Friday, August 09, 2024

Kerakusan memangsanya

 



Pagi pagi kemarin saya harus ke Singapore untuk lunch meeting dengan relasi SIDC dari NY. Saya naik pesawat ekonomi class. Saat nunggu di ruang tunggu boarding. Ada pria dengan Card tag berlogo Yuan. Saya cepat sekali kenal logo itu. Saya dekati dia dan tersenyum. Dia mengangguk. Sepertinya dia etnis Tionghoa. “ Kamu orang Indonesia ? tanya saya dalam bahasa inggris. Khawatir dia orang Singaporean.


“ Saya orang Indonesia. Katanya dalam bahasa Indonesia. “ Tepatnya Kerawang.” sambungnya.


“ Ada apa ke singapore ?


“ Tugas kantor pak.” katanya dengan ramah. " Bapak ?


“ Saya ada rapat bisnis dengan teman di Singapore. " Jawab saya. " Kamu kerja di PMA ya” kata saya melirik tag card dia.” Udah berapa lama.?


“ Ya Pak. Udah 5 tahun sejak tamat kuliah di Bandung. Tadinya kerja di Singapore, sejak dua tahun lalu kantor buka perwakilan di Indonesia, Ya saya ditugaskan di Jakarta.” 


“ udah berkeluarga. ? Tanya saya. Dia menggeleng dengan sopan. 


“ Kenapa ?


“ Saya masih ada tanggungan. Mama, dan 4 adik saya yang masih kuliah dan sekolah. Papa meninggal 5 tahun lalu.”


“ Oh maaf.” Kata saya.


“Engga apa apa pak.”


“ Emang nggak ada pacar ?


“ Pernah punya pacar. Tetapi kandas. Mungkin dia nggak mau dibebani oleh adik adik saya. ya biasa lah. “ Katanya tersenyum. Obrolan ringan tetapi berkesan.


Saat boarding. Kami berpisah. Dia duduk di Business class dan saya ekonomi class. Saya maklum, Yuan punya standar bagi staf nya dalam melakukan business trip. Sampai di Changi dia tersenyum saat antri di Imigrasi.  “ Pak, bapak ke mana arahnya ? tanyanya ramah.

Saya sebut alamatnya. “ Wah bareng saya aja pak, Kita satu arah. Kantor saya di raffles . Saya dijemput kendaraan kantor”


“ Terimakasih nak. ENgga apa apa saya naik taksi aja”

Dia tersenyum.


Saya baru saja bertemu anak muda yang rendah hati dan bertanggung jawab serta tahu diri. Saya bersukur ternyata standar kepatuhan rekrut karyawan Yuan dilaksanakan dengan konsisten oleh Wenny.


***


Saya datang 2 menit sebelum jadwal. Tom sudah berdiri depan dekat pintu masuk. Lunch meeting di Singapore sudah diatur oleh AMG dari Unit Business SIDC. Ada enam orang. 3 dari team Tom dan 3 lagi dari Team Mathius. Saya mengangguk tersenyum kepada Mathius. 


“ B, saya dan kamu sudah kerjasama lebih dari 10 tahun. “ Kata Mathius. “ product hedge fund saya sekarang runtuh. Saya perlu rescue B. “ Sambungannya. Mathius memang pernah dua kali kerjasama dengan saya dalam mendukung product hedge fund tambang dan Big Pharma. 


“ Its over. “ Kata saya rentangkan tangan.


“ Tapi B. “ Katanya dengan sedikit tinggi tones. “ Anda yang jebak saya dalam berinvestasi di BioEnergy, dan setelah itu anda keluar lebih dulu. Sekarang anda seenaknya angkat bahu”


Saya senyum aja. Itu persepsi dia terhadap saya. Itu hak dia. Dia bukan orang bodoh dan bukan anak anak yang bisa dijebak.


“ Masalahnya sudah terlalu besar outstanding kamu. Itu karena kamu provokasi market lewat keterlibatan Green Fund. Padahal tidak ada kaitannya. Sekarang nilai hedge fund kamu runtuh seiring jatuhnya saham BioEnergy. Idealisme zero emisi itu cukup ada di kapala aktivis dan politisi, bukan pada kita. Kita harus realistis. Engga bisa resiko zero emisi dibebankan kepada investor. Itu tanggung jawab negara. " Kata saya.


“ Ok lah. Terus, gimana solusinya? saya butuh solusi dari anda sebagai teman” Katanya merendah.


“ Its over. “ Kata saya tegas. “ Itu jawaban saya sebagai solusi. Kamu harus tahu kapan berhenti dan berakhir. Anak buah kamu nggak paham tentang resiko buying time ini. Kamu terus diyakinkan mereka bahwa kamu bisa mengatasi semua hal. “ Sambung saya. 


