Saturday, July 13, 2024

Peluang bisnis hidrogen.

 



Dari jam 10 malam, saya baca studi tentang rencana Yuan kembangkan bisnis energi terbarukan. Dengan adanya teknologi memungkinkan idea kreatif dan innovasi bisa diciptakan. Biasanya berawal dari kebutuhan manusia untuk terus berkembang karena waktu.  Seperti halnya kebutuhan akan energi alternatif sudah menjadi keniscayaan. Terutama mengurangi dampak perubahan iklim. Focus kepada energi dekarbonisasi. Salah satunya adalah Hidrogen yang dianggap potensial sebagai energi baru. Semua kita tahu, Hidrogen adalah gabungan dua atom hidrogen (H2). Kalau anda berkecimpung dalam dunia industri, Hindrogen engga asing lagi. Karena ia juga dipakai dalam berbagai proses Industri seperti pupuk dan manufaktur semikonduktor.


Beberapa tahun belakangan ini sedang dikembangkan Hydrogen Fuel Cell. Cara kerjanya sederhana saja. Mirip dengan baterai, sebuah fuel cell memiliki kutub anoda dan katoda dimana hidrogen (H2) serta oksigen (O2) dialirkan ke dua kutub berbeda tersebut. Reaksi antara kedua kutub tersebut akan menghasilkan listrik serta uap air (H2O). Namun kalau menggunakan Air kan engga etis. Karena Air kan sumber daya terbatas. Bumi tidak memproduksi air. Jadi sumber daya hidrogen yang dimanfaatkan adalah berasal dari  Minyak bumi, Gas Alam, Batu bara, dan Biomassa. Saat sekarang 95% energi hindrogen berasal mineral dan tambang.


Proses produksi hidrogen ada empat, yaitu Steam Reforming, Gasifikasi, Elektrolisis, dan Proses Biologis. Steam Reforming. Methane yang terkandung pada gas alam diekstrak dan direaksikan dengan uap untuk menghasilkan hidrogen.  Gasifikasi. Batubara atau bahan biomassa direaksikan dengan oksigen dan uap untuk menghasilkan synthesis gas. Kemudian, molekul hidrogen dipisahkan dari synthesis gas menggunakan sistem separasi. Elektrolisis. Menggunakan electrolyzer untuk memisahkan molekul hidrogen serta oksigen dari air dengan reaksi yang ditimbulkan  oleh aliran listrik. Proses Biologis. Mikroba seperti bakteri dan microalgae dapat memproduksi hidrogen dengan reaksi biologis menggunakan cahaya matahari atau materi organik.


Pemanfaatan Hidrogen sudah dipakai untuk peralatan elektronik dalam skala kecil. Namun yang berpotensi digunakan dalam skala besar adalah Untuk BBM alat transportasi dan pembangkit listrik. Saat sekarang yang lead melakukan pengembangan energi hidrogen ini adalah Shell, Maklum mereka memang punya sumber daya minyak mentah, gas. Mereka sudah riset selama beberapa decade. Ada juga Air Liquide asal Prancis. Karena mereka tidak punya sumber daya, mereka mengandalkan supply chain dalam bisnis prosesnya. Sudah 60 tahun menjadi produsen utama hidrogen. Sangat berpengalaman soal logistik dan transportasi hidrogen


Toyota sudah lama focus R&D Hydrogen Fuel Cell untuk kendaraan. Di industri otomotif, mereka lead soal ini. Toyota Mirai, diluncurkan tahun 2014. Harga jual kendaraan belum kompetitif. Hingga tahun 2022, penjualan global Mirai hanya mencapai lebih dari dua puluh ribu unit. Di belakang Toyota ada Hyundai dengan Model NEXO Fuel Cell. Yang rencana tahun 2028 seluruh model akan menggunakan hidrogen. China juga tidak kalah dengan kekuatannya mengembangkan Hydrogen Fuel Cell. Prospek kedepan tentu akan lebih baik dan bisa bersaing dengan BBM konvensional atau baterai nikel.


Tak terasa sudah jam 3 pagi. Saya tidak begitu concern tentang aspek finansial pada proyek ini.  Yuan punya standar sendiri untuk kelayakan aspek ekonomi. Kalau sampai ini diajukan sebagai rencana bisnis tentu sudah melewati proses standar kepatuhan investasi.


Dari bulan lalu CEO Yuan, Wenny sudah minta saya membuat keputusan soal rencana bisnis ini. Dia akan kirim Yuni sebagai CFO Yuan bersama team untuk menghadap saya, mempresentasikan rencana bisnis itu secara konkrit. Sabtu kemarin, Yuni dan team bertemu dengan saya di  kantor Yuan, Singapore. Mereka khusus datang dari Hong Kong. Strategi untuk memulai dan kembangkan bisnis ini adalah lewat akuisisi pada perusahaan rintisan. 

“ Perusahaan ini “ Kata Yuni mengawali seraya memperlihatkan profile company dari perusahaan target lewat notepad. “ Mereka memproduksi  catalyst-coated membranes (CCM) atau membran berlapis katalis berkinerja tinggi yang dikembangkan secara independen. CCM merupakan inti dari electrolyzer Proton Exchange Membrane (PEM), yang memfasilitasi terjadinya reaksi elektrokimia dan memungkinkan hidrogen diproduksi “ Sambung Yuni.


