Saturday, January 11, 2025

Meraih mimpi...

 





“ Babo, saya sudah di So Thai resto “ kata Nia tahun lalu. Saya balas “ Kamu tunggu saja" Karena saat itu saya sedang di Hyatt meeting dengan relasi saya dari luar negeri. Dia nitizen yang mengenal saya dari tulisan saya di Blog. Dari emailnya, dia memperkenalkan diri bahwa dia single parent. Punya obsesi untuk membuat product dari daur ulang lewat economy circular. Dia hanya ingin bertemu dengan saya “ Saya terinspirasi dengan tulisan Babo. Karena saya memang sejak kuliah aktifis lingkungan ” katanya. 


Tak terasa sudah 2 jam saya bersama dengan relasi saya.  Saya harus sholat asha dan undur diri.  Nah baru saya ingat. Loh saya kan ada janji dengan nitizen yang mau ketemu saya. Duh Tuhan, ampuni daku. Saya turun ke mall dari Hotel. Ternyata dia sudah tunggu lebih dari 2 jam.


“ Maaf jadi bikin kamu menunggu lama. “ Kata saya. “Kenapa engga telp saya untuk mengingatkan .” Lanjut saya dengan nada menyesal telah membuat dia menunggu lama.


“ Engga enak Babo. “ Katanya. Panggilan Babo adalah nama alias saya di sosmed. “ Kan babo udah kasih tahu suruh saya tunggu” Katanya tersenyum. Inilah kadang membuat saya bahagia bersosial media. Bertemu dengan orang besehaja tanpa bertanya siapa saya. Ingin ketemu karena kangen saja. Karena mungkin selama ini dia hanya tahu saya dari tulisan saya aja.


“ Gimana kalau babo sholat dulu. Setelah itu babo balik lagi.” Kata saya. Dia mengangguk. “ Kamu udah makan? Tanya saya. Dia diam saja. Saya panggil waitress. “ beri dia menu dan sediakan apa yang dia minta. “ kata saya dan berlalu.


Setelah kembali dari sholat. Kami ngobrol Panjang lebar. Saya engga tahu apa pekerjaannya. Namun kami bicara banyak soal economic circle. Aktifitas sosialnya memang mengadvokasi lingkungan. Wawasannya luas banget. Saya jadi pendengar yang baik. Dia perlihatkan photo photo kegiatan sosialnya.


“ Saya ada impian ingin membangun pabrik daur ulang namun dengan produk berbeda. “ Dia ceritakan mimpinya. Dan lengkap lagi dengan detail programnya. Dia perlihatkan di laptop nya. Duh ini orang hebat. “  Sejak suami saya meninggal karena serangan jantung. Saya harus menghidupi dua anak. Almarhum suami saya dosen. Tidak ada peninggalan yang berharga. Tetapi dia mewariskan semangat untuk berbuat baik dengan pengetahuan yang kita punya. “ katanya dengan nada sedih.


“ Saya perlu dana bridging. Saya tahu ada green banking di London. Saya udah kontak mereka berkali kali. Tetapi selalu gagal. Saya juga sudah ketemu dengan kementrian agar dibantu akses ke green bank. Mereka engga bisa. “ katanya. 


“ Kirim ke saya proposal nya” kata saya. Dia email ke saya.

Tak terasa lebih 1 jam bicara. Setelah bayar bill.. Saya kepalkan uang 3 lembar pecahan USD 100  " Untuk anak kamu" kata saya tersenyum. 

" Duh seperti ketemu dengan Almarhum Ayah saya. Selalu memberi." katanya tersipu malu.


***

Kemarin saya ketemu lagi dengan Nia. Kami janjian di tempat yang sama dulu awal ketemu. “ Babo, tahun lalu menurut berita pak LBP akan membentuk family office di Indonesia. Menurutnya Presiden Jokowi sudah setuju. Tetapi sepertinya terkendala. Mungkin soal regulasi yang sulit diadoptip.  Apa sih sebenarnya Family Office itu ? tanya Nia.


“ Katakanlah kamu punya kekayaan sangat besar. Kekayaan itu kamu dapatkan karena skill sebagai pengelola hedge fund, pengelola property, SDA. Atau kamu dapat warisan dari orang tua super kaya. Kekayaan itu dalam bentuk saham pada ratusan unit business, benda berharga dan lain lain.  Semua kekayaan itu clean secara hukum. 


Namun kamu tidak mau public tahu kamu orang super rich. Kamu tidak ingin ada bukti legal kekayaan kamu yang mudah diakses orang lain. Sehingga bisa dipublikasi dengan mudah oleh media massa dan terpublikasikan lewat internet. Kamu ingin segala sesuatu hanya orang qualified yang bisa akses sumber daya kamu.


