Tahun 2010 Aling datang dari Jakarta ke Hong Kong. Dia sempat mampir ke kantor saya. Dia terkejut. Di Kantor saya hanya ada staff 4 orang, itu sudah termasuk sekretaris. “ Kenapa hanya 4 orang staff ? Tanya Aling.
“ Ya ini kantor saya. Kalau bagian lain ada di tempat lain. Tapi beda gedung. Tepatnya diseberang. Mau lihat ?
“ Ya mau lah “ katanya semangat. Kami pergi ke seberang gedung kantor saya.
“ Ini gedung punya siapa ? katanya saat sampai di gedung itu..
“ Punya BUMN CHina. Saya sewa 22 lantai.”
“ Untuk apa ?
“ Untuk Business developent, Finance, Investment dan HRD
“ Seluas ini kantornya ?
“ Ya staf intinya hanya 40 orang. Tetapi operationnya lebih “
“ Gila ya.” Dia geleng geleng kepala ketika keliling ruangan.
“ Ini otaknya Holding saya. Dari sinilah lebih 100 anak perusahaan tersebar di beberapa negara, dikembangkan dan dikendalikan. Kita punya 5 subholding, Agro, kawasan industri, Pharma, HighTech, Financial service” Kata saya.
Usai keliling ruangan. Kami kembali lagi ke kantor saya. Dia tidak lagi bertanya. Aling duduk di sudut ruangan. “ Kamu terus aja kerja. Biar saya tunggu di sini. Boleh? “ Katanya. Saya senyum aja dan terus melanjutkan kerjaan saya. Membaca laporan dan menerima tamu. Aling hanya memperhatikan saya dari sudut ruang. ALing lihat saya sholat Ashar dan Maghrib di ruang khusus solat yang ada di kamar kerja saya. Jam 7 malam usai rapat saya kembali ke kamar kerja saya. Aling tersenyum. “ Kamu rapatnya hanya 15 menit. Efisien sekali.” Katanya.
Saya merebahkan tubuh di sofa. “ Capek Ale ?
“ Ya engga lah. Hanya longgarkan urat punggung. “
“ Ale boleh tanya engga ?
“ Ya tanya aja”
“ Kenapa kantor Business Development begitu besar. Banyak lagi karyawannya. Emang ada pengaruh dapatkan cuan.?
“ Business Development itu dalam organisasi disebut supporting group. Tugas melakukan penelitan berbagai aspek business yang berkaitan dengan marketing dan pesaing, produk dan tekhnologi, logistik, Instrument keuangan, geostrategis dan geopolitik, menagement. Itu untuk memastikan setiap kebijakan perusahaan berbasis penelitian dan tentu akademis. “ Kata saya.
“ Bisa jelaskan konkritnya ?
Saya berdiri dari rebahan di sofa dan duduk menghadapnya. “ Gini ya, Ling. Bisnis di era modern sekarang ini berkembang dengan pesat sekali. Perubahan terjadi disemua sektor. Informasi datang begitu cepat. Nah kalau kita tidak punya team penelitian, kita akan jadi orang bego ditengah perubahan. Kesepian di tengah keramaian. “
Aling menyimak.
“ Ada enam manfaat penelitian itu. Pertama, dengan penelitian akan memperluas pengetahuan dan informasi. Misal ada peluang mau investasi jalan tol. Dari hasil penelitian bisnis kita tahu bahwa infrastruktur jalan tol itu bagian dari pengembangan kota satelit dan TOD. Nah kalau mau masuk ke bisnis jalan tol, kita tidak hanya focus kepada pendapatan tarif tol, tetapi juga pengembangan kota satelit dan TOD. Kalau hanya andalakn dari tariff, jelas terbelakang berpikirnya. Secara bisnis itu tidak layak.
Misal lagi. Kita dapat peluang bangun smelter Bauksit. Kita tidak hanya melihat tersedianya sumber daya mineral Bauksit, tetapi juga memperhatikan tersedianya listrik yang murah. Karena 80% cost pengolahan bauksit itu adalah energi. Kalau tidak ada sumber daya energi murah, seperti PLTA, ya investasi smelter bauksit itu tidak layak.
Kedua. Dengan penelitian visi kita semakin taja. Walau apapun bisnis selalu ada tantangan namun kita berkembang karena adanya hambatan itu. Analoginya gini. Tahu jeruk? Tahu kan. Nah kalau kita hanya tanam jeruk dan jual jeruk. Itu sangat bersiko karena mudah busuk. Harga tergantung musiman. Petani tidak bisa makmur walau mereka punya lahan pertanian jeruk. Solusinya? Holding punya estate food jeruk di Hunan. Jeruk kita olah jadi bahan baku obat. Ini tentu membutuhkan tekhnologi prosesing sepator memisahkan unsur kimia pada jeruk itu agar VItamin C, A dan lainnya terurai. Setelah diuraikan kita murnikan dan packing Jadilah produk yang menjamin supply chain pabrik pharmacy. Nilai tambahnya 10 kali daripada petani jual jeruk doang. Bisa sustain tanpa ada gangguan apapun. Paham?
