James dan Wenny sedang on the way dari Bandara. Aku menanti mereka di kantor perwakilan Yuan di gedung SQ Jakarta. Dalam kesendirian di ruang meeting. Lamunanku melambung ke 20 tahun lalu. Wenny adalah orang yang pertama jadi sahabatku setelah 3 bulan jadi tarzan kota di Hong Kong. Perkenalan yang tak disengaja dan akhirnya menjadi persahabat yang tak terpisahkan.
Wenny lah yang awal memperkenalkanku dengan relasi di China. Modalku hanyalah pengalaman selama lebih 20 tahun dalam marketing international produk ekspor dan pemahaman tentang product knowledge beragam jenis barang pabrik. Jadi yang bisa kulakukan adalah maklon atau contract manufacturing service. Atau produsen tanpa punya pabrik. Hanya mengandalkan management supply chain dan financial support. Peluang itu ada di China. Karena salah satu kekurangan pengusaha China adalah marketing. Mereka hanya bisa ekspor melalui jaringan etnis china di luar negeri. Itu tidak ada nilai tambah berlebih karena umumnya China perantauan adalah pedagang yang miskin visi industrinya. Namun supply chain mereka sangat solid dan lentur. Itu kekuatan dan sekaligus peluang untuk berkembang.
Yang jadi masalah darimana aku dapatkan modal kalau aku dapat order ekspor? Apalagi pesaingku di China terutama Shenzhen ketat sekali. Memang banyak orang Korea, Jepang, bahkan Eropa melakukan bisnis Maklon di shenzhen. Umumnya usia mereka dibawah 40 tahun. Mereka datang dengan uang melimpah. Siap perang. Aku? uang dibekali istri hanya USD 60,000. Tiga bulan tidak ada penghasilan, makan modal. Yang tersisa untuk start hanya USD 10.000.
Jadi bagaimana merealisasikan peluang menjadi uang tanpa modal? Apalagi di negeri orang. Wenny menuntunku mendatangi Export National Agency yang bertugas memberikan solusi pembiayaan ekspor. Dari Agency itu aku diberi skema pembiayaan supply chain yang terhubung dengan perbankan dan lembaga pembiayaan lain. Ya Tuhan, aku seperti merasa duduk diatas uang. Inilah yang tak mungkin kutemukan di negeriku.
Dengan tersedianya sumber daya keuangan dari export agency, maka aku bisa yakinkan buyer di Eropa untuk menandatangani long term contract. Mereka setuju dengan syarat pembayaran 6 bulan dalam bentuk usance LC. Gimana operasional maklon itu? Contoh. Aku dapat kontrak ekspor Garmen. Atas dasar LC tersebut aku mendatangi supply chain pakaian yang terdiri dari : pabrik Tenun, Pabrik Tektil dan Pabrik garmen, Pedagang Kapas, Produsen Bahan kimia. Kepada masing masing mereka itu aku memberikan payment guarantee dalam bentuk LC yang di endorse oleh Agency.
Tentu agar proses pekerjaan itu terkoordinir dari segi waktu dan kualitas, aku memberikan Planning production, lengkap dengan timeline kepada masing masing supply chain. Mereka pelajari standard qualitas yang aku mau dan juga planning production dan delivery. Selanjutnya aku monitor semua proses sampai jadi pakaian siap ekspor. Dan memang semua on time sampai pakaian bisa di kirim ke buyer di Eropa. Untuk business process tersebut, aku hanya butuh satu orang karyawan. Setiap bulan bisa ekspor 20 kontainer.
Pernah relasi dari AS datang ke Hong Kong. Dia berminat membeli gagang ( frame ) kacamata. Dia perlihatkan contoh beberapa frame yang dia mau. Aku perhatikan. Itu materialnya dari plastik dan kalau ada titanium, itu hanya coated. Dia tanya apakah aku dapat menjual barang itu. Aku tanya, kalau di AS berapa harga barang itu satu unit? Dengan santai dia menjawab bahwa harganya USD 100. Aku tahu dia agak berbohong. Karena data dari maket AS harga retail lebih dari USD 100. Tetapi ok lah. Aku katakan bahwa bisa bisa jual dengan harga USD 10 per unit. Dia sempat engga percaya. Tetapi aku yakinkan. Bahwa pembayaran dengan LC. Jadi kalau engga delivery dan engga sesuai spec engga bayar.
