambah untuk menutupi defisit anggaran. Sudah bisa dipastikan ini berujung kepada bertambah nya utang negara. Terhitung sejak tahun 2014, outstanding utang sebesar Rp2.608 triliun yang kemudian meningkat signifikan menjadi Rp7855,53 triliun per Juli 2023 atau mengalami penambahan utang 201% dibandingkan total utang 6 presiden sebelumnya. Angka itu lebih besar lagi tahun 2024


Ini sudah sama seperti berada dalam kubangan lumpur utang. Sangat memberatkan bagi presiden berikutnya dan kalau ini terus dilanjutkan tanpa perbaikan dan perubahan, maka sebelum ulang tahun indonesia emas 2045, kita sudah jadi negara gagal seperti Venezuela. Mungkin lebih buruk dengan pecahnya NKRI.” Kata saya. 


Mardi tertegun. 


“ Keliatannya semua baik baik saja. Tidak ada masalah dengan likuiditas dan pasokan barang. Berapapun likuiditas tersedia. Mau pinjam berapapun ada uang. Mau barang apapun tersedia di pasar. Tapi masalahnya, berani bayar bunga tinggi engga? Berani bayar harga naik engga? Sementara pertumbuhan ekonomi masih positif, IDR menguat,  Angka indicator ekonomi makro ekonomi cerah. Kalau katanya ekonomi kita tidak baik baik saja, salahnya dimana ? tanya  Mardi. Sepertinya dia masih bingung dengan penjelasan saya. Maklum dia kelas atas. Wajar saja.


“ Sebagai masyarakat kelas atas yang hidup dari rente, kamu tentu akan bingung dengan situasi ekonomi sekarang. Apalagi DPK perbankan diatas Rp. 5 miliar untuk nasabah seperti kamu jumlahnya terus bertambah. Makanya setiap kritik terkesan anomaly. Jarak kamu dengan kelas bawah semakin jauh. Karena kini DPK perbankan dari nasabah dibawah Rp 100 juta, jumlahnya  terus berkurang. Dan itu tentu  membuat semakin jauh empati kamu. “ kata saya.


“ Coba cerahkan saya. Tapi jangan opini sabun. Berusahalah objectif berdasarkan data. “ Pinta Mardi   Saya segera buka file ekonomi makro di hape saya. Agar apa yang saya jelaskan sesuai data.


“ Mesin ekonomi suatu negara itu terdiri dari Belanja domestic, produksi dan investasi.  Nah perhatikan fakta dan data. Lebih 50% PDB kita disumbang oleh belanja domestic. Daya beli melemah dengan ditandai oleh lebih banyak barang daripada uang di pasar, itu artinya deplasi. Dalam 38 tahun terakhir situasi deplasi hanya terjadi pada pada 1999 saat kita dilanda Krismon dan, 2020 saat ada pandemi COVID. Kalau kini terjadi deflasi 4 bulan beruntun, itu artinya kita sedang dalam pusaran krisis. Itu dirasakan kelas bawah. Bukan kamu.


Kemudian sector produksi drop. Itu ditandai dengan kontraksi nya index PMI Manufaktur. Kontraksi dua bulan beruntun yakni pada Juli (49,3) dan Agustus. Posisi PMI Manufaktur saat ini juga merupakan yang terendah sejak Agustus 2021. Peran bank sebagai channeling fund stuck. Undisbursed loan perbankan mencapai Rp 2.152,19 triliun. Padahal sector produksi penyumbang kedua terbesar terhadap PDB. Kamu tidak akan merasakan. Karena yang merasakan rakyat kecil dengan adanya gelombang PHK dan pengurangan kapasitas produksi sehingga banyak supplier UKM yang jatuh bangkrut.


Investasi lebih banyak ke sector moneter. BI rakus banget serap dana di pasar lewat kenaikan suku bunga. Makanya devisa kita meningkat. IDR menguat. Bukan karena surplus NPI tetapi karena hutang. Menkeu juga kerek bunga SBN. Rebutan likuiditas dengan BI dan perbankan.  Makanya bunga perbankan juga naik. Sementara LDR perbankan sudah diatas 86%. Memang tidak dirasakan oleh kamu yang kelas Atas. Kamu justru happy dengan suku bunga tinggi. Bisa dapat pasif income dari bunga SBN, SRBI, SVBI dan deposito. Tetapi tidak berlaku  bagi kelas menengah dan bawah, yang income nya terpenggal karena angsuran KPR naik, harga harga naik.” Kata saya.


“ Ah apa iya begitu. Kan PDB kita positif. “  Kata Mardi. 


“ Ya jangan melihat PDB dari luar. Tetapi lihat ke dalam PDB. Mari kita lihat data. Ya data BPS aja. Biar tidak terkesan oposisi. Kelas menengah di Indonesia turun kasta sejak masa krisis Pandemi Covid-19. Pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Lalu, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%. Artinya ada sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah yang turun kelas. 


