Tahun 2006 saat awal merintis bisnis di Seoul. Saya sewa kantor dibawahnya Bengkel mobil. Dalam Lima tahun usaha berkembang pesat. Tahun 2011 Unit business di Korea saya lakukan konsolidasi aset kedalam SIDC di Hong Kong. Jadi SIDC Seoul. Kantor Pusat SIDC Seoul di District business di Gwanghwamun. Total karyawan diatas 1000 orang tergabung dalam 4 unit businss, Investment, Industri E&E, Service , Renewal Energy. Sementara saya sendiri kalau ke Seoul tidak berkantor di Gwanghwamun tetapi di Hotel milik perusahaan yang ada di Yeoksam-dong, Gangnam. Saya ngantor di lantai atas. Ruang penthouse saya sulap jadi ruang kerja dengan 3 staff dan 1 sekretaris. Jadi kalau saya tidak di Seoul, kantor itu jadi representative SIDC di Seoul
Suatu saat saya sedang di Seoul. Saya ajak sekretaris saya meeting dengan relasi di luar kantor. Yang setir dia sendiri. Karena memang saya tidak mau ada supir kantor hanya untuk saya. Itu pemborosan. Dan lagi saya jarang ke Seoul. Waktu keluar dari kendaraan. Saya jalan terburu buru. Sekretaris saya hampir jatuh. Saya cepat tahan badannya. Ternyata alas sepatu, tumitnya lepas. Mukanya merah. Menahan malu. “ Kamu pergi beli sepatu diseberang jalan. Saya tunggu di lobi gedung” Kata saya cepat berlalu.
Saya tunggu lewat 15 menit dia tidak juga nongol. Ya langsug aja naik ke atas gedung untuk ketemu relasi. Usai meeting saya SMS agar dia datang ke lobi jemput saya. Tidak lebih 10 menit kendaraan sudah sampai di Lobi. Saya tidak tanya mengapa dia tidak nyusul saya. Karena pikiran saya penuh seusai meeting. Dia juga tidak cerita apapun.
Sampai di kantor saya dapat telp dari HRD. Sekretaris saya minta maaf. Alasan kenapa dia tidak bisa cepat nyusul saya karena tidak punya uang cukup beli sepatu di mall yang ada diseberang jalan. Gajinya sebagian besar habis untuk bayar cicilan apartement orang tuanya. Dan dia harus bayar cicilan hutang kuliahnya.
Saya terhenyak. Luar biasa pengorbanan dia sebagai anak. Uang kuliah bayar sendiri dan ketika dapat kerjaan, yang diutamakan orang tuanya. Karena kesalahan itu HRD akan skor dia selama 1 bulan tanpa gaji. Dan hebatnya dia sendiri yang mengaku kepada HRD telah melakukan kesalahan. Padahal saya tidak cerita apapun.
“ Kamu kan sudah tahu alasan dia. Kenapa diskor ? Kata saya kepada HRD.
“ Aturan ya aturan. Kita engga ada urusan dengan masalah personal dia. Pada waktu masuk dia sudah baca isi kontrak kerja. “ Kata HRD.
Jam 8 malam usai baca dokumen. Saya panggil sekretaris itu ke ruang kerja saya. Sepatunya sudah ganti. Mungkin dia beli tempat yang bukan mall. “ Saya mau makan malam. Tidak dengan relasi. Bisa antar saya tempat makan yang enak tapi sederhana saja. “ Kata saya.
“Siap pak.”
Di jalan saya tanya” Kamu udah berapa lama kerja?
“ Tiga tahun pak.”
Saya telp HRD “ Kamu ajukan dana CSR ke bagian keuangan. Bagi karyawan yang sudah kerja 3 tahun, yang uang kuliahnya dari kredit bank dapat penggantian dari perusahaan. Syaratnya kontrak kerja minimal 5 tahun. Kalau sebelum itu keluar, harus bayar biaya ganti rugi.” Kata saya.
“ Siap pak.”
Saya lirik sekretaris saya. “ Terimakasih pak. Tadinya saya takut sekali pak. Saya tahunya bapak itu sangat keras dan disiplin. Jarang bicara dengan staf kecuali perintah. Ternyata baik sekali. Sya akan kerja seumur hidup saya untuk perusahaan. "Katanya berlinang airmata. Saya senyum saja. Karena kebijakan itu hanya bisnis. Karyawan kan aset, apalagi karyawan yang berbudi baik kepada orang tua dan jujur.
***
Restoran kecil namun pengunjungnya ramai. Saya yakin ini restoran pasti enak. Saya tunggu Jung parkir kendaraan. Tak berapa lama dia datang. Saya masih tunggu table tersedia. Ada beberapa orang antri. Tanpa saya suruh dia pergi membeli kopi dan roti. Tak jauh tempatnya. Hanya di seberang jalan. “ Sambil menanti, anda mungkin lapar. Ini ada kopi. Saya yakin anda perlukan juntuk teman merokok. “ Kata Jung. Saya merokok sebatang. Saya perhatikan orang orang antri. Keliatan mereka para karyawan pulang kerja.