Frame itu aku maklon di China dengan hitungan bukan harga per unit tetapi biaya bahan baku yang aku keluarkan untuk pesanan dia sebanyak 200.000 unit. Apa bahan bakunya ? PVC dan coated titanium. Untuk satu unit kacamata, hanya butuh beberapa gram PVC dan coated titanium. Biayanya hanya USD 3. Sementara biaya moulding dan processing hampir engga ada arti. Karena barang diproduksi secara massal tentu biaya processing per unit sangat rendah sekali. Aku abaikan saja biaya processing itu. Jadi sebetulnya aku engga jual frame, aku hanya jual PVC dan coated tittanium.
Pernah juga menjual Jilbab ke Mesir dan Arab. Harga per unit hanya USD 0,20 atau kurang lebih Rp. 2.800. Kalau di Indonesia mungkin harga dipasar Rp. 20.000. Mengapa aku jual dengan harga murah. Lagi lagi hitungannya bukan per unit. Aku tidak jual jilbab tetapi jual benang dan serat sintetis. Satu uni jilbab itu hanya menghabiskan benang dan serat sintetis beberapa gram saja. Kalau dihitung cost nya hanya sebesar USD 0,10. Karena beli bahan baku itu tonan. Tentu harganya sangat murah. Biaya produksi dan processing sangat kecil sekali karena diproduksi massal.
Dari tahun 2003 sampai tahun 2006 total contract manufacturing mencapai USD 300 juta. Itu meliputi lebih dari 12 jenis produk. Selama 4 tahun aku benar benar workaholic. Kerja lebih dari 18 jam sehari tanpa libur. Mengunjungi lebih separuh kota di Dunia. Bukan hanya Asia, Eropa dan AS. tetapi juga Afrika sampai Amerika Latin. Aku sendiri yang marketing. Sementara proses produksi aku dibantu oleh James. Yang aku rekrut tahun 2004 . Dia mantan profesional di Investment banker. Tahun 2006 Wenny bercerai dengan suaminya dan kena PHK di tempat kerjanya, dan aku rekrut dia untuk mengelola shadow banking. Kami bermitra.
Tahun 1997 aku pernah ikut seminar international tentang supply chain dan resource global (SRG). Itu mengubah persepsiku tentang trading. Aku berburu buku di perpustaan World bank dan ADB. Semua buku tentang supply chain akau pelajari. Tahun 2004 setelah aku punya moda lumaya dari laba maklon. Aku praktekan bisnis SRG itu lewat maklon. Sukses. Bukan hanya di CHina tetapi juga negara lain. Bahkan berkembang sampai ke Eropa, Rusia dan Afrika. Jadi bukan karena aku hebat punya modal besar. Tetapi karena aku punya pengetahuan dan mau belajar dari perubahan dunia.
Baik aku jelaskan secara sederhana. SRG itu beda dengan supplier. Kalau suplier anda harus tunduk dengan ketentuan sepihak dari pembeli dan berjuang dapatkan SPK dari pembeli. Kapan saja anda bisa ditendang oleh pembeli. Tetapi kalau SRG, anda bagian dari proses produksi itu sendiri. Antara pembeli dan penjual terikat dalam ekosistem. Contoh anda butuh Steel Cold Rolled Coils (CRC) dan Stainless Steel Hot Rolled Coils (HRC). Anda engga beli begitu saja. Tetapi anda beli nikel dan memasoknya ke Smelter untuk dapatkan CRC dan HRC.
Kenapa smelter mau saja produksi CRC dan HRC, karena anda jamin pasokan Nikel, yang sumbernya bukan dari satu sumber saja tapi dari seluruh dunia. Smelter juga tahu bahwa anda akan jamin sustainable karena anda kuasai market global CRC dan HRC. Karena anda berbisnis SRG maka lembaga keuangan tidak ragu menjadi financial resource.
