Di suatu desa Utopia cerita ini berawal. Seorang musafir datang ke masjid. Ketika masuk, dia mengucapkan salam. Sholat luhur dan setelah itu tanpa berdoa dia keluar dari masjid.. Duduk di teras masjid. Membuka bekalnya dan makan. Belum usai makan, terdengar suara keras di jalan, depan masjid. Anak kecil di tabrak motor. Anak itu terpelanting ke got. Orang ramai datang. Memukul permak pengendara motor. Sang musafir berteriak lantang. “ berhenti.” Semua orang terkesima. Dia mendekati anak kecil yang tidak sadarkan diri. Kepalanya berdarah. Sang Ibu meratapi anaknya.
Sang musafir meminum air dan kemudian menyemburkan air itu kepada anak kecil. Dalam 2 menit, luka di kepala anak itu tertutup. Bersih tanpa bekas, Kemudian berselang 2 menit, anak itu siuman. Pengendara motor yang pingsan karena babak belur, juga disemprot dengan air dari mulut musafir itu. Luka lebam hilang. Pengendara itu bisa sadarkan diri. Motor yang nyaris hancur karena amuk masa, bisa segera kembali baru setelah disemprot air oleh musafir itu. Orang ramai terpesona dan terkesima melihat mujizat di depan mata mereka. Tak sampai sehari berita tentang musafir itu tersebar luas ke seluruh desa.
Kepala desa mengajak musafir itu datang ke kantor. Dia diberi tempat tinggal di samping kantor lurah. Keesokan harinya, orang kampung berdatangan. Ada yang sakit stroke, lumpuh, buta, koreng yang engga sembuh, TBC dan banyak ragam penyakit. Semua sembuh dengan air yang dsemprotkan dari mulut musafir itu. Bahkan ada wanita buruk rupa, bisa cantik setelah disemprot air oleh musafir itu. Suami yang lemah sahwat bisa perkasa setelah manunya disemprot air.
Ada petani mengeluh karena pupuk langka. Mereka sulit dapatkan pupuk. Musafir itu memberi air satu botol aqua. “ Campurkan air ini ke dalam galon sesuka kamu. Air itu semprotkan ke tanah. Panen tidak perlu tunggu 8 biulan. Satu bulan sudah panen” Kata musafir itu. Orang percaya. Ada juga peternak stress karena pakan ternak mahal. Mereka sulit untuk dapat untung. Mereka memilih bangkrut daripada terus jadi peternak. Musafir itu memberi air satu botol aqua. “ Siram ayam ayam itu. Meraka akan terus bertelur dan lebih banyak dari biasanya.
Pedagang mengeluh karena tidak punya uang. Musafir itu menyemprot piring di depannya, berubah jadi emas. Emas itu dibagi kepada penduduk secara adil dan merata. Tiga bulan setelah musafir itu tinggal di desa, Tadinya desa utopia serba miskin. Berubah jadi makmur. Petani bisa paneh melimnpah dalam 1 bulan tanpa pupuk. Peternak bisa produksi telur melimpah tanpa pakan . Berkat emas, penduduk semua punya uang di ATM. Para istri semakin bahagia karena para suami perkasa dan kebutuhan makan melimpah. Tidak ada rasa kawatir akan masa kini dan masa depan. Tidak ada rasa takut akan kena penyakit.
***
Setahun berlalu…Ada pertemua antara pak lurah, camat, polsek dan tokoh pengusaha, tokoh masyarakat
“ Pak lurah, kalau begini terus kehidupan, untuk apa lagi ada kantor pemerintah. Orang semua tertip dan mampu bergotong royong membangun desa tanpa perlu anggaran dari pemerintah. Karena orang semua bahagia lahir batin, mereka tidak butuh masjid dan ustad. Orang yang tadinya kaya kini kehilangan pride karena semua orang tidak ada lagi yang miskin. Polisi kehilangan gairah. Maling tidak ada. Orang hidup rukun damai. Kemarin Pilkada, tidak ada satupu rakyat yang ikut pemilu, karena mereka engga butuh lagi politisi. “ Kata kepala desa.
“ Kita harus berpikir mengembalikan siatusi seperti semula. “ Kata Camat. Semua mengaminin.
“ Ah mudah itu. Semua itu bisa kita balik, Ini hanya soal membangun persepsi di tengah masyarakat. Kita ciptakan propaganda untuk memprovokasi rakyat agar mereka kehilangan trust kepada musafir itu. ” Kata kader partai. Kemudian mereka membuat rencana matang. Usai rapat semua merasa mantap.
Seminggu kemudian, 30 Ambulance datang membawa orang ke Rumah sakit rujukan. Mereka diangkut dari puskesmas karena keracunan air yang diberikan oleh Musafir itu. Kemudian berita meluas, dengan bukti korban massive berjatuhan akibat makan beras dari panen yang tercemar racun. Telur yang dihasilkan perternak juga diberitakan tecemar penyakit yang tak ada obatnya.
Para cerdik pandai, dokter, ustad, tokoh masyarakat terjun ke bawah memberikan penyuluhan bahaya menggunakan air yang berasal dari Musafir itu. Bahkan emas yang dikatakan asli ternyata palsu. Siapa saja yang mengconter berita itu, pasti dituduh menyebarkan hoax.
Musafir itu ditangkap dan dikirim ke kota. Setahun kemudian, desa itu kembali miskin. Kepala desa dihormati, kader partai tempat bersandar, orang kaya dibanggakan, ustad dan tokoh agama dipuja, Itulah kehidupan yang normal. Semakin banyak orang miskin, semakin terasa harta, kekuasaan dan sex itu sangat bernilai dan nikmat. Demikianlah kisah dari desa Utopia, hanya utopia yang tak mungkin terjadi, sebagaimana kisah tentang keadilan sosial itu hanya omong kosong.
Ya begitulah harapan kosong yang sering di dengungkan oleh para barisan sakit hati yang kehilangan kekuasaan. Menyebarkan utopia secara masif...membuat masyarakat halu parah.... padahal tujuan mereka hanya mau mendapatkan kekuasaan nya kembali.....☝😔😔😔😔
ReplyDeleteIni sudah sangat serius,
ReplyDeleteSaya membaca dan berusaha memahaminya