Thursday, January 20, 2022

Kirim Awi ke Vihara.


 

Tahun 1988. Ketika saya akan masuk ke kamar kerja Ago, di ruang tunggu ada pria berpakaian kumuh duduk. Wajahnya nampak lesu. Awalnya saya biasa saja. Namun empat kali saya datang, selalu nampak dia duduk berpakain kumuh di ruang tunggu. 


“ Biasanya sebelum jam kantor tutup, dia  sudah pergi. Biarkan saja. “ Kata Ago ketika saya tanya prihal pria yang selalu duduk di ruang tunggu.


“ Tentu ada alasan dia datang?


“ Dia baru keluar dari penjara. Dia minta kerjaan. Saya males bantu dia. Tetapi gimanapun dia teman. Biarkan saja.”


“ Ya terus teranglah kepada dia. Bahwa kamu tidak bisa bantu.”


“ Saya sudah katakan tidak ada lowongan. Tetapi dia terus datang. Biasa saja. Dia datang hanya minta uang kecil. Terserah dia saja.” Kata teman.


Ketika saya keluar ruangan teman, saya melirik pria itu masih duduk. Dia tersenyum. Berdiri menghampiri saya. “ Maaf, kamu temannya Ago? 


“Ya. “ 


“Saya Awi. “ katanya perkenalkan diri. “ Gini, saya ada proposal. Tetapi Ago tidak pernah baca. Apa kamu bisa baca proposal ini. .Tolong sampaikan maksud saya. Saya udah malu datang terus. Apalagi dia anggap saya berharap uang kecil. Tolong lah.” katanya berharap. Saya bisa merasakan suasana hatinya. Dia baru keluar dari penjara. Tentu tidak mudah dapatkan bisnis apalagi kerjaan. Saya mengangguk. Dia senang.


Di kantor saya pelajari proposalnya. Ini bisnis sederhana saja. Dia dapat penunjukan  Agent SDSB ( kupon judl ) dari kontraktor SDSB. Dalam proposal disebutkan fee sebesar 10% dari harga kupon. Dia hanya perlu jaminan berupa BG untuk ambil kupon dari kontraktor. Awi memang pengalaman soal bisnis judi. Dia masuk penjara karena judi gelap. Secara bisnis bagus.  Fee besar. Resiko tidak ada. 


Keesokannya saya ceritakan kepada Ago. Namun bagaimanapun Ago tidak tertarik. Mengapa ? “ secara bisnis engga elok punya staf mantan narapidana. Namun secara pribadi, Awi sebenarnya orang baik. Tidak pernah ada masalah soal financial. Hanya saja dia apes. Kena masalah hukum karena judi gelap.” Kata Ago


“ Kalau  begitu saya akan dukung Awi. Dia kan hanya butuh BG untuk dapatkan kupon dari kontraktor SDSB. Logika saya sederhana saja. Dia baru saja keluar dari penjara. Dukungan dari saya adalah cahaya baginya untuk  keluar dari kelam. 


“ Ya saya dukung saja tetapi tidak tanggung jawab kalau gagal.”


“ Kalaupun gagal,  ya sudah. Itu pelajaran hidup.” Kata saya enteng.  Uang modal itu saya serahkan ke Awi  dihadapan Ago. Dia berlutut dihadapan saya dengan mengucapkan terimakasih.  


Tiga bulan setelah itu tidak ada kabar dari Awi. Saya yakin dukungan saya kepada dia berujung kandas. Benarlah. BG itu di call oleh kantraktor. Rekening saya dipotong bank untuk cairkan BG itu. Sementara Awi tidak pernah bisa dihubungi lagi. Dia hilang begitu saja.  Setahun setelah itu saya sudah lupakan Awi. Tetapi dia nongol lagi ke kantor saya. “ Ri, maafkan saya karena telah kecewakan kamu. Tempo hari saya gagal. Sekarang saya dapat kerjaan dari teman di Singapore. Kalau berhasil saya dapat fee 50%. “


“ Apa kerjaannya ? tanya saya.


“ Jadi debt collector. Tagih utang. Dari fee itu saya bisa kembalikan uang kamu yang tempo hari.” Katanya. Saya terhenyak. Kenapa sih hanya bisnis miring beginian yang dia paham. Apa engga ada lagi yang lain!


“ Wi, kamu tidak pernah berhutang dengan saya. Kita kan kerjasama. Jadi kalau gagal ya sudah. Kamu jangan terlalu dibebani” Kata saya sekedar menolak halus.


“ Ri, saya hanya butuh ongkos pesawat ke Hong Kong.”


“ Ke Hong Kong ? 


“ Ya. Yang berhutang itu ada di Hong Kong.” Katanya memelas. Saya engga tega. Ya sudah saya beri dia uang untuk ongkos ke Hong Kong. Semoga dia sukses. Dan kalau gagal, dia tidak akan berani ketemu saya lagi.


Tetapi apa yang terjadi? tak lebih sebulan dia telp saya, bahwa dia ada di singapore dan sekarang dalam kejaran polisi. Kenapa? menurutnya,  orang Hong Kong yang punya hutang itu mau  bayar dia dua kali lipat kalau bisa bunuh orang suruh dia tagih utang itu.