Bagaimana caranya menyembunyikan status itu ? Ada namanya Family Office. Family office terdapat pada 10 kota besar. Beijing, Dubai, Jenewa, Hong Kong, London, Miami, New York, Sngapore, Sydney, Tokyo. Gimana caranya ? kamu mendirikan perusahaan Wealth Management Service di salah satu kota besar tersebut. Kemudian serahkan pengelolaan nya kepada Asset Management Service yang punya peringkat world class, seperti UBS Asset management, HSBC Asset management, Credit Suisse, DBS, JP Morgan, Black Rock, Vanguard dan lain lain. 


Semua saham pada Holding company, unit business, afiliasi, tidak ada nama kamu, tetapi nama Wealth Megement service yang menjadikan Asset management sebagai nominee. Tugas Wealth Menegement Service adalah bayar pajak. Mengatur investasi, perlindungan hak waris dan bahkan membantu masalah private kamu seperti bayar CC dan lain lain. “ Kata saya.


“ Jadi walau semua asset berupa saham, benda berharga, terdaftar kepemilikannya atas nama Asset Menegement namun itu hanya nominee dari Wealth Menegement Service “ Kata Nia menyimpulkan. 


“ Ya, dan pasti aman. Karena status nya dilindungi oleh hukum Trustee act. Hukum tertua di dunia dan telah berlaku ratusan tahun. Dan lagi Asset Management atau MI, tidak punya diskreasi terhadap asset itu. Mereka hanya bertugas mengadministrasikan saja“ kata saya.


“ Apa itu trustee Act “ tanya Nia.


“ Trustee artinya adalah wali. Wali apa ? ya wali amanah. Pihak yang mendapat kuasa sebagai wali untuk melakukan perikatan. Trustee Act adalah hukum Inggris dan menjadi salah satu hukum tertua di dunia dan diakui oleh PBB. Karena, pertama itu adalah hukum gereja yang dilegitimasi oleh inggris yang tidak pernah dijajah sepanjang sejarah. Merupakan dinasti yang tidak pernah runtuh.


“ Hebat ya. Bagaimana sejarahnya Hukum Trustee itu ? Tanya Nia.


“ Dulu waktu perang salip banyak para kesatria Eropa berperang ke Timur Tengah meninggalkan istri, selir serta harta. Namun setelah mereka kembali dari perang, semua harta dan istrinya telah dijarah orang lain. Maklum mereka pergi berperang bukan dekat tapi jauh yang butuh tahunan berkelana. Jadi wajar setelah kembali semua yang ditinggalkan diambil orang. 


Mereka protes kepada Pemimpin Gereja. Karena mereka perang atas nama gereja tapi gereja tak bisa menjaga harta mereka. Karenanya dibuatlah UU trustee. Yang memungkinkan harta itu dijamin aman oleh gereja sampai 600 tahun. Dengan UU trustee itu memungkinkan harta dicatat oleh gereja dengan tingkat kerahasiaan tinggi.  Paham ya.


Dalam perkembangan nya. Trustee itu dimanfaatkan oleh negara yang jadi anggota persemakmuran inggris atau  commonwealth. Mereka melegitimasi wilayah bebas pajak Seperti wilayah, British Virgin Island, Panama, Grand Cayman Island, Swiss dan lain lain. Ini yang biasa disebut dengan offshore company atau perusahaan cangkang.  Artinya kalau kamu punya perusahaan cangkang, tidak perlu bayar pajak dimana saja.


Namun belakangan offshore company ini menjadi restriksi bagi banyak negara, terutama bagi negara yang bukan commonwealth. Maka munculah Family Office yang mengadopsi hukum trustee dan tidak terpisahkan dari hukum trustee Act. Tapi wilayahnya tidak di negara commonwealth saja, bisa di negara manapun sepanjang meratifikasi UU trustee Act.  “ Kata saya.


“ Oh jadi family office dan offshore company itu sama saja? 


“ Tidak sama. Walau family office dan Offshore company punya kesamaan yaitu kerahasiaan dari pemilik sebenarnya. Namun ada perbedaan prinsip yaitu, Family office bukan tempat menghindari pajak. Justru memastikan patuh kepada pajak atas perusahaan dimana mereka berinvestasi. Jadi sebenarnya family office itu menjadikan kepatuhan kepada pajak sebagai cara mereka berlindung kepada negara atas penyalah gunaan kekuasaan eksekutif pada perusahaan dimana mereka sebagai pemegang saham.


