Monday, March 11, 2024

Save Jellian

 



Jam dua dini hari. Telp Safenet saya bergetar di meja lampu tidur. Saya segera ambil dan liat pesan masuk dari Moscow “ Save Jellian”  Saya segera telp. “ Ada apa Victor?

“ Orang columbia sandera jellian.” kata Victor dengan suara bergetar. “ Maafkan saya B.” 


“ Sekarang, jam ini juga kamu terbang ke Bangkok. Temui saya disana.” kata saya segera matikan telp. Saya lirik istri sedang tidur pulas. Saya masuk kamar kerja. Saya termenung lama. Ada apa ini? mengapa pertahanan Victor bisa jebol sehingga orang lain tahu posisi Jellian. Semua profile dari pihak yang terlibat dalam bisnis senjata ini bukanlah gangster. Proses bisnis berjalan sesuai dengan standar kepatuhan legal dan melibatkan institusi formal. Kami ada kontrak dengan pihak pembeli. Resmi. Kami juga ada kontrak dengan pabrik senjata Resmi. Aliran dana jual dan beli legal. Soal kemana senjata itu dikirim dan untuk apa, itu bukan urusan kami. Kami hanya pedagang


Saya sangat percaya dengan Jellian. Tidak mungkin dia melakukan tugas diluar SOP yang sudah saya tetapkan. Saya juga percaya dengan team Victor yang bertugas melakukan operasi lapangan. Jadi siapa yang membocorkan sampai posisi Jellian terancam ? Gelap. Kalau saya tidak tahu, saya tidak akan tahu dimana Jellian disandera. Columbia luas. Dan jaringan gangster juga bersel sel. Tidak mudah menentukan dari kelompok siapa. Kalau saya buka negosiasi dengan penyandera, itu hanya akan membuat semua operasi saya terbuka. Saya akan kehilangan bisnis  senjata. Dan belum tentu Jelian akan selamat.  


Saya harus focus bagaimana menyelamatkan Jellian. Dia percaya kepada saya dan saya harus melindunginya.  Tak terasa jam subuh sudah masuk. Saya sholat subuh dan mengenakan pakain untuk berangkat. “ Mah, izin mau ke luar negeri. Ada urusan penting” Kata saya berbisik kepada istri yang masih mengenakan mukena. Istri saya menatap saya dengan seksama. “ Ya pergilah. Hati hati.” Kata istri. Segera dia pergi ambil tas koper saya yang memang selalu dalam keadaan terisi pakaian lengkap. Dengan taksi saya berangkat ke Bandara. Tujuan saya ke Kamboja dulu. 


***


Saya temui EN di Phnom Penh. Dia menguasai bisnis underground. Dari Narkoba, human trafficking, pemerasan, penipuan, penyeludupan dan judi ilegal. Organisasi nya hebat dan sangat cerdas mengelolanya. Di dukung profesional trading, lawyer, akuntan dan tentu hacker IT. Punya jaringan international. EN punya banyak proxy yang mengelola asset dari uang haramnya. Dari kalangan celeb sampai pengusaha ada dalam jaringan proxy nya. Mereka mengelola property, tempat hiburan, tambang dan rekanan pemerintah pada proyek rente. Karenanya koneksinya dengan pemerintah sangat kuat dan luas. 


Perkenalan saya dengan EN saat dia merampok rekening casino Steven dengan cara hack rekening private banking. Rekening itu bisa saya kuasai kembali dan setelah itu EN jadi sahabat saya. “ Kamu kenal gank Columbia yang beroperasi di Eropa ? tanya saya saat makan di kaki lima di Jalan 123 di Phnom Penh yang terkenal dengan Tusuk Sate Ayam Panggang Yakitori. Walau kami hanya makan berdua tetapi pengawal EN ada 8 orang tidak jauh dari kami.


EN menatap saya sejurus. “ B, kamu ada masalah? ajak saya. Kita selesaikan sama sama. Bukankah kita bersaudara.” Kata EN.


“ Terimakasih. “ saya memeluknya. Senang akan empati persahabatannya “ Kenal ? Tanya saya focus kepada informasi yang saya perlukan. 


“ Yang saya tahu, orang Columbia tidak pernah beroperasi di luar kandang mereka. Tetapi mereka punya group outsourcing yang kapan saja bisa mereka call untuk beroperasi. “ Kata EN. “ Group Italia dan Spanyol” lanjut EN. 