“ Mereka juga produksi membrane electrode assemblies (MEA),  rakitan elektroda membran untuk PEM, yang high quality dan berbiaya rendah. MEA itu bagian penting dari Hydrogen Fuel Cell. Bayangin aja, 65% total biaya Hydrogen fuel Cell adalah MEA.  Market mereka adalah produsen Hydrogen Fuel cell. Jadi, kalau diproduksi massal akan menurunkan biaya dan memberikan dukungan yang kuat bagi pengembangan industri Hydrogen cell secara global. “ lanjut Yuni. 


“ Dari yang saya baca, kendala nya ada pada proses produksi MEA dan CCM. Kan ini berkaitan dengan transfer termal. Apa ada teknologi yang bisa menjamin konsistensi transfer termal itu? Kalau engga,  akan berhenti itu aliran energi. “ kata saya mengerutkan kening.


“ Justru teknologi dari perusahaan target ini adalah mengatasi kendala itu.  Mereka punya inovasi dalam coating dua sisi. Bahan Coating itu khusus ditemukan dalam Lab Riset. Proses produksi Coating CCM berlangsung cepat. Teknologi persiapan dan coating bisa menjamin konsistensi katalis. Sumber daya material berupa katoda dan anoda kita punya sendiri dari unit business mineral Yuan di China dan Korea. Dari segi produksi dan teknologi secure untuk dibangun dalam skala industri.“ Kata Yuni taktis. Memang visi Yuan sama dengan SIDC yaitu sebagai supply chain Industri berskala global. 


“ Ok, clear. Terus gimana marketnya ? tanya saya. 


Yuni melirik ke wanita di samping. “ Ini Suni yang akan jelaskan. Dia Kepala divisi Trading dan sumber daya Yuan.” kata Yuni.  


“ Kamu dari Korea ? tanya saya kepada Suni.


“ Ya pak. Awal berkarir di Yuan tahun 2012 dan tahun 2021 dipindahkan ke Pusat memimpin Divisi Trading dan Resources. “ katanya tersenyum. 


“ Ok lanjut “ Kata saya mengangguk.


“ Sebelumnya perusahaan target itu sudah kita bina selama setahun lebih. Kita membantu memasarkan produk CCM dan MEA kepada lebih dari 50 Industri di  Eropa, AS dan Asia. Potensi pasar China sangat besar. “ Kata Suni lewat presentasi AI peta pemasaran dan profil buyer di visualkan. Lengkap dengan trend market yang akan terus berkembang dari tahun ke tahun. “ Apalagi kebutuhan MEA di luar kendaraan termasuk drone dan power bank untuk elektrolisis air PEM pasarnya sangat luas. . Sambung Suni.


“ Ok, clear “ kata saya. ‘ Terus SDM gimana ?


Yuni melirik ke pria india di sebelah kanannya. “ Pak Kumar pegang kepala devisi HRD Yuan. Dia akan jelaskan soal SDM” kata Yuni.


“ Kita sudah dapat tenaga bertalenta tinggi dari Canada dan AS. Mereka sudah pengalaman lebih dari 10 tahun dalam riset elektrokimia. Tenaga manajerial engga ada masalah. Management yang ada di perusahaan target sekarang  sudah kita audit. Mereka semua qualified dengan standar Yuan. Tenaga pekerja pabrik juga tidak ada masalah di China “ Kata Kumar mempresentasikan  profile masing masing team inti yang ada dan yang akan direkrut. 


" Gimana masalah pembiayaan program akuisisi dan pengembangan berikutnya ? tanya saya melirik ke Yuni.


" Engga ada masalah. Kita dapat dukungan 70% pembiayaan dari investor associated kita yang dikoordinir oleh AMG kita di NY.  30% dari cadangan laba Yuan Holding. Tinggal keputusan dari CEO dan Pemegang saham saja. " Kata Yuni.


Saya tatap mereka semua.” Ok, lanjutkan program ini. Pastikan rencana yang sudah dibuat on schedule. Soal dana pembiayaan nanti saya akan bicara dengan Wenny CEO kalian. Karena ini menyangkut struktur perusahaan yang akan kita akuisisi” kata saya tersenyum, seraya berdiri. “ Terimakasih untuk kerja kerasnya” kata saya berlalu. Pulang ke Jakarta. Karena saya tidak janji di rumah untuk nginep di Singapore.


Yuni antar saya ke bandara. “ Indonesia kan punya sumber daya besar untuk kembangkan energi terbarukan berupa hidrogen terutama dari batubara, LNG, Algae. Kenapa engga focus ke sana “Tanya Yuni.


“Problem Indonesia  itu tidak ada kapabilitas mengelola logistik.  Lihat aja depo pertamina berkali kali terbakar. Apalagi mau kelola energi hidrogen. Kan Gas hidrogen molekulnya sangat kecil, tidak terlihat dan tidak beraroma. Apa jadinya kalau tangkinya bocor. Kan mudah sekali meledak dan terbakar. Sekitar 25% kebakaran hidrogen disebabkan oleh kebocoran. Mental bangsa kita engga bisa kerja dengan teknologi yang butuh disiplin mengoperasinya. Kita hanya bisa jahit atau keruk  atau tanam atau tebang, jual. Itu aja. “ Kata saya.