“  Duh gimana? Apa matii orang yang suruh kamu tagih utang itu ? 


“ Engga. Pengawalnya banyak. Tapi sempat saya tusuk dua kali. Saya rencana mau ke Kota Baru terus ke Thailand, dan Kamboja. Ada teman banyak disana. Sementara sembunyi dululah.” Katanya. Setelah itu tidak ada berita lagi. 


Tiga tahun kemudian saya dapat kabar dari teman. Awi berhasil menguasai kasino di Kamboja. Dia rebut dengan menggunakan tenaga desersi tentara Vietnam. Saya hanya geleng geleng kepala. Tahun 1993 saya bertemu lagi dengan dia di Jakarta. Dia datang khusus bertemu saya. Dia bayar 4 kalilipat dari uang yang pernah saya keluarkan untuk dia. Tetapi saya menolak. Sekali lagi saya katakan bahwa dia tidak  berhutang. Bisnis gagal ya sudah. Kalau dia sukses dengan bisnis lain, itu hak dia. Engga ada urusan dengan saya. Setidaknya saya senang dia udah kaya dan tidak lagi ganggu saya.


Hubungan saya dengan Awi setelah itu seperti kakak beradik. Pernah di salah satu tempat hiburan di kawasan kota. Ketika itu kami datang enam orang. Entah mengapa  kami diserang mendadak oleh preman salah satu ormas. Mereka semua bawa pedang samurai. Targetnya adalah Awi. Empat teman kabur. Tetapi saya tetap di dalam ruangan. Saya lindungi dia dengan menjatuhkan salah satu preman dan berhasil merebut pedang dari tangan preman itu. Saat itulah terjadi adu pedang dalam jarak dekat di ruang karaoke. Saya berhasil keluar dari ruang karaoke dengan melukai kaki 2 orang preman. Tetapi punggung Awi  berdarah kena sabetan pedang samurai. Di lengan dekat urat nadi saya juga kena sabetan pedang. Tak berapa lama polisi datang dan kami digiring ke kantor polisi. Tidak ada yang dipenjara. Semua dibebaskan.


***

Setelah krismon saya disconnect dengan Awi. Baru bertemu lagi tahun 2002. Dia sudah berubah penampilannya. Dia cerita bahwa dia punya koneksi dengan bandar kasino international.  Dia punya bisnis menjual coin untuk berjudi dengan skema hutang. Atau istilah bisnis namanya Jangket. Dia engga paham jalankan bisnis itu. Dia minta saya jadi mentor dia. Namun saat itu saya sedang berpikir untuk hijrah ke Hong Kong. Disamping itu saya belum punya orang yang bisa saya percaya untuk mengelola bisnis yang ditawarkan Awi.


Tahun 2004, ketika di Hongkong. Ada telp dari Yuni. “ Pak, maafkan saya. Entah gimana saya harus bicara. Saya diusir oleh suami saya. Sekarang saya ada di stasiun Gambir bersama balita saya. Boleh saya pinjam uang untuk cari tempat tinggal sementara. Saya perlu malam ini” kata Yuni dengan suara terisak.


“ Saya sedang di Hong Kong. Saya akan kirim orang segera ke tempat kamu sekarang. Tunggu sebentar.” kata saya. Malam itu juga Yuni diantar ke apartement. Awi memberinya uang saku untuk makan bersama balitanya beberapa bulan. Setelah kembali ke jakarta. Saya sibuk. YUni tidak telp saya lagi atau sms. Tiga bulan kemudian Yuni minta bertemu. Saya sanggupi.


“ Berilah saya kerjaan pak. Saya malu numpang makan dan tidur di tempat bapak. “ Katanya dengan airmata berlinang seraya memeluk Balitanya. Saya minta dia bersabar. Dua bulan kemudian,  saya ajak dia ke Singapore. Dia senang sekali. Balitanya dititipkan dengan sahabatnya yang sudah seperti saudara. Dari Singapore saya ajak dia nai kapal Pesiar untuk melihat arena judi. Kemudian pergi ke Genting Malaysia dan Macao, lihat casino


“ Kamu udah lihat casino di kapal pesiar, Genting, Macao” Kata saya pada YUni, setelah usai makan malam.


“ Ya terimakasih. Ini kali pertama ke luar negeri langsung menikmati hiburan termewah. Saya tidak pernah memimpikan bisa menikmati kemewahan ini. Tapi Tuhan sangat baik..sangat baik.  Sentuhan kamu membuat saya merasa begitu sangat sempurna sebagai wanita. Terimakasih.” Kata Yuni.


“ OK. Saya aka dirikan perusahaan. Perusahaan itu semua saham atas nama kamu. Namun pemilik 100% saya. Kita akan atur perjanjian proxy. Saya akan tempatkan Awi sebagai komisaris untuk kawal kamu. Kamu akan dilengkapi dengan fasilitas layaknya dirut dan pemilik bisnis international. Nah selanjutnya saya minta kamu kelola bisnis itu “


“ Bisnis apa itu?