Kadang kalau ada perusahaan bagus, tetapi mereka tidak patuh dengan SRG. Aku bisa matikan itu perusahaan lewat ekosistem financial dan kemudian aku akuisisi. Kok mau bank biayai? ya secure. Semua terkunci dalam satu sistem SRG, market dan sumber daya. Beragam produk aku bisa bisniskan lewat SRG. Dari tambang sampai ke Agro, elekronik dan lain lain. Nah pahamkan jawabannya. Mengapa aku bisa mendirikan holding dengan cepat.
Kini James mengelola holding SIDC yang bermitra dengan group sovereign wealth fund China. Total anak perusahaan SIDC kini ada 350 unit tersebar di 80 kota di Dunia. Yuan Holding dikelola oleh Wenny, yang bermitra dengan empat konglomerat financial kelas dunia. Total anak perusahaan ada 218, tersebar di lebih 30 negara.
Lamunan ku dibuyarkan oleh teguran sekretaris ” Pak. Ada tamu mau ketemu bapak” Katanya. Aku mengangguk. Herman masuk ke ruang meeting menemuiku. Dia sahabat masa mudaku saat masih sama sama salesman di perusahaan jepang tahun 80an. Herman akhirnya lebih memilih jadi petani dan pedagang di kotanya.
“ Secara makro ekonomi apa penyebab harga harga naik ? Tanya Herman. Dia datang hanya kangen denganku. Kami udah lebih 30 tahun tidak jumpa. Dia tinggal di Sumatera. Datang ke jakarta bersama istrinya berkunjung ke rumah anaknya.
“ Kurs rupiah terdepresiasi setiap tahun diatas inflasi. Sementara suku bunga diatas inflasi. Ya akibat hukum demand and supply tentu otomatis harga barang terus naik. Kan engga mungkin pabrikan dan pedagang jual barang turun sementara nilai uang setiap tahun turun seiring naiknya suku bunga “ kata saya santai”
“ Ya kenapa sampai rupiah terdepresiasi terus setiap tahun
“ Kan sejak era Jokowi kita menganut APBN ekspansif atau istilah kerennya, money follow program. Artinya program itu dibuat bukan berdasarkan kemampuan pemerimaan negara , tetapi focus kepada program. Kalau anggaran kurang karena itu, ya pemerintah tarik utang dalam bentuk SBN domestik maupun global. Masih juga kurang, ya pemerintah pinjam uang ke lembaga multilateral seperti Bank Dunia, ADB, Islamic Bank dan lain lain.” kataku.
“ Emang tadinya sebelum Jokowi konsepnya apa ? tanya Herman.
“ Konsep money follows the function. Artinya APBN disusun berdasarkan kinerja. Kalau kinerja penerimaan negara hanya 100, ya anggaran dibuat 100. Walau sumber daya kita besar, namun kan SDM kita terbatas. Kan yang kerjakan negara ini kan manusia, bukan robot. Paham ya” kataku tersenyum.
“ Paham. Lanjut ...“
“ Nah money follow program itu kan bersifat ekspansif, yang mana hutang itu suatu keniscayaan. Bayangin aja. Era Jokowi utang negara tembus Rp. 8000 triliun. Meningkat lima kali dari 6 presiden sebelumnya. Tapi growth tidak pernah diatas 6%. Ya karena dampak belanja relatif rendah terhadap pertumbuhan, maka kurs pasti melemah. Ya mau tidak mau kan terpaksa pemerintah keluarkan dana stimulus agar bisa mengimbangi target pertumbuhan yang timpang itu. Stimulus dalam bentuk subsidi dan bansos itu kan bersifat inflatoir, yang membuat rupiah terdepresiasi. Begitu aja terus. Jadi engga mungkin harga turun lagi seperti 10 tahun lalu.“ kataku.