“ Kapan ya negeri kita bisa punya mindset sains dalam segala hal terutama industrinya. Kalau baca laporan Rasio anggaran riset terhadap PDB  kita terendah di ASEAN, kadang membuat kita sedih ya Uda. Memang negara kita tidak dibangun dengan mindset modern. “ Kata Yuni lirih. " Tapi gayanya dan omongnya  huhh...Yuni mencibir"  udah seperti negara maju padahal otak sains di tinggal di gorong gorong got.." tambahnya.


Saya senyum aja. 


 “ Kita sebagai rakyat tidak boleh mengeluh. Semua pemimpin itu pemain dan kita harus juga jadi pemain, bukan dipermainkan oleh situasi dan kondisi yang terdistorsi itu.”  Kata saya. Setelah 3 tahun Yuni berkarir di luar negeri dan berinteraksi dengan masyarakat global kalangan CFO, dia sudah menjelma menjadi warga international. Wawasannya tidak lagi domestik, tetapi global. Sulit dipahami oleh orang awam yang masih terjebak dengan politik populis yang menjadikan mereka korban dari elite oligarki.

Friday, July 05, 2024

Badai moneter kan datang...?

 





Saya janjian dengan Alisa di Safehouse.Dia akan kenalkan saya kepada owner perusahaan yang bersedia diakuisisi. Minggu lalu saya sudah dapat data profile company nya. Holding company yang terdaftar di Singapore. Sebagai induk perusahaan yang tidak menjalankan bisnis tetapi memiliki saham di beberapa perusahaan di Indonesia. Holding company ini punya 8 perusahaan yang semuanya beroperasi di Indonesia. Bergerak di bidang perkebunan sawit, mineral tambang, logistik dan perkapalan,  pabrik food processing, property.


Memang banyak orang Indonesia punya Holding Company di Singapore karena alasan perpajakan. Singapore ada treaty tax dengan negara lain sehingga tidak ada pajak berganda. Tidak ada pajak deviden. Belum lagi perlindungan atas aset yang dialihkan ke anak perusahaan dan pengurangan risiko kerugian yang timbul dari kewajiban apa pun dari anak perusahaan. .


Saya tidak melihat apakah bisnis itu layak atau tidak. Karena bisnis yang sudah established tidak ada yang salah. Kalau sampai rugi, bukan bisnisnya yang salah tetapi management yang salah. Saya hanya focus kepada harga. Kalau harga layak, ya saya ambil, Itupun dengan skema pembayaran yang saya mau.


Alisa datang tidak sendirian. Dia datang bersama owner dan juga ada dua orang lagi. Dari perkenalan. Saya tahu dua orang itu fund manager dan konsultan. Katanya mereka kenal saya dari temannya. Saya sendiri engga kenal sebelumnya dengan mereka. Tapi bagaimanapun saya senang. Karena deal langsung dengan owner, pemegang mayoritas saham atau pemegang saham pengendali. itulah kelebihan Alisa sebagai team shadow saya. Dia punya akses first class. Saya juga didampingi Mia, team special M&A dari SIDC.


“ Saya sudah baca profile bisnis anda. “ Kata saya kepada owner. 


“ Selanjutnya team saya akan bicara” kata saya melirik kepada Mia.


“ Kami akan ajukan prosedur sederhana aja dan itu sudah umum. Pertama, kami akan buat LOI kepada perusahaan anda. Kami juga lampirkan financial capability letter dari first class bank. Kedua. Kalau LOI itu sudah diterima. Anda harus menyerahkan data dan document yang bisa kami due diligence secara menyeluruh. Tentu kami akan tanda tangani kerahasiaan informasi tersebut.  


Ketiga. Apabila hasil due diligent memuaskan, kita masuk MOU. Kemudian Head of agreement  atau Pokok pokok kesepakatan. Pada tahap HoA ini, uang sudah confirmed dan anda sudah serahkan semua dokumen persetujuan dari pemegang saham, direksi dan pemerintah. Anda juga harus menyerahkan dokumen clean asset tanpa gugatan dari manapun. Berikutnya, barulah purchase agreement atau akad jual beli. Tahap akhirnya adalah financial closing. Perjanjian pembelian perusahaan sudah dibayar lunas. Demikian ” Kata Mia. Saya mengangguk. Mereka saling tatap. 


“ Begini Bu.” kata fund manager “ Apakah anda bisa bantu kami restruktur hutang. Kompensasi nya, kami beri anda saham goodwill dan kalau anda mau tambah saham tidak lebih 50% kami bisa beri harga bagus” katanya. Saya tersenyum.


“ Utang apa saja? tanya Mia. Dalam hati saya berkata, Kalian mau pindahkan penyakit ke saya agar beban kalian berkurang. No way.


‘ Utang bank dan utang obligasi. “ Kata fund manager. 


“ Prospek bisnis kami bagus semua. Laporan keuangan sudah diaudit oleh akuntan publik AAA rate” Kata konsultan.