“ Memberikan pinjaman kepada para penjudi yang mau berjudi di casino. Bisnis ini juga bisa dipakai sebagai modus untuk cuci uag dan larikan uang ke luar negeri. Side business nya,  kamu bisa menjual paket tour lengkap ticket pesawat dan akomodasi. Bahkan kamu bisa sewa private jet untuk khusus layanan paket tour.  Dari bisnis pinjaman itu kita dapat bunga dan fee. Kita juga dapat margin dari harga ticket pesawat, hotel dan restoran. Tugas kamu kelola bisnis jangket ini. Tidak perlu cari pasar lagi. Tugas kamu dekati konsumen yang jadi target. Awi akan beri kamu daftar nama mereka. Lengkap dengan kebiasaannya.“


“Siapa saja mereka itu ?


“ Pengusaha, politisi dan aparat. Semua kalangan atas. Gimana?


“ Saya siap dan percaya kepada Bapak.  Saya janji akan setia. Hanya itu yang saya punya. Saya tahu diri siapa saya. Apa saja saya kerjakan asalkan halal, apalagi bekerja dengan Bapak. Itu kehormatan terlalu tinggi bagi saya “ Kata Yuni. Bagi saya, besok dia sudah jadi pegawai saya. Statusnya itu adalah dinding tebal antara saya dan dia. Namun perasaan cintanya akan memberikan alasan kuat baginya untuk setia. Apalagi belakangan kesetiaan itu sudah bercampur respect.  Dia tahu bahwa orang yang bisa bisnis jangket adalah orang yang dekat dengan gangster dan aparat. Apapun bisa dibeli termasuk nyawa. 


Usaha jangket itu berhasil memuaskan. Dia mampu membujuk clients kakap yang mau berjudi di casino terkenal di luar negeri. Termasuk mereka yang mau cuci uang. Awi senang dan bilang bahwa kami hocky dapatkan komandan lapangan yang setia seperti Yuni dan nyali lebih dari preman.


Saya tahu bisnis Awi itu tidak benar. Tapi Menjadikan Awi yang liar berubah jinak tidak mudah. Apalagi mengeluarkannya dari lingkaran gangster. Berat sekali. Saya terpaksa terjun dalam bisnis itu agar bisa menuntunya keluar. Benarlah, tahun 2006 usaha jangket bisa kami hentikan. Dari keuntungan selama dua tahun, dijadikan modal untuk ekspansi usaha halal.  Berawal dapat fasiltas dari teman di partai Penguasa untuk dapatkan izin tangkap ikan. Yang beroperasi dan keluar modal adalah mitra kami dari Jepang dan China. Kami dapat fee setiap ton ikan yang ditangkap. Kami juga dapat margin dari nilai ekspor ikan.  Dapat uang lagi dari penyewaan cold strorage. Saya percayakan bisnis itu untuk Awi dan Yuni kelola dengan baik. Itupun sukses. Dia bisa membuat mitra saya dari Jepang dan China puas.  Selanjut usaha berkembang berbagai bidang usaha di dalam dan luar negeri. 


Kini tak terasa, Awi dan Yuni sudah 17 tahun bekerja bersama saya. Saya, Awi, dan Yuni, kami tidak terlahir dari keluarga kaya. Walau kami pernah melakukan prakter bisnis amoral, itu tidak dengan niat buruk. Itu hanya upaya survival saja. Kami bangkit dari kehinaan dan rasa lapar diatas sistem yang sudah berengsek dari sononya. Ya maklum saja. Kami orang miskin yang tidak terpelajar, hanya ayam kampung yang berusaha menjadi ayam merak. Itu aja.


***


“ Sialan lue. Anjing lue ya. “ katanya dengan nada keras. Dia bukan sahabat. Hanya teman. “ lu yang atur gua kena trap untuk naikin  modal. Kalau engga,  izin gua dicabut” lanjutnya. Saya diam dan senyum. 


“ Eh lu bisa engga sopan bicaranya “ kata Awi udah siap kepalkan tinjunnya. Saya tahu Awi kalau sudah bergerak engga berhenti sebelum orang terluka. Walau dia sudah jinak, tetap aja srigala. Kalau kepancing keluar juga liarnya. Saya pegang bahu Awi agar dia diam. 


“ Dari awal gua  tawar harga perusahaan lue. Lue bilang gua kampungan. Engga ngerti bisnis keuangan. Karena gua buka harga murah. Ya udah. Kita batal. Kita teman aja. Sekarang lue marah karena ada kewajiban tambah modal. Itu kan aturan pemerintah. Kenapa gua disalahin? . Semua perusahaan  kayak lue kena semua. Bukan lue doang. “ kata saya.


“ Ah jangan belaga bego lue. Gua tahu ini semua ulah lu. Karena lu tahu gua engga ada duit tambah modal. “ katanya sewot.


“ Ya sudah. Gua jalan aja dech. Nanti bicara lagi kalau lu sudah tenang. “ kata saya berdiri dan keluar dari ruang meeting kantornya. Dia kejar saya. Dari belakang terdengar dia bully saya. Saya cuek aja. Sampai di lift . Awi engga ada. Kemana dia? Saya balik laki ke dalam kantor teman. 


Saya menuju ruang meeting yang ada dalam kamar kerja teman. Keliatan Awi sedang tekan pakai kaki teman yang sedang duduk di kursi.  “ lue telp siapa saja yang lu anggap backing lue. Gua tunggu disini. “ Kata Awi  tenang. 