Offshore company tidak bisa jadi nasabah Asset Management. Mengapa ? Asset Management, umumnya Lembaga keuangan first class. Sehingga engga mungkin uang korupsi atau uang narkoba atau sumber illegal bisa masuk family office.  Sementara offshore company tidak peduli dari mana sumber dana. Makanya asset di offshore company  sulit dilakukan cross border transfer. Perlu mengikuti standar kepatuhan yang ketat kalau asset mau dimobile. “ Kata saya.


“ Kalau melihat reputasi Meneger investasi  sebagai nominee. Kan bisa saja asset itu disalah gunakan oleh Meneger investasi. Contoh. dengan memberikan nasehat berinvestasi pada produk reksadana dan index, yang akhirnya merugi.” Kata Nia.


“ Orang yang punya family office adalah orang yang terbiasa dan ahli soal investment sophisticated. Mereka tidak perlu penasehat investasi dalam menentukan portfolio investasi. Dan mereka tidak pernah berinvestasi di product retail pasar uang maupun pasar modal. Gaul mereka sudah sangat berbeda dengan investor atau konglomerat yang kita kenal selama ini.


Pada umumnya mereka yang punya family office hidupnya memang humble. Mereka menjauh dari kehidupan hedonism. Mereka tidak tercatat sebagai super rich peope oleh Majalah Forbes. Karena tidak ada yang bisa buktikan kekayaannya kecuali orang yang memang qualified. Mereka umumnya sibuk dengan kehidupan personal yang jauh dari kemewahan dan focus kepada hobi private aja yang humanis. Orang china berkata " kalau orang lain tahu dan bisa menghitung kekayaan anda, itu artinya anda tidak kaya. “ Kata saya. 


Nia tersenyum. “ Paham saya Babo. Terimakasih udah jelaskan ke Nia dengan detail. “ Katanya.


“ Engga usah terimakasih. Itu biasa saja.” Kata saya.


“ Babo, kembali kepada obsesi saya dulu. “ Katanya. Saya mengangguk dan siap menyimak. “ saya udah dapat persetujuan dari Green bank. Namun mereka akan berikan credit setelah saya bisa perform dengan rencana awal. Dan mereka arahkan saya dapatkan dana bridging dari Lembaga filantropi. Saya follow up. Akhirnya saya dapat dana filantropi USD 500,000. Duh ngurus masuk duit itu di kemertrian susah banget. Tetapi akhirnya uang bisa masuk. “ Katanya. 


“ Alhamdulilah. “ kata saya tersenyum. Dia perlihatkan realisasi programnya.  Saya layani keceriaannya dengan mengajaknya makan.


“ Babo, boleh tahu “ tanyanya saat saya bayar bil. 


“ Ya. Tanyalah.” Kata saya dengan tersenyum meliat matanya dengan nada tanya. 


“ Babo ya yang rekomendasi Yayasan saya ke Green Bank dan akhirnya menuntun saya ke Lembaga filantropi”


“ Emang ada nama babo disebut oleh green bank ? tanya saya sekenanya.


“ Engga. Yang rekomendasi Asset Management di New York” katanya. “ Jadi bukan babo ya? Tanyanya ingin pastikan.


Saya mengaganguk. 


“ Saya bukan siapa siapa say. Cukup kamu kenal saya sebagai Babo. “ kata saya. 


“ Saya terinspirasi dengan tulisan babo soal lingkungan. Terimakasih babo, Terus menulis ya.’ Katanya.


“ Kamu terus semangat ya dan tetap rendah hati." kata saya dan berlalu. Yang membuat dia sukses bukan orang lain. Tetapi dirinya sendiri. Selalu ada ruang bagi orang yang bersemangat dan tulus untuk mencapai mimpinya.

Saturday, January 04, 2025

Kuasai tambang tanpa resiko

 



PE dari Kanada itu tidak ingin meeting di hotel bintang VI. Maunya ditempat terbuka. Saya tahu yang ingin ketemu saya itu Demis, dia pemain Hedge fund legendaris. Di bawah cuaca winter Zurich, saya harus tetap mengenakan setelan jas. Terpaksa pakai underwear thermal agar tidak membeku. Walau usia Demis tidak jauh beda dengan saya. Namun kesan kali pertama ketemu, dia keliatan sangat tua. Itu mungkin dia pasang wajah tidak ramah dan focus. Saya santai saja.


“ Saya sudah pelajari penguasaan market dari Yuan. 5% market mineral tambang dunia terhubung dengan afiliasi Yuan. Walau bukan raksasa namun data membuktikan selama 10 tahun sustain sebagai supply chain industry.” Kata Demis mengawali. Itu biasa dalam negosiasi sebelum sampai kepada hal esensi. 