Saya senyum aja.  Mengapa ? karena kalau sampai orang berusaha restruktur utangnya, dia sudah jadi pecundang. Engga ada gunanya bermurah hati. Kalau engga, kita bisa jadi pecundang juga. Saya lirik Mia. “ Tidak ada pembicaraan lebih lanjut sebelum prosedur yang kami tentukan dijalankan.” kata Mia tegas.


“ Kami paham sekali. Tetapi bisa engga jangan akuisisi total. Ya lewat restruktur hutang aja. Kita create value bareng bareng“ kata owner perusahaan menatap saya. 


“ Saya akan pikirkan. Tetapi tidak janji akan setuju dengan proposal anda.” kata saya seraya menuangkan teh kepada mereka. Dan mengajak mereka minum. Keadaan jadi cair lagi. Engga lagi tegang.  Mereka perhatikan ruangan sekitar. “ ini apartemen jadi lounge ya. Punya anda ? tanya fund manager. 


“ Bukan.” saya menggeleng. “  Punya SIDC.”kata saya.


“ Moga restrukturisasi kredit Covid bisa diperpanjang sampai tahun 2025. Pemerintah sudah minta OJK untuk perpanjang.” kata Konsultan. “ Ini angin segar bagi perbankan nasional, Saham Bank BUMN bisa rebound lagi.” sambungnya. Ini memang diharapkan oleh korporat, bukan hanya bank. Maklum di otak korporat indonesia, selagi bisa nunda kenapa harus lunasi. Dan bisa jadi uang kredit udah tenggelam di tempat lain, yang semacam fraud atas penggunaan kredit bank.


“ Oh anda mengkhawatirkan keadaan perbankan? Saya mengerutkan kening “ Padahal semua dilaporkan bahwa kondisi bank baik-baik saja. Kredit bermasalah mencapai titik terendah. Bahkan, loan at risk bank yang selama ini menjadi hantu juga sudah seperti sebelum COVID-19. Posisi NPL juga terendah di kawasan ASEAN. Dimana masalahnya ? Sambung saya.


“ Anda tahulah laporan perbankan. Sebelum krisis Lehman, semua bank laporannya bagus. Eh tanpa ada angin dan hujan. Tahu tahu badai datang di jantung wall street. Kolap bareng tahun 2008. Engga di AS, di Indonesia juga sama. Bukan rahasia lagi kalau perbankan itu jago poles neraca.” Kata Konsultan. 


“ OK. “ saya berusaha maklum.


Banyak bank di AS yang telah membayar suku bunga rendah selama beberapa tahun. Ketika The Fed mulai menaikkan suku bunga pada tahun 2022 sebagai respons terhadap lonjakan inflasi 2021–2023 , harga obligasi menurun, menurunkan nilai pasar cadangan modal bank , menyebabkan beberapa bank mengalami unrealize loss. Itu di AS, bagaimana dengan Indonesia ? tanya saya.


“ Di Indonesia kurang lebih sama.” Kata Fund Manager. “  Data menkeu Februari 2024 total SBN dipegang perbankan mencapai 25,56 % dari total SBN sebesar Rp. 5.784 triliun. Nah dengan adanya kenaikan suku bunga acuan BI,   berdampak pada penurunan nilai aset investasi perbankan, khususnya investasi pada SBN. Kalau dijual harga bisa jatuh. Bisa terjadi realize loss, apalagi kalau 150.000 deposan di atas Rp. 5 miliar tarik uang dari bank. Itu akan jadi skandal besar, berdampak sistemik.Tanda tanda itu sudah ada dengan semakin keringnya likuiditas “ kata Fund Manager. 


“ Oh walau BI sudah injek likuiditas perbankan lewat skema KLM mencapai lebih dari Rp. 200 triliun atau tepatnya kalau engga salah Rp, 246 triliun. Engga ada arti ya. Kalau SBN yang bank pegang mencapai Rp.1.478 triliun. Berat memang keadaan perbankan." Kata saya.


" Padahal kenaikan suku bunga itu keniscayaan untuk mengendalikan IDR. Memang dilema. Apapun kebijakan salah dan sepertinya kedatangan badai moneter hanya masalah waktu. Lambat atau cepat akan terjadi” kata konsultan

 

" Bisa jadi badai itu sudah dekat…” Mia ikut nimbrung bicara. “ Karena sebenarnya struktur bisnis terutama korporat memang dalam keadaan bermasalah. Mereka memiliki ICR kurang dari 1. ICR aman kan harusnya dua kali. Menurut perhitungan IMF, jumlah perusahaan dengan ICR di bawah satu, naik dari 21% menjadi 28% dari total perusahaan yang disurvei. Itu tahun 2022. Sekarang tentu lebih besar lagi. Kenaikan jumlah perusahaan dengan ICR rendah tentu akan berdampak serius kepada perbankan yang menyalurkan kredit ke korporat. 


Apalagi dengan adanya kenaikan suku bunga dan kurs yang terus melemah.  Makanya engga kaget banyak pabrik tutup dan yang bertahan juga dalam keadaan sekarat, termasuk BUMN. Kalau memang perbankan baik saja kan engga mungkin restruktur kredit terdampak COVID 19 harusnya berakhir 31 maret 2021 tapi setiap tahun terus diperpanjang. Sampai tahun ini 3 kali diperpanjang. Jangan jangan sebagian besar nasabah korporat sudah seperti zombi alias dead duck" sambung Mia.

