Tahun 2006 saya di Undang oleh venture capital sebagai pembicara dalam seminar terbatas di kampus di China. Awalnya, saya bingung. Kenapa saya di undang sebagai pembicara?. Karena saya bukan akademis dan hampir tidak pernah mengulas aspek bisnis IT di media sains atau bisnis. “ Kamu kan praktisi pasar modal. Masuk list golden boy di bursa Hangseng. Bantulah cerahkan anak muda. Mereka butuh pemahaman bisnis IT. Agar kelak bila mereka terjun berbisnis mereka tahu jalan yang benar.” Kata teman saya merekomendasi saya sebagai pembicara.
“ Ingat engga 5 tahun lalu banyak bisnis dot com yang tumbang. Itu bukan salah soal tekhnologi tetapi lebih kepada profile bisnis yang terlalu bertumpu kepada tekhnologi. Padahal tekhnologi itu hanya sebagai alat membantu proses bisnis agar lebih efisien. Akibatnya banyak platform IT yang menyediakan marketplace banyak yang hidup segan mati tak mau, bahkan ada yang sudah membesar akhirnya dead duck. “ Kata saya mengawali pembicaraan dengan satu pertanyaan. Itu cara saya memancing nalar mereka sekaligus meminta mereka menghilangkan gebyar bisnis IT yang menawarkan cepat kaya dan jalan too good to be true.
Bisnis itu berkembang bukan saja karena sumber daya produksi, manusia dan modal. Tetapi yang lebih penting adalah akses publik kepada proses produksi, pekerja dan modal. Mengapa ? Akses yang terbatas akan membentuk kelas. Itu pasti tidak adil. Mengapa? Dari ketidak adilan itu, akan terjadi kartel dalam apa saja. Harga jual barang/jasa jadi mahal. Secara keseluruhan ekonomi nasional jadi tidak efisien. So, dengan hadirnya IT , maka akses itu menjadi milik semua. Peluang terbuka luas. Keadilan proses bisnis mendapatkan solusi berkat sains. Namun ia bisa menjadi peluang tetapi sekaligus ancaman. “ Kata saya.
Saya tatap mereka yang hadir di ruang kelas itu. Kalau melihat mereka tenang dan sangat serius menyimak. Saya yakin mereka mulai larut dalam narasi saya. Saya berhenti sejenak. Minum air putih. Saya mulai berani melangkah mendekati mereka. Tidak lagi bicara podium.
“ Ancaman itu” lanjut saya. “ adalah ketika mereka yang menyediakan Platform itu tidak mengenal ekosistem bisnis itu sendiri. Anda bisa saja belajar dan riset tentang ekosistem bisnis. Tetapi kalau anda bukan bagian dari ekosistem itu, sangat sulit untuk memasukan ruh tekhnologi dalam bisnis proses. Apa jadinya jasad tampa ruh. Mati. Ya, sama halnya. Anda bicara politik. Paham soal ilmu kebijakan publik. Pahami itu lewat riset. Tetapi anda sendiri tidak pernah hidup bersama orang miskin. Rasanya tidak akan pernah paham ruh orang miskin. Apalagi paham apa yang mereka mau. Akibatnya banyak kebijakan pro prakyak justru semakin memiskiskan rakyat. Yang kaya orang kaya saja. Justru memperlebar gap kaya miskin.
Saya analogikan. Andai anda ingin membuat platform marketplace beragam produk. Saran saya. Sebelum masuk ke IT itu sendiri. Cobalah berdagang dulu. Sediakan barang. Juallah. Dari proses itu, anda paham bagaimana barang itu diadakan. Siapa saja yang menjadi ekosistem anda. Berapa margin terdistribusi dari hulu sampai hilir. Anda paham bagaimana mendapat modal untuk membeli barang. Apakah itu berasal dari kredit pemasok. Apakah karena dukungan keluarga atau teman. Apakah dukungan dari pemerintah. Apa saja anda paham dalam sebuah reaitas ekosistem. Itu akan sangat berbeda dibandingkan anda pahami lewat belajar di kampus atau data riset.
Tekhnologi IT adalah kado terindah abad 21. Lahirnya bahasa digital setelah tadinya bahasa analog yang boros dan limited access. Namun itu hanyalah alat, bukan segala galanya. Yang namanya alat maka ia bertumpu kepada bisnis proses real. Yang mendukung manusia untuk terus berkembang walau komunitas terus bertambah diatas sumber daya terbatas. Itu akan memberikan ruang kemakmuran bagi semua. Mendobrak kelas. Nah tugas anda kaum terpelajar untuk ambil bagian menjadikan teknologi mensejahterakan mereka tidak tetpelajar. “ kata saya menutup pembicaraan. Mereka semua mengangguk.