“ Kami mendukung client kami di Amerika Latin. Mereka dapat penugasan dari pemerintah ambil peluang divestasi saham 51% pada konsesi tambang yang dikuasai asing. Nilainya USD 4 miliar. Kami butuh jaminan pasar dalam bentuk financial. Apakah anda bisa siapkan jaminan kepada client kami.” Katanya. Nah sampailah dia kepada tujuanya. Dia tentu tidak ingin argument dari saya. Tetapi dia ingin saya menjalankan agendanya. 


“ OK,  saya bisa bertindak sebagai standby buyer lewat skema global bond 144A (S). “Kata saya.


“ Jadi clients saya terbitkan global bond ? term nya apa ? dia mengerutkan kening.


“ Unsecure bond. “ jawab saya singkat.


“ Underlying global bond itu adalah off take market yang anda provide“ katanya menyimpulkan dengan mata menyipit. “ Artinya anda lakukan jebakan utang lewat ijon. Karena sifat bond unsecure,  tidak boleh di buyback. Harus di-refinancing terus sampai sumber daya tambang itu habis. Selama hutang itu, Yuan dapat jaminan pasokan tambang untuk mendukung business supply chain dan dapat pula bunga dari Bond. Kontraktor dan operator ditunjuk oleh Yuan. “ Katanya dengan setengah mencibir. Saya senyum aja.


Dia terdiam agak lama. “ Kalau tidak ada lagi yang harus dibicarakan. Saya permisi. Senang bertemu dengan anda. “ kata saya hendak menyalaminya. 


“ B, saya dapat apa ? tanyanya tanpa merespon jabatan tangan saya.


“ Anda punya uang ? tanya saya tetap berdiri.


“ Ada. Saya punya dana hedge fund USD 5 miliar. “


“Ok. “ Saya kembali duduk. “ Kalau anda mau dapat bagian. Gunakan uang itu sebagai CDS global bond 144A. Likuiditas dari saya. Bunga anda ambil “ kata saya. Dia langsung sumringah. Lewat investigasi team shadow saya, saya tahu bahwa dana hedge fund nya hasil dari layering uang korupsi para elite. Dengan bond cash back tidak sulit saya dapatkan lnvestor. Para pemilik uang haram happy. Karena dapat bunga setiap tahunnnya.


Setelah pertemuan itu saya minta team Wenny bergabung dengan Tom di NY untuk selesaikan proses settlement program divestasi tambang di Amerka latin. Pertemuan dan deal hanya 15 menit. Tapi proses nya berlangsung 1 tahun lebih.


***

Dulu 15 tahun lalu. Saat saya masih survival. Saya tidak pernah percaya orang kaya mau deal dalam investment project dengan saya. Mengapa ? saya tahu diri. Saya hanya orang kampung. Tetapi kalau ada orang kaya mau deal dengan saya, pasti dia sedang bermasalah dengan uangnya. Itupun, dia harus pastikan saya orang yang mau dikorbankan dan diatur. Dan saya bisa bermain watak sebagai victim.


Misal ada orang kaya punya uang tetapi dia tidak bisa gunakan uang nya. Sehebat apapun dia beralasan, saya tahu dia sedang bermasalah hukum soal asal usul uang. Saya tidak perlu pertanyakan lebih jauh. Percaya aja alasannya. Namun karena itu saya bisa masuk dengan financial solution. Saya tidak ambil uang itu. Tetapi saya struktur lewat skema surat utang. Saya pastikan dia bisa menikmati keberadaan uang itu tanpa tersentuh hukum. Karena prosesnya clean.


Contoh lewat skema Unsecure bond. Unsecure bond  adalah surat utang yang tidak didukung oleh asset dari penerbit. Artinya jika issuer Bond tidak mampu membayar bond saat jatuh tempo, buyer atau investor bond tidak dapat mengambil alih aset perusahaan penerbit bond.  Karena term nya seperti itu, maka unsecure bond bisa di structure jadi surat utang yang secure dan liquid. Caranya? Adanya  skema Credit  default SWAP yang diback up dengan uang tunai pada rekening non depletion ( tidak bisa dicairkan).  Nah umumnya rekening non depletion adalah uang haram yang dilayering sebagai cash collateral. 


Saya tetap focus kepada business real. Artinya skema bisnis dibalik penerbitan unsecure bond itu sangat solid. Sehingga hampir tidak ada resiko default yang berdampak kepada unsecure bond di call dan pencairan rekening non depletion. Pada akhirnya saya dapat uang dari bisnis real bukan dari uang haram. Dan setelah tujuan saya tercepai, baru pemilik uang haram sadar bahwa mereka sudah masuk perangkap saya yang berlakon lugu.