“ Apakah mereka juga bisa di kontrak oleh pihak  lain ?


“ Tentu. Siapapun yang bisa bayar. “ Kata EN dengan tetap menaruh hormat kepada saya.


“ Apakah saya bisa tahu siapa saja clients nya ? tanya saya dengan harap.


“ Wah engga mungkin saya punya informasi itu. Tapi kalau diperlukan, saya punya cara mudah dapatkan informasi itu. Ya melalui banker dia. Saya tahu siapa banker nya” Kata EN. Saya senang. Ada titik terang.  


Saya tatap lama EN. Dia sampai salah tingkah. Seperti berusaha membaca pikiran saya “ Ok sekarang saya telp orang saya di Eropa. Mereka akan dapatkan data clients yang kamu minta” Kata EN. Dia segera telp melangkah menjauh dari saya. Tak berapa lama dia kembali ke saya. “ B. beri waktu 2 jam “ kata EN. Saya mengangguk, Selama menanti berita dari Eropa, saya dan EN asik makan sate. Dia cerita banyak tentang intrik politik di Kamboja dan peran China yang semakin significant. Sebagai pendukung setia Kamboja, Tiongkok mengalokasikan dana ekonomi, dukungan politik, dan banyak bantuan, khususnya dalam bidang keamanan. Dukungan komprehensif Tiongkok selaras dengan apa yang diinginkan Phnom Penh. Namun Kambodia tidak ingin bermusuhan dengan AS. 


Setelah makan siang. EN ajak saya ke Angkor Spa center. Kami hanya ngobrol di lounge. Tidak sauna dan juga tidak massage. Tak berapa lama sudah lewat 2 jam. EN dapat telp dari luar. Dia bicara sebentar. Dia buka file lewat Hape.  “ Ini B, daftar client mereka” Kata EN. Saya tidak mau tahu bagaimana sampai banker itu mau membuka data yang sangat strictly confidential itu. 


Hanya ada empat Clients. Dari empat itu. Hanya satu yang saya percaya terlibat dalam penculikan Jellian. Alasan tepat. Karena mereka ingin menghapus jejak transaksi senjata dan sekaligus merampok akumulasi dana yang ada di rekening cross border. Saya kecewa dengan mitra saya di Dubai tetapi saya bisa maklum. Resiko itu dari awal sudah saya duga. Makanya saya ciptakan layering transaksi dengan rumit. Engga mungkin mereka bisa deteksi keberadaan Jellian. Tetapi dengan menculik Jellian keadaan menjadi lain.


“Saya perlu informasi tentang orang ini ” Kata saya menunjukan nama salah satu dari empat clients banker itu. “ Saya perlu semua hal kebiasaan dia. Dimana dia tinggal. Dimana dia biasa nongkrong dan apa saja tentang dia.” kata saya. 


“ Bisa. “ kata En tegas. “ Saya punya teman di Iran dan mereka  berkantor di Dubai. Networking mereka kuat. Tidak sulit dapatkan info  tentang orang itu”


“ Lakukan itu. Saya perlu “ kata saya tegas.


“ OK saya akan koordinasikan segera “ kata EN. Dia telp cukup lama. Saya perhatikan dari jauh dia bicara. Setelah selesai. “ Mereka minta waktu sampai besok. Apakah mungkin? Kata EN. Saya mengangguk…Dari tempat Sauna, EN antar saya ke Paninsula Hotel. Dia tempatkan dua pengawal di hotel itu. Saya senyum aja atas hospitality nya “ B. ingat, kita bersaudara. Masalah kamu, masalah saya juga. Jangan sungkan. Apapun akan saya lakukan untuk kamu” Katanya. Saya sampaikan misi saya. Dia menyimak. Dia akan standby. Siap bergerak saat dapat telp dari Victor. 


***


Setelah dapatkan informasi dari EN. Saya terbang ke Bangkok. Di Bandara, Victor sudah menanti saya. “Hubungi Pilot kamu. Kita terbang ke Dubai sekarang “Kata saya. Victor telp pilot private jet nya untuk siapkan keberangkatan kami. 


“ B..” kata victor saat di dalam pesawat. Dia seperti masih merasa bersalah karena gagal melindungi Jellian.


