Saturday, December 21, 2024

Bertemu lagi.

 




Siska menemukan nomor telp dan email saya dari sosial media. Lewat telp dia memberi tahu bahwa papanya Danil, mau bertemu saya. Sejak tahun 2000 saya memang disconnected dengan keluarga Danil. Kami berteman sejak usia muda. Kali pertama berkenalan tahun 90. Danil bekerja pada PMA Industri Kimia. Kebetulan saya sering berhubungan dengan perusahaan tempatnya kerja untuk keperluan pasokan kepada pabrik yang butuh produk kimia. 


Saya ingat. Tahun 93 saya datang ke Danil. “ saya bangkrut “ kata saya. 


“Kamu engga bangkrut. Kamu sedang diminta Tuhan untuk naik kelas. Jangan kecil hati.” Kata Danil.


“ Kemarin saya ketemu dengan Henry. Dia perlu bahan kimia untuk parbik keramik nya. “ kata saya.


“ Ale, ambil peluang itu. “ desak Danil.


Saya tidak tahu harus bicara apa lagi. Saya tidak punya apa apa lagi.

“ Kirim aja inquiries ke pabrik saya. Nanti saya perjuangkan ke menegement biar kamu dapat fasilitas kredit. Apalagi kamu kan udah lama jadi rekanan kami “ Katanya. Saya seperti mendapatkan cahaya terang. 


Benarlah. Setelah saya ajukan inquiries, tak lebih seminggu perusahaan tempat Danil kerja setuju memberi kredit. Dan peluang itu saya manfaatkan sebaik mungkin. Dari peluang itu saya dapat survive lagi. Belakangan saya tahu, itu berkat jaminan pribadinya. Kenangan itu selalu membekas dalam hidup saya. Dan menjadi memori yang tak terlupakan. 


Memang secara personal hubungan saya dan Danil sangat baik. Saya pernah makan di rumahnya. Diapun pernah saya undang makan di rumah saya. Dia Kristen yang baik. Anaknya ada 5. 4 anak kandung dan satu lagi anak angkat. Hebatnya, dia tidak mengubah agama anak angkatnya. Tetap muslim. Menjadi Muslimah yang baik.


Saya bertemu Danil di cafΓ©. “ Ale, kamu engga berubah. “ Kata Danil.


“ Rambut udah memutih” kata saya. 


“ Itu bukan berubah. Tetapi tanda kebijakan bertambah karena usia. “ Kata Danil.  


“ Masih  kerja di tempat yang lama ? tanya saya.


“ Udah engga Ale. Sejak COVID saya mengundurkan diri. Karena saya sempat sakit parah. Usia saya saat itu memang 63 tahun. Sekarang saya buka warung mie di komplek perumahan saya. 5 anak saya sudah mandiri semua. Tersebar di beberapa kota. “ Kata Danil


“ Saya dengar kabar dari Antok teman kita dulu. Dia sekarang tinggal di Penang. Dia cerita banyak tentang Ale. Terutama Ale harus hijrah ke China setelah krismon.” Lanjut Danil. Saya senyum aja.


“ Keadaan sekarang memang sulit, ya Ale. “Kata Danil kemudian. 


“ Dunia usaha itu dipengaruhi oleh suku Bunga dan kenaikan PPN. Tidak ada bisnis bisa berkembang tanpa hutang bank. Tidak ada perusahaan yang bebas pajak. Laba tercipta, pajak diterapkan. Itu biasa saja. Yang jadi masalah pajak terkait dengan pejualan. Itu memenggal income siapapun, Kaya miskin kena. “ Kata saya dan Danil menyimak


“ Saat sekarang dengan bunga acuan BI 6%, maka bunga pinjaman komersial jadi berkisar 10-12%. Artinya rata rata bunga sebulan 1%. Perhatikan. Tidak semua produksi pabrik itu langsung dijual. Selalu ada stok  untuk menjaga kontinuitas pasokan.  Kan stok itu uang mati namun ada ongkos bunga disana. Bunga tinggi, ya kurangi stok. Otomatis produksi dikurangi. Uang lembur pasti tidak ada lagi. Bahkan terancam kena PHK.


Apalagi pabrik juga akan membatasi penjualan kredit kepada distributor dan agent. Karena? Lagi lagi karena bunga tinggi. Kalau tidak dapat dukungan kredit dari pabrik, maka distributor ya minta kepada outlet bayar dimuka untuk 3 bulan. Itu 3% akan menambah harga pokok penjualan. Belum lagi PPN 12%. Harga jadi mahal ? consumen terpaksa mengurangi konsumsi. Daya beli menurun. Kalau daya beli menurun, distributor mengurangi permintaan ke pabrik, dan pabrik kurangi produksi. Maka terjadilah kontraksi Index PMI. Ya PHK dah.