“ Apakah anda sudah baca proposal restruktur asset kami” tanya anak buah Mathius.


“ Tentu saya sudah baca, makanya saya datang dalam rapat ini agar kalian berhenti dalam permainan. Dalam situasi likuiditas sedang lancar, engg ada masalah. Tetapi sekarang likuiditas ketat, proposal itu bullshit “ kata saya. Mereka terdiam. 


Saya berdiri dan segera menyalami Mathius dan timnya. “ Lanjut aja makan siangnya. Karena saya sejak pensiun sudah tidak lagi makan siang.” kata saya tersenyum.


***

Mathius mengejar saya sampai pintu Lift. “ Saya ikut kamu.” katanya. Saya senyum aja. Dalam lift. “ temanin saya minum kopi di sheraton” kata saya. 


“ Kamu tetap bugar. Kelihatan tadi  dari belakang, jalan kamu masih tegap dan ringan. Apa resep nya?


“ Jangan terlalu berpikir tentang hal yang belum terjadi. Waku kita, berkah kita hanya ada pada hari ini. Lakukan setiap hari yang bisa menyelesaikan masalah atau setidaknya mengurangi masalah. Jangan gantung masalah. Karena itu akan memakan diri kita sendiri pada akhirnya.” Kata saya. Mathius mengangguk. Saya tahu berat bagi dia untuk menerima kenyataan. Tetapi saya yakin perjalanan hidupnya sampai diatas tidak mudah. Dia sudah sangat siap jatuh untuk bangun kembali tentunya. Hanya saja sekarang usianya sudah menua. Dia kurang percaya diri bisa memulai dari nol lagi.


Kami memesan kopi dan duduk santai di lounge.“ Ingat kali pertama kita kerjasama. Tepatnya 15 tahun lalu. “ Kata Mathius.” Kita create product hedge fund untuk proyek mining dan Pharma. Dua tahun yang terasa dua abad prosesnya. Kita menikmati sukses bersama. Namun akhirnya saya memilih keluar. Kamu bayar share saya. Saat itu saya marah. Anggap kamu terlalu idealis. Karena konsisten mengembangkan proyek real tanpa hendak terjebak dengan pasar instrument derivative. Padahal saat itu pasar sedang bergairah terutama setelah kejatuhan Lehman dan program QE dilaksanakan AS. Saya baru sadar kini. Kamu benar. Itu menjadi sesal yang tidak bertepi. “ Kata Mathius.  Dengan wajah sedih. 


“ Apa yang saya pahami. “Kata saya.” Dunia hedge fund tak ubahnya dengan dunia politik. Bukan soal data tetapi soal bagaimana data itu bisa dinarasikan untuk menutupi kebenaran. Atau tepatnya, jangan biarkan kebenaran menghalangi cerita yang bagus, terutama jika cerita itu melipatgandakan keuntungan. Persepsi itulah yang dibangun sehingga pasar terjebak untuk dimangsa. Saya tidak bisa menghindari itu sebagai upaya survival. Tetapi saya tahu kapan harus mengakhirinya. “ kata saya.


“ Apa esensi yang kamu pahami itu ?


“ Uang mudah akan mempermudah kerakusan memangsa kita. Bahkan orang baik bisa berubah jadi setan. Jadi kita harus tahu diri. Jangan sampai melewati batas.” Kata saya.


“ Ya paham. Bahkan sangat paham jika akhir-akhir ini semuanya terasa lebih mahal. Coba dech sejak pandemi dimulai. Pada tahun 2020, ketika virus corona membunuh jutaan orang dan melumpuhkan usaha kecil di seluruh negeri, para Big Corp melihat peluang untuk mendapat untung. Smithfield dan Tyson adalah contoh utama. Dengan alasan Pabrik pengemasan daging bekunya tidak bisa bekerja penuh dengan alasan COVID. Tidak aman bagi pekerja. Dengan kelangkaan pasokan itu. Harga jadi mahal berlipat. Pada waktu bersamaan tanpa diketahui publik, mereka tetap saja ekspor ke luar negeri, bahkan jumlahnya lebih besar dari biasa nya. Setelah COVID apakah harga turun? tidak. Bahkan bukan hanya daging yang naik, hampir semua produk pangan naik di tingkat eceran. Terus naik sampai sekarang.


Invasi Rusia ke Ukraina menjadi dalih lain yang mudah untuk mendapatkan keuntungan, kali ini untuk kenaikan harga BBM dan gas. Resiko ketegangan geopolitik itu terus didengungkan dan diulas oleh para influencer lewat media massa. Hal ini mendorong harga komoditas energi jadi naik berlipat. 