Duh masalah ini. Saya langsung teriak “ lepasin wi” awi kaget. Dia ngeliat saya dan akhirnya dia lepaskan. Bayonet ukuran pendek dia selipkan lagi di pinggangnya “ Lue keluar sekarang” kata saya kepada Awi. Setelah Awi keluar. 


“ Koh maafkan Awi. Maafkan” kata saya berlutut. “ cara awi itu sama saja merendahkan saya. Saya malu. Apapun akan saya lakukan agar kokoh maafkan saya. “ kata saya. Dia dekati saya dan rangkul saya. “ saya juga maafin,  Padang. Gua tadi emosi. Ya udah. Gua tahu jujur. Gua yang salah. Terserah lu aja. Kalau lu tetap mau beli. Belilah dengan harga lue mau. “ 


“ Ok Koh. Dirut gua lagi di NY. Bulan depan dia kembali. Suruh dirut lue ketemu dia. Biar mereka selesaikan. Kita mending main mahyong dan minum wine.” Kata saya. Dia tersenyum. “ Minggu depan ya. Sekarang gua lagi di rumah anak gua. Jaga cucu. Kerena anak gua ikut suaminya ke luar negeri urus bisnis” katanya. Saya melambaikan tangan keluar kamar kerjanya.


Sampai di lobi Awi keliatan sedang berdiri. “ Balik kantor ya” kata Awi.


“ Antar gua ke PI dah tuh lue balik ke kantor” Kata saya. Dalam kendaraan “ Jel, Maafin gua tadi. Engga bisa terima lue dihina begitu. Apalagi dia bilang lue perampok dan bandar rentenir. “ 


“ Jangan pernah sekalipun lakukan seperti tadi. Itu sudah masa lalu kamu. Cukup sekali itu aja. Ngerti lue!


“ Ya jel. Tapi kenapa lue sabar banget ?


“ Dia sedang posisi sangat lemah. Karena dimakan oleh  ego dia sendiri. Jadi wajar kalau dia mudah menyalahkan siapapun. Itu penyakit  paranoid. Dekat sekali dengan gila. Kita yang waras dan kuat ya harus ngalah“ kata saya.


“ Paham gua. Maaf ya Jel”


***

Dalam perjalanan ke Plaza Indonesia, saya diantar Awi. Dia salah tingkah karena saya diam saja setelah ingatkan dia agar jangan mudah emosional menggunakan kekerasan ke relasi bisnis.


  “ Jel, lue harus ngerti. Gua dihina engga apa apa. Tetapi kalau lue dihina gua engga terima. Gua keluar dari penjara lue terima gua sebagai mitra bisnis. Walau gua lebih tua dari lue,  tetapi tetap lu DàgÄ“ gua. Gua sekolah hanya SD, rasanya kalau lue engga bantu gua, engga mungkin gua sekaya sekarang dan hidup lempeng di masa tua gua. “ Katanya. Saya diam saja. 


“ Ingat engga tahun 88. Lue kasih gua jaminan modal jadi agent SDSB. Usaha itu kandas, Uang lue habis. Lue engga marah. Terus gua datang lagi minta ongkos untuk jadi debt collector di Hong Kong. Lue tetap percaya gua. Lue kasih gua uang. Padahal bini gua yang gua tidurin, kagak percaya gua lagi. Mertua gua juga engga percaya. Semua teman teman waktu masih kecil, kagak ada yang percaya. Tetapi ada anak padang keling. Percaya gua. 


Gua sayang banget sama lue. Lebih dari sedara kandung gua. Sedara kandung gua aja kagak ada yang percaya gua. Lu satu satunya yang percaya gua. Hanya nasip gua aja yang  jelek. Selalu nyusahin lue. Apapun yang gua kerjain selalu gagal. Makanya gua nekat ambil alih casino di Kamboja. Teman gua di KL bantu gua cari desersi tentara Vietnam. Hanya 8 orang gua punya orang. Gua nekat aja. Gua berhasil acak acak semua bos Casino. Saat itu yang gua pikirkan hanye lue. Gua ingin datang ke lue sebagai orang yang lue banggakan.  Memang gua berhasil. Duit gua banyak, Tetapi lue engga keliatan bangga.


Ingat engga? Tahun 1993, kita pergi ke Karaoke di Hayam Wuruk. Gua diserang oleh preman di ruang Karaoke. Mereka serang pakai pedang samurai.Empat teman gua kabur semua. Padahal dua dari mereka anak buah gua yang ikut gua rebut kasino di Kamboja. Lu sendiri yang hadapi 4 penyerang gua. Karena gua udah jatuh. Punggung gua kena sabetan pedang samurai. Gua lihat lue pertaruhkan nyawa lindungi gua. Lue berhasil rebut samurai salah satu mereka. Tiga kena sabetan samurai lue. Akhirnya mereka mundur karena polisi datang.  Lue berhasil selamatkan nyawa gua.” Kata Awi. 


Saya pandang Awi yang sedang setir. Akhirnya saya menghela napas. Saya kembali menatap lurus ke depan. Sampai di belokan HI, saya berkata kepada Awi. “ Akhir bulan ke Thailand. Nanti sampai KL ada orang yang akan jemput lue.”  