“ Kemarin RDP dengan DPR, Indonesia Eximbank mengajukan PMN sebesar Rp10 triliun untuk program PKE. Data laporan keuangan akhir tahun 2023, Indonesia Eximbank rugi mencapai Rp16,5 triliun. Modal jadi drop. Dari Rp28,8 Triliun jadi Rp8,76 triliun. Sementara hutang sebesar Rp.42,5 triliun. Perbankan lainnya kalau nanti meledak tentu berlipat nilai kerugiannya. “ Kata Fund manager.


“ Yang miris lagi, Indonesia Eximbank di samping tidak melaksanakan visi dan misinya untuk mendorong ekspor UKM, malah terjebak fraud. Yang konyolnya fraud itu dilakukan oleh nasabah besar. Perusahaan yang dapat fasilitas melimpah dari sumber daya negara seperti Nikel, batubara dan CPO. Udah SDA dijarah, uang negara pun di jarah. Dan sekarang engga ada malunya Indonesia Eximbank minta uang APBN lagi , dengan alasan sudah melakukan perbaikan manajemen resiko. “ Kata Mia.  Saya senyum aja.


Mereka terdiam semua.  Saya segera berdiri untuk mengakhiri pertemuan. “ Terimakasih untuk kedatangannya. “Kata saya menyalami mereka satu persatu. “ Mohon bantuannya Pak B. “ Kata Owner. Saya sedikit membungkuk sebagai tanda hormat.


***

"Bu Mia pintar sekali ya. Wawasannya luas sekali. Baru kali ini kita ketemu. Kerja dimana? " Kata Alisa. 


" Di New York . " Jawab Mia. " Bapak B yang didik saya. Dapat beasiswa dari SIDC di Harvard dan berkarir di AMG afiliasi SIDC khusus hedge fund."Katanya. Alisa terpesona.


Saya keluar dari safehouse, Lina sudah menanti saya di lobi untuk jemput saya pergi meeting. Mia juga pamit ke saya. Karena besok dia akan kembali ke pos nya di NY. Alisa melambai ketika saya masuk ke dalam kendaraan Lina.


“ Bangunkan saya kalau sudah sampai”kata saya.


“ Ya pak” Kata Lina.


Di jalan saya minta berhenti. Karena mau beli rokok. “ Bapak mau beli apa? saya aja yang turun” Kata Lina siap siap mau turun dari kendaraan.


“ Kamu tunggu aja di mobil. Perusahaan bayar kamu bukan untuk urusan pribadi saya” Kata saya langsung ke luar.


Umumnya di teras indomerat ada kursi dan table untuk orang merokok. Saya terima telp dan duduk di kursi itu sambil merokok. Saya melirik ke samping. Ada pria dan wanita sedang bicara. Wanita itu bersama Balita. Usai telp saya habiskan waktu untuk sebatang rokok.


“ Gua belum kerja. Lu sabar aja di ruman orang tua lu.” kata pria itu. Wanita itu diam saja tapi wajahnya terkesan sedih. “ Gua kerja serabutan di kota. Hanya dapat uang bayar kost dan makan doang. " 


 Wanita itu mengangguk berusaha maklum.


“ Malu minta sama ayah untuk beli susu. Mereka juga sedang sulit” kata wanita itu.


“ Dik, maaf “ kata saya dengan tersenyum ramah. “ Siapa nama anaknya? kata saya membelai kepala anak itu yang sedang digendong wanita itu.


“ Ipul pak” Kata Pria itu. Saya keluarkan uang dari tas selempang saya 15 lembar pecahan Rp. 100.000. Saya berikan uang itu kepada anak itu. Mereka terkejut. “ Engga usah pak. Kebanyakan uangnya.” Kata Wanita itu. Saya senyum aja dan berlalu.


Saat masuk ke dalam kendaraan. Saya tanya ke lina” Kamu ada lowongan engga?


“ Kebetulan kita lagi tambah karyawan untuk pabrik footwear.” kata Lina.


“ Dik, “ saya panggil pria itu dari dalam kendaraan. Dia dan istrinya mendekat. “ Tadi kerja dimana? tanya saya kepada pria itu.


“Di Bekasi pak. Pabrik.” Katanya mendekati saya. 

“ Bagian apa ?


“ Supir kanvas” kata pria itu.


Saya minta kartu nama Lina. “ Kamu datang aja ke alamat pabrik yang ada dibalik kartu nama ini. Semoga diterima ya” Kata saya menyerahkan kartu nama Lina.


“ Terimakasih pak. Kami tadi tinggal di Bekasi tapi sejak suami saya di PHK, saya dan anak  ngungsi ke rumah orang tua di Roxy" Kata wanita itu dengan airmata berlinang.


" Moga suami ibu bisa kerja lagi. Yang sabar ya bu" Kata saya. Dalam kendaraan saya termenung. Begitu banyak korban PHK. Anehnya antar kementerian saling sanggah data PHK. Bukannya sibuk atasi. Tapi mungkin mereka sibuk yang lain. 