Pada waktu bersamaan memaksa pemerintah mendorong bank melonggarkan likuiditas untuk meningkatkan persediaan BBM dan operasi explorasi migas. Pasar modal dan keuangan jadi bergairah. Value saham jadi naik berlipat. Para investor dan pemegang saham menikmati pesta windfall itu. Dan negara juga dapat pajak dari Windfall itu. Tetapi yang jadi korban adalah konsumen. Karena walau harga komoditas di pasar dunia turun, namun harga tidak pernah lagi turun di tingkat eceran. 


Disisi lain ecommerce marketplace menyeret orang banyak keserakahan yang tak terkendali. Mempengaruhi setiap orang dan setiap keluarga. Sampai akhirnya baru disadari bahwa pendapatan mereka tidak cukup lagi untuk membayar harga harga yang terus melambung. Daya beli menurun. Kelas menengah berkurang. Saya tidak tahu apakah saya bertambah usia sehingga otak saya sulit mencerna atau dunia yang semakin tua. Dunia berubah atau kita yang berubah? Kata Mathius


“ Sebenarnya secara phisik tidak ada yang berubah. Gunung tetap di tempatnya. Laut tetap di samudera. Benua tidak bergeser.  Porsi makan setiap orang tidak berubah. Yang berubah itu adalah tingkat kerakusan orang. Terutama skala rakus itu dari tahun ketahun terus meningkat dan modusnya semakin sophisticated, kadang pemerintah korup juga terlibat melakukannya lewat state capture. Karena kerakusan itu membuat nilai nilai yang diagungkan semakin lama semakin berkurang, terutama nilai nilai keadilan.  Bayangkanlah. Penjualan Lamborghini saat COVID mencapai rekor tertinggi. Ketika semua orang prihatin dan negara dihantam resesi karenanya. Pencapaian hasil seperti itu sungguh mengejutkan. Di situasi apapun orang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. 


Ekonomi suram bukan karena ketegangan geopolitik, perang dagang antara China dan AS, pengaruh krisis  tahun 2008. Bukan itu akar masalahnya.  Bahwa sumber masalah adalah imbalance economy. Dan itu akibat kerakusan olikargi kapital yang sudah menjelma menjadi monster dan sangat berkuasa di hadapan negara manapun. 


Bukan hanya pebisnis yang berada di arena kapitalis yang memang sudah rakus, tetapi juga mereka yang memperjuangkan nilai nilai agama terjebak dalam kerakusan itu. Lihat aja disaat umat hopeless dengan kehidupan yang terasa tidak adil, para pemuka agama menikmati kelimpahan dari donasi atas nama Tuhan. Tak ubahnya dengan pemerintah. Atas nama pertumbuhan berkelanjutan  berdasarkan prinsip welfare state, mereka mengumpulkan uang selain pajak lewat skema asuransi jaminan sosial dan tabungan kesejahteraan. Bukannya menambah kemakmuran malah membuat yang makmur jadi miskin dan yang miskin jatuh melarat. “ Kata saya.


Sudah saatnya saya harus kembali ke Bandara. Karena jadwal terbang saya ke Jakarta tiga jam lagi. “ Saya harus kembali ke Jakarta. “ Kata saya. Mathius rangkul saya. Dan saya bisikin” Kamu sahabat saya. Jangan takut jatuh. Jatuh itu pesan cinta dari Tuhan. Agar kamu kembali kepada fitrah-mu. Kamu akan tetap sahabat saya. Saya akan selalu ada disisimu.” Mat berlinang air mata.

Saturday, August 03, 2024

Memperjuangkan keadilan..

 


Biasanya setiap jam 3 sore Pak Mamid pasti sms saya.” Assalamualaikum Pak Haji. “ Dia supir taksi. Itu artinya dia sedang di jalan dan bertanya apakah saya perlu jasa dia. Saya langsung jawab “ ya pak jemput saya jam 7 malam” Saya sebutkan alamatnya. Dia akan jawab “ Siap”. Usianya sekitar 50an. Cerita kali pertama ketemu dia 6 tahun lalu. Saat itu Jam 10 malam setelah ketemu dengan relasi, saya memutuskan untuk pulang. Banyak hal yang saya pikirkan tentang bisnis saya. Ya saya harus terus struggle. Tak berapa lama saya terlibat pembicaraan telp long distance dengan relasi di overseas. Usai itu saya terdiam sambil berpikir. Saya tarik nafas dalam dalam.

"Pak, " Kata supir taksi memecah lamunan saya.


" Ya”


"Tadi barusan saya antar perempuan ke hotel tapi ternyata tamu wanita itu tidak ada di kamar. Wanita itu diusir oleh Satpam Hotel. Padahal ongkos taksi belum dibayar.”


" Terus…"


" saya ikhlas saja.”


" Mengapa ?