90% produk pabrik otomatif penjualannya didukung lewat skema kredit kepemilikan kendaraan. Kalau bunga tinggi, orang menunda beli kendaraan. Otomatis produksi kendaraan dikurangi dan stok didiskon. Laba menurun. Begitu juga penjualan rumah. 75% developer jual rumah lewat skema KPR. Kalau bunga tinggi, orang menunda beli rumah. Pabrik otomatif dan developer jelas kontraksi bisnisnya. 


Nah hampir semua produk yang ada di outlet retail itu diproduksi lewat skema hutang. Proses produksi dengan Bunga tinggi itu sudah tidak efisien. Sementara ketika dijual sulit dapatkan margin bagus. Karena pemerintah kenakan PPN 12%. Sementara daya beli sedang melemah. Maklum sebagian besar orang belanja kredit (CC). Bunga tinggi, ya kurangi belanja.  Dikurangi harga, jelas rugi. Harga tetap tapi ditambah PPN, engga ada yang beli atau penjualan rendah. Rugi juga. Dilema kan. “ kata saya.


“ Kalau orang punya pabrik, pertumbuhan usaha dibawah inflasi, mending tutup aja. Karena hanya masalah waktu pasti bangkrut. Apa pasal? Kemakan depreciasi asset. Apalagi kurs terus melemah. Kalau mesin impor overhaul, ya wassalam. Udah engga sanggup beli sparepart. Pemerintah engga paham bisnis process seperti ini. Makanya mereka engga merasa bersalah dengan Bunga tinggi dan PPN naik. Maklum mereka tidak pernah berbisnis real kecuali rente aja. “ Kata Danil.


“ Kalau baca berita Index bursa jatuh dan kurs rupiah jatuh. Gimana sih sebenarnya memahami ekonomi itu “ Tanya Danil. Maklum dia tadinya bekerja di Pabrik. Engga begitu paham soal financial.


“ Kalau saham jatuh, itu berdampak luas terhadap perekonomian nasional. Mengapa ? karena IHSG mencerminkan real kondisi perekoniam negara. 75% penerimaan pajak negara berasal dari korporat. Semua korporat itu adalah emiten (TBK). 90% pabrikan yang memproduksi barang barang yang ada di outlet itu dihasilkan oleh emiten. 90% jasa transfortasi dan logistic itu adalah emiten. 75% developer besar yang menyediakan rumah dan Kawasan adalah emiten.


Nah kalau kinerja bursa yang ditandai dengan IHSG yang jatuh, artinya potensi penerimaan pajak akan turun. Itu berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi (PDB) yang akan melambat sebelum akhirnya kontraksi. Dampak turunannya adalah NPL bank semakin membesar. Itu akan berdampak sistemik. 10% aja Index jatuh. Itu sama saja nilai asset jatuh kurang lebih sebesar Rp. 1200 Triliun. ! atau sama aja 5% value PDB hilang!


“ Apa kaitannya pelemahan kurs mata uang dengan pasar modal? Tanya Danil.


“ Kurs itu merupakan salah satu indikator penting bagi kesehatan ekonomi negara. Ia merupakan salah satu angka ekonomi yang paling banyak diamati dan dianalisis, dan termasuk angka yang paling rentan terhadap manipulasi pemerintah. Factor yang mempengaruhi nilai tukar itu adalah inflasi, suku bunga, defisit neraca  berjalan, utang negara, geopolitik. Ia memengaruhi laba riil portofolio investor. 


Yang menggerakan bursa itu adalah investor asing. Sekarang investor asing yang besar besar, sebagian udah hengkang dari Indonesia, seperti Morgan Stanley, Schroders, Alianz, HSBC asset management, Merrill Lynch, Deutsche, Nomura, Credit Suisse. Mereka beralasan pergi dari Indonesia karena kurs rupiah tidak stabil.  Mereka cenderung berinvestasi pada pasar modal di negara yang kurs nya relative stabil. Karena kurs yang tidak stabil mudah menimbulkan ketidak stabilan politk. “ demikian saya menjelaskan Panjang lebar. 


“ Tapi kan bursa itu tidak terkait dengan rakyat kecil. Mana ngerti mereka main di bursa” Kata Danil.


“ Memang rakyat yang engga main saham tidak terdampak langsung. Tapi secara tidak langsung akan berdampak kepada PHK dan kenaikan harga. Melemahnya daya beli. Pada gilirannya rakyat miskin semakin merana. “ Kata saya dan Danil tercerahkan.