“ Tapi kan rasio utang kita terhadap PDB masih terjaga dikisaran 40%. Dibawah pagu yang ditetapkan UU"
" Kalau PDB berkualitas, tentu 40% rasio itu engga masalah. Yang jadi masalah PDB itu tidak berkualitas dan sebagian karena faktor window dressing. Kalau memang berkualitas PDB kita, kan engga harus ada subsidi dan Bansos segala " kata saya
"Sudah jelas kebijakan itu salah. Kenapa dipertahankan?
“ Salah benar kan tergantung persepsi. Dari sisi pemerintah, APBN itu produk politik. Mereka kan kekuasaannya dibatasi hanya maksimum 10 tahun. Nah gimana selama 10 tahun itu mereka aman dari gejolak sosial terutama dari kelompok rentan terhadap kenaikan harga. Mau engga mau subsidi harus dikeluarkan. Kecuali kita punya GBHN yang menyatu dengan UUD 45 sehingga presiden hanya sebagai administrasi melaksanakan GBHN. Itu akan lain jadinya. Kan ini engga. Setiap presiden dituntut jadi lampu aladin. Kita mana peduli pembangunan butuh waktu panjang untuk established mencapai hasil ideal “ kata saya.
Herman menatap keseluruhan ruangan. “ bro, bisa minta kopi ?
“ Kantor ini menerapkan nol kapein, nol asap rokok “ kata saya “ jadi nikmati aja air mineral “ sambung saya.
“ Gila ! Kenapa begitu amat ?
“ Ini kantor perwakilan investment holding dari luar negeri. Mereka udah terapkan ESG secara ketat. Mematuhi traktat Paris 2050 zero emisi karbon. Termasuk mematuhi standar kesehatan manusia dan kebersihan udara. “ kata saya.
“ Lue kerja disini ?
“ Engga. Gua juga tamu. Kebetulan lue mau ketemu gua, ya sekalian aja ketemu di sini. Nanti habis bahas bisnis dengan mereka kita keluar cari tempat ngopi yang enak” kata saya. Herman acungkan jempol. Aku pergi ke ruangan lain untuk bertemu James dan Wenny yang sudah menanti di Ruang meeting direksi. Herman acungkan jempol.
James dan Wenny aku undang ke Jakarta untuk rapat berkaitan dengan program bisnis tahun 2024. Aku mengulas resiko ekonomi pada tahun 2024 dan tahun 2025 agar mereka concern. Dari resiko geopolitik, melemahnya ekonomi China, meningkatnya tekanan financial global akibat inflasi dan suku bunga, perubahan iklim. Mereka menyimak dengan baik. Setelah itu saya diamkan. Minta mereka meresponse terkait dengan kinerja bisnis yang ada.
“ Karena adanya ketegangan geopolitik. Konflik di Timur Tengah , Laut Merah dan Rusia-Ukraina mendorong pasar energi ke kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya mengingat wilayah tersebut menyumbang hampir 30% produksi minyak global. Karena itu unit bisnis logistik Migas Yuan Holding semua naik berlipat labanya.” Kata Wenny.
“SIDC juga mengalami pertumbuhan laba significant tahun lalu karena unit bisnis logistik MIGAS di Dubai dan Guangxi. Peningkatan laba ini bisa menutupi rendahnya laba di sektor manufakur High tech elektronik. “ Kata James.
“ Peningkatan suku bunga tahu lalu yang disesuaikan dengan tingkat inflasi telah berdampak melemahnya dorongan ekspansi global. Namun unit bisnis trading Yuan dalam penguasaan stok komoditas mineral tambang dan pertanian mengalami peningkatan laba luar biasa. Harga mineral tambang memang turun tetapi harga downstream meningkat. Apalagi harga komoditas utama pertanian seperti Gula, Jagung, Kedele dan Beras juga naik significant. Kita bisa kompit market berkat dukungan dari Unit Businses shadow banking yang menjamin ekosistem financial “ Kata Wenny.
“ SDIC juga mengalami hal yang sama terhadap adanya tekanan financial global. Produk hedge fund SIDC berbasis agro dan mineral tambang tumbuh pesat likuiditasnya dan tingkat yield obligasi juga turun. Itu sebagai indikasi semakin tinggi trust terhadap Produk hedge fund kita. “ Kata James.