“ Pak..” seru Lina. “melihat keadaan banyak pabrik yang PHK dan perusahaan yang terjebak hutang valas akibat kurs melemah, bahkan negara juga terjebak hutang. Daya beli melemah akibat harga harga naik. Hukum lemah dan demokrasi tidak ada value. Akibatnya jangankan yang tidak punya pendidikan , yang sarjana pun banyak yang hopeless. Entah bagaimana masa depan Indonesia. Padahal kita punya segala galanya. Hanya niat baik elite politik yang tidak ada." Sambungnya. 


Ya PHK adalah hal yang sangat menakutkan bagi saya. Makanya saya tahan selera pribadi saya untuk memperkaya diri dan utamakan pertumbuhan perusahaan. Hanya bekal niat baik itulah saya berharap Tuhan menolong saya di tengah situasi pasar global yang tidak menentu. Moga aja keadaan ekonomi baik baik saja. Kasihan rakyat kecil.




Tuesday, July 02, 2024

Maka yang terjadi, terjadilah...

 


Aku dapat kabar Dina sakit. “ Dia tinggal sendirian di Rumah nya. Hanya di temanin pembantu saja “ Kata Edi. Dina sahabatku. Aku kali pertama mengenalnya di acara bedah buku tahun 1983 “ Bumi manusia “ karya Pramoedya Ananta Toer.. Saat itu memang buku itu dilarang oleh rezim Soeharto. Usiaku 20 tahun. Masih sangat muda untuk tahu politik. Aku terpesona dengan narasi Dina dalam memahami makna kebudayaan dan feodalisme. Usianya lebih tua 3 tahun dariku. Mungkin karena dia mahasiswi. Dan aku orang kampung yang hanya tamatan SMA, berusaha menjadi bagian dari budaya metropolitan.


Setelah itu aku berusaha dekat dengan Dina. Aku tahu diri. Berusaha menghormatinya sebagai kakak dan juga mentor dalam politik. Belakangan aku tahu Dina aktif di partai dan terpilih  menjadi anggota legislatif. Aku teman curhatnya dalam segala hal. Dina memang tidak berjarak denganku. Makanya aku bingung. Mengapa dia berubah. Setidaknya mengapa kata kata tidak sesuai dengan sikapnya.


“ Ini politik Ale, kadang harus merangkak di bawah rumah demi dapatkan telur. Tan Malaka bergabung dengan Partai Komunis bukan karena dia komunis tetapi itulah cara dia melawan imperialis. Karena saat itu hanya partai komunis yang punya cantolan kuat secara internasional. “ katanya berusaha meyakinkanku atas pilihannya masuk ke partai penguasa dan akhirnya jadi anggota dewan. Aku berusaha maklum walau aku tidak pernah bisa memahami. Bagaimana  orang yang tadinya sangat membenci rezim akhirnya jadi penghuni cangkang rezim. 


Setelah Dina jadi anggota dewan, kami sudah jarang bertemu. Akupun sibuk dengan bisnis. Kalaupun kami bertemu, itu karena permintaan dia. Aku tidak bisa menolak. “ Aku bisa gunakan akses politik untuk kemudahan kamu berbisnis. Mengapa kamu tidak manfaatkan itu “ katanya satu waktu. Aku diam saja. Usia emasku, bukan mencari yang mudah. Aku memilih semak belukar, dan berusaha melewatinya. Walau terluka dan kadang terjatuh, itu mendewasakanku. 


Belakangan aku tahu Dina sering ikut pertemuan secara gelap dengan kelompok prodem. Dia tidak pindah ke PDI, dan namun  dia membantu prodem lewat lobinya dengan elite kekuasaan. Ikut arus dalam perubahan PDI yang diwarnai sengketa kepengurusan antara kubu Megawati dan Suryadi.


“ Kemenangan partai kamu sebenarnya adalah kemenangan pro demokrasi.” Kataku usai pemilu 1997. 

Dina terkejut.” Maksud kamu ?


“ Pemilu 1997 ini, Megawati berhasil menarik simpatik massa islam. Gus Dur mendukung dia. Pertarungan internal PDI dimanfaatkan Megawati untuk melambungkan namanya secara nasional. Kalau itu terjadi, ABRI akan melirik ke dia. “ Kataku.


“ Mengapa ?


“ ABRI itu doktrin ideologinya adalah rakyat. Kalau rezim tidak lagi didukung oleh NU, maka moncong bedil tidak lagi diarahkan ke rakyat tetapi ke istana. Tanpa dukungan militer, rezim pasti jatuh” Kataku. Dina tersenyum.  Mungkin dia pura pura tidak tahu. Atau memang dia sekedar menguji pemahaman politik ku. 


Kemudian benarlah,  Dina cerita panjang lebar soal intrik internal Partainya yang masing masing berusaha menarik ABRI dalam intrik tersebut. Itu dipicu oleh sifat jelous partainya yang melihat Pak Harto semakin dekat dengan kelompok Islam intelektual, yaitu ICMI. “ Sudah saatnya Pak Tua itu dijatuhkan.” Katanya geram.


***

“ Ale, kamu bisa bantu teman temanku untuk placement uang di bank asing. “ Kata Dina satu waktu awal tahun 1997. 


“ Kenapa ? untuk apa ?


“ Banyak diantara mereka mau pindahkan uangnya keluar negeri. Alasan karena politk sudah tidak kondusif lagi. 


