Saturday, November 11, 2023

Jokowi hebat?

 




Saya duduk santai menunggu jadwal sholat ashar di Starbucks. Ya 20 menit lagi. Sambil minum kopi saya asik dengan hape saya. “ Boleh duduk di sini? kata seorang wanita. Dia menunjuk table saya yang ada kursi kosong..

“ Duduk aja. Ini bukan restoran tapi public cafe. Siapapun bisa duduk di kursi yang kosong. Engga perlu izin segala.” Kata saya tersenyum. Dia duduk dengan wajah keliatannya engga happy. Tak berapa lama dia telp seseorang. Terdengar dia menjawab, oh gitu ya pak. Engga minat ya. Terimakasih “ Saya cuek aja. Itu urusan pribadi dia lah.


“ Maaf pak. “ Serunya. Saya menatapnya “ ada apa ?


“ Apa bapak berminat dengan produk investasi.” Tanyanya. Seperti nya ini salesgirls. Berusaha memanfaatkan peluang dimana saja.


“ Produk investasi apa ? tanya saya. Dia menjawab nama produk investasi yang dimaksud seraya menyerahkan kartu namannya. Saya tahu jenis produk investasi itu. Sebelum dia bicara soal profil produk, saya tanya aja dulu. “ kamu tahu strategi portfolio dari produk investasi yang kamu tawarkan.”


“ Yield lebih tinggi dari bunga bank. “ Katanya memperlihatkan graphik lewat notepad dia. Berusaha provokasi saya agar tertarik.


“ Saya engga tanya soal yield. Saya tanya soal portfilio investasinya. Streteginya. Tahu engga?


“ Kita udah punya track record lama dan selalu menguntungkan nasabah. Yield tetap diatas ratara produk investasi sejenis.” katanya berusaha provokasi saya. Artinya dia tidak paham apa yang dia jual. Dia hanya menjalankan penjualan sesuai dengan training. Tawarkan keuntungan pasti dimasa depan agar sikap rakus orang bisa dipengaruhi dan akhirnya kuasai uang di dompet orang. Ya saya diamkan saja. Kembali ke hape saya. Dia juga diam.

Tak berapa lama. Dia terima telp lagi. Sepertinya prospek kandas lagi. Keliatan murung dia. 


“ Pak, “ Serunya. Saya menoleh kedia dan tersenyum.

“ Sudah lebih sebulan belum dapat clients satupun. Kenapa susah sekali jual produk investasi ini?” katanya. Saya tatap dia sejurus. Dan tersenyum.” Sebenarnya tidak sulit. Terasa sulit karena kamu sedang berproses.” kata saya.


‘ Maksud bapak berproses itu apa ? Tanyanya.


“ Proses itu memerlukan tiga hal, yaitu persistence, knowledge, dan patience” kata saya.


“ BIsa jelaskan apa tiga hal itu ?


“ Persistence atau kegigihan, itu mutlak kamu punya. Banyak orang pintar di kampus tetapi gagal, Itu kraena dia tidak punya persistence. Kalah sama orang yang hanya tamat SMU tetapi gigih. Tapi kegigihan tanpa knowledge bisa berujung frustrasi. Nah dengan knowledge itu, kesulitan tidak dianggap hambatan. Tapi justru peluang untuk terus melangkah melewati waktu.


Kamu tidak akan bisa melewati waktu kalau kamu tidak punya kekuatan spiritual, yaitu kesabaran atau patience. Patience termasuk patuh kepada hukum kausalitas, dan konsesus moral dan etika. Tanpa kesabaran kamu akan jadi tidak tahu malu dan tidak tahu diri. Apapun usaha kamu akan jadi bahan ketawaan orang lain. “ kata saya berusaha mencerahkan.


“ Paham, Kelemahan saya hanya focus how to sale tetapi tidak paham product knowledge. Makanya setiap ada penolakan, membuat saya down dan frustrasi. “ Katanya. Dia menggut manggut. “ Ya. persistence, knowledge, patience.” katanya. Saya diamkan saja sambil lihat hape. “ Benar juga. Anak presiden jadi cawapres itu karena tidak bisa melewati proses. Pastinya engga punya persistence, knowledge, patience dia. Bego gua kalau pilih dia” Kata wanita itu berguman. Saya senyum aja.Azan datang. Saya permisi pergi. Tapi dia minta nomor hape saya.Saya senyum menolak halus..


***

Usai sholat Ashar teman kader partai minta ajak ke Spa. Saya temui dia di lobi hotel dan terus ke tempat spa.  Di tempat Spa sudah ada beberapa teman sedang sauna. “ Ini dia Ale” kata Abeng.” Tulisan dia sering di share di WAG kita. Engga nyangka kan orang yang  hari hari otaknya di bisnis tetapi masih ada waktu menulis. “ Lanjut Abeng. 


“ Yang aneh. Kalau gua ngobrol dengan dia, dia lebih banyak diam dan senyum aja. “ Kata Akhiat.


“ Itu artinya “ kata Abeng. “ Ale tahu omongan lue engga bermutu untuk ditanggapi. Dia anggap buang waktu, akan lebih baik disenyumin aja. “Sambung Abeng. 