“ Engga usah kawatir. Jellian itu terlatih sebagai prajurit para komando. Dia bisa mengelola rasa sakit kalaupun disiksa. Engga mungkin dia berkhianat. Kalaupun dia akhirnya menyerah, dia juga tidak tahu apa apa soal rekening itu.” Kata saya menenangkan Victor. 


“ Apa rencana kamu ? tanya victor.


“ Kita akan paksa orang ini memberi tahu dimana jellian disandera”  Kata saya memberikan profile orang yang dimaksud. “ B, hanya kita berdua ?  Victor mengerutkan kening. Dia mungkin tidak percaya. Karena ini misi berhaya.


“ Ya, Kenapa ? 


“ Ok. Siap “ Kata victor. Selama penerbangan itu saya tidur setelah sholat qhodo. Saat terbangun. Saya dapatin Victor masih terjaga. Dia tersenyum kepada saya. “Kamu benar benar pulas tidur. Seperti tidak ada masalah apapun” Kata Victor.


“ Masalah itu adalah dalam pikiran. Semua hal di dunia ini hanya ilusi. Permainan akal saja. Jadi kalau tidur ya nikmati kesendirian bersama Tuhan saja. Iklas saja” Kata saya. Victor mengacungkan jempol. 


***

Kami check in ke Hotel Burj Al Arab Jumeirah. Victor pergi ke kamar membawa tas saya. Sementara saya tunggu di bawah. Hanya 10 menit dia udah kembali bersama saya. Kami ke Dolphinarium, keindahan Suzgai Dubai dan pantai dengan latar belakang Burj al Arab. Saya melirik jam. Saya tatap Victor. “ Kamu tetap di sini. Dalam 30 menit saya tidak kembali. Kamu Telp EN. Dia akan lakukan Plan B. Team pemukul kamu yang ada di Moscow pastikan bergabung dengan team EN.“ Kata saya. Victor  mengangguk. 


Saya terus jalan melewati pasar-pasar, museum, konsulat, Taman Air Wild Wadi. Saat di pasar Madinat Jumeirah. Pria berkepala bulat dengan tinggi sekitar 180 bertubuh tambur tepat berjalan di depan saya. Dia diapit oleh dua pengawal bertubuh kekar. Saya keluarkan dua credit card dari dompet saya. Saya pindahkan ke kantong depan. Ini akan jadi senjata kalau kepepet. Setelah melewati Pria itu  dan berbalik “ alsalam ealaykum 'akhi , Abdul“ Saya menegur dengan bahasa Arab. Dia terkejut. Salah satu pengawalnya mendorong tubuh saya. Tetapi dengan cepat saya kunci tangannya dan sepak belakang betisnya. Pengawal itu berlutut sambil menyeringai menahan sakit. Saya tidak lepaskan kuncian tangannya. Segera Abdul teriak kepada pengawalnya untuk mundur. Keadaan itu cepat sekali. Saya tetap tersenyum seraya melepas kuncian tangan pengawalnya. 


Abdul tentu tidak percaya saya bisa ada di depannya. Dia tentu terkejut. Karena saya bisa tahu posisi dia dalam situasi terlemah dia.  Saya menyalaminya dengan membungkuk.  “ B, lama tidak ketemu. Ada apa ke Dubai.? ” Katanya dalam bahasa Arab. 


“ Saya baru datang tadi sejam lalu. Saya khusus untuk bertemu kamu. “ Kata saya tersenyum. Memang antara saya dan dia sudah saling kenal. Dialah yang menuntun saya berbisnis senjata yang dibiayai oleh keluarga kerajaan. 


“ Abdul, saya bukan musuh atau orang yang kamu kawatirkan. Kamu bisa check nama saya di UNF dan ICF. Saya pernah jadi director ASIA. Sampai kini saya honoris member mereka. Tanpa dukungan mereka mana mungkin saya bisa delivery senjata ke Suriah dan Irak, Mana mungkin saya bisa libatkan militer Turki dan Rusia untuk operasi itu. Apakah itu kurang cukup membuktikan bahwa transaksi saya dengan anda atas sepengetahuan mereka. Dan tentu kerahasiaan jadi standar kita” Kata saya dengan tetap tenang dan tersenyum.  Dia tertegun dan akhirnya mengangguk saat saya menyerahkan dokumen sebagai bukti bahwa saya bagian dari ICF.