“ Kenapa kurs rupiah cepat sekali jatuhnya ? padahal sebelumnya sempat menguat dan penuh percaya diri akan berada di rang di bawah Rp. 15000/USD. Demikian tanya Denil. Saya tahu semua media massa memberitakan tentang kebijakan the fed yang turunkan suku bunga tanggun. Itu mengidikasikan tahun depan akan Panjang era high rate.


“ Bayangin aja, kata saya. Dalam upaya mengibangi capital outflow valas, BI terpaksa pinjam uang ke luar negeri. Tahun ini meningkat 170% year-on-year. Akibatnya Utang luar negeri pemerintah meningkat 8,64%. Total utang luar negeri kini ( posisi oktober 2024 ) mencapai USD 428,5 miliar ( kurang lebih Rp. 7000 triliun).


Walau rasio utang LN terhadap PDB adalah 30,4% namun 15% dari ULN itu atau senilai USD 64 miliar adalah hutang jangka pendek. Itu artinya rasio utang jangka pendek terhadap Cadev sebesar 52%. Ini sangat beresiko. Kalau terjadi rush pelepasan (Capital outflow ) asset surat utang oleh investor. Sementara USD semakin menguat. Dapatkan valas untuk mengimbangi tekanan capital outflow udah mahal. Mudah sekali Rupiah jadi tissue toilet.


“ Duh, mengapa sampai segitunya ? tanya Dani dengan nada kawatir.


“Kalaulah fiscal kita baik baik saja, engga mungkin BI pontang panting jaga kurs. Moneter kita tertekan itu akibat kerusakan fiscal era presidem sebelumnya dan memang tidak sederhana. Kita berdoa aja. Semoga Presiden Prabowo bisa atasi.” 


“ Lantas apa upaya pemerintah mengatasi itu ? Tanya danil lagi.


“ Ya upaya BI berjuang menjaga kurs Rupiah memang luar biasa.. Dari kemarin BI sudah masuk ke pasar dengan kekuatan penuh. BI masuk ke pasar spot valuta asing, lalu ke pasar nondeliverable-forward (NDF) domestik serta pasar Surat Berharga Negara (SBN). Ini berdarah darah. Karena memang udah ditunggu oleh para hedger. “ Kata saya. 


" Kan kita berhutang lewat SBN. Sebagian besar dikuasai pasar domestik.  Apa itu beresiko ? tanya Danil.


" Resiko atau tidak itu relatif. Karena esensinya SBN itu diterbitkan negara adalah sebagai alat investasi  selain produk pasar modal dan perbankan. Tentu tujuannya agar pendapatan berlebih masyarakat bisa diarahkan secara optimal bagi perekonomian nasional khususnya dalam investasi negara pada bidang pendidikan, riset dan tekhnologi serta pemberdayaan ekonomi bagi mereka yang tidak beruntung. Pada waktu bersamaan rakyat mendapatkan passive income dari kupon bunga SBN.


Yang terjadi di Indonesia itu tidak sesuai dengan esensi dari SBN. Tidak sesuai dengan teori dasar SBN. Mengapa ? nyatanya SBN yang beli bukan rakyat. Karena mayoritas rakyat bokek. Yang beli adalah Perbankan, BI dan Asing. BI kuasai SBN sebesar 28%. Sementara itu, kepemilikan SBN oleh perbankan sebesar 17,9%, asing atau non residents 17,9%, dan institusi keuangan non bank 36,1% seperti asuransi, dana pension.


Apa yang terjadi?. Peran BI seharusnya kan menjaga stabilitas moneter bukan sebagai investor. Dengan BI begitu besar membeli SBN, itu sudah rente sifatnya. Ekonomi rente itu boros. Tuh lihat, perbankan juga beli SBN. Harusnya dana perbankan itu disalurkan ke sector real agar ekonomi tumbuh. Kalau beli SBN juga. Lantas untuk apa bayar pejabat bank dan karywan bank mahal.


Dana pension itu harusnya di salurkan untuk creating new job, seperti  thematic bond. Mengapa ? Agar semakin banyak orang kerja dan semakin besar dana pension terkumpul sehingga punya kemampuan proteksi terhadap dunia usaha kalau terjadi krisis ekonomi. Sehingga tidak perlu ada PHK.


Nah kalau system moneter saja sudah rente atau berongkos mahal, maka fungsi sosial uang juga berkurang. Ini akan berdampak luas terhadap kebijakan negara. Hanya focus kepada bisnis yang non-tradable aja. Baik pemerintah maupun korporat hanya focus menarik rente lewat regulasi dan konsesi. trickle down effect tidak terjadi. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin blangsat. " Kata saya. Danil mengangguk dan terdiam cukup lama. Saya tunggu sambil seruput kopi.