" Wanita itu sering pakai taksi saya. Siang hari dia kerja sebagai guru anak anak. Tapi malam hari dia kerja sebagai wanita panggilan”


" Apakah gajinya nggak cukup sebagai guru “


" Dia tidak terima gaji.”


" Mengapa ?


" Karena muridnya anak anak pemulung dan tempat mengajar seadanya. Kadang berpindah pindah..”


" Bagaimana bapak bisa tahu ?


" karena saya yang cari pelanggan untuk dia”


" Dapat komisi ?


' Engga. Hanya dapat ongkos taksi aja”


" Mengapa bapak lakukan ini ?


Supir taksi itu hanya diam.


Saya termenung. Di hadapan saya ada supir taksi yang nampak tak tahu apakah dia bersalah atau benar dengan sikapnya. Yang dia tahu bahwa dia bagian solving problem dengan cara mudah. Benarkah mudah? Entahlah. Yang pasti ada wanita yang berhati mulia harus mengikhlaskan asetnya dijual untuk anak anak yang tak berdosa agar nasib mereka tak sama dengan dia..Orang kecil kadang berpikir sederhana menyelesaikan masalah..Diantara mereka bisa saling melengkapi untuk bertahan hidup.


“ Pak, Seru saya.” Apa bisa bapak atur saya ketemu besok dengan wanita itu “ Pinta saya. Dia menyanggupi. Saya beri dia kartu nama saya. “ Nama saya Mamid pak” kata supir taksi itu perkenalkan diri.  Saat turun dari taksi saya beri dia tip lima lembar pecahan seratus ribu. Dia terkejut tapi saya segera keluar dari taksi. 


***

Besoknya ada SMS masuk “ Pak, Si Eneng bisa ketemu jam 7 malam. “ Saya balas SMS itu, untuk atur ketemu saya di restoran yang ada di Duta Merlin. Chinese restoran. Benarlah. Lewat 5 menit sudah datang supir taksi itu dengan wanita muda. “ Ini uang taksinya pak.” Kata saya serahkan uang 2 lembar pecahan Rp. 100.000. “ Tetapi tunggu saya. Jangan pergi “ sambung saya.


“ Siap pak” katanya sigap. 


Wanita itu kelihatan cerdas. Penampilannya tidak glamor. Tetapi tidak menghapus kecantikannya. “ Siapa namanya ? tanya saya.


“ Winarsih. Panggil Win aja “ katanya lembut tanpa terkesan menggoda.


“ Tadi kamu sekolah apa ?


“ Saya sekolah SMU pak. “  Dia tetap menunduk. Saya perhatikan. Sepertinya dia kelihatan tidak siap ketemu. Ada kesan dia malu. Memang berat mengerjakan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani. Pada hakikatnya dia orang baik.


“ Ok. Saya dapat cerita tentang kamu dari Pak Mamid” Kata saya langsung ke pokok masalah. Khawatir membuat dia tidak nyaman. “ Kamu mau kuliah? 


Dia terdiam. 


“ Saya nggak mau dipiara pak..” Katanya lirih.


“ Siapa yang mau piara kamu? saya tanya kamu mau kuliah?


“ Ya mau…” Katanya lirih tetap menundukan kepala.


“ Kan kamu bisa ambil UT. Jadi nggak ganggu waktu kamu ngajar. Mau ?


Dia terdiam. 


“Saya punya teman. Kamu bisa kerja sama dia.  Sekalian kamu bisa luangkan waktu ngajar anak anak itu. “ kata saya provokasi dia. Dia mengangguk tanda setuju.


“ Ya udah. Kamu temui ibu ini “Kata saya menyerahkan kartu nama Yuni. Dia akan bantu kamu. Sambung saya. 


Sepertinya air matanya berlinang ketika menatap saya “ terimakasih pak.” Tapi lama lama air matanya jatuh. Duh saya tidak bisa lihat wanita menangis. 


“ Ya udah. “ Kata saya cepat. Saya beri dia uang 5 lembar pecahan USD 100. “ Kalau kamu mau makan ya makan aja. Atau kalau mau langsung pulang. Pak mamid akan antar kamu pulang. “ Kata saya.


“ Saya pulang aja ya pak.” Katanya.  Saya mengangguk. Diapun berlalu dari hadapan saya.

Keesokannya saya dapat kabar dari Yuni bahwa Win diterima kerja di unit Bisnis Cold Storage. Setahun kemudian dia ikut program Universitas terbuka. Setelah lulus, Yuni beri dia peluang dalam program magang di SIDC. Dia lulus lewat seleksi ketat. Dia memang cerdas, Kata Yuni, bahasa inggris nya bagus. Tentu peran Yuni juga hebat memprovokasi dan memotivasi dia agar jadi wanita tangguh seperti yang saya mau. Selama itu saya tidak pernah bertemu lagi dengan Win, kecuali dapat laporan perkembangannya dari Yuni.