“ Tapi dari tulisan lue di blog. Aneh aja.” Kata Erwin kader partai. “ Tadi kan lu bela dan vote Jokowi tahun 2014 dan 2019. Ya kan. ” Tanya Erwin.


“ Gua vote Jokowi bukan karena dia kompeten tetapi karena gua dislike Prabowo. Tetapi bukan dislike karena personal. Itu lebih karena rekam jejak PS yang pernah dinyatakan bersalah oleh dewan perwira tinggi TNI sebagai pelanggar HAM, menculik aktitifis pro demokrasi. Bagi gua, itu tidak bisa dimaafkan kalau dia come back ke politik. Karena bagaimanapun kita memilih calon pemimpin nasional. Kan engga mungkin menyerahkan kepemimpinan kepada orang yang tanganya berlumurah darah anak bangsa sendiri.” kata saya.


“ Sekarang lue sepertinya benci dan marah kepada Jokowi. Kenapa cepat sekali lue berubah. “ tanya Erwin.


“ Yang harus lue pahami. Orang tidak akan mengkritik dan terkesan benci kalau orang tidak mencintai. Sebaliknya orang yang tidak mengkritik hanya memuja, itu bukan cinta tapi budak tolol di era feodalisme. Dan di Indonesia ini masih banyak orang bermental budak. Makanya sulit kita bisa maju. Karena budak kan tidak rasional. ” Kata saya.


“ Padahal Jokowi itu hebat dengan approval rating tinggi diatas 70% ” Tanya Erwin.


“ Approval rating tinggi bukan karena dia hebat tetapi karena Tuhan tutup aibnya. Dan kader partai pengusung dan influencer melindunginya dari oposisi yang menyalahkannya dan niat untuk medegradasi dia. Sehingga publik tidak tahu kekurangannya dan tidak paham cara menilai dia dengan objeftif.” kata saya.


“ Ok, lantas mengapa segitunya lue terkesan menilai Jokowi. “ Tanya Abeng.


“ Jokowi itu besar karena partai yang mengusungnya dan influencer yang terus memujinya sejak periode pertama, sehingga persepsi positif terbentuk untuk seorang Jokowi. Harusnya ini disadari oleh Jokowi. Bahwa nama besarnya berkat perjuangan banyak orang yang melindungi dia dari oposisi, termasuk perang narasi di sosmed dengan pendukung prabowo. Tapi dia memang pemain. Dengan nama besar itu dia ingin jadi raja Jawa. Dia ingin kendalikan partai pengusungnya dan juga partai koalisi. Jadi king maker untuk anaknya. Dia awali dengan drama MK yang meloloskan anaknya jadi cawapres Prabowo. Itu kan konyol. Emang dia siapa? elite partai bukan, jenderal bukan, kiyai pasti engga, bukan pula keluarga pahlawan nasional. Tanpa jabatan presiden dia nothing. “ kata saya.


“ Ya benar juga ya. Dia bermain main dengan konstitusi yang sakral bagi semua orang. Fondasi demokrasi retak karena konsitusi dipermainkan. Ya kini dia sudah menentukan sikap. Engga ada lagi alasan untuk menutupi aib dia. Mereka mencintai NKRI dan Konstitusi pastilah marah dan benci kedia. Wajar aja sebagai sikap rasional cinta. Kini dia pasti dikuliti oleh mereka yang dulu bela dan milih dia. ” kata Abeng.


“ Yang bikin kesel. Jokowi anggap kita semua bego. Dulu orang yang sering hina dia kan PS. Belum lagi gank PS yang dukung PS jadi capres 2019, kasar banget menghina Jokowi di sosmed. Semua pemilih Jokowi membela dengan militan. Eh sekarang enak aja dia endorsed PS jadi capres dengan menjadikan anaknya sebagai Cawapres. Dia engga peduli perasaan pemilihnya yang dulu bela dia agar bisa menang Pilpres 2014 dan 2019. Memang dia tipe orang tidak punya malu dan tidak pandai berterimakasih. “ Kata Akhiat. 


" Kalau gitu siapa di ruangan ini yang pilih GAMA? tanya Akhiat. Semua di ruangan sauna nunjuk tangan. Saya senyum aja dan keluar ruangan Sauna.


Di lounge..


Ditayangan TV, Prabowo kritik menteri keuangan. Dalam catatan Prabowo, rasio perpajakan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau tax ratio to GDP Indonesia ada di angka 9,1%. Angka tersebut jauh di bawah Kamboja (18,4%) dan Vietnam (12,3%). 
"Saya tanya sekarang sebagai putra putri Indonesia bedanya kita dengan orang Kamboja apa, bedanya kita dengan orang Vietnam apa. Apa orang Indonesia lebih bodoh lebih gak becus saya kira ini adalah masalah manajemen," tutur Prabowo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023), Rabu (11/11/2023).