Ada yang tunjuk tangan. “ Boleh tanya pak? Katanya.
‘ Siapa nama anda”
“ Ho.”
“ Ok, Silahkan tanya”
“ Saya berencana membuat platform IT. Apa yang bagus” Katanya. dia ingin tahu secara praktis. Setidaknya dia ingin uji pemahaman praktis saya yang bisa langsung diikutinya.
“ Apa pekerjaan orang tua anda?
“ Petani.”
“ Apakah anda pernah bekerja sebagai petani? Tanya saya.
“ Tentu. Dari usia 10 tahun saya sudah membantu ayah saya bekerja di ladang. Saya tahu pasti bagaimana mendatangkan bibit, pupuk dan tahu kemana menjualnya, paham siapa saja komunitas saya”
“ Nah buatlah platform IT tentang proses produksi ayah kamu itu. “
“ Tetapi hanya lingkungan saya saja. ? Katanya mengerutkan kening.
“ Ya benar. Mengapa? “ Saya tatap dia dengan tersenyum. “ itu lebih baik daripada anda ingin menjangkau wilayah luas yang belum tentu anda pahami ekosistemnya. Lebih baik ter-cluster tetapi benar, daripada luas, tetapi tidak benar. Nanti kalau anda sukses dalam komunita kecil, itu akan menimbulkan inspirasi bagi yang lain untuk mengikuti. Maka jadilah dia platform IT dalam komunitas cluster to cluster. Itu akan jadi seperti jaring laba laba atau sangkar lebah. Lentur namun kokoh. Nah kalau itu yang anda lakukan, anda sudah menjadi agent perubahan yang lebih baik bagi orang banyak.”
“ Tetapi itu tidak bisa membuat kita cepat kaya” Kata yang lain nyeletuk, Saya dekati kursi dia. “ Kalau kamu ingin berbisnis karena motif ingin kaya, kamu tidak akan pernah kaya. Kamu akan selalu miskin diatas tumpukan uang dan harta. Itu lebih menyakitkan daripada miskin struktural“ Kata saya. Mereka semua tepuk tangan, Standing applause. Saya senyum saja.
***
Su, Ho, Cha adalah tiga Sahabat. Saya mengenal mereka secara pribadi di China.. Mereka semua satu almamater. Perkenalan saya dengan mereka waktu menjadi Angle mereka dalam start up market place cluster petani. Tahun 2008 start up itu sudah dapat dukungan dari petani di Yunnan. Namun entah mengapa diatara mereka ribut. Apa pasalnya ? Ternyata ada tawaran dari venture capital mau masuk namun profile business harus diubah. Tidak lagi dengan cluster tetapi umum seperti alibaba. Keunggulannya bukan lagi kepada komunitas tetapi Tekhnlogi pembayaran.
Saya hanya diam tanpa mau ikut terpancing keributan antara mereka. Yang saya tahu, Su mendukung rencana awal yaitu market place cluster petani. Apa alasannya “ tanggung jawab kita kaum terpelajar membantu dan mengedukasi rakyat kecil untuk masuk dalam dunia digital. Membantu satu hal tetapi mengedukasi lain hal. Kita bukan hanya pedagang tapi kita juga elite bangsa yang bertanggung jawab mendidik mereka yang tidak dapatkan kesempatan masuk universitas”
“ Soal edukasi itu tugas negara. Bukan tugas kita. Kamu jangan terlalu terbawa suasana perasaan. Ini bisnis ! Kata cha yang diaminkan oleh Ho.
“ Kita ini elite China. Hanya 2% penduduk china yang sarjana. Itu semua berkat investasi negara dibidang pendidikan. Bagaimana mungkin kamu abaikan itu? Kata SU. Tapi akhirnya mereka berpisah.
Saya memang dapat uang hasil penjualan saham. Sebagian capital gain saya serahkan kepada Su “ saya inginkan kamu tidak menyerah. Terus berjuang dengan idealisme kamu. “ kata saya. Su terharus mendapat dukungan moral dari saya.
Tahun 2010 saya dengar kabar Su dapat dukungan dari merilyn. Tapi tahun 2011 usaha nya dicaplok oleh Ponyma. Lagi lagi kandas niatnya bantu petani agar punya platform IT sendiri.