Nah 9,48 juta itu menjadi aspiring middle class. Kelas yang mendekati miskin. Data membuktikan aspiring middle class bertambah, dari 2019 hanya sebanyak 128,85 juta atau 48,20% dari total penduduk, menjadi 137,50 juta orang atau 49,22%. Sementara angka kelompok masyarakat rentan miskin ikut nambah juga. Dari 2019 sebanyak 54,97 juta orang atau 20,56%, menjadi 67,69 juta orang atau 24,23%. 


Artinya, PDB itu merugikan kelas menengah dan bawah. Sementara kelas atas bertambah. Bukan jumlahnya bertambah tetapi hartanya yang bertambah. Lihat data DPK perbankan. Nasabah  yang memiliki tabungan di atas Rp5 miliar justru cenderung mengalami peningkatan yang signifikan. Pada Juli 2016 hingga Juli 2019 tercatat mengalami kenaikan sebesar 29,7% dan pada Juli 2021 hingga Juli 2024 kembali bertumbuh bahkan lebih tinggi yakni sebesar 33,9%. “ Kata saya.


“ Apakah Jokowi tahu soal ini? Tanya Mardi. 


" Justru Jokowi sudah ingatkan sejak tahun 2023. Dia ingatkan kepada BI dan Menkeu soal kekawatirannya dengan pertumbuhan ekonomi 5% tetapi likuiditas terganggu. Karena dampaknya bisa menekan daya beli dan produksi yang pada gilirannya ekspansi sector real melambat. Tetapi tidak ada team relawan Jokowi yang bantu ingatkan ini dan ring 1 nya juga tidak peduli. Euforia engga jelas. Sementara pihak luar yang mengingatkan malah dituduh membenci dan nyinyir. Kan kasihan Jokowi jadi keliatan dungu dia. “ kata saya.


“ Emang salah? Kaya miskin itu kan soal pilihan dan lagi orang kaya emang mudah. Ada kerja keras, kerja kreatif, dan tentu struggle. Jangan salahkan pemerintah kalau ekonomi justru merugikan orang miskin. “ Kata mardi. 


“ Saya katakan, setiap kebijakan ekonomi adalah juga kebijakan politik. Tentu tidak mungkin memuaskan semua orang. Tetapi tentu juga tidak boleh hanya memuaskan segelintir orang. Rakyat engga maksa keadilan ekonomi seperti paham komunisme. Rakyat hanya butuh keadilan sosial atau keadilan proporsional.  Nah kalau itu tidak bisa di delivery pemerintah, ya resikonya bukan ekonomi tetapi politik. Rakyat akan menggulungnya. Di mana mana ya begitu. Old story… “ Kata saya. Mardi terdiam. Saya diamkan juga. Moga dia paham. Dan lagi ini hanya pembicaraan diatas sahabat.


***

“ Ale, Seru Mardi " Tahun 2023 aku ketemu dengan Risa di Bandara Changi “ Kata Mardi tersenyum. “ Dia cerita kalau dia kerja sama kau dan tidak pernah menikah” 


“ Kok masih ingat dengan Risa. ? Tanya saya mengerutkan kening.


“ Dulu kan waktu ambil ijazah SMA, aku dan dia satu kelas di sekolah malam di Senen” Jawabnya. 


“ Oh gitu. “ Saya baru tahu. Karena Risa tidak pernah cerita.


“ Ale…Seru Mardi. Sepertinya ada yang hendak dia katakan. Saya siap mendengar. “ Istri aku meniggal karena COVID. Anak ku hanya 1. Sudah berkeluarga. Aku dapat cucu 2 dari dia.” Kata Mardi. Dia terdiam lagi.


“ Sebenarnya cinta pertama-ku adalah Risa. Tetapi aku tidak berani mengatakannya. Dia cantik kali. Amoy lagi. Awak apalah. Hanya oang kampung. Tak pula berupa. “Kata Mardi. “Aku akan sangat berterima kasih bila kau bisa bantu aku menjadikan dia sebagai istriku. “ Kata Mardi dengan suara lambat. 


“ Ale..” Lanjut Mardi. “ Aku janji akan membahagiakan Risa. Aku juga udah cerita ke anakku tentang Risa. Dia sangat mendukungku. 


 “ Ya Mardi. “ Saya menghela napas. “ Aku engga bisa bantu namun aku mendukung kalau kau bisa menikah dengan Risa. Aku beri aja nomor telp dan alamat dia. Silahkan kau pendekatan dengan dia.” Kata saya.


“ Terimakasih Ale. Doakan ya” katanya. Saya mengangguk dan tentu mendoakannya dengan setulus tulusnya, mereka  sahabat saya.