“ Restruktur Unit bisnis Agro Yuan sejak tahun 2018 terutama di Brazil, Afrika kini sudah membuahkan hasiil. Resiko perubahan iklim bisa diantisipasi lewat riset varietas unggul terhadap kekeringan. Efisiensi terjadi significant karena adanya tekhnologi Artificial intelligent proses tanam dan pembibitan , perawatan serta panen. Proses restruktur akan terus berlangsung sampai tahun 2028. Ini dalam rangka visi zero emisi tahun 2050. Sehingga ESG menjadi keharusan diterapkan di semua unit business” Kata Wenny.
“ SIDC lakukan restruktur bisnis agro sejak tahun 2017. Kini terus berlangsung, Sehingga dampak perubahan iklim udah selesai kita antisipasi. Kebun Gandum dan Kedele di Rusia berkembang bagus. Kebun jagung di Kanada untuk mendukung pakan ternak kita di AS, China dan Ausi juga berkembang bagus. Sehingga kita bisa mencetak laba tinggi ditengah rendahnya pasokan komoditas akibat kekeringan El Nino.” Kata James.
Aku senyum aja. Aku sudah baca semua laporan mereka yang tebalnya lebih dari 400 halaman. Sangat detail sekali. Tahun tahun berikutnya wajah SIDC dan Yuan akan berubah lebih cantik. Karena tantangan demi tantangan global sejak tahun 2008, telah membuat otak reptil saya bangkit untuk survival. Aku berhasil melakukan perubahan secara gradual untuk dua holding itu, SIDC dan Yuan. Dan itu tidak akan terjadi kalau tanpa dukungan SDM yang punya kompetensi dan qualified melakukan perubahan di tengah situasi yang penuh gejolak.
Aku undang mereka berdua makan malam di restoran seafood di Pluit. Ikut juga Awi, Florence dan Lina. Tentu Herman aku ajak juga. Semua mereka adalah sahabatku. “ Terimakasih sudah menjaga SIDC dan Yuan dengan baik. Saya tahu tidak mudah kalian melewati proses itu. Apalagi kewajiban bayar bunga dan cicilan utang mencapai USD 4 miiar setahun. Kalian bukan hanya CEO tetapi juga saudara saya dalam semangat dan cinta. “
“ Bro, kami hanya cangkir. Isinya tetap kamu. Visi kamu. Apalagi kamu telah menyiapkan SIDC dan Yuan dengan sangat well organised dari sejak financial resource, tekhnologi, SDM. Itu jauh lebih sulit daripada melanjutkan. “ Kata James.
“ Ya saya ingat. Kamu pernah kena kasus di Hong Kong, Singapore, Swiss dan NY. Selama 5 tahun kasus itu berlangsung. Tetapi kamu tidak kehilangan focus mengarahkan kapal besar SIDC dan Yuan. Kalau ingat awal kamu mendirikan Hoiding, kadang saya nangis sendiri. Saya ingat kamu harus berlutut lebih satu jam di hadapan otoritas China hanya untuk dapatkan maaf. Kamu pernah kena SARS dalam kesendirian di Hong Kong. Dalam keadan sakit hampir merenggut nyawa, kamu tidak kehilangan focus terhadap bisnis
Di saat SIDC dan Yuan berada di puncak kamu malah memilih mundur sebagai CEO dan Chaiman. Kembali hidup seperti orang kebanyakan tetapi tetap saja kamu tidak kehilangan focus kepada kami. Kapanpun kami telp pasti kamu terima dan kalau ada masalah cepat sekali kamu atasi. “Kata Wenny. Saya senyum aja. Setelah itu mereka kembali ke Hong Kong. Aku minta supir Awi antar Herman pulang. Sementara Aku pulang bereng Awi dan Lina. Kembali kekehidupan masa tuaku yang sederhana bersama istri. Kami menua bersama. Nikmat terbesar diusia menua adalah keberadaan istri yang setia jadi sahabat…
Menurut saya, ini salah satu tulisan terbaik Babo, merangkum banyak dari tulisan2 sebelumnya. Selamat menua bersama Oma.
ReplyDelete