***

Setelah financial closing, sebulan kemudian. Wenny bertemu saya di Jakarta. Saya ajak dia makan Soto Betawi di kaki lima Kawasan Roxy. Dia engga berani makan soto itu. Hanya temanin saya makan saja. Mungkin keliatan aneh bagi dia. Atau dia tidak nyaman dengan suasana tidak healty menurut standar nya.


“ B, saya bacakan news seputar divestasi tambang itu. Boleh ? kata Wenny seraya buka notepad nya. Saya mengangguk aja dengan tetap lanjut makan. “ Pemerintah bangga dengan skema divestasi tambang itu. Nasionalisme bangkit. Karena BUMN berhasil kuasai mayoritas saham tambang yang sudah dikuasai asing lebih dari 30 tahun. Pendanaan divestasi itu tidak melibatkan APBN dan tidak menjaminkan neraca BUMN. Ini murni skema financial yang canggih dari team pemerintah.” Demikian Wenny. Saya senyum aja.


“ So, Wenny membuka kacamata bacanya " Kita dapat sumber daya tambang denga harga diskon tanpa ongkosi lingkungan dan tidak ada resiko financial. Resiko lingkungan oleh BUMN dan pemerintah. Credit risk dari dana Hedge fund Demis. Kita hanya mengatur konsorsium bank sebagai solicit buyer atas Global bond cashback dan tentu perkuat likuiditas trading. “ Kata Wenny tersenyum. “ Hanya dengan akses kepada 144 A kamu bisa membuat semua serba mungkin. From nothing to be something. “ lanjut Wenny. 


Usai makan , saya antar Wenny kembali ke hotel. Di hotel saya bertemu dengan Sanya, CEO Subholding Yuan bidang mining dan energi. Dia peluk saya.  Saya senyum kepada mereka berdua  “ Jaga kesehatan ya.” Kata saya dan permisi pulang ke rumah. Saya lihat Sanya berlari ke arah saya setelah dekat pintu loby. " Kenapa kamu kumuh? Apa kamu baik baik saja.? kemana B yang saya kenal beberapa tahun lalu ? katanya dengan airmata berlinang.

" Saya sudah pensiun, Sanya. Saya baik baik saja" Kata saya peluk dia." Kini saatnya kamu jaga yang baik ya Yuan. " Sambung saya dengan tersenyum.

" Ya ya pasti. Saya akan jaga Yuan dengan jiwa dan raga saya." 

" Ya udah. Jaga diri baik baik ya dear.."

Saya terus melangkah ke rumah tempat yang selalu membuat rindu untuk pulang.


Saturday, December 28, 2024

Penjajahan itu terus berlanjut sampai kini.

 




Tahun 2011 saat business trip ke Zurich, saya sempatkan mampir ke Amsterdam. Kebetulan  sahabat  saya, Anneke mau antar saya. Sekalian ke rumah orang tuanya. Kami mengendarai BMW. Anneke yang supir. Saya duduk manis saja di sebelahnya. Di Amsterdam saya sempatkan mampir ke ke  kawasan  lange duitse dwarsstraat. “ Di situ ada restoran italia enak. Nanti aku traktir.”Kata Anneke.


Sampai di kawasan itu, saya lama termenung menatap dari jendela kendaraan. “ Dulu ini daerah elite, B. Kini jadi kota tua. Tetapi tetap dijaga kelestariannya. Mari kita parkir kendaraan. Kita ke cafe. "  Kata Anneke. Saya nikmati kopi yang terhidang seraya menikmati angin bulan november yang lumayan dingin. Bersama Anneke ada sahabatnya, David. Perwira Inggris. Mungkin pacar Anneke. Ah apa peduli saya. 


“ Dulu era kolonial Belanda di negeri kami.” Kata saya mengawali cerita “  Di kawasan lange duitse dwarsstraat  tepatnya di restoran Bohemian,  itu tempat para pemuda Eropa sosialis berkumpul. Di cafe itu mereka menghabiskan waktu berdiskusi tentang banyak hal. Duel ide dan gagasan secara terpelajar. Diantara pemuda itu ada beberapa mahasiswa Indonesia seperti Hatta, Tan Malaka, Sjahrir dan lain lain.  Dari diskusi itu para mahasiswa Indonesia yang beraliran sosialis mendirikan perhimpunan mahasiswa sosial demokrat.  “Kata saya.


“ Saya terkhusus pengagum Soekarno dan Hatta. Dan lebih kagum lagi dengan Sjahrir. “ Kata David. Saya tersenyum dan ikut bangga.