Saya termenung. Risa sahabat saya dan Mardi juga sahabat saya. Yang jadi masalah, dari awal emosi cinta Risa hanya untuk saya. Saya bertemu lagi dengan Risa, setelah saya menikah. Bagi saya, Risa adalah masa lalu. Dan tidak mungkin menikahinya. Dan kini Mardi mau menikahinya. Bagaimanapun Risa perlu tempat bersandar di masa tuanya. Apalagi usianya 56 tahun.


Saturday, October 05, 2024

Mengapa Hijrah ke China.

 



Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding.  " Mengapa kamu sampai memutuskan hijrah bisnis ke China? tanya Aling. 


“ Saya sering dapat pertanyaan seperti itu. Selama ini saya diamkan saja. Karena kalaupun saya jelaskan. Orang tetap tidak akan bisa terima alasan itu. Ini soal pilihan hidup saya. Dan saya sendiri yang melewatinya dengan segala resiko.  Engga penting amat mau tahu alasan saya.” Kata saya.


“ Ayolah jelaskan. Sebagai sahabat, saya ingin tahu. Setidaknya jadi pembelajaran bagi saya. Karena kalau kamu cerita selalu ada hikmat dibalik itu.” Kata Aling. Saya tersenyum. Tentu sebagai sahabat dia beralasan untuk tahu secara jujur apa alasan saya. Saya juga tidak perlu aktualisasi di hadapan sahabat. Dia sudah kenal saya luar dalam tentang saya.


“ Baiklah..”kata saya mengawali. “ setelah kegagalan bisnis berkali kali dalam rentang waktu 15 tahun sejak usia 25 tahun. Saya tersadarkan. Saya pekerja keras. Jujur dengan mitra, bahkan terkesan naif. Ternyata itu semua adalah sumber kelemahan saya. Artinya saya tidak cukup cerdas dengan hidup saya. 


Mentor saya etnis China yang juga mantan pendeta. Menasehati saya. Kamu tahu kelemahan kamu, tetapi kamu tidak mengenal kelemahan orang lain. Padahal tidak sulit mengetahui kelemahan orang lain. Apa? Orang lain cenderung memanfaatkan kelemahan kamu. Nah kalau hal yang sederhana itu kamu tidak paham. Itu sama saja kamu tidak jujur terhadap diri kamu sendiri. Orang lain itu sama saja dengan diri kamu. Artinya kalau kamu mengenal orang lain, kamu juga mengenal diri kamu sendiri. Kamu jadi cerdas. Kamu tidak perlu takut akan hasil yang akan diraih. Pada akhirnya apapun hasilnya, kamu tetaplah sebagai pemenang. 


Nasehat itu seperti cahaya terang di depan. Saya seperti terlahirkan kembali. Saat itu usia saya tepat 40 tahun.Pada usia itu saya sudah menggenapkan rukun Islam ke Lima. Saya sudah berhaji.  Orang bijak berkata. Life at begin forty. Mulai saat itu saya lakukan revolusi mental. Kelemahan saya tidak bisa hidup di negeri saya. Mungkin orang lain bisa. Tetapi tidak bagi saya. Saya orang yang kreatif. Bahkan dari kecil saya dikenal anak yang hiperaktif. Akal saya sangat kreatif untuk survival dan lingkungan saya tidak mendukung itu. 


Betapa tidak. Saya perlu mitra skill management untuk menjalankan kreatifitas saya. Karena saya disleksia. Empat kali saya gagal karena dikhianati oleh mitra saya sendiri. Saya perlu sumber daya keuangan. Di Indonesia, perbankan sangat mahal cost of fund nya. Saya harus bayar bunga dan meng entertain oknum bank. Ketemu dan bermitra dengan investor, yang ada saya justru di hostile disaat mekar. Perizinan usaha yang bukan hanya tidak mudah. Tetapi lelah melayani banyak maunya pejabat.


Itulah alasan sederhana mengapa saya harus hijrah dari Indonesia. Mengapa China jadi pilihan? Awal tahun 2000an, China seperti raksasa yang bangkit dari tidur Panjang. Raksasa menggeliat. Semua sector berkembang dengan pesat. Itu semua terjadi karena pemerintah menjaga ritme drap pembangunan dengan disiplin tinggi dalam penerapan hukum. Hampir semua wirausaha dari negara maju seperti Korea, Jepang, AS, dan Eropa datang ke China. China bukan lagi kota tertutup. Tetapi sudah menjelma menjadi kota cosmopolitan.


Walau saya tidak punya pabrik.Menjalankan bisnis Maklon atau toll manufacturing, atau Cut Make Trim. Baru dua tahun di China dan dibantu oleh 1 staf. Saya bisa ekspor pakain jadi ke Eropa dan AS lebih 40 kontainer sebulan. 100  kali lebih besar dari pencapaian saya di Indonesia selama 15 tahun. Itu berkat sumber pembiayaan ekpor sangat mudah. Supply chain partners tersedia luas dan murah. 