***


“ Pak, “ Kata supir taksi.  Saat dalam kendaraan antar saya pulang . “ Lebaran tahun kemarin Mbak Win kirimin saya uang dari Turki. Dia kerja di Turki sekarang ya pak” Tanyanya.


“ Ya, Tahun kemarin dia tamat kuliah. Langsung magang di perusahaan teman saya di Hong Kong. Dia ditugaskan di Istanbul. Tahun ini dia akan ikut program management trainee SIDC. “ Kata saya.


“ Dalam suratnya Mbak Win titip pesan agar saya luangkan waktu tengok anak anak didik dia…” Kata pak Mamid. " Tadi waktu dia kerja di Pasar Ikan, 1/3 gajinya untuk bantu anak anak jalanan. " Saya terkesiap. Entah mengapa air mata saya berlinang.


Saya merasa rendah dihadapan Win. Dari awal saya memang tidak punya kekayaan intelektual untuk menasehatinya agar jadi wanita soleha. Win sudah menentukan sikap dan membuktikan tentang Cinta lewat berkorban. Terutama saat dia mengorbankan sesuatu yang pada waktu bersamaan dia tahu itu sangat agung bagi kebanyakan orang. Karena baginya yang agung bukanlah  dirinya, bukan apa yang dimilikinya, semua itu fana. Hanya titipan Tuhan. Baginya tetaplah Tuhan yang Maha Agung. Dia telah melewati batas keimanan orang awam.


Berkali kali saya istighfar. Betapa saya tak pantas berkeluh kesah dengan hidup saya. Karena saya tidak harus menghinakan diri untuk melaksanakan niat mulia saya. Atau tidak seperti Nabi Allah Ibrahim yang diminta Tuhan untuk menyembelih anaknya sendiri. Untuk menguji keimanannya. Apakah dia lebih mencintai Tuhan atau anaknya. Tak pantas saya membusungkan dada dengan ibadah ritual yang saya lakukan karena melakukannya ketika perut saya kenyang dan dompet penuh.


Win sudah seharusnya menata hidupnya. Selagi niatnya tetap berpihak kepada keadilan bagi mereka yang miskin. Tuhan akan jaga hatinya dan dia akan sampai kepada sebaik baiknya kesudahan.


Friday, July 26, 2024

Tangguh tanpa kenal menyerah

 




Walau bisnis nya sama tetapi jalan atau caranya bsa saja berbeda. Anda tahu bisnis tambang?. Kalau anda masuk ke explorasi, anda harus ada teknologi yang menjamin resiko. Itu perlu pengalaman panjang. Anda juga harus punya modal awal besar untuk explorasi sampai bisa di exploitasi. Proses nya tidak sebentar. Resiko menghadang pada setiap step. Apalagi proses mendapatkan konsesi perlu reputasi dan koneksi politik. Rumit kan. Bagi pemula itu tidak mudah. Makanya selalu yang muncul 4 L, lue lagi lue lagi.


Nah bagaimana anda bisa masuk dalam bisnis tambang?. Sebelumnya Anda harus pahami ekosistem dari tambang itu. Pertama, Pemilik IUP. Kedua, Operator.  Ketiga, logistik. Keempat smelting. Kelima, Market offtaker. Dengan mengetahui ekosistem tambang itu, anda bisa melihat ada peluang. Bukan hanya penambang. Tetapi ada peluang lain seperti operator, logistik, smelting dan market offtaker.  Tapi masing masing itu juga perlu dukungan dana dan network. Tanpa itu tidak bisa jalan. 


Tahun 2010 saya masuk ke dalam bisnis tambang. Saya tidak mungkin masuk ke dalam ekosistem tambang. Mengapa ? karena saya tahu diri. Saya tidak mau kerja dibawah kendali orang lain atau posisi saya di  leverage pihak lain. Walau ada untung, jelas bukan cara saya bersikap dalam hidup. Jadi bagaimana?. Beginilah ceritanya.


***

Saya keliling ke semua industri tembaga, baja dan nikel di China, Eropa dan AS.  Upaya ini sudah berlangsung lebih 1 tahun tanpa lelah. Akhirnya ada empat industri baja kelas dunia yang jadi target saya. 2 dari China. 2 lagi dari Eropa dan AS. Yang sulit meyakinkan perusahaan China. Maklum mental dagang mereka kuat sekali. Hitungannya sederhana dan sulit diajak muter muter. 