“ Wah paham sekali, terusss”
“ Cabe ditanam. Hasilnya dijual untuk sayur perasa pedas. Tapi juga beresiko paska panen. Mudah busuk. Di Jilin, Cabe kita olah dengan tekhnologi cold drier agar aroma dan rasa tidak berubah. Dari sana dihasilkan chili powder, untuk mensuply food Industry produksi sauce. Atau seperi kita punya kebun pisang di Laos. Kita olah pisang dengan tekhnologi separator agar unsur kimianya bisa diurai sehingga bisa jadi bahan baku untuk indusri pharmaci dan makanan. Bisnisnya terus sustain tumbuh berkesinambungan tanpa peduli krisis”
“ Terusss”
“Orang biasa bangun mall. Visinya jual atau sewakan kios. Kita membangun mall, vsi kita sediakan tempat display product branded standar premium. Sewakan kioss hanya USD 30/M2. Sepi pembeli, tewas tuh kios. Tapi sewakan kios untuk display product branded USD 300/M2. Mau ramai atau sepi, tetap dibayar sewa. Perbedaan visi itu tentu berbeda dalam hal design dan management. Jadi bisnis sama. Tetapi revenue beda..”
“ Ale suka sekali kalau kamu bicara soal bisnis, terus aja bicara”
“ Orang biasa bisnis IT, visi mereka jualan akses kemudahan belanja. Mereka harus bakar uang untuk promosi. Tetapi visi kita dalam bisnis IT, mengubah tataniaga bisnis agar efisien. Kita tidak perlu bakar uang. Karena perubahan tataniaga itu sudah jadi ekosistem bisnis. Contoh kita punya IT Platform Logistic. Semua tergantung kita. Mereka bakar uang, kita yang dapat nilai tambah”
“ Terus.”
“ Kita tidak punya pabrik celluar seperti Apple. Tapi kita menghasilkan produk yang diperlukan oleh apple. Jadilah kita sebagai supply chain Apple dan lain lain. Tadinya mereka merasa jadi raja. Tetapi lambat laun mereka tidak bisa bisnis tanpa kita. Karena kita kuasai semua riset sparepart mereka. Apple bakar uang untuk promosi dan kita mendapakan nilai tambah karena itu.”
" OK lanjut "
Ketiga, setiap hari Devisi Business Development mengirim laporan penelitian lewat email dan databased ke seluruh unit usaha dan direksi. Memungkinkan direksi dan staf mendapatkan fakta paling mutakhir. Selalu ada pengetahuan dan penemuan baru di berbagai sektor. Jadi kalau ada rapat antar anak perusahaan, internal unit business, antar anak perusahaan dengan induk perusahaan, itu bisa berlangsung cepat. Karena data dan informasi terupdate, membuat mereka lebih siap untuk mendiskusikan suatu topik untuk mendapatkan solusi, dan membangun ide bersama.
Keempat. Setiap rencana business dibuat atas dasar penelitian itu pasti punya kredibelitas tinggi. Sehingga kita mudah mendapatkan dukungan dari stakeholder dan investor institusi. Mengapa ? Penelitian memberikan dasar yang kuat untuk merumuskan pemikiran dan pandangan. Para eksekutif dapat berbicara dengan percaya diri dihadapan investor dan banker. Sehingga mudah kita mendapatkan kemitraan dalam bidang apa saja.
Kelima. Bisnis yang sukses tidak dapat dilakukan tanpa bukti kuat dan riset pasar. Dikatakan demikian, itu menjadikan penelitian sebagai langkah utama sebelum melakukan bisnis apa pun. Bisnis gagal pada tingkat mendekati 90% jika penelitian yang tepat tidak dilakukan. Jadi, selalu lebih baik melakukan riset yang tepat dalam segala hal sebelum terjun ke bisnis apa pun. Bisnis makmur karena mereka memiliki pemilik yang bijaksana yang percaya perlunya team riset yang kuat.”
Keenam. Peluang bisnis itu bisa datang dari mana saja. Para eksekutif dapat memaksimalkan potensi mereka dan mencapai tujuan mereka melalui berbagai peluang yang disediakan oleh penelitian Business Developement. Artinya peluang yang benar apabila didukung oleh penelitian yang benar. Paham ya” Kata saya.