Bagaimana ceritanya sampai mendirikan pabrik? tanya Florence. Baiklah saya ceritakan sedikit sebagai awal dan kelanjutan. Satu waktu tahun 2008 saya ketemu dengan pengusaha dari Perancis. Dia beri saya contoh gagang kacamata. Menurutnya itu dilapisi dengan emas. Harga dia buka USD 200. Saya liat perhatikan gagang kacamata itu. Yang saya tahu, merek yang dia jual seharga USD 2000. Kenapa dia beli murah sekali.? Dia sudah berusaha dapatkan pabrik di China engga ada yang bisa supply dengan harga itu. Saya berpikir positif saja. Ini peluang. Saya minta sample dan berjanji dalam seminggu saya akan temui dia lagi.


Saya datang ke pabrik gagang kacamata di China. Kebetulan yang punya teman saya. Saya minta dia produksi dengan material yang saya tentukan. Dia setuju. Dia buka harga USD 20. Saya tersenyum. “ Ya udah buat contoh barang. Kalau buyer saya setuju, kita kontrak jangka panjang. “ Kata saya. Setelah contoh barang jadi. Saya terbang ke Paris ketemu dengan buyer saya. Dia lihat contoh itu.


 “ R&D kami akan periksa produk ini. Kalau material benar dan presisi ya kita kontrak.” Katanya. Saya diam saja. Dia minta saya tunggu di Paris.


Tiga hari kemudian dia setuju kotrak dengan harga USD 200. Tetapi ketika baca kontrak, saya menolak spec. “ Ini spec engga seperti contoh yang kamu beri.”


‘ Tetapi R&D saya bilang sama. Design juga precisi. “


“ Kalau sesuai spec harga jual sedikitnya USD 1000, tapi harga yang anda tetapkan USD 200. Ya itulah yang bisa saya buat.”


“ jadi apa materialnya?


“ Itu dilapisi Tungsten. Emas palsu. Tetapi dengan kadar mendekati 90% asli. “ Kata saya. Dia kaget. Dia tatap saya lama.


“ Serius?


“ Ya”kata saya tegas.


“ Ok. Kalau begitu kita akan bicarakan jangka panjang.” Katanya antusias.


Singkat cerita setelah melalui perundingan ketat. Butuh 18 kali saya mondar mandir China dan Eropa. Kesepakatan dibuat. Pabrik dia yang ada di Italia, Jepang dia tutup. Dia jadikan saya sebagai affiliate factory di China. Blue print design produck dia serahkan ke saya. Akhirnya saya bangun pabrik dengan offtaker dari dia. Dana dari pinjaman bank of china. Modal kerja dari kredit ekspor di Perancis. Sampai sekarang pabrik tetap jalan.


Bagaimana saya dapatkan kemitraan global bangun pabrik? Pertama, saya harus kuasai product knowledge. Saya bertanya kepada ahli material. Di China lembaga riset banyak dan mereka membuka diri tempat bertanya. Apapun pertanyaan kita mereka jawab dan beri solusi. Itu gratis. Dari mereka saya tahu alternatif material emas yaitu Tungsten. Mereka juga beritahu darimana bahan baku saya dapat dan bagaimana mengolahnya untuk lapisan gagang kacamata.


Kedua, saya berusaha bersikap jujur kepada buyer atas produk saya. Kalau mereka suka maka saya ajukan posisi sebagai bagian dari bisnis Global mereka. Saya tidak minta modal dari mereka tetapi posisi ekslusif sebagai produsen dan mereka sebagai offtaker. Sehingga mereka focus kepada market dan saya focus produksi. Win to win.


Selama 5 tahun membangun usaha di China, saya kerja lebih 18 jam sehari. Tidak ada hari libur. Saya kelilng dunia memasarkan produk.Semua pabrik yang saya dirikan marketnya secure. Bahan baku juga secure. Teknologi mampu dikembangkan terus. Seperti pabrik elektronika menjadi supply chain untuk Apple, Huawei, Boeing dan industri MRI. Agro industri sebagai pemasok industri pangan dan pharmasi. Singkatnya semua bisnis dibangun dengan business model suppy chain global.


Walau sejak tahun 2010 semua unit business bernaung dalam holding company terdaftar di Hong Kong. Namun semua unit bisnis saya yang dirikan. Itu semua bayi saya. Tentu saya hapal semua detail business process. Saya tahu kalau kotrak penjualan sekian, bahan baku sekian, jam kerja sekian, dan biaya tetap sekian. Dan saya bersukur dapat mitra dan juga sahabat saya yang hebat dalam skill menegement. Berkat mereka proses management bisa menghasilkan laba dan usaha tumbuh terus walau saya tidak lagi aktif dalam operasional. 