Akhirnya Zhang CEO industri baja China mau bertemu dengan saya. Itupun setelah saya lobi ring 1 nya selama 1 bulan. Ini kesempatan untuk deal


“ Langsung aja. " Katanya menyilangkan kaki saat bertemu saya di lounge executive. " Apa yang anda tawarkan kepada kami” kata Zhang, Dia lulusan universitas di AS. Walau dia orang China tapi bahasa inggrisnya bagus sekali. Saya tahu dia ingin menyerang saya dengan mindset pedagang. 


“ Saya menawarkan kerjasama kontrak pengadaan bahan baku. Tidak lewat kontrak forward. Tetapi lewat offtake agreement dalam skema counter trade. “ Kata saya. Saya sadar.  Mereka tentu sudah ada supplier nya. Tetapi tidak semua industri baja punya supply guarantee. Umumnya mereka mengandalkan kontrak forward lewat bursa LME. 


“ Apa bedanya dengan offtake agreement pada umumnya?


“ Offtake agreement pada umumnya tidak linked dengan project funding. Sementara counter trade itu bagian dari project funding. Kami undertaker atas pembiayaan tambang dan smelting. Return funding dalam bentuk mineral tambang. Harga berdasarkan replacement cost. Artinya total  dana yang kami investasikan dalam skema counter trade dibagi dengan total produksi. Tentu harganya murah. Kami dapat 10% dari total produksi selama 10 tahun.“ Kata saya berusaha menjelaskan. 


“ Mengapa pemilik tambang mau dengan skema funding itu ? Tanya Zhang mengerutkan kening. Saya tahu, BUMN China sangat konservatif dalam hal project financing. Karena mereka dapat jaminan dana dari negara untuk ekspansi. Jadi mereka ogah mikir yang rumit. 


“ Alasannya pertama, total pengembalian investasi counter trade itu hanya 10% dari kapasitas produksi. Jadi dampaknya tidak significant terhadap program penjualan mereka lewat off take agreement pada umumnya. Kedua, tidak ada bunga dan bersifat unsecure loan.” Kata saya tersenyum tanpa terkesan mengguruinya.


“ Itu artinya walau anda bukan pemegang saham tetapi sama saja anda sebagai pemilik dari Tambang itu.  Bagaimana anda memanage resiko ? tanya Zhang lagi, benar benar kritis ala american style.


“ Kami punya hak menentukan EPC project. Punya hak menentukan operator tambang dan smelting. Kami punya jaringan dengan operator dan smelting kelas dunia dan jaringan logistik juga berkelas dunia. Jadi soal teknologi dan delivery, secure. “ Kata saya dengan meyakinkan. 


Zhang menatap saya lama.  “Kami dapat apa dari skema ini?” Katanya dengan mata elang.


“ Harga mineral tambang 10% dibawah LME. “Kata saya. Akhirnya dia berdiri dan menyalami saya. “ Ok kami siap bergabung dengan skema bisnis anda.” katanya. Saya menuangkan wine ke cangkirnya dan toast. 


Hal tersulit sudah dapat saya kuasai. Tentu yang lain tidak ada lagi masalah. Benarlah. Hanya perlu waktu 4 bulan saya bisa dapatkan kontrak dengan 3 industri hilir baja. 


***

Dari mana duitnya? Di tangan saya sudah ada kontrak offtake market.  Tanpa duit saya tidak mungkin bisa yakinkan pemilik konsesi tambang. Datangi bank?, jelas bank tidak akan mau memberikan dukungan pembiayaan. Karena bank lebih fokus kepada mortgage IUP.  Saya tidak kehilangan akal. Yang jelas di tangan saya ada kontrak market. Dalam bisnis, market itu adalah jantung. Tidak ada bisnis bisa jalan tanpa secure market. Sekarang saya harus datangi raja uang. Yaitu pemain hedge fund yang sudah established dalam project mining. 


Melalui  sahabat saya, Fund manager first class, saya diatur bertemu dengan pengelola dana hedge fund di Swiss. Saya terbang ke Swiss dengan tepat waktu. “ Saya punya mutual fund limited offer yang akan masuk  lewat Exchange trade fund atau ETF. Kalau anda bisa yakinkan underwriter first class, kita kerjasama” Katanya. Engga gratis. Dia engga peduli dengan apa yang saya punya. Dia hanya focus pada skema fundraising saja. Memang rasional. Karena yang tahu pasti project ini secure adalah saya, tentu tugas saya yakinkan penjamin mutual fund itu. Kalau engga,  rating nya akan downgrade. Mana ada investor mau beli.


“ Hanya itu ? tanya saya menegaskan.


“ Ya. “ Katanya tegas.  Saya mengangguk


“ Dalam sebulan kita akan bertemu lagi untuk financial closing. Resiko preparation dan compliance penerbitan mutual fund menjadi tanggung jawab saya kalau dalam sebulan saya gagal financial closing” Kata saya. Dia segera menyalami saya. Selanjutnya team saya dan dia berkerja menyiapkan kontrak.