"Kritik Prabowo itu tentu ditujukan kepada Menteri Keuangan, yang dunia akui sebagai Menteri keuangan terbaik. Dan tentu ditujukan kepada boss Menteri keuangan yaitu Jokowi. Artinya dua periode kekuasaan Jokowi hanya doyan belanja tetapi gagal meningkatkan tax ratio. Makanya utang terus. Dalam dunia business, itu kalau ada CEO dan direksi engga bisa naikan ratio Return on Equity, itu sudah dianggap sampah. Walau dia jujur, rendah hati, itu hanya drama. Tetap aja sampah dihadapan pemegang saham." Kata Erwin


“ Ah prabowo memang lagi kesel aja dengan SMI. Karena banyak belanja APBN untuk alutsista ditolak oleh Kementrian Keuangan. “ Kata Herman.


“ Sebenarnya, bukan ditolak. “ Kata Pupung dengan cepat. “ Itu karena Prabowo memaksakan kehendak agar semua permintaan disetujui sesuai alokasi anggaran. Padahal alokasi anggaran itu harus patuh kepada syarat dan ketentuan berlaku. Misal, beli pesawat terbang tempur. Kan harus beli dengan principal, engga bisa dengan broker. Program pembelian alutsista kan terkait dengan industrialisasi pertahanan. Apa jadinya kalau beli dengan broker. Kan kita tidak dapat jaminan transfer tekhnologi.“ lanjutnya.


Menurut saya, kata Pupung lanjut “ bisa jadi kekesalan PS karena Jokowi tidak sepenuhnya dukung strategi kemenangan PS. Termasuk gusur menteri PDIP dan Menteri yang dia tidak sukai, seperti SMI, Basuki, Sadikin, Juga menguasai kantong kantong suara lewat dukungan aparat. Padahal PS berharap dengan Gibran jadi cawapres , Jokowi total all out dukung strategi kemenangan dia.”


Saya senyum aja.


“ Karena problem utama kubu PS adalah soal komitmen pendanaan logistik pemilu yang belum tuntas. Dan nasip Ketum Koalisi masih tersandera kasus di KPK dan jaksa agung. Gerakan civil society seperti ICW terus bersuara. Sementara sponsor dari kalangan pengusaha minta jaminan menang dan itu harus ada jaminan dari Jokowi yang kendalikan TNI dan Polri. Repot kan. “ Kata Herman.


Menurut saya, walau Prabowo mengusung keberlanjutan Jokowi, itu hanya retorika saja. Dia sebenarnya mengikuti arus perubahan Anies. Di mana otoritas pajak dan bea cukai dipisahkan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Lebih jauh lagi kalau baca visi misi PS memang tidak jauh beda dengan Anies. Hanya beda narasi dan retorika doang. Mengapa? PS berusaha menarik pemilih Anies kalau anies gagal masuk putaran kedua. Karena karakter dia memang pragmatis sekali.


***

“ Uda, Yuni baru mendarat di Jakarta. Rencana dari Bandara terus meeting dengan relasi di Grand Hyatt. Bisa ketemu Uda” Kata Yuni via telp.


“ Kapan kamu pulang? Tanya saya.


“ Sehabis meeting Yuni langsung terbang ke Ausi. “


“ Ya udah. Lain kali aja ketemunya” kata saya cepat.


“ Uda engga kangen dengan Yuni?. Kemarin waktu uda di Hong kong, Yuni sedang di Eropa. Kita engga ketemu. Please..” kata Yuni.


“Gua lagi di tempat spa. Gua engga janji. Kalau gua engga dateng, lue lanjut aja dengan bisnis tripnya. “ kata saya. 


Yuni terdiam. 


“ Uda tega..” Katanya matikan telp.


Saya tahu dalam 1 jam dia sudah sampai di Grand Hyatt. Saya langsung ganti pakaian dan terus ke Grand Hyatt. Sampai di Grand hyatt saya sms dia. “ Gua ada di lounge. Lue dimana?


“ Yuni ada direstoran jepang, Yuni  jemput ya?

“ Engga usah. Gua kesana aja.” Kata saya. Sampai di resto. Saya temui Yuni sedang  meeting dengan tiga orang pria. Saya duduk aja. Yuni perkenalkan bahwa saya temannya.


“ Kami tidak bisa membuat keputusan cepat. Peluang kerjasama dengan sumber daya yang besar itu memang bagus.Tapi kami MNC yang terikat dengan ESG. Dana kami dari money market. “ kata Yuni dalam bahasa inggris.


“Apa yang ibu ragukan?


“ Indikator pollitk dan ekonomi belum sepenuhnya mendukung. “ kata Yuni.


“ Lihat indikator fundamental ekonomi Indonesia. “ Kata salah satu mereka memperlihat graphik pertumbuhan pembangunan insfrastruktur lewat notepad.


“ Kami hanya melihat indikator  international. Data dari world bank. Logistic Performance Index (LPI) 2023, Indonesia berada di peringkat ie-61. Engga ada perubahan walau pembangunan meluas. Itu karena data ICOR diatas 7%.Paling tidak efsien. Bisnis kami bertumpu kepada supply chain global.Ya sangat beresiko investasi disini kalau index LPI begitu buruk.” kata Yuni.


“ Tapi sudah banyak investasi SDA di Indonesia. Itu membuktikan peluang dan kepastian hukum meningkat” kata salah satu mereka.