“ Maaf, hanya ini tempat yang biasa saya makan malam. “Kata Jung dengan ramah.
“ Engga apa apa” Kata saya tersenyum. Baru saya tahu. Jung memang cantik. Hidungnya mancung. Rambutnya diikat kebelakang. Ringka sekali. Ciri khas wanita pekerja. Usianya baru 26 tahun. Dia sepertinya merasa canggung karena saya perhatikan.
“ Kalau kamu anda janji dengan pacar kamu, udanglah makan bersama saya.” Kata saya.
“ Saya tidak punya pacar. “ Katanya tersenyum.
“ Mengapa tidak telp teman teman kamu di kantor. Kita makan sama sama.” kata saya.
“ Saya undang mereka? katanya dengan mata melotot. Seakan tidak percaya.
“ Ya. “ kata saya menegaskan. Agar dia tidak ragu. Dia senang. Dia segera telp temannya yang masih di kantor. “ Mereka segera kemari. “ Saya tersenyum. Petugas restoran panggil kami untuk masuk. Dua meja digabung. Jadi ada empat kursi. 20 menit. Mereka datang. Keduanya membungkuk kepada saya. Satu pria, Park, dan satu lagi Bong-Cha. Mereka semua tidak jauh berbeda usianya.
Saya tahu mereka adalah karyawan yang high grade diantara 1000 lebih karyawan yang ada. Untuk jadi staf saya dan sekaligus rep Holding, harus melewati test ketat. Hanya yang qualified saja yang bisa jadi staff saya. Untuk jadi karyawan tetap, umumnya mereka lolos lewat test kerja dan magang selama setahun. Tugas mereka hanya setahun sebagai staff saya. Setelah itu merekan di tempatkan di lingkungan anak perusahaan SIDC yang ada di Seoul.
Semua mereka bisa bahasa mandarin dan inggris. Karir mereka sudah di-design oleh HRD. Lewat tiga tahun kerja. Mereka akan jadi manager disalah satu anak perusahaan. Apabila prestasi mereka bagus, Dua tahun mereka sudah dapat posisi Vice presiden di anak perusahaan. 2 tahun sebagai vice presiden punya prestasi bagus, mereka akan dapat posisi direktur. Apabila 3 tahun terus berprestasi bagus, mereka akan dapat posisi vice presiden di Subholding. Dan akhirnya jadi direktur di Subholding. Itu perlu 12 tahun kerja. Jadi kalau mereka masuk kerja usia 23 tahun, usia 35 tahun mereka sudah jadi direktur Subholding.
Usia 40 tahun, mereka bisa menempati pos di luar negeri sebagai direktur atau CEO pada subholding di group SIDC. Tetapi, apabila dalam salah satu phase itu mereka gagal dapat prestasi bagus. Langsung di downgrade dan keluar dari kompetisi. Digantikan sama yang lain. Tetapi kalau prestasi mereka luar biasa. Bisa saja dipercepat prosesnya. Begitulah yang saya tahu tentang mereka.
“ Bagaimana rasanya kerja selama ini? Tanya saya kepada mereka.
“ Yang jelas saya tidak ada waktu pacaran” Kata Park.
“ Dan saya malah engga ada pacar sama sekali. “ kata Cha.
“ Saya juga.” Kata Jung.
“ Kenapa ? Tanya saya tersenyum.
“ Jam 7 pagi kami sudah harus di kantor. Walau setiap administrasi anak perusahaan terhubung secara onlien dengan holding di Hong kong. Namun kami harus update semua perkembangan anak perusahaan yang ada di Korea. Itu sampai jam 10 pagi. Setelah itu kami harus standby kalau ada pertanyaan dari Holding di Hong Kong. Jawaban harus precisi. Kalau kirim dokumen harus teradmistrasi dengan baik. Kadang kami herus segera meluncur ke kantor anak perusahaan untuk pastikan semua. Biasanya kami sibuk sekali sampai jam 1 siang.
Setelah itu kalau ada tamu Holding yang datang dari luar negeri , kami harus atur jadwal pertemuan mereka dengan direktur anak perusahaan yang ada di Seoul. Kadang meeting di kantor, kadang di luar kantor. Hasil meeting itu harus terdokumentasi dengan baik untuk dinalisa lewat governance risk management and compliance. Kalau ada indikasi pelanggaran harus segera lapor ke Hong kong“ Kata Jung.
“ Bahkan kami harus terus di kantor sampai jam 12 malam. Harus support direktur anak perusahaan yang sedang business trip ke luar negeri dalam negosiasi bisnis. Apapun network yang mereka perlukan, kami bisa support lewat databased online yang terhubung dengan Subholding di Beijing, Shanghai, Shenzhen, Dubai, Moscow, London, NY, KL, Asia tengah, Indonesia, Singapore, Ho chin Minh, Bangkok, Laos dan Holding di Hongkong. Karena hanya kami di korea yang dapat hak akses ke database. Makanya perkembangan bisnis subholding di Seoul cepat sekali. Saya yakin di negara lain juga begitu. Karena Corporate culture semua sama “ Kata Cha.