Setelah meliat dokumen ICF itu dia menelpone dengan gelisah. Saya diamkan saja. Tak berapa lama kemudian, “ B, Jelian ada di Palma. Saya pastikan dalam 10 menit sudah ada di hotel “ kata Abdul. Saya tersenyum.  Dan pergi meninggalkan dia. Saya kembali menemui Victor.  Saat meliat saya dari jauh, Victor berlari ke arah saya. “ B, barusan saja Jellian telp saya. Dia sudah di hotel. Team saya di Valencia segera menjemput dia.”Kata victor terengah engah. Dia peluk saya. Saya senyum aja. Kami kembali ke Hotel. Keesokannya Victor antar saya pulang ke Jakarta dengan private jet. 


“ Rasa hormat saya tidak akan pernah hilang untuk kamu, B.” kata Victor saat di dalam pesawat. Saya menghentikan membaca buku“ Anda boss dan mentor kami. Lebih 10 tahun kami menjadi anggota team anda. Anda selalu lead kami dan selalu ada disaat tersulit kami. Dan tidak pernah ragu mengambil resiko untuk melindungi kami. Itu sebab kami tidak pernah ragu dalam melaksanakan perintah anda “ Sambung Victor. 


“ Nah sekarang cobalah tidur. “Kata saya. Victor mengangguk. Tak lama dia sudah larut dalam mimpinya. Saya lanjutkan membaca buku.


***

Seminggu kemudian saya ke Singapore. Jellian temui saya di Hotel Mandarin sands Singapore. Dia peluk saya dengan air mata berlinang. “ Kamu baik baik saja kan” Kata saya. 


“ Baik. Tidak ada kurang satupun. “ Katanya merentangkan kedua tangannya. Saya lihat tidak jauh dari table kami ada 2 orang pengawal. Itu team Victor. 


Kami duduk santai di cafe. Saat terdengar lagu diatas panggung. “i stand by you “ Jellian menangis dan menyandarkan kepalanya di pundak saya. Saya belai kepalanya.  “ Kalau kamu ingin berhenti, engga apa apa. Saya akan siapkan uang pensiun untuk kamu” Kata saya. Jellian menggeleng gelengkan kepala. “ Team sudah seperti saudara kandung saya. Kami seperti keluarga. Engga mungkin saya jauh dari mereka. “ Katanya 

I'll stand by you, I'll stand by you

Won't let nobody hurt you

I'll stand by you

Kami berdua tersenyum.



13 comments:

  1. Anonymous4:36:00 PM

    Ini kejadian nyata Babo? Tahun berapa ini... Babo?
    Ngeri2 sedaaap... Bacanya
    Selamat beribadah Ramadhan Babo, Oma...
    Salam Sehat Selalu Aamiin

    ReplyDelete
  2. Anonymous6:30:00 PM

    I like it very much

    ReplyDelete
  3. Anonymous8:02:00 PM

    Subhanallah

    ReplyDelete
  4. Anonymous2:21:00 AM

    Gerak cepat dan tepat

    ReplyDelete
  5. Anonymous4:20:00 AM

    Dokumen ICF safe jellian, jd penasaran apa itu ICF

    ReplyDelete
  6. Anonymous4:25:00 AM

    Ngeri bacanya, selamat berbuka puasa Babo 'n Oma..

    ReplyDelete
  7. Anonymous4:41:00 AM

    Mission imposible 😁
    Langsung A1 yg turun tangan 😁

    ReplyDelete
  8. Anonymous8:43:00 AM

    Terimakasih

    ReplyDelete
  9. Eltorro4:34:00 PM

    "Tidur menikmati kesendirian dengan Tuhan" keren dan senang sekali dgn kalimat ini.

    ReplyDelete
  10. Anonymous8:33:00 PM

    Seperti 007

    ReplyDelete
  11. Anonymous7:22:00 AM

    My name is Bond, Jelly Bondoro 😃👍👍

    ReplyDelete
  12. Anonymous5:40:00 PM

    Macam cerita giring2 perak atau si bungsu, karya Makmur Hendrik..terkait kecepatan, presisi, dan mematikan.

    Salam Takzim Babo.E. Dt. Inaro

    ReplyDelete
  13. Anonymous6:13:00 AM

    Coba di bikin film, seperti model MI, jhonwick,

    ReplyDelete