“ Indikator Transparency International, peringkat Indonesia diatas 100. Itu sudah masuk negara korup. Yang mau invest bisa jadi memanfaatkan peluang korup itu, Makanya semua bisnis SDA tidak ada yang qualified ESG. Lingkungan hancur, kehidupan sosial memburuk dan standar moral rusak“ Kata Yuni.


“ Indonesia punya presiden yang lahir dari sistem demokrasi. Approval rating Jokowi diatas 80%.” kata salah satu mereka.


“ Indikator demokrasi di Indonesia tahun 2022, berdasarkan Economist Intelligence Unit, skor 6,71. Skor itu tergolong sebagai flawed democracy. Negara dengan sistem demokrasi yang cacat tidak punya hope. “ kata Yuni.


Mereka terdiam. Saya senyum aja. “ Jadi apa usul ibu?


“ Kalian urus aja izin konsesi atas nama  PT kalian. Saya engga mau keluar uang untuk entertain pejabat. Itu urusan kalian. Setelah itu kita teken buyback agreement lewat skema countertrade. Artinya, biaya smelter dan infrastruktur tambang dari kami. Pengembalian investasi kami lewat buyback produk jadi dengan harga tetap berdasarkan harga bahan baku. Skema invoice akan kita atur kemudian. “ Kata Yuni


“ Kenapa ? Nilai tambah eksport untuk anda semua. Termasuk DHE masuk rekening anda di China.” kata salah satu mereka.


“ Kan itu skema counter trade. Saya beri uang dan barang modal, dan kalian bayar pakai hasil produksi “ kata Yuni menegaskan skemanya.


“ Wah menarik bu. Kami siap dengan skema itu. “ kata salah satu mereka.


“ Ok, kalau sudah siap izin konsesi, kita ketemu lagi” kata Yuni. Dan berdiri.” Permisi saya ada meeting lagi ditempat lain” Yuni lirik saya. Saya ikuti langkahnya keluar dari grand hyatt. “ Lue tega kerjain mereka” Kata saya dalam kendaraan.


“ Kan uda yang ngajarin. “ kata Yuni tersenyum dan peluk saya. “ Kita ke apartement Yuni ya. Sebentar aja.”


***

Dalam perjalanan dari Grand hyatt ke apartement Yuni.” Uda, kenapa mereka tidak paham indikator international terhadap ekonomi dan Politik. Itu kan datanya terbuka sejak Indonesia masuk ke pasar uang dan menganut liberalisasi moneter. “ Tanya Yuni.” Padahal indikator Logistik performance Index, Indikator Persepsi korupsi, ICOR, dan Index demokrasi semua buruk. Masih aja mereka percaya data media massa indonesia yang bias. “ Lanjut Yuni.


“ Masalahnya mereka tidak terlatih berpikir global walau mereka punya rumah di luar negeri dan sering ke mancanegara. Walau mereka pengusaha tetapi sejatinya mereka hanya broker SDA saja. Hidup mereka engga jauh dari rente dan selangkangan. Mana ada mindset dengan entrepreneurship vision. Maklumi aja. Apalagi rakyat awam. Benar benar buta mereka soal indikator kinerja pemerintah. Hanya percaya narasi influencer doang.“ Kata saya tersenyum.


“ Di luar negeri berita buruk tentang Jokowi merusak demokrasi sangat ramai dibicarakan. Hampir semua media massa mainstream membahas itu. Sampai sekelas majalah Time juga membahasnya.  Sepertinya berita kehebatan Jokowi sekian tahun rusak begitu saja karena berita itu. Ada apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia? Kata Yuni.


“ Ya biasa saja. Politik sayang anak. “ kata saya tersenyum. 


“ Tapi surat utang Indonesia masih dengan rating investment grade“  Kata Yuni


“ Ah rating surat utang engga bisa jadi patokan. Surat utang Venezuela AAA rate. Tapi hanya hitungan hari langsung jadi sampah. Rating itu kan Volatile dan sangat dinamis. Kapan saja bisa berubah cepat. Lihat aja tahun 98, utang negara default terpaksa minta bantuan IMF. Padahal tahun 96 ekonomi kita dipuja IMF sebagai keajaiban Asia” 


“ Jam berapa kamu boading ke Ausi? tanya saya

“ Yuni pakai private jet. Suka suka Yuni lah.” katanya tersenyum." Ya gua lupa, Di depan gua ini CFO world class investment holding" Kata saya. Yuni rangkul saya. " terimakasih uda.”


“ Saya harus segera pulang Yun. Istri saya kurang sehat. “ kata saya. “ Oh ya. Yuni dapat kabar dari kak Florence soal Ibu. Duh ya uda. Maaf, Kalau gitu Yuni antar ke rumah aja ya. “ Katanya prihatin. Saya mengangguk.