Di China saya temukan atmosfir bisnis dan dipertemukan Tuhan dengan orang orang tulus menjaga saya.  Namun bagiamanapun saya tetaplah putra ibu saya. Habitan saya ada di Indonesia. Di usia menua saya tidak ada sesal dengan masa lalu saya. Semua adalah proses yang setiap orang harus melewatinya dan menemukan hikmah karenanya.


***

Tahun 2004 awal bisnis di China. Saya pernah ekspor hape. Hape itu tanpa merek. Karena saya rakit lewat proses maklon. Saya beli sparepart, casing, baterai, lcd dari supplier. Kemudian saya manufaktur. Yang lakukan manufaktur kelas UKM. Tempatnya hanya ruko doang. Orang kerja berhimpitan merakit setiap hape. Modal saya buat satu hape hanya 50 Yuan. Saat itu kurs 1 yuan= Rp. 1000. Harga ekspor FOB 100 yuan atau Rp. 100.000.


Setiap bulan saya ekspor 1 kontainer / 20.000 unit ke Afrika, dan termasuk juga ke Indonesia. Bahkan saya juga maklon mouse computer. Saya ekspor dengan harga hanya 5 yuan atau Rp 5000. Karena modal saya hanya Yuan 2 atau RP. 2000. Saya juga maklon jilbab. Saya ekspor ke Indonsia dan mesir dengan harga 3 yuan atau Rp. 3000. Modal bikin hanya 1 yuan. Karena hitungan saya bukan unit tetapi gramatur. Ada puluhan produk saya pasarkan  ke seluruh dunia dan produksi lewat maklon.


Anda bisa bayangkan. Saat itu punya rupiah Rp. 100 juta sudah seperti orang kaya banget. Hotel bintang IV semalam hanya 185 yuan atau Rp. 185.000. Makan mewah bertiga hanya Rp. 100.000 atau Yuan 100. Saya bawa tamu bisnis ke KTV. Sewa room dan termasuk wanita PL. Habis uang hanya 3000 yuan atau Rp. 3 juta .Kalau di indo itu bisa diatas Rp. 20 juta. Cari uang mudah, biaya hidup murah.


Makanya semua orang baik asing maupun local , seperti kesetanan cari uang. Orang local sibuk produksi. Orang asing sibuk marketing. Apapun di china ada dan bisa dijual. Bahkan kitab suci banyak negara termasuk alquran diproduksi di China dengan harga murah.


Sejak tahun 2008 kurs Yuan berangsur angsur menguat terhadap Rupiah dan valas lainnya. Tidak lagi murah. Sudah terasa mahal. Apalagi kini Rupiah terhadap Yuan sudah diatas Rp. 2000. China semakin malaju ke depan, kurs kita semakin melemah alias melaju mundur.


***


Di China jika usaha anda terdaftar dan menjadi nasabah bank. Kalau omzet anda diatas limit tercermin dari mutasi saldo bank. Maka tanpa anda minta. Bank pasti akan minta anda ajukan kredit. Mengapa ? Bank bertindak sebagai wakil negara. UU mengharuskan bank memberikan kredit. Kalau anda tidak mau, mereka minta anda ajukan surat penolakan dengan alasan tepat. Sederhana aja. Itulah kepastian hukum.


Kalau anda mau ajukan kredit. Anda tidak perlu pusing soal collateral. Tetapi juga tidak seenaknya dapat duit kabur. Mengapa ? karena system data dan informasi china sangat ketat. Sekali anda boong. Pasti ketahuan. Misal. Anda pengrajin tempe. Credit rating anda dalam hitungan menit bisa diketahui. Mereka bisa call distributor kedele. Kalau terbukti anda pernah gagal bayar, pasti kena reject. Kalau positif, hitungan hari atau tidak lebih 7 hari kredit cair.


Kalau kredit cair. Tidak lebih 1 bulan. Petugas pasti hubungi anda. Bukan minta fee. Tetapi membina anda. Sebagai UMKM anda akan dapat fasilitas bunga dari negara. Itu dibayar sesuai progress. Semakin baik perkembangan usaha anda, semakin besar subsidi bunga. Ukuran progress adalah outcome , itu dalam bentuk serapan tenaga kerja dan bayar pajak serta mutasi saldo bank. Lagi lagi data.


Kalau buka pabrik di China. Perizinan diajukan secara online. China telah menerapkan EGoverment tahun 2000. Sertifikat perizinan semua dalam bentuk digital. Pabrik baru berdiri. Petugas pemda udah datang. Bukan minta uang tip. Tetapi menanyakan soal kebutuhan pekerja. Kalau skil tersedia tidak memadai. BIaya training dan produksi dibawah kapasitas produksi, dapat kompensasi pengurangan pajak.