“ Dan saya harus buat analisa setiap perkembangan unit usaha yang ada. Itu update nya setiap hari. Kalau direktur investasi Holding di Hong Kong butuh data untuk membuat keputusan terhadap rencana ekspansi anak perusahaan di korea, kami harus siap. Itu hitungan menit harus sudah delivery. “ Kata Park.
Saya tatap mereka satu persatu dengan senyuman. “ tanpa disadari kalian sudah jadi mata dan telinga, serta mulut dari perusahaan. Kalian jadi paham detail business process. Itu sangat penting dalam sistem perusahaan untuk menempatkan kalian dalam posisi menager nantinya, dan terus sampai ke puncak karier” Kata saya.
“ Ya pak. Teman saya yang kerja di perusahaan jepang dan Korea, engga ada yang secanggih ini sistemnya. Ini perpaduan budaya kerja orang China dan Korea, Jepang, AS dan Indonesia. “ kata Jung.
“ Oh ya kenapa kamu simpulkan begitu? tanya saya.
“ China, sangat ulet dalam pekerjaan. Korea sangat cepat bekerja. Jepang sangat solid team kerjanya. Dan AS sangat kreatif dalam melakukan transformasi bisnis. Dan di tengah budaya yang keras itu, masih ada humanitinya, dan itu dari anda sebagai orang Indonesia. Lengkap sekali dan menginspirasi“ Kata Jung.
“ Ya terbukti, setiap orang ada target, waktu dan hasil. Rewad dan Punishment sangat jelas. Program training sangat bagus. Anggran pengembangan SDM mencapai 2% dari Capex. Rekrutmen pun sangat ketat.. Rapat sangat efisien. Karena semua orang kuasai bidangnya. Pengambilan keputusan sangat cepat. Namun perhitungan matang. Tidak ada satupun bisnis process yang tidak terpantau. Dan itu semua berjalan dalam sebuah sistem yang lentur. saling terikat dan melekat dari atas sampai bawah.” Kata Park menimpali.
“ Tahu kalian” Kata saya, Mereka cepat menyimak “ Karena visi perusahaan kita adalah investment atas dasar people, planet dan profit. Itu untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan memuaskan kepentingan stakeholder. Sistem itu dibuat bukan hanya untuk saya dan pemegang saham lain tetapi stakeholder. Paham ya.” kata saya. Mereka mengangguk
“ Nah mari kita makan. Dan kalau mau minum soju silahkan tapi jangan ada yang mabuk. Karena kalian harus kembali ke kantor untuk kerja lagi.
“ Pak..” tanya Park..Boleh tanya.?
“ Ya silahkan” Kata saya tersenyum.
“ Boleh lihat photo keluarga bapak. “ kata Park. Saya perihatkan photo bersama Oma. Mereka rebutan lihat photo. Sangat humble kata mereka.
" Saya tidak tahu apakah saya akan dapat istri setegar istri anda. Kalau memikirkan kesibukan saya." kata Park.
" Pasti bisa. Jangan pernah ragu untuk menciintai dan ambil resiko berkomitmen. " Kata saya. " Nanti kalau kamu sudah jadi CEO walau tanggung jawab makin besar namun bebas mengelola waktu. Itiu karena sistem kita sangat solid. Bottom up. Waktu kamu akan lebih banyak untuk keluarga. Jadi pergunakanlah waktu usia emas kalian dengan kerja keras. Agar kelak dimasa tua, kalian bisa tahu kemewahan dari sebuah kebersamaan dengan keluarga. Kalian akan paham hikmah dari sebuah pengorbanan dan tahu arti mencintai
memiliki rumah sendiri adalah dambaan setiap orang. untuk orang kelas menengah, itu dianggap sebagai pencapaian seumur hidup karena membutuhkan uang yang cukup besar. bank memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar ini. produk yang mereka tawarkan dan layanan yang mereka berikan sangat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin memiliki rumah sendiri. untuk pinjaman rumah yang aman dan bermanfaat, kesadaran yang tepat atas produk, kebijakan, syarat dan ketentuan bank adalah yang paling penting karena ketidaktahuan dapat mengakibatkan lebih banyak pembayaran ke bank dalam hal komponen pokok dan bunga. tetapi bekerja dengan mr pedro mengubah segalanya dalam pengalaman pinjaman, mr pedro membantu saya dengan pinjaman rumah di tingkat 2 yang sangat cepat dan lancar. saya akan merekomendasikan mr pedro, petugas pinjaman dan email perusahaan pendanaannya yang luar biasa mr pedro di pedroloanss@gmail.com & teks whatsapp: +1 863 231 0632. marie carlos, texas usa
ReplyDeleteTest
ReplyDeleteterimakasih. strategi canggih dalam cerpen yang bersahaja....
ReplyDelete