“ Oh ya? “ 


“Kalau dengar cerita ayah saya dan membaca cerita heroic Indonesia, kadang terkesan naif. Terlalu melebih lebihkan heroism terhadap perlawanan kepada tentara sekutu.” Kata David.


Saya agak tersinggung. Tapi saya berusaah menyimak. “  Saat itu “ lanjut David. “ Usai mengalahkan German, pada 20 oktober 1945, ayah saya yang tergabung dalam pasukan sekutu yang dipimpin Inggris mendarat di Jawa. Misinya sangat jelas. Yaitu  pembebasan warga Belanda yang ditawan Jepang dan sekaligus melucuti senjata pasukan Jepang yang sudah kalah perang. Kedatangan pasukan sekutu yang dipimpin inggris disambut dengan baik oleh pemerintah local. Engga ada masalah. Kan ini sebenarnya misi damai. Bukan mau perang.


Tapi ternyata. Belanda yang sudah membentuk pemerintahan sipil sendiri bergabung dalam pasukan sekutu. Mereka menyebut NICA. Inggris tidak peduli dengan NICA. Hanya saja mereka diperlukan inggris untuk memberi tahu tahanan perang  yang akan di evakuasi ke Eropa. Dan memastikan Deklarasi Potsdam telah dipenuhi dengan benar. 


Tapi menurut cerita ayah saya. Entah dari mana tersebar berita provokatif yang tidak berdasar. Misal, pejuang Indonesai juga ingin melucuti senjata Jepang. Sehingga menyulitkan kami dalam melaksanakan misi. Apalagi tersebar berita prajurit Jepang ingin balas dendam atas jenderalnya yang tewas di tangan pejuang Indonesia.  Keadaan ini memaksa NICA mempersenjatai tawanan perang Belanda yang sudah dibebaskan. Dan ini memancing kecurigaan pejuang Indonesia.


Pasukan sekutu dalam posisi membela diri. Karena diserang dalam melaksanan misinya. Tapi perang di Ambarawa dan Surabaya, itu benar benar perang yang tidak perlu ada. Terlalu mahal ongkosnya. Bayangin aja, perang Ambarawa perbandingannya 20/1. Pasukan sekutu meninggal 100 orang. 2000 pejuang Indonesia mati. Kalaupun pasukan sukutu mundur, itu karena menghindari korban lebih banyak berjatuhan. Begitu juga dengan perang di Surabaya. 


Mungkin juga saat itu, Indonesia baru berdiri sebagai negara. Belum ada koordinasi jelas antara pasukan tantara dengan politisi. Belum ada koordinasi jelas antara pejuang atau relawan dengan tantara. Disiplin komando belum ada. Belum ada system intelligent yang bisa menilai informasi itu benar atau tidak. Semua serba bias dan serba provokatif. Akibatnya upaya inggris melaksanakan misi damai, dihadapi oleh penuh curiga oleh pejuang. Perang tidak bisa dihindari. 


Setiap pertempuran banyak senjata punya tantara Indonesia diambil oleh pasukan sekutu. Untunglah perang Ambarawa dan Surabaya dihentikan oleh seruan Soekarno. Kalau tidak, tanpa senjata cukup akan  sulit bagi pemerintah Indonesia menciptakan perdamaian. Apalagi setelah itu indonesia harus menghadapi pemberontakan DII dan Komunis.  “ Kata David.


“ Gerakan komunis dan Islam yang memberontak itu bukan tidak mungkin bagian dari operasi adu domba Belanda agar Indonesia lemah dan akhirnya tidak bisa Bersatu. “ Kata saya menyeringai.


“Itu sebab, mengapa saya kagum dengan Soekarno dan Hatta, juga Sjahrir. Karena tiga orang ini sangat mengerti peta politik saat itu. Bahwa setelah perang dunia kedua. Semua negara besar adalah yang paling besar korbannya. AS , Eropa, China dan Jepang. Mereka sudah merasakan sangat pahit akibat perang. Yang kalah maupun yang menang sama menderitanya. 


Makanya upaya kemerdekaan Indonesia lewat perundingan saat itu paling popular di mata international. Terbukti tahun 1946, Inggris mengakui kemerdekaan Indonesia. Jadi kalau ingin mengatakan siapa sebenarnya hero maka yang tepat itu adalah Soekarno dan Hatta. “ Kata David.  Saya sedikit bisa menerima logika sejarahnya.


“Kita semua generasi yang tidak hadir dalam perang dunia kedua.  Tapi hidup dalam dunia sains dan logika yang hebat. Coba pikirkan. Sekutu tidak ada dasar legal mau kuasai Indonesia. Kalaupun ada niat Belanda ingin kembali menguasai Indonesia,  niat itu tidak pernah ditanggapi serius oleh sekutu. Tahu apa sebab? David tersenyum.