Pemerntah juga bantu pengusaha dapatkan mitra untuk supply chain. Sejak tahun 2007 China sudah punya databased supply chain online. Selagi usaha anda terdaftar resmi, mudah mengakses databased. Sehingga tidak ada istilahnya broker dan rente. UU pajak dan Persaingan Usaha di China melarang keras nepotisme. Anda hanya deal dengan real supplier atau produsen yang qualified. Sehingga peluang hanya untuk mereka yang mau kerja keras dan serius.


Itu China. Kita ambi contoh lain seperti halnya Dubai. Kebetulan saya punya bisnis disana. Dubai tidak ada minyak. Tidak ada SDA. Hanya gurun tandus. Tetapi karena kepastian hukum terjaga. Trust tinggi. Dubai jadi financial center dan pusat pengelolaan family office berkelas dunia. Dubai menjadi magnit bisnis jasa. Hampir semua big company Service bermarkas di Dubai. Kini Dubai bisa mengalahkan negara yang kaya minyak seperti Nigeria dan Venezuela.


Dunia ini tidak ada system yang sempurna. Karena memang tidak ada manusia yang sempurna. Makanya diperlukan hukum yang mengaturr. Diperlukan penerapan hukum yang konsisten. Dengan demikian ketertiban tercipta. Fair play terjadi. Peluang terbuka bagi siapa saja. Kompetisi terbuka namun sehat. Siapapun bisa sukses. Siapapun bisa gagal tentunya. Yang lemah terlindungi dan yang culas kena tebas pedang hukum. Kepastian hukum itu bukan pada perangkat hukum, KUHP  yang tebal, tetapi memang lahir dari karakter pemimpin nasional yang kuat dan anti korupsi. Dah gitu aja.

Saturday, September 28, 2024

Engga cukup cerdas.




Dari Lina saya sudah diberi tahu bahwa Dhea ingin bertemu dengan saya untuk membahas rencana investasi Algae. Dhea adalah  Dirut dari salah satu unit bisnis GI. Ayahnya supir taksi. Saat saya tahu dia diterima di PTN, saya rekomendasikan agar dia dapat beasiswa dari GI. Setelah lulus dari PTN, dia mengajukan proposal untuk membangun pabrik minuman ringan. Bahannya dari Cincau. Akhirnya pabrik itu berdiri di Malaysia. Awalnya memang tidak mudah. Banyak sekali hambatan. Maklum produk baru. Belum dikenal di pasar global. Namun lewat 3 tahun sudah established.


Saya ke kantor GI. Dari lantai bawah saya langsung naik lift ke lantai 4, kamar kerja dirut dan Komisaris utama. Saat saya masuk di ruang tunggu direksi ada wanita berambut panjang sebahu. Dia tersenyum. Saya cuek aja. Langsung masuk ke Kamar Kerja Lina. “ Mana dirut Anak perusahaan dari Malaysia.? “ kata saya seraya masuk ke toilet kamar kerjanya.


“Itu di luar, di ruang tunggu. Dia sudah tunggu bapak lebih 1 jam “ Kata Lina segera keluar panggil dirut itu. 


Saya keluar dari toilet. Saya terkejut. Ternyata wanita yang duduk di ruang tunggu tadi Dhea. Kenapa dia berubah. Engga keliatan lagi wajah kampung. Dia mengenakan blaser. Cocok sekali untuk tumbuhnya yang tinggi semampai. Saya pikir dia lebih cantik dari cewek brazil. Walau hitam tapi hitam manis.


Saya duduk di sofa menghadap Dhea. Di sebelah saya Lina. Dhea menunduk. “ Kamu kan mau ketemu saya. Katanya penting. Ada apa ? tanya saya. Dhea tetap menunduk. Saya diamkan saja. Setelah lewat 3 menit. Saya angkat bahu ke pada Lina.


“ Bu Dhea. “ Seru lina. “Ini bapak. Katanya mau bicara. Ayolah bicara. Waktu bapak engga banyak” lanjut Lina. Dhea tetap menuduk saja.


“ Ibu Dhea. “ Kata Lina dengan sedikit keras. “ Ada apa sih kamu? Bicaralah.? Lanjut lina. Saya kasih kode lina untuk keluar ruangan. Akhirnya Lina keluar. Tinggal saya dan Dhea saja. Dia salami saya dan cium punggung lengan saya. “ Gimana kabar kedua orang tua kamu? Tanya saya.


“ Baik baik saja om. Tinggal sama Dhea di KL.”


“ Adik kamu tinggal sama kamu juga kan?


“ Ya om. Yang satu sudah kuliah tingkat dua di Universitas di Malaysia dan satunya lagi masih SMU juga di KL. Tahun depan dia akan masuk universitas juga.” Kata Dhea. Dia hanya sekilas menatap saya dan kemudian menunduk lagi.