“ Yang saya sedihkan adalah wanita yang katanya mencintai saya, ternyata mengkhianati saya. Dia yang bujuk saya ke merilyn dan akhirnya perusahaan saya di hostile oleh Ponyma. “ katanya.
Tahun 2011, saya dengar dia tinggal di changsa. Dia menggunakan kekuatan koperasi membangun platform IT secara cluster. Pendanaan dari gotong royong petani dan koperasi. Tahun 2012 Sistem platform market place selesai dibangun. Waktu peresmian pejabat Pemda dan politis semua hadir. Saya termasuk yang diundangnya.
Kini platform IT yang Su bangun memungkinkan petani dari semua bidang bisa membentuk cluster tersendiri dengan fasilitas OTC, bukan hanya lokal tetapi international. Antusias petani menggunakan platform IT untuk mengakses pasar dan memperpendek rantai distribusi sangat luar biasa. Ada ratusan cluster petani yang terhubung dengan platform IT dan karena itu sinergi antar bidang pertanian terjadi secara efektif sehingga efisiensi didapat. Ekosistem bisnis yang terorganisir lewat IT terpcipta indah.
Tahun 2018, saya bertemu dengan Su di Hongkong. Saat itu dia bersama istrinya. “ saya nikahi dia karena rasa bersalah dan sesal . Tadinya saya berkeyakinan dialah dibalik terusirnya saya dari Merilyn. Saat itu saya benar benar paranoid terhadap dia. Ternyata waktu membuktikan saya yang salah. Justru karena kegagalan itu membuat saya focus kepada niat awal saya membantu petani. Dan dia ingin saya tetap dengan idealisme saya. Dia memang mencintai saya tetapi china adalah cinta pertamanya dan segala galanya. “‘Katanya
“ Walau karena itu kamu tidak sekaya Pony Ma. “ kata saya.
“ Ya memang saya tidak sekaya Pony ma tetapi saya menciptakan jutaaan petani kaya dan unggul dalam persaingan pasar. Jadi orang kaya itu bagus tetapi orang lain kaya karena Visi kita, itu jauh lebih bagus. “ katanya.
Saya termenung lama. Kalau china hebat , itu karena kelas menengahnya punya tanggung jawab moral menjadi agent perubahan untuk china lebih baik. Berkat para anak muda visioner inilah yang akhirnya menyadarkan pemerintah untuk membuat aturan ketat. Platform IT dan E commerce di-restruktur pemerintah. Yang kaya karena platform IT, termasuk Jack Ma dan Poni Ma dan lain lain. Mereka harus berubah untuk China, bukan untuk diri mereka saja, apalagi pemodal.
Tahukah anda. Saat sekarang China kekurangan tenaga kerja. Makanya program 1 anak dihapus. Pemeriintah kini kampanyekan agar orang cepat menikah dan punya anak banyak. Mengapa? Itu berkat cepat tumbuhnya wirausaha kalangan muda, terutama kaum terpelajar. Tahun 2018 di CHina ada 5 % wirausaha yang menyerap angkatan kerja rata rata 10 orang. Kalau penduduk China, katakanlah 1,2 miliar. Itu artinya jumlah wirausaha di CHina ada 60 juta. Kalau masing masing menyerap angkatan kerja 10 orang. Maka total angkatan kerja nasional terserap ada 600 juta. Kalau masing masing mereka punya anak dan istri. Itu praktis semua orang di China hidupnya aman. Itu berkat adanya semangat wirausaha.
Apakah mudah mendorong semangat wirausaha yang unggul? Tidak. Itu upaya kerja keras dari semua kekuatan mendorong semangat wirausaha. Satu derap dalam satu kesadaran akan terjadinya kemakmuran bersama. Zhang Xin, wanita cantik yang ekonom dan pengusaha sukses. Tapi sebagian besar anak muda China mengenalnya bukan karena dia pengusaha sukses tapi karena kerendahan hatinya yang setiap hari melalui sosmed ( QQ) memberi inspirasi kepada jutaan anak muda china untuk berani melewati hidup sebagai wiraswasta.
Tanpa terkesan menggurui dia memperlihatkan masa depan sebagai pengusaha, dan jalan yang harus ditempuh. Zhang Xin tidak sendiri ada banyak pengusaha China yang tampil di Medsos menjadi mentor banyak orang untuk mencerahkan setiap kebijakan pemerintah. Mereka tidak memuji pemerintah tapi mereka meyakinkan semua orang bahwa pemerintah berniat baik dan jalan untuk hari esok yang lebih baik sedang ditapaki, maka kerja keras dan rasa kebersamaan adalah mutlak.