“ Ngapain jel. Tugas apa lagi?


“ Lue mondok di Vihara selama 30 hari. Teman gua antar lue sampai tempat vihara itu “ Kata saya.


“ Jel…”


“ Ini perintah. “Kata saya tegas.


“ Siap ..! Kata Awi spontan.


Sampai di lobi, dia masih nawar “ Jel gua janji, engga akan emosional lagi. Janji.! Katanya berusaha memegang tangan saya.  “ Janganlah sampai mondok 30 hari. Gua dengar disana kita cari makan sendir tanpa uang. Tidur juga kurang. Bisa kurus gua. Lu kan tahu. Kalau kurus pasti gua jelek. Kagak ada lagi yang segan ama gua. Ngerti ya jel” Katanya memohon. Saya tatap matanya dengan keras. 


“ Ya Ya. Siap. Gua jabanin. Gua percaya lue. Pasti ini untuk kebaikan gua ya. “ Kata Awi. Saya langsung keluar dari kendaraannya.


***

Dulu waktu masih muda. Preman datang menyerang kami sedang di ruang Karaoke. Penyerang itu ada 6 orang. Kami berenam juga di ruang Karaoke. Mereka menggunakan pedang samurai. . Empat teman kabur. Tapi Awi kena sabetan pedang samurai di punggungnya. Dia terjatuh. Saat itu secara replek saya tarik Awi dan  sapu kaki penyerang Awi. Dia terjatuh. Dengan cepat saya rebut pedangnya. Saya berguling ke samping seraya mengayunkan pedang samurai itu ke arah kaki mereka. Saya bisa melukai paha dua dari mereka.  1 lagi menghidar kesamping, tapi ayunan pedang saya mengenai punggungnya. Itu berlangsung hanya sekian detik.

 

Yang tidak terluka, terkesima. Saya senyum saja. Tidak ada niat saya menyerang mereka. Saya tetap standby dengan pedang samurai. Mata saya terus ke matanya. Dia cepat ambil temannya yang terluka. Kebetulan satpam dan polisi datang ke ruangan itu. Sementara saya kena lengan dekat urat nadi wektu merebut pedang samurai tadi.


Pernah saya lihat dua group preman berkelahi di Dongguan China. Mereka semua pakai golok dan pedang. Tidak ada satupun yang terluka. Karena dua kelompok itu profesional. Mereka punya motif jelas. Mereka lakukan pertarungan itu dengan ketenangan tinggi. Terbukti waktu lawanya terjatuh, mereka tidak langsung menghabisi. Mereka beri kesempatan lawannya berdiri. Kalau ada yang lari, tidak dikejar. Motif mereka berkelahi untuk rasa hormat. Standarnya adalah moral. 


Banyak orang belajar bela diri. Tetapi ketika berkelahi, seni bela dirinya tidak nampak. Dia berkelahi seperti monyet. Mengapa? Karena belum bisa mengalahkan dirinya sendiri. Bagaimana mau menhadapi lawannya? Orang beragama. Belajar agama hebat. Tetapi dalam keseharian mereka sama dengan monyet. Itu karena mereka gagal mengalahkan dirinya sendiri. Banyak orang pintar bergeral hebat, tetapi kelakuannya tetap saja seperti monyet. Mengapa? Itu karena mereka tidak bisa mengalahkan dirinya sendiri. 


Jadi bagaimana bisa mengalahkan diri sendiri? Cobalah kendalikan nafsu makan. Kalau ada uang berlebih, jangan manjakan selera. Kalau tidak ada uang, sering seringlah puasa. Keduanya menyehatkan jiwa dan pikiran. Mengapa ? karena musuh utama kita adalah nafsu kita. Itu soal perut. Kalau itu anda bisa kendalikan, jangankan sikap rakus, sex saja bisa anda kendalikan. Maka anda sudah jadi kapten terhadap diri anda sendiri. Tidak ada yang perlu dikawatirkan lagi soal hidup. Itulah alasan saya mengirim Awi ke Vihara. Agar dia belajar mengalahkan dirinya sendiri.


Sunday, January 16, 2022

Memberinya tongkat

 




Tadi malam saya dapat email. “ Pak Eri, putra dari ibu binaan kami sudah kerja sesuai rekomendasi bapak. Dia kerja di Smelter di Sulawesi. Kami menyampaikan rasa terimakasih mereka kepada bapak. Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu menyertai pak Eri. Doa kami selalu untuk bapak, dan tentu ibu itu yang sudah bapak muliakan. “  Begitu kira kira isi email dari pegiat gereja kepada saya.


***

Tahun 2015 saya ke cafe yang ada di kawasan THR Lokasari untuk ketemu teman dari daerah. Dia sahabat lama saya. Kami pernah sama sama jadi sales jalanan tahun 80an. Dia pilih Hotel di kawasan Mangga besar karena rumah ibunya memang di kawasan mangga besar. Ibunya tinggal sama adik perempuannya.  kami ngobrol santai. Sekedar kangenan saja. Usai ketemu, jam 9 saya pulang. Sambil nunggu taksi, saya lihat ada ribut ribut di jalan dekat hotel. Saya mendekat. Ternyata ada wanita sedang dipukuli pria. Sudah jatuh wanitu tetap saja disepak. Orang ramai hanya nonton saja.