“ Ya mengapa “ tanya saya antusias. 


  Karena pada perang dunia kedua, Belanda itu negara taklukan nazi German. Justru mereka dibebaskan olah pasukan sekutu. Apalagi saat itu pasukan regular belanda tersisa hanya 30.000. Bisa apa perang? Minta bantuan sekutu? No way. Kita lagi habis habisan karena perang. Ngapain mikir dan bantu ambisi negara taklukan seperti Belanda. “ Kata David dengan logika sederhana. Dia berusaha menceritakan fakta sejarah.


“ Tapi agresi Belanda 1 dan 2, itu fakta sejarah. Belanda yang melakukan serangan langsung secara militer.” Kata saya seraya melirik Anneke.


“ Ya benar. Tapi harus dicatat.  Selama perang dunia kedua, Belanda dibawah taklukan Jerman. Tidak sedikit korban Belanda. Semua harta istana disita oleh Jerman. Setelah perang, ekonomi Belanda morat marit. Para pengusaha Belanda, minta perlindungan terhadap asset mereka yang ada di Indonesia. Mereka tidak mungkin deal dengan pemerintah Indonesia yang baru berdiri. Dan legitimasinya juga belum ada dari PBB. Apalagi walau Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaan. Namun kan tidak semua kerajaan di Indonesia menerima Proklamasi  itu. 


Ya atas dasar itu,  NICA yang bertugas mewakili pemerintah Belanda di Indonesia berusaha membujuk kerajaan kerajaan yang masih eksis setelah perang untuk melanjutkan kontrak HGU atas lahan perkebunan, tambang emas dan pelabuhan. Situasi ini dimaklumi oleh pemimpin Indonesia seperti Soekarno, Hatta dan Sjaharir. Makanya diperlukan dialogh dengan pihak NICA.  Pemimpin Indonesia percaya dengan pasukan Sekutu yang akan jadi penengah yang adil. 


Namun para pejuang tidak menerima apapun kekuasaan selain republic Indonesia. Upaya NICA itu dibumbui provokasi macem macem oleh Gerakan bawah tanah di Indonesia terutama dari kelompok kiri. Sehingga menimbulkan kemarahan dari pejuang. Maret 1946 terjadi revolusi sosial oleh Gerakan komunis di Sumatera Timur. Tujuannya menghabisi keluarga kerajaan Melayu.  Keadaan semakin kacau. Banyak orang China dan Belanda dibunuh oleh gerombolan liar. Bahkan banyak tawanan Jepang yang sudah dilucuti senjatanya mati disembelih. Ini tentu mengganggu upaya pasukan sekutu melaksanakan misinya di Indonesia.


NICA yang punya prajurit  sebagian besar ex tahanan perang yang dipersenjatai sekutu untuk melindungi diri dan termasuk eks KNIL yang masih loyal. Perang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Sebenarnya bagi Belanda, ini perang bukan untuk menghabisi. Tapi membela diri dari serangan gerilya dan memastikan selama masa transisi pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh PBB bisa berlangsung damai. 


Akhirnya untuk memastikan tidak ada lagi konflik antara pejuang dan pasukan NICA, pada 15 november 1946 diadakan perjanjian damai di Linggarjati di Jawa Barat. Pihak inggris sebagai wakil dari sekutu dan AS sebagai penengah. Gencatan senjata diadakan. Proses damai menuju pengakuan Indonesia merdeka dimulai. Tetapi pejuang tidak bisa menerima Perjanjian Damai ini.  Tetap aja terjadi kekacauan.  Bahkan setelah 8 bulan akta ditanda tangani, keadaan semakin kacau, ya Belanda memutuskan akta itu tidak ada lagi. 


Sepertinya pemimpin politik Indonesia tidak punya pengaruh significant dihadapan pejuang. Enak aja mereka abaikan akta yang sudah ditanda tangani oleh pemimpinnya. Ya karena pemerintah Indonesia yang baru tidak bisa menjamin perdamaian. Belanda melakukan aksis polisionil dengan tujuan menertipkan keamanan. “ Kata Anneke


“ Keadaan semakin kacau. Benar benar kacau. Apalagi agresi militer Belanda setelah perjanjian Renvile dan Roem-Royen,  para pemimpin Indonesia ditangkap. Memaksa Sudirman Panglima Besar mengumumkan perang gerilya semesta.  Pertempuran semakin menjadi jadi dan pejuang Indonesia dapat legitimasi dari PBB atas perang  itu “ kata saya tersenyum. Sekedar mematahkan persepsi niat baik aksi polisionil Belanda. Kalau memang niat baik menertipkan keamanan, mengapa pemimpin Indonesia ditangkap. Kan itu sama saja mau jajah lagi Indonesia.