***


Hari ini saya bertemu dengan anak muda yang tidak saya kenal sebelumnya. Dia merasa frustrasi karena begitu berat process yang dia lewati untuk meraih mimpinya. Sementara dia tahu ada anak muda, putra presiden yang dibentangkan karpet merah untuk menjadi calon wakil presiden, yang tentu dalam proces berikutnya ayahnya akan menggunakan infrastruktur kekuasaannya agar dia bisa unggul dalam kompetisi Pilpres. Bertemu dengan teman lama pengusaha yang resah karena perubahan sikap Jokowi diakhir kekuasaanya.Tidak seperti Jokowi yang awal dikenal pada pemilu 2014.  


Dan terakhir bertemu dengan Yuni, yang seenaknya pecundangi pengusaha tambang lewat skema counter trade. Itu karena dia sadar bahwa dia deal di negara yang cacat demokrasi sehingga check and balance lemah. Index korupsi buruk, yang membuat pembangunan infrastruktur tidak meningkatkan index Logistik, itu karena ICOR yang tinggi. Memang boleh dikatakan kekuasaan Jokowi dua periode adalah kisah drama fiksi tentang mimpi Indonesia menjadi negara maju. Faktanya, dia tidak membawa Indonesia kemana mana, bahkan mundur  Semoga indonesia baik baik saja..

Saturday, October 28, 2023

Jadi narasumber TA mahasiswa.

 




Saya kebetulan diminta oleh mahasiswa yang sedang TA sebagai narasumber. Dia perlu wawancarai saya. Setelah sebulan lebih WA nya baru saya sanggupi untuk bertemu. Saya menerimanya di kantor saya di Jakarta Barat. Di hadapan saya ada mahasiswi. Dari matanya dia keliatan cerdas, dan penampilannya pernuh percaya diri.Saya suka. Ini ciri khas generasi Z. 


“ Apa yang bapak pahami tentang industri kreatif ? tanyanya. Saya tahu dia bertanya kepada saya sebagai praktisi, bukan akademis. 


“ Hape yang ada ditangan anda itu  berasal dari industrin kreatif yang terpadu. Biaya material produksi 1 unit hape Iphone hanya USD  120. Circuit elektronik nya dibuat dari powder nickel. Satu hape unsur nikel hanya 2% saja. Harga Iphone dijual USD 1000/unit. Value Nickel nya hanya 0,1% dari total harga jual Iphone. Selisihnya adalah nilai ekonomi kreatif. “ Kata saya.


“ Apa saja konten ekonomi kreatif nya? 


“ Ya Software OS untuk berjalannya beragam aplikasi telp pintar, yang harus didukung oleh  design material, processor, memory. Yang berasal dari SDA hanya 0,1%. Sisanya 99,9 % adalah sumber daya manusia. “ kata saya.


“ Itu barang tambang. Bagaimana dengan bahan dari pertanian.


“ Ok. Kita ambil contoh perkebunan kapas. Pakaian itu bahannya berasal dari kapas, dan fibre. Di proses lewat industri tekstil dan garmen. Biaya buat satu lembar kaus tanpa kerah  D&G USD 4 tapi dijual di market USD 40. Nah perbedaaan USD 36 itu adalah nilai kreatifitasnya. Artinya 90% bukan berasal dari SDA tapi berkat SDM.  Sampai disini paham ya.” Kata saya.


“ Paham. “ jawabnya tersenyum. “ Lanjut pertanyaan saya. Apakah cukup sebatas produksi saja ekonomi kreatif terlibat ?


“ Tidak. Masih diperlukan kreatifitas intelektual untuk memasarkannya. Tanpa iklan, tidak mungkin D&G dikenal orang. Tidak mungkin Iphone menjadi hape premium. Di dalam iklan itu tentu ada seni yang ditampilkan lewat mix media. Tanpa art design, copy writer, visual effect, creative media, engga mungkin rancangan pakaian D&G menarik untuk dibeli orang dan tidak mungkin orang mau merogoh dompet diatas USD 1000 per unit Iphone.


Semua benda modern yang ada disekitar kita hanya 10% berasal dari SDA. Sisanya berasal dari intelektual manusia. Kalau nilai ekspor kita katakanlah USD 100 maka nilai tambah output yang didapat oleh industri di Jepang ,Korea, China dan AS, itu mencapai sedikitnya USD 10.000. Jadi paham ya, Mengapa gaji dan upah negara yang tergolong maju itu berkali kali lipat dari upah di Indonesia. Karena value SDM kita hanya 0,1% terhadap output produksi. Jadi jangan bangga bicara hilirisasi kalau industri kreatif tidak tumbuh. Bahkan sama dengan kebodohan. “


Dia mengangguk. 


“ Bagaimana pendapat bapak terhadap bonus demograpi dimana penduduk indonesia itu mayoritas  generasi Y dan Z. Apakah itu bisa jadi potensi besar bagi Indonesia menjadi negara maju. “ Tanyanya lagi.


“ Mengapa kamu tanyakan itu ? 


“ Generasi Y dan Z kan generasi milenial. Mereka yang lahir tahun 81 keatas dan tumbuh dewasa ditengah kreatifitas kemajuan IT dan atau 4G. “ Tanyanya. Saya tersenyum. 