Replek saya tergerak melerai. Saya tahan pria itu agar hentikan tendangannya. Saya berdirikan wanita itu. Bibirnya pecah. Keluar darah. Jidatnya lebam dan berdarah. Pipinya juga lebam. “ Minggir kamu, engga usah ikut campur. Dia maling uang saya.” Kata pria itu dengan garang. Saya tersenyum. Berusaha menenangkannya. 


“ Kalau memang maling. Mari kita lapor polisi sama sama. Jangan dipukul. Kamu bisa kena pasal penganiayaan Itu hukumannya diatas 5 tahun. Mau? ” kata saya tenang. “ Ya udah bawa ke polisi saja” Kata penonton. Satpam hotel menahan wanita itu sambil menunggu polisi datang. Pria itu masih bersama satpam. 


“ Berapa uang kamu diambil” tanya Satpam ke pria itu.


“ Rp. 500 ribu. “


“ Darimana kamu tahu dia curi uang kamu? tanya satpam


“ Dia tadi dekat warung saya. Mangkal disitu. Ternyata uang kasir saya hilang. Kebetulan saya liat dia sedang hitung uang dekat warung saya.  Saya tanya dia malah lari. Ya saya kejar. Saya mau liat uang dia. Dia engga kasih. Ya saya pukul. Dia melawan. “ Kata Pria itu, Ternyata dia kasir restoran.


“ Mana uang itu? Tanya Satpam kepada wanita itu. 


“ Ini uang dari gereja. Saya setiap bulan dapat uang Rp. 500 ribu untuk sewa rumah. Saya kan tidak punya rumah.” Kata wanita itu dengan menangis.


“ Boong kamu” teriak pria itu.


“ Ok, telp orang gereja yang kasih kamu uang” Kata Satpam. 


“ HP saya rusak. Dia hancurkan. Saya tidak tahu nomor nya. Gimana mau telp” Kata wanita itu masih menangis. Dia nampak takut sekali. Saya terenyuh. Tetapi saya tidak berdaya.” Ibu, tahu apa nama Gereja. Di mana alamatnya. “ Kata saya lembut. Dia memberi tahu alamat dan nama gereja. 


“Begini pak, “ Kata saya kepada Satpam dan pria itu. “ Saya akan ke gereja. Tanyakan soal uang itu. “ Kata saya. “ Siapa nama kamu” tanya saya kepada itu itu. Setelah itu saya segera dengan taksi datang ke gereja itu. Saya ceritakan, soal kejadiaan yang menimpa wanita itu. “ Bapak kita segera kesana. “ Kata petugas gereja mendengar nama PSK itu. “ Itu PSK binaan kami pak. Saya sedang berjuang untuk membujuk dia datang ke Gereja. Dia etnis tionghoa, dari keluarga miskin. Suaminya meninggal karena sakit” Kata petugas gereja itu. Dengan kendaraannya kami menemui wanita itu di tempat satpam. 


Akhirnya kasus  selesai. Terbukti lagi ternyata uang kasir itu memang tidak hilang. Karena boss nya ambil. Itu setelah bossnya telp. “ Kamu mau lanjutkan kasus ini” Tanya saya kepada wanita itu.


“ Tidak pak. Saya maafkan. Izinkan saya pergi. Saya harus cari uang untuk kedua anak saya.” Katanya. Petugas gereja membujuk dia ke RS. Tetapi dia menolak. Saya beri dia uang Rp 1 juta. “ Nah bapak ini beri kamu uang Rp. 1 juta. Kita ke RS ya.” Bujuk petugas gereja itu. AKhirnya dia mau ke RS. 


Setelah dari RS, saya ngobrol dengan petugas gereja itu. Saya dengar program binaan yang mereka punya. Akhirnya saya putuskan.” saya akan jadi donatur untuk ibu itu. Tinggal telp saya, uang akan saya kirim.” Kata saya. Seminggu kemudian, saya dapat kabar. Ibu itu setuju ikut program binaan. Dia di training membuat kue dan sop buntut. Lengkap dengan management warungan. Saya transfer uang ke gereja termasuk modal dia untuk buka usaha kecil.


Setiap bulan saya dapat laporan progress dari gereja soal bantuan saya. Sangat transfaranse.  Profesionali sekali.  Lengkap dengan photo kegiatan ibu itu sedang ikut training. Termasuk ketika dia hadir bersama jamaat gereja. Keliatan sekali wajahnya menyiratkan bahagia. Tidak nampak dia kawatir dengan hidupnya. 


Saya masih dapat laporan sampai ibu itu berhasil mandiri dengan usaha kulinernya. Tahun lalu saya dapat email bahwa putra ibu sudah jadi sarjana. Mereka minta tolong saya membantu kalau ada lowongan. Tiga bulan lalu saya rekomendasi putranya kerja di perusahaan smelter.  Dan kini saya dapat laporan,  putranya diterima kerja. Puji Tuhan. Tentu putranya akan jadi tongkatnya dimasa tuanya.