“ OK. Ada apa Dhea.? Katanya mau ketemu Om.”


“ “ Dhea rencana mau ajukan proposal ke holding untuk ekspansi bisnis Algae."


“ Coba ceritakan sedikit. Apa bisnis kamu itu. Saya beri waktu 5 menit. Kalau bisa yakinkan saya. Kita move forward. “ kata saya.


Dhea perbaiki duduknya. Sepertinya dia bersiap untuk menjelaskan rencananya dengan singkat dan padat.


“ Dengan populasi dunia yang diproyeksikan mencapai 9,7 miliar orang pada tahun 2050, tidak ada solusi pangan saat ini yang dapat digunakan untuk memenuhi peningkatan permintaan nutrisi yang diharapkan. Selama waktu yang sama, hasil pertanian diperkirakan akan sangat terpengaruh oleh perubahan iklim, dan itu berdampak kepada berkurangnya produksi pangan.  Jadi ada pasar besar yang tumbuh berkelanjutan namun sumber daya terbatas. Solusinya adalah penggunaan Algae sebagai sumber pangan yang kaya nutrisi. Pasarnya pasti sangat besar. Ini soal kemanusiaan. Mengatasi kelaparan akibat perubahan iklim” Kata Dhea.


" Lebih spesifik ? tanya saya.


" Contoh, protein hewani, terutama susu dan daging, memang sumber utama protein yang paling banyak dikonsumsi. Namun,tidak sustain karena  dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia. Protein nabati seperti Kedelai, kacang-kacangan, dan CPO bisa sebagai alternatif . Namun penanamannya secara monoculture dalam skala besar bisa merusak ekologi dan menguras sumber daya air. Nah,  protein alga, alternatif yang paling relevan. Alga memiliki laju pertumbuhan yang tinggi, efisiensi fotosintesis yang tinggi, dan konsumsi air yang rendah, dan tidak memerlukan lahan untuk pertumbuhannya.


Era sekarang dan selanjutnya orang makan untuk sehat. Produk yang dihasilkan dari Algae merupakan nutrisi tambahan yang memungkinkan orang tidak perlu makan banyak. Bahan baku Algae melimpah di Indonesia, Maklum kita kan negara kepulauan. Potensi laut kita sangat besar untuk algae. ” Kata Dhea.


Saya tertegun. Praktis dan taktis. 


“ Ok, itu saya sudah paham soal Algae. Produknya apa ? 


“ Saat sekarang yang ada Lipid, karotenoid, karagenan, Alginat, protein Alga, tetapi akan terus berkembang produknya tergantung hasil riset. Pasarnya terus tumbuh untuk kebutuhan industry makanan dan minuman, bioplastik, biofuel, pharmasi dan lain lain. ” Kata Dhea.


“ Bagaimana dengan tekhnologi ?“ tanya saya.


“ Dhea punya relasi di luar negeri. Dhea udah berhubungan lebih 1 tahun. Dia PHD bidang riset algae. Dari dia, Dhea  sudah dapatkan informasi lengkap bagaimana potensi Algae itu. “ Kata Dhea menyerahkan proposal. Lumayan tebal. Saya tahu ini kajian akademis. Perpect.  “ Dhea juga udah lakukan desk riset. Baik sumber dayanya, tekhnologi maupun market nya” Lanjut Dhea menyerahkan business plan.


“ OK, tetapi itu kan baru desk riset. Untuk memulainya, kita perlu produk yang sudah lolos eksperiment dan pilot project. “ Kata saya.


“ Ini ada perusahaan riset yang sudah sukses kembangkan beberapa produk dari algae sampai kepada tahap eksperimental. Termasuk budidayanya. ” Kata Dhea menyerahkan dokumen profile perusahaan target itu. “ Namun mereka tidak ada uang untuk membuat pilot projek, khususnya biofuel. Mereka setuju lepas saham untuk dapatkan pembiayaan.” Kata Dhea.


Saya tatap lama Dhea. Sampai dia salah tingkah. “ Om setuju. Mari kita proses peluang ini. Team Business Development Group Yuan Holding akan dilibatkan secara penuh untuk mem follow up rencana bisnis ini. Dan kamu jadi ketua Team nya. “ Kata saya. Dhea terharu. “ Terimakasih om. Dhea janji akan kerja keras.” Katanya mengusap airmata haru.


Untuk obsesi Dhea,   Yuan akuisisi perusahaan riset Algae senilai USD 100 juta. Dan kini masih terus dikembangkan untuk siap launcing tahun 2026. Rencana tahun 2027 dimulai pembangunan proyek teritegrasi dari budidaya, industry pengolahan beragam downstream Algae. Saya terus berdoa semoga baik baik saja. Kalau proyek ini sukses, itu berkat Dhea, srikandi Indonesia yang bisa menjadikan sumber daya ibu pertiwi untuk pangan dan energi. Bukan hanya untuk indonesia tetapi dunia. Benarlah Indonesia merdeka, berkat rahmat Tuhan.