“Wah paham sekali.” Kata Aling tersenyum. “ Terus gimana kamu sampai terpikir perlunya penelitian, dan berani lagi berinvestasi pada Business Development. ?
“ Ya karena saya tidak terpelajar. Saya hanya tamatan SMA. Saya percaya sarjana itu sangat penting dan hebat untuk perubahan peradaban yang lebih baik. Engga mudah jadi sarjana. Lah saya aja gagal jadi sarjana. Makanya saya bangun Business Development divisi. Mereka para peneliti adalah lulusan terbaik universitas. Saya juga kontrak dengan pusat penelitian di kampus kampus kelas dunia. Mereka secara rutin mengirim laporan ke pada Divisi Business Development.”
“ Berani banget kamu. Kan engga kecil investasinya?
“ Business kan harus berani. Tetapi tentu didasarkan oleh visi yang kuat. Kalau tampa visi ya mana berani keluar uang besar untuk hasilnya hanya kertas berisi informasi dan data. “
“ Artinya kalau pemerintah tidak berani investasi dibidang riset, itu artinya memang pemerintah membangun tidak punya visi. Makanya gampang sekali kena Frank, Elon Musk, Masayoshi Son, US- IDFC, SWF Abudabi. Gampang dikerjain Singapore, China, Eropa. Semua rencana tidak berbasis penelitian dan tentu pelaksanaanya tidak efektif dan pasti korup. “ Kata Aling. Saya senyum aja.
Jam 9 malam. Kami keluar kantor untuk makan malam. “ Gimana mengelola sumber daya yang begitu besar dan jumlah unit usaha yang beragam. Maksud saya gimana mengelolanya dari kemungkinan penyelewengan” Tanya Aling.
“ Penyelewengan terjadi karena sistem. Sistem itu disamping berkaitan dengan organisasi juga berkaitan dengan HRD. Dalam organisasi, kami punya dua kamar. Satu kamar untuk supporting group dan satu lagi kamar untuk operation group. Dua kamar ini terpisah dari tingkat Holding sampai ke tingkat anak perusahaan. Antara mereka yang mengawasi, berpikir dan melaksanakan berbeda kamar namun satu ikatan yang terstruktur saling mengikat. Menghubungkan itu semua, ada Governance Risk and Compliance yang d design secara IT.
Secara organisasi itu sudah merupakan pengawasan melekat. Sekecil apapun penyimpangan management process pasti ketahuan. Karena itu akan berdampak kepada kinerja business process. Sementara pada business process berhubungan dengan punishment and reward secara langsung. Holding memberikan bonus yang diatas industri rata rata. Sistem inilah yang membuat proses bottom up sangat efektif menghindari terjadinya moral hazard. Dalam sistem human resource, orang berkembang bukan karena aturan dan standar tetapi kompetensi dan integritas. Kecil sekali terjadi kemungkinan moral hazard. Karena selalu ukurannya kinerja, bukan retorika” Kata saya saat makan malam.
“ Benar juga. Ternyata organisasi modern itu harus bertumpu kepada sains dan seni mengelolanya. Itu saya pahami saat kuliah dulu tapi prakteknya tidak mudah. Karena bagaimanapun tergantung dari boss yang ada di puncak kekuasaan untuk memastikan organisasi berjalan tertip. “
“ Pemimpin itu ada dua jenis. Pertama, pemimpin yang memimpin. Dia tidak sibuk dengan masalah kecil dan keluhan. Karena dia percaya dengan pendelegasian tugas dan wewenang. Dia hanya focus melaksanakan visinya sebagai pemimpin. Bagaimana sumber daya yang ada bisa dioptimalkan agar kepemimpinannnya efektif melaksanakan ide besarnya. Mengajarkan hal yang konstruktif kepada bawahannya agar emosi tetap terjadi secara positip, mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin , menciptakan sebuah inspirasi kolektif. Semua itu tercermin dari caranya berpikir ( way of thinking ) , merasakan ( feeling ) dan kemampuannya memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative.
Kedua, pemimpin yang responsif. Dia selalu sibuk dengan masalah kecil dan mendengar keluhan. Karena dia menganggap orang dibawahnya seperti anaknya yang selalu dia kawatirkan dan jaga. Dia pasti tidak ada waktu memikirkan agenda besar. Dia mudah lelah dan mungkin mudah dikendalikan. “ Kata saya. Sampai apartement sudah jam 12 malam. Saya tahu Aling capek. Karena di dalam kendaraan dia sudah tertidur pulas. Saya terpaksa gendong dari lobi apartement ke kamarnya.