“ Dan kalau akhirnya Belanda mengakui Indonesia merdeka, itu karena kaum republik  setuju untuk membayar kerugian Belanda termasuk hutang Pemerintah Hindia Belanda kepada kerajaan Belanda. Kan semua kerajaan yang tadinya memberikan konsesi tambang dan perkebunan, pelabuhan kepada perusahaan Belanda sudah menjadi bagian dari Indonesia. Tentu menjadi tanggung jawab republic Indonesia membayar resiko financial itu.” Kata David.


“ Kalau kita mau jujur kepada sejarah. Setiap perang selalu dengan motive ekonomi. Upaya hegemoni terhadap sumber daya negara lain. “ Kata saya menegaskan niat Belanda.


“ Namun setelah perang, apakah kolonialisme juga hilang? Kan tidak. Justru muncul kolonialisme baru  atau neocolonial.  Negara maju dalam hal tekhnologi dan punya modal besar menganeksi negara baru merdeka. Memang tidak menjajah lewat phisik. Secara tradisional. Tetapi lewat utang dan ketergantungan supply chain technologi. Sehingga mereka tak ada pilihan bila SDA diexploitasi habis habisan dan SDM juga di explotitasi. “ Kata Anneke. Sepertinya Anneke bersatire atas kemerdekaan yang didapat Indonesia. Yang memang terjebak utang dan tekhnologi dari negara maju.


“ Pada waktu bersamaan negara yang lemah dicengkram neokolonialisme itu terpaksa menjajah rakyatnya sendiri lewat upah murah, nilai uang yang jatuh, beragam pajak dan rendahnya dukungan anggaran nasional yang bisa menciptakan kemandirian ekonomi lewat sains “ Kata David tersenyum.


“ Apalagi munculnya politik populis yang membuat rakyat semakin bodoh dan buta akan hak politiknya. Itu lebih buruk daripada kolonialisme.” Anneke menimpali. Saya terhenyak.


“ Sebenarnya dunia sekarang dijajah oleh mindset rakus sebagai akibat dari kapitalisme. Baik negara maju maupun negara berkembang, sama sama terjajah oleh kapitalisme. " Kata saya degan cepat.  David terkejut begitu juga dengan Anneke. 


" Kita tidak bisa memerangi kapitalisme. Tetapi kita bisa memanfaatkan kapitalisme untuk berkembang. Ya seperti China, Yang menjadikan kebebasan pasar sebagai motivasi berkompetisi. Namun pada waktu bersamaan  mengontrol modal dengan kuat untuk kepentingan domestic. China bisa lakukan itu karena telah melewati revolusi kebudayaan. Artinya mindset personal orang perorang yang rakus dan feodalis itu yang harus diubah. “ lanjut saya.


“ Maksud kamu ? tanya David.


“ Pertama, etika dan moral.  Punya rasa malu. Malu kaya dengan cara tidak jujur, apalagi korup. Malu dengan tangan dibawah. Malu itu esensi dari moral dan iman, yang membuat orang hidup secara egaliter. Anti feodalisme. Kedua, kemandirian. Punya resilience dalam berjuang menghadapi tantangan. Kreatif dalam berproduksi dan pemasaran. Punya martabat dengan semangat berinovasi lewat R&D untuk unggul dalam berkompetisi. Sjahrir berkata, Hidup yang tak dipertaruhkan tidak akan dimenangkan. Nah dua hal itu saja. “ Kata saya. David mengacungkan jempol.


“ Kalau dua hal itu jadi mindset, saya yakin, dunia akan baik baik saja. ” Anneke menimpali.


“ Yang menyedihkan dalam peradaban sekarang. Politik dan korporat sudah menyatu dalam sistem oligarki. Kekuatan modal menguasai sumber daya untuk orang hidup senang dengan cara amoral.  Yang kaya semakin kaya. Namun keadaan itu dibalut dengan populisme. Yang percaya politik populisme. Pasti hidupnya halu dan engga punya mindset mandiri. “ Kata David. Nah kami semua tersenyum. Pada titik ini kami semua sepakat. Apalagi Eropa sedang suffering akibat imbas krisis wallstreet tahun 2008.

Bayar aja...

  Saya sedang di kamar kerja Awi. Dia sedang otw ke kantor. Saya duduk di sofa baca ebook lewat Ipad. Sekretaris Awi masuk menyediakan kopi ...