Saturday, January 15, 2022

Salah saya dimana?





Tahun 2013. Saya bertemu dengan Yvonne di kafe kawasan Gaylang, Singapore. Kami tidak bicara apapun. Dia meletakan kertas di bawah gelas minumannya. Dan pergi. Tak berapa lama saya pergi ke toilet setelah mengambil secarik kertas yang dia tinggal di bawah cangkir itu. Di toilet saya baca tulisan di kertas. Hanya deretan angka saja. Saya salin angka itu ke tablet saya dan masukan ke dalam file SafeNet untuk dikirim ke seseorang lewat software enkripsi. Kertas itu saya robek dan masukan ke dalam toilet dan saya siram.


Selama seminggu saya bertemu Yvonne ada lima kali. Kami bertemu di tempat yang selalu berbeda. Dan selalu tempat yang jauh dari kawasan financial center. “ Besok saya pulang ke New York. “ Katanya. Saya mengangguk seraya berdiri dari tempat duduk “ Take care “ kata saya. Sorenya saya gunakan pesawat terakhir ke Hong Kong.


Sebulan lewat dan seminggu di jakarta. Saya baca berita. Telah terjadi skandal di pasar uang Singapore, yang dilakukan oleh trader melibatkan UBS, JPMorgan Chase, DBS Group Holdings, dan HSBC Holdings. Terjadi rekayasa melalui manipulasi kontrak berjangka valas. Rupiah termasuk mata uang yang dimanipulasi bersama baht Thailand, dong Vietnam, dan ringgit Malaysia dalam kontrak non delivery forward (NDF).


Apa itu NDF? Adalah sejenis produk derivative dalam pasar uang. Kalau dianalogikan sama dengan sistem ijon. Yaitu sudah ada transaksi jual beli barang, kendati belum panen. Jadi NDF ini rada mirip dengan kontrak forward. Dalam forward, kedua belah pihak harus menyerahkan duit masing-masing pada prediksi kurs di masa yang akan datang yang sudah mereka sepakati.


Namun bedanya, dalam NDF, ketika jatuh tempo, kedua belah pihak tak menyerahkan seluruh nilai valas transaksi yang disepakati. Mereka hanya menyerahkan selisih kurs hasil tebakan. Itu pun bukan dalam rupiah tapi dalam dollar AS. Misalnya, ada kontrak NDF yang menebak sebulan lagi nilai tukar USD/IDR akan mencapai 10.000. Sebulan kemudian, ternyata kurs spot USD/IDR mencapai 9.500. Berarti yang membeli kontrak itu bakal rugi Rp 500, tentu saja ini dikalikan nilai kontrak yang dibeli dan dikonversikan ke dollar AS.


Jadi NDF ini tidak ada underlying-nya. Ketika waktunya, mereka netting dan tinggal transfer. Ini seperti pasar tak bertuan karena tidak ada yang mengawasi. Nah di Singapura, kurs spot USD/IDR yang digunakan berasal dari fixing atau merata-ratakan atau kuotasi kurs USD/IDR yang dimasukkan 18 bank kepada ABS (Association Banks of Singapore). Artinya, jika trader dapat menggerakkan nilai spot yang mereka masukkan atau berkolusi bersama ( Insider trade ) , maka mereka bisa meraup untung dari NDF.


***

Jumat kemarin Yvonne datang ke jakarta. Dia check in di hotel kawasan Sudirman. Dia ingin bertemu dengan saya. Ini pertemuan sejak tahun 2013. Saya sempatkan datang ke kamarnya sore hari. Ketika pintu kamar tersibak. Dia langsung menghabur dalam pelukan saya. “ I miss you B. “Katanya lama sekali pelukannya.


“ Akhirnya kami bercerai. Itu setelah suamiku diberhentikan kerja di bank karena skandal NDF tahun 2013 “


“ Saya tahu.Maafkan saya..” Kata saya berempati.


“ Engga apa. Itu pilihanku. Dia harus bayar kesalahanya. Dia khianati pernikahan kam. Dan lagi sikapnya sangat arogan selama menikah denganku, selalu rendahkan aku karena tidak bisa melahirkan anak darinya. Sekarang aku bebas dengan uang puluhan jutaan dollar di rekening. Berkat kamu tentunya“ Katanya tersenyum.


Saya teringat dulu, dia berikan informasi tentang penentuan kurs NDF yang dia dapatkan dari suaminya. Antar banker memang saling mengatur kurs untuk kepentingan trader yang juga group mereka sendiri.. Karena ini transaksi OTC, lawan saya dari Trader yang punya ribuan akun nasabah. Ya mereka jadi korban. Saya dapatkan profit hampir USD 150 juta. Saya tidak terlibat dalam insider trading. Hanya dapatkan info dari ibu rumah tangga yang kehidupan sex nya buruk.


Buktinya saat investigasi dilakukan. UBS, JPMorgan Chase, DBS Group Holdings, dan HSBC Holdings tidak mau bersaksi. Mereka berlindung di bawah UU kerahasiaan bank. Apalagi transaksi dilakukan lewat offshore. Saya senyum saja. Salah saya dimana?