Seorang teman yang juga pengusaha IT mengatakan kepada saya bahwa “ medsos di china digunakan oleh banyak pengusaha untuk lebih dekat kepada masyarakat. IT yang melahirkan media sosial menjadi trend baru untuk berbagi pengetahuan dan semangat. Ketika teknologi komunikasi hadir didalam genggaman anda, dan dunia menjadi begitu kecilnya, saya rasa anda terlalu angkuh kalau anda tidak punya waktu untuk menjangkau semua orang. Kadang orang tidak butuh uang anda tapi dengan semangat anda, pengetahuan anda, orang lain terinspirasi dan punya power untuk bergerak menyelesaikan masalahnya sendiri” demikian kata teman saya.
Kalau saya menulis kisah tentang semangat wirausaha.. Menegement dan bisnis, itu bukan berarti saya menepuk dada tentang apa yang telah saya lewati. Tidak ada niat itu. Jadi jangan focus kepoan soal tokoh dan nama perusahaan. Focus ke esensi tulisan. Ini sebagai keyakinan saya untuk membawa perubahan bagi kita semua. Yakinlah sibuk soal politik dan segala hal ocehan oposisi, itu semua omong kosong. Tidak akan ada dampaknya terhadap perubahan yang lebih baik bagi anda. Itu malah bisa membuat frustrasi dengan realita.
Masalah negeri ini karena mindset wirausaha itu rendah sekali. Kita kebanyakan terjebak dengan cari aman. Wirausaha dianggap resiko. Harus dihindari. Makanya jangan kaget kalau pengusaha yang tampil, itu itu saja sejak era Orba. Rakyat kebanyakan terus terpuruk dalam keluhan yang tak ada habisnya. Akhirnya lari ke agama dan seminar motivator, Itu hanya membuat anda tidur dan mimpi. Bertarunglah dalam dunia nyata. Jadilah petarung dan kuatlah. Yakinlah, Tuhan akan jaga anda. Karena Tuhan tidak akan biarkan petarung dengan niat baik akan kalah begitu saja.
Babo berkomunikasi dlm bahasa China atau Ingris ?
ReplyDeleteBabo komunikasinya dalam bahasa China apa Ingris ?
ReplyDeleteInsppired Babo - EJB, semoga ada anak2 muda kita - Indonesia mau berpikir dan berkarya seperti yang ditulis Babo, pasti kita kemakmuran akan lebih merata dan ratio gini kita akan menjadi lebih baik, dengan program retribusi lahan nya YMP akan jadi momentum bagi yang mau mengambil inisiatif utk kembangkan " platform bagi para petani " karena lahan yg di dapat diolah dgn baik karena terhubung dengan pasar dan semua pihak yg berkepentingan - berhubungan dgn pertanian..semoga..������
ReplyDeleteSungguh indah tulisan Babo. Menginspirasi kaum muda untuk membuat atau mendesain platform IT untuk membantu terutama Su yg ingin membantu petani.
ReplyDeletePertanyaan saya yg berlatar belakang ( pendidikan ekonomi akuntansi) namun sekarang bekerja jadi tenaga kependidikan di SMP yg lingkungan petani.
Buku apa dan linknya yg harus saya sarankan kepada anak didik kami supaya bisa menguasai platform IT yg sesuai dengan petani. Bahkan termasuk menyarankan anak didik mengambil sekolah lanjutan yg sesuai.
Once again, inspiring Bo! 👍🏻😊
ReplyDeleteSelalu terkesan dengan kalimat terakhir Babo, kali ini: Tuhan tidak akan biarkan petarung dengan niat baik akan kalah begitu saja.
ReplyDeleteBabo Luar biasa 👍👍
ReplyDeleteBelajarlah ke negeri cina....
ReplyDeleteTapi sayang hanya sedikit yg mau kita pelajari dari kemajuan negeri cina, betul kata Babo, mental generasi kita lebih mencari aman, ga mau keluar dari zona nyaman... 🙏
Sangat2 Mencerahkan & mengInspirasi, nuhun Suhu Babo
ReplyDeletetrimakasih
ReplyDeletegotong royong
ReplyDeleteGreat inspiration Babo....
ReplyDeleteBarokalloh Babo, atas semua ilmunya
ReplyDelete