***

Masalah sumber uang sudah saya dapatkan. Tapi darimana saya dapatkan lembaga yang mau underwrite mutual fund. Apalagi nilainya hampir USD 6 miliar. Pemilik dana besar yang nganggur dan bisa dijadikan program penjaminan adalah dana casino, dana pensiun, dana premi asuransi dan sovereign wealth fund. 


Pemilik dana nganggur di negara maju, itu semua raja uang dan mereka sudah terlalu sangat cerdas dan tamak. Engga mudah dekati mereka. Tetapi saya harus bisa deal dengan mereka. Gimana caranya. Kalau cara baik baik pasti mereka usir saya. Siapalah saya. Minta rekomendasi elite politik jelas tidak mungkin kecuali di Indonesia. 


Akhirnya otak reptil saya menyala disaat kepepet dikejar waktu. Saya melempar fake offering credit enhancement lewat program HYIP kepada investment banker di London. Offering ini tidak saya lempar secara official. Tetapi lewat rumor yang saya tiupkan kepada pacar  CEO investment banker. Karena itu akhirnya saya bisa meeting dengan dia. 


“Anda hanya perlu non depletion account sebagai credit enhancement? Tanya CEO itu. Di sampingnya ada pria botak hidung besar. Non depletion account adalah istilah yang digunakan dalam kontrak penempatan dana pribadi untuk menjamin bahwa trader tidak akan menghabiskan dana klien. Rekening non-deplesi juga dapat bersifat non-refundable atau non-recourse, yang dapat mengurangi risiko investor kehilangan uang.


“ Ya. “ Kata saya mengangguk. “ Saya bayar fee 6% setahun. Itu sama saja 3% diatas LIBOR. 


“Ada dokumen yang bisa kami pelajari ? tanya investment banker.


“ Tidak ada. Ini confidential. Karena saya masuk ke pasar 144A.” kata saya. Investment banker itu terdiam. “ Anda bisa bayar didepan 6% Itu ? tanyanya menyipitkan mata.


“ Ya saya bayar pakai bank guarantee. Jatuh tempo akhir kontrak” kata saya. Investment banker itu mengangguk. Seminggu kemudian dia kabarkan bahwa dia siap kontrak. Deal.


Dengan adanya non depletion account itu, saya struktur jadi penjaminan atas mutual fund yang akan diterbitkan oleh pengelola hedge fund. Agar terhindar dari pajak berganda, maka saya dirikan SPC sebagai guarantor, pemegang saham nya adalah Yuan. Di kelola  di bawah family office di Beijing. Jadi saya tidak perlu expose portfolio saya kepada publik. Belum sebulan saya sudah bisa financial closing. Dananya untuk pembiayaan countertrade tambang. 


Tidak sulit saya dapatkan pemilik konsesi IUP untuk kerjasama counter trade. Karena pengelola dana hedge fund itu jaringan nya  luas sekali di kalangan penambang mineral. Reputasinya AAA rate. Saya deal dengan perusahaan tambang mineral yang punya konsesi di beberapa negara. Tahun 2012 bisnis tambang ini sudah established. 


***

Cost of fund skema ini memang mahal sekali. Itu mencapai 18% setahun. Yaitu fee non depletion account 6%. Bunga mutual fund 7%. Fee manager hedge fund 5%. Belum termasuk lawyer untuk settlement fee, akuntan fee dan ongkos ahli financial analysis. Tapi cost itu tidak ada artinya dibandingkan harga mineral tambang yang saya dapat 30% dari harga pasar. Jadi saya tidak ada resiko terhadap volatile market. 


Tahun 2015, saya exit dari program hedge fund mutual fund. Karena salah satu penambang yang kontrak counter trade dengan saya masuk bursa.  Atas dasar kontrak, pemilik IUP harus ganti biaya investasi counter trade saya berdasarkan harga market saham saat IPO. Dari itu saya dapat capital gain berlipat. Uangnya tidak saya pakai untuk pesta tetapi untuk buyback mutual fund. Saya bisa terhindar dari cost of fund yang mahal. Dengan posisi neraca yang tanpa hutang. Saya bisa terbitkan sendiri Mutual fund mining untuk ekspansi pada beberapa perusahaan tambang kelas dunia. Tentu dengan skema yang sama yaitu counter trade.


Pada musim semi tahun 2019 di Beijing saya bertemu dengan Lyly sahabat saya yang bekerja pada lembaga investasi China. “ Kamu tidak terpelajar. Tetapi gila. Mengapa ? dalam bisnis tambang mineral kamu tidak butuh legitimasi penguasaan sumber daya. Tapi kamu mengendalikan sumber daya lewat uang dan market. Uang adalah darah dalam bisnis. Market adalah jantung dalam bisnis. Tanpa uang dan market, ekosistem mining tidak akan hidup. Walau tanpa ujud, tidak ada dimana mana namun kamu pengendali dimana mana” katanya.