Saat itu kurs Rupiah terhadap USD berkisar Rp. 2300. Tidak ada tanda tanda akan jatuh rupiah. Itu artinya stabilitas politk baik baik saja. Bahkan IMF dan Bank Dunia masih memuji ekonomi indonesia. Aku berusaha membantu Dina dengan menghubungi banker di Singapore. Sampai akhirnya banker itu bersedia dengan proposalku. Aku buka kantor di hotel bintang V di Jakarta.


Setelah itu, Dina setiap hari bawa tamunya ke ruang Business center Hotel. Setelah bertemu denganku, mereka isi form aplikasi dan tanda tangani. Dalam 5 menit mereka sudah punya rekening offshore. Dengan itu mereka akan minta banknya untuk transfer uang itu ke luar negeri. Caranya sederhana sekali. Bank asing itu punya cabang di Indonesia. Itu bisa dilakukan secara cross settlement atau pindah buku dari rekening dalam negeri ke rekening offshore di luar negeri. Saat itu belum ada larangan cross settlement antara rekening dalam negeri dengan rekening luar negeri.


Ternyata bukan hanya aku, ada beberapa orang juga jadi agent  rekening offshore dari beberapa bank asing di luar negeri. Maklum kami dapat finding fee sebesar 0,25% setiap placement fund. Ratusan triliun uang rupiah berpindah ke USD. Sampai tiga bulan keadaan ekonomi Indonesia baik baik saja. Kurs masih stabil. Namun pada tanggal 14-15 Mei 1997 badai hedge fund melanda Thailand. Nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS, jatuh akibat para investor mengambil keputusan “jual” besar besaran.


Apa yang terjadi di Thailand akhirnya merembet ke Indonesia dan negara asia lainnya. Sejak saat itu, posisi kurs rupiah  mulai tidak stabil. Walau BI berkali kali intervensi tidak ada artinya. September 1997, Pak harto mengundang IMF untuk menyelamatkan moneter Indonesia. Tetapi sudah tidak tertolong lagi. Lewat tahun 1997, rupiah terjun bebas. Soeharto pun jatuh. 


“ Kita jahat ya Din ? kataku saat nonton TV pengumuman Soeharto mengundurkan diri.


“ Dia lebih jahat.” kata Dina ketus. 


“ Tapi kan karena kita rupiah jatuh dan berujung krisis moneter. "


" Kalau rupiah engga jatuh, dia tidak akan jatuh” Kata Dina sekenanya.” Dan lagi, bukan hanya kita. Semua teman dekat dia ikut jatuhkan dia. Itu para pengusaha rame rame minta KLBI dan BLBI. Kan pengusaha teman dia juga. Semua penguasa jatuh bukan karena oposisi tetapi oleh ulah dia sendirii. Teman temannya sendiri”


“ Tetapi oposisi legitimate, lebih terbuka melawan. Sementara kita…” kataku


“ Apa bedanya?. Terbuka atau tidak tidak, sama saja. Lawan ya lawan aja. Hidup kan begitu. “ Kata Dina sekenanya.


“ Apa rencana kamu dengan fee yang kamu terima? tanyaku.


“ Aku mau mengundurkan diri dari panggung politik.” Kata Dina.  “ Dan kamu, apa rencana kamu ? Tanya Dina balik.


“ Aku mau hijrah bisnis ke luar negeri.” Kataku.


***

Aku datang ke rumah Dina di kawasan Kuningan, jakarta. Saat aku datang dia tunggu di ruang tengah. “ Katanya sakit ? kok engga tidur di kamar” Kataku menyalaminya. Usianya kini 63 tahun. Aku tahu Dina aktif di NGO international yang berdedikasi masalah HAM. Dia tetap keliatan cantik dan pancaran mata cerdasnya tidak mengabur. “ Ah capek tiduran terus.” Katanya menyentuh pipiku dengan kedua telapak tangannya. “ Edi yang kasih tahu kamu ya” 


“Ya. Katanya kamu sakit” Kataku.


“ Kalau bukan kabar sakit engga mungkin kamu mau kunjungi aku” Katanya tersenyum. Dasar orang politik selalu ada cara bersikap terhadap kelemahan orang lain. Dia tahu aku peduli dia. Dan itu selalu dimanfaatkan. 


“Keadaan pemerintah sejak periode kedua kekuasaan Jokowi semakin tidak jelas. Kurs terus melemah. Deindustrialisasi. Rente meluas seiring memburuknya index korupsi. Dan demokratisasi hanya sebatas procedural belaka. Karena presiden mampu mengkudeta secara konstitusi lembaga demokrasi. Kita set back setelah berdarah darah memperjuangkan reformasi tahun 1998” Kataku.


 “ Ale…Serunya dengan wajah teduhnya. “ Awal merdeka kita melihat cahaya sorga di upuk. Namun kita hanya berdiri di pangkal akanan. Berusaha menggapai cahaya itu. Dalam lelah dan airmata. Rezim berganti cahaya pun memudar." Dina terdiam. Air Matanya berlinang. " Negeri ini sudah membusuk sejak era Orba. Walau kejatuhan Soeharto bau amis darah, namun kita tidak berani menyebut nya revolusi. Maksimal reformasi. Kalau ditanya mengapa ? akan selalu berbeda jawabannya. Mau gimana lagi? Hipokrit sudah seperti air susu ibu. "


Dina berdiri dan mengambil buku di rak, Democracy for Sale: Dark Money and Dirty Politics dan satu lagi, Republic, Lost, dan Dark Money.