“ Thomas Jefferson pernah berkata. “ Kata saya mencoba mencerahkan. “ Kata katanya yang terkenal, Saya harus belajar politik dan perang agar putra-putra saya mempunyai kebebasan untuk belajar matematika dan filsafat. Putra-putra saya harus belajar matematika dan filsafat, geografi, sejarah alam, arsitektur angkatan laut, navigasi, perdagangan, dan pertanian, agar anak-anak mereka berhak belajar seni lukis, puisi, musik, arsitektur, patung, permadani, dan porselen.  Dari kata kata jefferson itu ada tiga genrasi. Yaitu pertama kita sebut saja generasi jadul. Doyan politik dan perang. Kedua, Generasi Modern. Doyan matematik dan filsafat. Ketiga disebut generasi Milinelial atau 4G. 


Generasi jadul itu sibuk belajar ilmu politik dan perang. Orientasinya memburu kekayaan dan tahta. Apapun dia lakukan untuk mencapai itu, termasuk menjajah atau kolonialisasi. Tidak ada nilai nilai demokrasi, apalagi HAM. KKN udah jadi air susu ibu. Terbelenggu hubungan Patron-Clients. Generasi ini ditutup dengan adanya perang dunia pertama dan kedua.  


Kemudian muncul Generasi modern yang merupakan kelanjutan dari revolusi industri. Generasi ini menjadikan sains sebagai obor  dan alat mencapai kemakmuran. Orientasinya pengakuan diri atas dasar intelektual. Apapun sistem negaranya namun nilai nilai demokrasi dihormati. Hukum tegak. Riset dan pengembangan menjadi ciri negara modern. Tiap negara maju berlomba lomba meningkatkan anggaran risetnya. IPTEK minded. Sayang sekali kita tertinggal soal  alokasi anggaran riset., Kalah jauh dengan anggota G20. Tertinggal jauh soal nilai nilai demokrasi. Artinya mindset kita membangun tetap jadul walau kita hidup di era modern.


Berikutnya, generasi 4G ya gemar belajar seni atau art.  Pekerjaan kasar mengolah SDA sudah tidak lagi menggunakan tenaga manusia tetapi robot. Pengendalian proses produksi sudah menggunakan AI. Kedepan, yang bisa unggul dan survival adalah mereka yang punya skill kreatif seperti art designer, arsitektur, engineering, dokter, Financial analysis dan Financial engineering, media planner dan creative media, lawyer, product development designer, dan lain lain. Mereka menikmati financial freedom karena kompetensi.


Mereka yang hidup dari skill profesional itu sebagian besar menggunakan otak kanan. Orientasi berproduksi patuh kepada standar ESG. Tidak lagi focus mendapatkan pengakuan diri dari luar. Tetapi lebih focus kepada nilai nilai dari dalam dirinya sendiri atasa dasar nilai nilai spiritual. Nah karena mereka punya kemampuan mengakses informasi, mereka kaya akan literasi. Membuat mereka berpikir terbuka tanpa harus menjadi follower buta. Mereka tumbuh dan berkembang diluar bayang orang tuanya dan tidak terikat dengan patron. Mereka sangat mandiri dari standar nilai jadul dan tidak terpengaruh dampak buruk dari modernitas yaitu hedonisme. “ Kata saya. Seruput kopi. Dia menyimak.


“ Nah kalau anda paham yang saya maksud dengan generasi milenial seharusnya anda juga paham bahwa milinenial itu bukan pada usia tapi mindset. Walau usia anda termasuk milienial tapi sikap hidup dan gaya hidup jadul ya tetap aja jadul. Tidak bisa dikatakan sebagai bonus demograpi yang bisa menjadi mesin pertumbuhan menuju negara maju.  Paham ya.” kata saya. Dia menggangguk. Pertemuan itu berakhir karena saya masih ada janji dengan tamu. Tapi mahasiswi itu mengatakan sudah cukup puas dengan penjelasan saya.

Sunday, October 22, 2023

Anak ayam dan kupu kupu

 




Saat masuk SMP tahun 1976, aku punya tetangga. Namanya Agus. usianya lebih tua dariku. Aku kelas 1 SMP dia sudah kelas 3 SMA. Adiknya Dita, satu SMP denganku. Agus memang orangnya pendiam. Lebih sering di kamarnya. Jarang dia bermain dengan teman temanya sebaya. Dia pintar di sekolah. Selalu juara. 


“ Kamu harus tiru Agus. “ Kata Pamanku sambil pegang kepalaku. “ Utamakan belajar agar bisa berguna nanti. Jangan main dibanyakin” Nasehat pamanku. Aku hanya mengangguk. Bagaimanapun aku belajar keras. Jangankan juara sekolah. Masuk rangking 10 saja di kelas aku tidak mampu. Entah mengapa aku lemah sekali pelajaran hapalan.


Ibuku buka warung kebutuhan hari hari di depan rumah. Sore biasanya bapak bapak kumpul di depan warung. Mereka cerita kalau Agus diterima di PTN di Bandung. Lulus lewat test. Ayah Agus cerita bagaimana bangganya dia saat antar putranya ke Bandung. Melihat kampus yang megah. Ayah Agus kerja di stasiun kereta, tentu sangat berharap putranya bisa jadi sarjana dan bekerja instansi yang punya masa depan baik. Setidaknya hidup Agus akan lebih baik dari ayahnya.