“ Saya tahu itu tidak mudah. Bahkan hampir tidak mungkin bisa dilakukan bagi newcomer.  Keteguhan hati kamu lah yang membuat nothing to impossible “ lanjut Lyly.  Saya tahu Lyly tidak sedang memuji saya tetapi lebih kepada khawatir akan kesehatan saya. Dia tahu dari direksi saya bahwa saya kerja keras setiap hari 18 jam lebih tanpa libur. Kadang tidur pun tidak lelap. Andaikan saya bisa berhutang akan waktu, saya mau hutang. Karena saya merasa tidak cukup waku 24 jam sehari untuk saya bekerja.


Pada tubuh saya, hanya satu centi dari urat nadi saya ada bekas luka. Itu bekas luka ketika menghindari dari serangan katana. Di rusuk sebelah kiri dekat jantung ada bekas luka goresan pisau. Di punggung saya ada bekas luka tusukan juga. Di kepala banyak bekas luka. Karena luka itu sudah lama sekali. Bekasnya sedikit tersamarkan. 


Luka itu saya dapat dalam pertarungan yang berbeda. Bukan karena saya preman jalanan. Tetapi karena saya tidak pernah lari kalau diancam dengan senjata, justru saya sangat bersiap menghadapi ancaman itu. Ini sudah nature alam bawah sadar saya. Mungkin agak sedikit menyerupai autisme. Terkesan tidak rasional bagi orang awam tetapi bagi saya bukan soal rasional atau tidak. Kalau diancam ya saya lawan. Kebetulan saya terlatih bela diri sejak usia ABG. Papa saya masukan saya ke pusat pelatihan karate dan kemudian saya pelajari juga ilmu silat dan taekwondo.


Dalam kehidupan bisnis juga. Sikap saya memang petarung, kadang tidak rasional. Saya tidak pernah takut atau merasa inferior ketemu siapapun kalau saya mau jual barang atau proposal bisnis. Semakin dicuekin semakin saya ngotot. Bagi orang yang sudah sukses dan mapan anggap saya naif. 


“ Kamu bisa apa? sekolah aja hanya SMA. Mau dirikan investment holding. Terlalu tinggi ngayalnya.” Kata Esther pada satu waktu. Itu tidak membuat saya berhenti. Semakin dilecehkan mimpi saya ya semakin saya kejar itu mimpi dan lawan semua hambatan. Engga ada urusan kalau dalam perjalanannya saya harus gagal dan rugi, kadang terhina terkesan naif. Dengan skill financial engineering dan salesmanship yang saya pelajari bertahun tahun, sebenarnya bukan naif tindakan saya. Tetapi memang begitulah proses kehidupan. Tidak mudah.


Luka pada tubuh saya dan termasuk penyakit yang pernah saya hidap seperti radang otak tengah, jantung koroner, asam lambung, dan penurunan fungsi lever, walau sudah sembuh namun membekas sampai kini. Itu semua mengingatkan saya bahwa perlawanan saya terhadap kehidupan ini tidak di ruang hampa. Sekuat apapun jiwa saya menghadapinya pasti berbekas. Tidak gratis. Bekas itu buktinya. 


Hidup tidak akan menjadi kuat dan tangguh saat anda menginginkan semua mudah menjadi kenyataan. Namun karena semua tidak mudah, dan anda lewati dengan berani, telah membuat anda lebih kuat dan lebih tangguh. Apa yang anda alami kemarin sebenarnya itu cara Tuhan membuat anda lebih siap menghadapi masa kini. Bersiap melangkah ke masa depan dengan rendah hati.


“ Dan…” lyly tersenyum penuh arti saat kami berjalan kaki dari cafe ke apartemennya. 


“ Apa ? Kata saya balas tersenyum. Dia menggelengkan kepala dengan wajah merona saat saya lingkarkan tangan saya di pinggangnya. “ Kamu akan selalu jadi sahabat saya dan selalu dalam hati saya “ kata saya. “ Besok kamu akan pergi entah kapan kita akan bertemu lagi..saya selalu khawatirkan kamu, B. ” Katanya sendu. Saya diam dan termenung. Lyly cantik dan berkarir hebat sebagai fund manager pada lembaga investasi kelas dunia. Apa yang membuat dia terlalu terbawa perasaan kepada saya, yang bukan siapa siapa. Cinta itu rumit tidak serumit hedge fund skema.

Berkorban

  Tahun 2019 setelah selesai restruktur utang SIDC, saya sempatkan ke Shanghai untuk meninjau Sub Holding SIDC HighTech. CEO nya adalah Risa...