***


“ Kalau benar potensi Algae ini besar dan sangat prospektif. Kenapa engga dilirik konglomerat dan BUMN “ demikian kata Florence. Pertanyaan sejenis itu sering saya dengar bukan hanya dari orang awam, bahkan dari akademisi. Wajar pertanyaan itu ada. Apalagi posisi Florence sebagai komut GI. Dan logika sederhana itu muncul dari persepsi yang sudah terbentuk. Bahwa konglomerat itu orang pintar dan hebat. Sama halnya persepsi tentang pemerintah, bahwa hebat dan pintar, tanpa cela.


“ Mau tahu alasan gua ? kata saya. Florence mengangguk


“ Sampai kini produk yang tidak kenal resesi adalah pangan. Terbukti untuk kebutuhan domestic, kita harus impor beras, gula, gandum, kedelai, bahkan garam. Bahkan China pun masih impor pangan. Harganya dari tahun ke tahun  terus naik. Engga pernah turun. Jadi kalau kita orang bisnis, tentu yang jadi dasar kita bergerak kan market. Nah market domestic dan international untuk pangan itu sangat besar. Maklum penduduk kita nomor 5 terbesar di dunia.


Namun untuk bisa berproduksi pangan dengan skala modern yang efisien, memerlukan tekhnologi dan kreatifitas. Memerlukan komitmen yang kuat menjaga proses sustainable produksi. Memerlukan visi besar untuk berani membuat keputusan dalam hal R&D. Nah hal itu yang tidak ada dalam mindset konglomerat dan pemerintah. Mereka ogah repot.


Sekarang mari kita lihat investasi sector non tradable seperti ekstraksi sumber daya mineral seperti batubara, nikel, bauksit dan lain lain. Apakah ada investasi itu murni PMDN? Tidak ada. Semua investasi itu terafiliasi dengan luar negeri untuk hal market dan tekhnologi termasuk modal.  Contoh sederhana aja. CPO itu 90% terhubung dengan Singapore dan Malaysia.Baik sebagai offtaker maupun modal. Nikel, 90% terhubung dengan China, baik tekhnologi, modal maupun market


Jadi baik BUMN atau pemerintah maupun konglomerat tak lebih adalah komprador alias broker sumber daya. Dan pekerjaan sebagai broker itu tidak perlu sekolah tinggi, Engga perlu pintar amat. Engga ada resiko. Engga perlu kerja keras. Yang diperlukan adalah bacot. Ya lobi politik dan kekuasaan. Untung terbesar ada pada asing, yang tentu konglo dan pejabat pemerintah sukses tajir melintir dibandingkan rakyat kebanyakan.


Saya tidak menapik pemerintah atau konglomerat itu hebat. Saya akui mereka hebat dan pintar. Kalau engga hebat, mana mungkin mereka segelintir bisa kuasai 90% sumber daya negara. Namun not enough smart. Mengapa ? 90% rakyat yang tidak menikmati sumber daya ekonomi itu harus menanggung resiko kenaikan harga harga, polusi udara, dan rusaknya lingkungan. Kapanpun mereka bisa jadi ancaman sosial dan chaos politik. Kalau chaos terjadi, maka terjadilah. Yang segelintir itu digulung oleh mayoritas. Bukan soal iri, tetapi soal perut.” Kata saya.


“ Ok gua paham.” Kata Florence.  “ Terus mengapa harus akuisisi perusahaan riset algae “ 


“ Ya kalau ingin mengembangkannya dalam skala downstream industries yang beragam product dan terintegrasi  maka riset sangat penting. Nah kalau kita riset sendiri kan butuh waktu lama. Lebih baik beli aja yang sudah ada. Terus kembangkan sendiri. Itu akan lebih cepat. “ 


“ Tapi biaya akuisisi mencapai USD 100 juta. “ kata Florence mengerutkan kening. Saya senyum aja. Harga itu udah termasuk SDM yang punya talenta dan passion. Itu harganya tidak ternilai, apalagi sainsitis yang peduli dengan masa depan bumi. Saya tidak mau menjelaskan alasan dibalik keputusan akuisisi itu. Ini soal visi. Hanya saya yang paham visi itu. Dan semua orang Yuan harus bekerja dengan visi saya. Semoga 3 tahun lagi bisa mulai pembangunan proyek. Rencana di indonesia Timur dan Newzealand.

Ingin jadi sahabatmu saja..

  “ Proses akuisisi unit bisnis logistic punya SIDC oleh Yuan sudah rampung, termasuk Finacial closing. Kini saatnya kita lakukan pergantian...