“ B, Saya ada proyek. Kita rock lagi. “ Kata Yvone mengejutkan saya. Saya mengangguk. Dia ceritakan soal situasi index dollar yang menggila. Dia buka file komputernya, “ Kamu lihat ini “ katanya menarik lengan saya ke table. Saya perhatikan dengan seksama. Saya mengangguk. Lengkap informasinya. “ Kirim ke file Safenet saya. Minggu depan saya ambil keputusan.”


Saya tidak tanya darimana Yvone dapatkan data itu. Yang jelas dengan uang banyak dan cantik, memunngkinkan dia bergaul di kalangan atas. Sekali masuk dunia hedge fund, dia tak akan bisa keluar. Uang mudah telah meracuni jiwanya. Saya hanya pemain, sesuai hukum pasar. Tidak melanggar hukum. Yang bego pemerintah aja. Kenapa pejabatnya buat aturan longgar dan para pria mudah bocorkan informasi karena vagina doang.


***


Keesokan sore saya bertemu dengan Yvone. Kami nongkrong di Hard Rock Cafe PP. Dia mengenakan celana pendek warna putih celana diatas lutut menyerupai rok dan atasan putih juga. Terlihat santai.


“ Ini daerah middle class. Seperti Financial center Hong Kong ya. Atau Marina Bay Financial Centre Singapore.” Katanya memperhatikan keluar melihat suasana SCBD. Saya mengangguk.


“ Bagaimana ekonomi Indonesia sekarang ?


“ So far so good. Tapi engga tahu tahun depan. “ Kata saya.


“ Analisa data yang tadi saya beri , apa kamu bisa memahaminya. “

“ Saya tidak perlu baca semua. Saya sudah tahu. Karena saya hanya melihat tingkat pengangguran di AS hanya 3,5%. Itu kembali seperti sebelum pandemi. Tahun 2020 pengangguran mencapai 13 juta orang. Tahun ini hanya 5,8 juta orang yang menganggur. Angka pengangguran adalah indikator yang tepat untuk mengkonfirmasi tren.


AS diuntungkan dengan kenaikan harga crude dan gas. Maklum mereka kan net ekporter Migas. Dollar akan menguat terus. Apalagi kebijakan fiskal dan moneter jalan beririingan untuk menghidupkan kembali mesin kapal besar AS. 


Dampak menguatnya mata dollar ini, tidak membahayakan AS seperti sekian decade. Karena negara seperti China, Jepang, Korea, dan Eropa udah over capacity ekonomi. Kelas menengah sudah berlipat dan upah udah meningkat berlipat sejak 20 tahun lalu. Dan selama ini AS dirugikan oleh situasi itu. Kini AS sedang melakukan adjustment market. Mereka ingin leading seperti dulu lagi. “ Kata saya.


“ Pantas kamu respon proposal saya. “


“ Ya yang menarik kamu punya data yang valid tetang siapa yang menggerakan pasar. Saya udah check rekening mereka. Saya paham agenda mereka.” kata saya. “Tapi tidak bisa buru buru optimis. Saya masih tunggu laporan dari team saya di London dan Boston. Saya perlu data detail tentang target. Karena yang kita hadapi bukan pemain biasa. Mereka termasuk top trader berkelas dunia. “ lanjut saya.


“ Terimakasih. “ Kata Yvone tersenyum indah.


“ Dari NY saya terbang ke London. Resesi sangat terasa di Eropa dan Amerika. Banyak orang jobless dan homeless. Pemerintah memang brengsek“ Katanya dengan raut sedih.


“ Yvone..” Kata saya “ Yang bresengsek itu orang seperti kita. Engga usah salahkan pemerintah. Para aparat pemerintah itu sebenarnya orang baik. Mereka dididik di kampus tentang hal yang ideal dan ketika mereka masuk pemerintah, mereka juga lihat kehidupan itu ideal dan membuat kebijakan juga ideal. Masalahnya  orang seperti kita ini membuat mereka keliatan dungu.


Atau tepatnya mungkin lugu. Setiap ada goncangan mereka terkejut dan bingung. Waktu mereka dihabiskan rapat dan diskusi mencari solusi. Sebelum solusi didapat, kita udah melangkah lebih jauh dari apa yang mereka pikirkan. Jadi apapun kebijakan mereka, pada akhirnya tetap saja jadi bahan tertawaan kita.” Kata saya.


“ Ya B, saya paham. “


“ Yvone  kamu bisa keluar kapan saja dari business ini. Engga usah sungkan. “


Dia menggeleng gelengkan kepala. 


" Saya tidak bisa libatkan kamu kalau perasaan kamu lebih dominan. Saat ini kamu free. Tanpa suami. Orientasi kamu bukan lagi seperti dulu balas dendam dengan suami. Tapi bisnis, harus profesional. Hilangkan perasaan melankolis. “


" Tidak. Saya tidak akan keluar." Katanya tegas.


" Ya udah. Saya harus pulang jam 7. Karena jam 8 saya harus di rumah. Kamu saya antar ke kamar ya. “ Kata saya. Dia mengangguk


Monster pemangsa

  Sehabis meeting dengan Michael Chang, saya tatap James cukup lama. Dia sempat bingung dan salah tingka karenanya. Namun akhirnya  saya ter...