“ Ale, seru Danil kemudian. “ Kamu kan tahu anak  bungsu saya." 


Saya mengangguk.


“ Dia kan anak angkat saya. Nah sejak dua tahun lalu suaminya kena PHK. Suaminya S2 dari PTN. Terakhir dia kerja sebagai Purchasing manager di pabrik “ kata Danil. Dia terdiam. Sepertinya ada yang ingin dia sampaikan. Tetapi dia tidak bisa teruskan. 


" Suaminya jadi driver ojol sekarang " Kata Danil dengan tetapan kosong.  Saya diam saja. Pertemuan itu berakhir.  Saya antar Danil sampai di lobi. 


***

Malamnya Danil IM saya. “ Ale, terimakasih.  Tadi Siska telp.  Suaminya sudah dihubungi oleh ibu Lina Dirut GI. Dia akan ikuti proses rekruitmen minggu depan. Rencana mau ditempatkan di Semarang. “


“ Moga sukses “ Reply saya.


Danil sebenarnya salah satu mentor saya dalam kehidupan ini. Kebaikannya kepada saya engga terhitung. Saya bangkrut tahun 93. Dia beri saya utangan di pabrik. Padahal resiko sangat besar kalau saya gagal bayar. Dia bisa dipecat. Tapi saya jaga kepercayaannya itu dengan baik. Dan lagi sikap dia membesarkan anak angkatnya tanpa mengubah agamanya itu sangat menginspirasi saya tetang agama. Kita memang berbeda agama tetapi kita dipersatukan oleh kemanusiaan.

18 comments:

  1. Anonymous5:31:00 PM

    setuju Uda, agama apapun akan dipersatukan oleh kemanusiaan..
    Salute buat Uda inilah hidup...dan persahabatan sejati

    ReplyDelete
  2. Cadi ngeri baca ttg kurs rupiah dan ancaman yg bisa ditimbulkannya, semoga NKRI baik2 saja

    ReplyDelete
  3. Anonymous8:57:00 PM

    Terimakasih

    ReplyDelete
  4. Yth Ibu Lina,
    Saya memiliki keahlian di bidang IT, terutama Programming. Tapi saya juga mengerti banyak hal di luar programming. Jika berkenan sudi kiranya mengunjungi LinkedIn saya: https://www.linkedin.com/in/jacky-supit-82129b299

    Saya sangat berminat untuk bisa bekerja di Yuan Group / GI. Saya bisa dihubungi via WhatsApp +6281250004420 atau email: jsupit@gmail.com

    Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca pesan ini. Terima kasih Babo πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ

    ReplyDelete
  5. Anonymous12:31:00 AM

    Terima kasih Uda.atas tulisan nyo

    ReplyDelete
  6. Anonymous4:02:00 AM

    Tengkyuuu Babo

    ReplyDelete
  7. Anonymous4:14:00 AM

    Saya bangkrut secara finansial babo, tapi saya masih punya hope... Sikap mental babo saya jadikan rujukan

    ReplyDelete
  8. Anonymous5:19:00 AM

    banyak hal yg mencerahkan, terimakasih banyak

    ReplyDelete
  9. Anonymous6:34:00 AM

    luar biasa ... Babo tidak lupa kacang dg kulitnya .. tidak lupa kepada sosok yg pernah menolongnya ... luar biasa ... πŸ‘πŸ‘

    ReplyDelete
  10. Anonymous12:15:00 PM

    Jadi pingin tahu perusahaan GI yang ada di Semarang...

    ReplyDelete
  11. Anonymous4:19:00 PM

    Luar biasa Uda, Bravo...happy mother day to OmaπŸ™

    ReplyDelete
  12. Anonymous5:46:00 PM

    Terima kasih, pembelajaran yang positif

    ReplyDelete
  13. Anonymous6:59:00 PM

    Persahabatan yang indah melebihi kata kata

    ReplyDelete
  14. Luar biasa terima kasih semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  15. Anonymous3:06:00 AM

    “Yang bukan saudaramu seiman, adalah saudara dalam kemanusiaan.” Sayyidina Ali bin Ali Thalib

    ReplyDelete
  16. Anonymous3:37:00 AM

    Sayangnya pemerintah diisi orang² yg malas kerja, dan kebijakan di setir orang² dekat penguasa yg tahunya cuma cuan, apalagi sdh bergelimang gaji...

    ReplyDelete
  17. Anonymous7:16:00 AM

    Thanks for your information babo

    ReplyDelete