“ Biasanya Sarjana ekonomi kerjanya di bank” Kata ayahnya depan bapak bapak.  Para bapak bapak menampakan wajah kagum kepada Ayah Agus. Malam itu pamanku berkata kepadaku. “ Kamu harus tiru Agus. Sekolah pintar dan terima di PTN. Itu membanggakan sekali.” 


“ Ale, sekolahnya engga pintar. Tamat saja dia SMA sudah alhamdulilah.” Kata Ibuku. 


“ Entah bagaimana masa depan anak ini. Sekolah tidak pintar dan orang tua tidak mampu. Kepada siapa dia akan bergantung nanti” kata Pamanku.


“ Anakku punya Allah dan tentu Allah lah tempat dia bergantung. Uni hanya bisa berdoa saja untuk Ale. Apalagi dia anak laki laki tertua kami” Kata Bunda.


***

Tamat SMP , orang tuaku pindah rumah. Aku tidak lagi bertetangga dengan Agus. Dan lagi selama kuliah di Bandung dia tidak pernah pulang. Kelas 2 SMA aku dapat kabar dari Dita, Agus sudah kembali ke rumahnya. Dia sudah sarjana. Menurut Dita, Agus selalu di rumah, Tidak kemana mana. Hanya setahun nganggur, setelah itu dia kerja di Bank. Itupun berkat ayah pacarnya. Tercapai juga cita cita ayah Agus.


Setamat SMA tahun 82, Aku sempat ke rumah Dita sebelum pergi merantau ke Jawa. “ Ale, rencana kuliah di Jawa Ya ? tanya ayah Agus.


“ Tidak kuliah pak. Hanya mau merantau saja.” Kataku. 


“ Gimana lue hidup kalau engga kerja di Jawa” Kata Agus ketus.


“ Saya akan kerja apa saja. Yang penting halal” kataku. Agus tertawa sinis. Aku diamkan saja.


Setelah itu aku pergi merantau ke Jawa.


Tahun 1984. Setelah dua tahun di rantau aku kembali ke kotaku.  Aku dapat cerita kalau Agus sudah menikah. Lengkaplah jalan hidupnya yang terang benderang. Karir agus tentu semakin baik. Tapi masih tinggal dengan mertuanya. “Agus itu hebat. Sarjana dari PTN dan karirnya bagus.” Kata Pamanku. “ Memang kalau anak itu akan sukses sudah keliatan dari kecil. Dia rajin belajar dan kurang main.” sambung pamaku yang bersatire tentang aku yang tidak kuliah dan kerja hanya salesman.


***

Sejak tahun 84 aku tidak pernah dengar lagi cerita tentang Agus. Apalagi dia sudah pindah ke Cabang Bank di Palembang untuk karir yang lebih hebat tentunya. Tahun 93 aku bertemu dengan Dita yang bekerja sebagai ajun akuntan di Pabrik Kulkas. Kantornya di bilangan kota tua.


“Ayahku sudah pensiun. Di rumah hanya ada Ayah dan Ibu. Bang Agus di Palembang dan aku di Jakarta. “ Kata Dita bercerita tentang keluarganya. “ Satu sen pun tidak pernah Bang Agus kirimin uang untuk orang tua kami. Pernah ayah dan ibu ke Palembang ke rumahnya tapi disikapi masam oleh dia dan Istrinya. Entah mengapa dia begitu. Padahal dia sudah kepala cabang.” Kata Dita dengan raut wajah sedih.


“ Ayah sangat bangga sekali dengan Bang Agus. Ayah selalu penuhi kebutuhannya waktu kuliah di Bandung. Setiap bulan ayah harus berhutang untuk bisa kirimin uang ke bang Agus di Bandung. Kami makan sangat prihatin. Hidup dari gali lobang tutup lobang. Tadinya ketika aku terima di PTS di Jakarta, aku berharap bang Agus bisa bantu uang kuliahku . Tapi bang Agus engga mau bantu apapun. Terpaksa aku kerja serabutan di Jakarta agar bisa terus kuliah. Pernah jadi SPG, macem macem kerjaan aku lakukan agar bisa terus kulaih dan lulus jadi sarjana.


Setelah aku kerja, 1/3 gajiku untuk bayar utang ayah. Baru dua  tahun bisa lunas. Tapi ayah sudah sakit sakitan. Kena Ginjal. Butuh biaya berobat. Kemudian ibuku kena penyakit gula. juga sakit sakitan. Terpaksa aku harus berkorban lagi merawat mereka.  Makanya sampai usia  30 tahun masih jomblo. Mana pernah ayah kawatirkan aku. Engga pernah tanya kapan aku akan menikah. Apakah sudah punya pacar. Sepertinya aku ini anak buangan. Tapi aku ikhlas saja” kata Dita.


***

Tahun 2009 Januari aku ketemu lagi dengan Dita. Kami bertemu dalam acara Seminar di Hotel SariPacific Jakarta. Saat itu aku jadi narasumber seminar bertema Krisis Lehman.” Emangnya Ale tadi kuliah dimana ? tanya Dita. Dia peserta seminar.