" Negara.., katanya seraya memegang buku itu. " dalam prakteknya, terdiri atas “para menteri kabinet, birokrat, orang-orang yang, pendek kata, seperti umumnya orang, menyimpan dalam hati mereka hasrat untuk memperbesar kekayaan dan pengaruh, dan dengan bersemangat menangkap kesempatan untuk itu.  Ya, gimanapun negara adalah manusia yang memerintah.  Manusia, adalah makhluk yang menampik kepedihan dan penderitaan yang pada waktu bersamaan mereka ingin damai namun dengan laku Homo homini lupus. “


“ Memang harus diakui pada manusia itu ada otak reptil yang kadang mereka gunakan mengatasi dilemanya. Termasuk menemukan cara, menikmati hasil kerja orang lain lewat pajak seraya menghembuskan retorika tentang keadilan dan masa depan yang lebih baik. Itulah politik. Perang atas nama geostrategis, perampasan lahan rakyat atas nama pembangunan, penipuan kurs atas nama kendali moneter dan inflasi, dan hal-hal lain yang mengerikan. “ Kataku lirih. Dina terdiam dan hening. Sepertinya kami diderai masa lalu, yang dulu sangat bersemangat menantikan sorga kaum marhaen.


“ Ale, " seru Dina kemudian. " kita sudah menua. Pengalaman hidup kita dipimpin oleh 7 presiden mengajarkan banyak hal. Setidaknya kita tidak melihat negara dalam bingkai ideal. Sebab ia punya keterbatasannya sendiri. Negara tak terbentuk untuk bisa memuaskan semua orang. Dimana mana negara hanya memuaskan segelintir orang. Walau lewat demokratisasi mayoritas termarginalkan namun itu juga tidak salah. Karena tiap politik punya utopia dan punya kalkulasi, dan di antara itulah hadir elite politik yang dengan kecerdasannya mengeksploitasi mayoritas penduduk demi agendanya.” Lanjut Dina.


Aku menghela nafas. Selalu setiap pergantian rezim dipenuhi oleh euforia dan impian utopia dan akhirnya utopia itu hanya ilusi. Akhirnya cerita lama selalu berulang yang kuat memakan yang lemah, yang cerdas menelan yang bodoh.


“ Yang pasti dunia ini adalah ladang ujian bagi orang beriman.   Untuk menguji tentang sabar dan sukur. “ Kataku, yang mungkin itu caraku kembali ke fitrah pemikiran. 


“ Tuhan berkata, Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman, dan mereka tidak diuji? Ya, tidak dikatakan beriman sebelum diuji. Kalau diuji dengan harta ya bersyukur, kalau diuji dalam kemiskinan ya bersabar. Apapun itu bukanlah antara kita dengan keadaan tetapi antara kita dengan Tuhan saja. Karena pada akhirnya manusia mati sendiri sendiri. Siapapun itu. 


Agama berkata. Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Kalau tidak mampu menjangkau orang banyak dengan tangan, sampaikan hakikat kebaikan itu walau hanya setetes embun. Setidaknya buatlah diri kita tidak merepotkan orang lain atau tidak membuat orang lain terganggu. Itu aja. Karena Tuhan diatas sana berkata, Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.


Karenanya tidak salah bila kamu terus kritis untuk mengingatkan.  Negara bukan entitas suci dan penguasa bukan nabi atau volunteer yang bekerja tanpa dibayar. Sikap kritis itu sikap manusiawi. Sikap  orang yang punya daya survival yang tinggi. Engga nerimo begitu saja. Akal yang selalu berfungsi untuk menilai dan bersikap“ Kata Dina


“ Ya hanya sekedar mengingatkan, walau kadang dengan putus asa di balik narasi teologi dan filosofi. Tidak lebih. Tidak berharap banyak. " Kataku lesu. 


" Ale,..Manusia memang membuat sejarah, demikian kata Marx , tapi di bawah kondisi yang bukan dipilihnya sendiri. Rezim jatuh, itu karena situasi dan kondisi yang terjadi begitu saja. Ya semacam invisible hand. Kadang dalam situasi damai tanpa prolog, kalau saatnya terjadi, terjadilah. “Dina menepuk  bahuku.  “ Seperti kejatuhan Soeharto ya kan. “ kata Dina tersenyum, seakan dia mengingatkan bahwa selagi ada orang yang kritis tanpa memihak, Indonesia akan baik baik saja.


Kami bersahabat sejak muda. Di usia menua ini, kami merasa sudah selesai. Tak lagi dengan semangat aksi. Dan kami tidak menyesal dengan pilihan hidup kami. Selanjutnya generasi muda yang harus melewati hidupnya. Masa depan mereka tergantung pilihan mereka pada hari ini..

Berkorban

  Tahun 2019 setelah selesai restruktur utang SIDC, saya sempatkan ke Shanghai untuk meninjau Sub Holding SIDC HighTech. CEO nya adalah Risa...