“ Aku engga pernah kuliah.Tapi entah mengapa aku dijadikan narasumber. “ kataku. 


“ Terlalu merendah Ale. Aku baca profil Ale sebagai narasumber. Hebat. “ kata Dita tersenyum bangga " Lihat Ale bicara depan peserta Seminar aku sempat mikir bagaimana Ale sahabat masa kecilku yang selalu berjalan bertelanjang kaki. Tidak punya sepatu olah raga. SMA di sekolah pavorit tetapi tidak malu dagang kaki lima. Tidak pernah mampu masuk universitas. Tapi kini bisa bicara di hadapan para sarjana hebat, bicara tentang hal yang rumit terutama bagi orang Indonesia. Dari kecil aku bangga dan senang punya Ale sebagai sahabat. Sangat penolong kepada wanita dan selalu mengalah. Aku ingat tahun 93 Ale titip uang untuk kedua orang tuaku. Halus sekali perasaan Ale saat memberi uang kepadaku. Tak ingin menyinggung perasaanku.  " Lanjut Dita, Aku senyum aja.


“ Kenapa aku harus bohong kepada sahabat masa remajaku. “ kataku tersenyum. Aku ajak Dita minum kopi di kafe di hotel itu seusai seminar.


Aku dapat cerita dari Dita tentang Agus, Abangnya. “ Tahun 2002 bang Agus kena kasus. Dia terpaksa berhenti kerja di bank. Setelah itu hubungannya dengan istri tidak lagi harmonis. Tahun 2004 mereka bercerai. Rumah dan harta semua diambil oleh istrinya. Bang Agus sekarang tinggal sendirian di rumah warisan orang tua kami. Karena ayah dan ibu sudah meninggal sejak tahun 96. “ kata Dita.


“ Oh …” aku hanya bisa prihatin saja.


“ Tahun 2006 dua anak bang Agus tinggal bersamaku. Walau kami mampu biayai. Tapi aku beri mereka kesadaran bahwa mereka tidak boleh hidup dari bayang bayang orang tuanya. Apalagi bergantung dari fasilitas orang tua. Mereka juga sadar. Bahwa mereka dikirim kepadaku karena orang tuanya tidak mampu. Kini yang satu masih kuliah. Tapi kerja sambilan sebagai junior programer. Dan satu lagi masih SMU, ikut kursus jasa boga. Aku dukung aja apa mereka mau. Dan lagi keberadaan mereka karena Tuhan. Bukan aku yang minta kedua anak itu tetapi ibunya yang antar mereka ke jakarta untuk tinggal bersamaku. Untung saja suamiku mau terima.” 


“ Eh Dita udah nikah. Kapan ? tanyaku.


“ Tahun 97. Tepat usiaku 34 tahun. Suamiku dari keluarga miskin juga. Dia sukses sebagai pengusaha karena kerja keras dalam kesulitan yang panjang sampai harus terlambat menikah. Untung ketemu dengan aku yang juga perawan tua. Usianya saat menikah 45 tahuh. Ya beda 11 tahun dengan aku.” Kata Dita.


“ Punya anak berapa ?


“ Satu. Untung ya “ Kata Dita tersenyum. “ peranakan ku masih berair dan kokoh. Walau aku hamil usia 36 tahun tapi tetap sehat. “Lanjut Dita, Aku mengacungkan jempol.


“ Ale..” Seru Dita. “ setelah aku menikah. Aku baru paham makna dari perjalanan hidupku dan kedua orang tuaku. Ayahku sangat memaksakan diri agar Agus seperti apa yang dia mau. Apapun  diarahkan dan ditolong. Bahkan perjodohan Agus dengan putri pejabat Bank itupun cara ayahku agar Agus mudah kerja di bank setelah tamat kuliah. Agus memang sukses selagi ayah dan mertua masih ada. Tetapi setelah tidak ada. Dia rentan sekali dengan goncangan. Sekali kena badai dia langsung karam.  


Bang agus memang anak dari orang tuaku tapi dia bukan milik mereka. Ia milik Tuhan. Kewajiban orang tua menyayangi tetapi bukan memaksakan pikiran dan kehendak. Seharusnya ayah percaya bahwa bang Agus punya pikkirannya sendiri dan itu takdirnya. Ya seperti aku. Seperti anak ayam. Setelah besar di patok oleh ibunya  dan dicuekin agar bisa mandiri lewat proses yang panjang. Menjadi orang tua itu tidak mudah. Karena kita harus percaya kepada sunatullah. Ulat harus berjuang dalam kesakitan agar bisa keluar dari kepompong dan setelah itu dia akan berubah jad kupu yang indah. Karenanya proses penyerbuk bunga tanaman terjadi untuk terciptanya buah. Ia pun bermanfaat bagi kehidupan dan semesta. Memang begitu seharusnya. "Kata Dita..

Ingin jadi sahabatmu saja..

  “ Proses akuisisi unit bisnis logistic punya SIDC oleh Yuan sudah rampung, termasuk Finacial closing. Kini saatnya kita lakukan pergantian...