Wednesday, August 16, 2023

Politik dan Uang haram...

 




Di luar Hotel langit kelam dan senja lebam dalam guyuran hujan. Kupandang keluar lewat kaca lebar. Di luar sana. Tentu mereka yang di jalan dan di halte bus kedinginan. Mereka tentu pasrah oleh jilatan tempias hujan atau sesekali cipratan air yang dilindas ban-ban mobil. Angin berkesiur liar kian kemari. Jakarta, hujan deras bagi sebagian orang adalah berkah, namun bencana bagi penduduk Jakarta yang berada di aliran sungai Ciliwung. Tiba tiba air kiriman dari Bogor datang melanda mereka. Ya di lingkungan yang tidak ramah. Hidup memang beresiko. Bagi rakyat kecil, memang kematian sangat dekat. Mati karena kemiskinan atau mati karena bencana. Mereka tidak peduli. Orang banyak juga tidak peduli. Apalagi tidak tercatat dalam statisik dan survey kepuasaan kepada pemerintah.


Seorang wanita masuk cafe. Dia mendekat ke arahku. Aku bersiaga. Khawatir juga kalau-kalau ia ingin menawarkan tubuhnya. Ah tidak mungkin. Ini tempat berkelas. Walau sebenarnya semua pengunjung cafe ini punya black card. Mana berani PSK masuk menawarkan diri.  “Mr. B “ ia menyergapku sebelum aku sempat menggeser tempat duduk di sofa. Aku hanya mengangguk. Sebatang rokok siap dia nyalakan. Tanganku replek dengan korek api menyulut rokoknya. Ia  terima kasih. Sesaat kemudian asap rokok kami sudah berpilin-pilin menjadi satu.


“Erwin minta saya bertemu dengan Anda. “ Katanya. Akupun lega. Ternyata dia bukan orang asing. Setidaknya Erwin adalah sahabatku” Jangan terkejut. Walau kali ini bertemu,  saya cepat tahu anda. Saya pembaca setia blog anda. “Lanjutnya. Usianya diatas 30 tahun. Mungkin sunda atau manado. Entahlah. Putih. Senyum aja. Sambil menanti penjelasan bisnis yang akan dia tawarkan. “ Ini dokument nya” katanya menyerahkan amplop warna biru. Aku buka amplop itu. Hanya kertas selembar. Itu print out dari Black Screen terminal GPI. 


“ Hmm “ kataku. “ Remittance transfer yang terminate sebesar USD 1  miliar. “ Mengembalikan lagi document itu kepadanya.  Tak penting bagiku dokumen semacam itu.


“ Hebat. Anda bisa tahu cepat. Jadi saya tidak perlu jelaskan kepada anda. Mengapa terminate terjadi. Saya berhubungan dengan orang yang tepat. Erwin tidak salah kenalkan anda kepada saya.” katanya tersenyum. Saya mengerutkan kening.  Erwin adalah sahabat saya yang CEO investment banker first class di Eropa.


“ Total dana tersedia USD 30 miliar. Di tempatkan pada 18 rekening di luar negeri. Saya minta anda bantu layering dana ini dan kemudian mengatur untuk di utilize.” katanya. 


“ Anda pasti kena provokasi dari Erwin dan tentu berita tentang saya termasuk hoax. “ kata ku dingin. “ Saya tidak deal dengan uang semacam ini” Kataku menatapnya tajam. Tapi dia tetap tersenyum. Tidak terpengaruh dengan sikapku. Dia merapatkan duduknya ke tubuhku. Entah sengaja atau tidak. Tetapi aku terkesan terintimidasi dengan sikapnya itu. “ Maaf, izinkan saya ke toilet’ Kataku berdiri dan melangkah. Tak berapa lama aku kembali lagi ke table. Tapi tidak duduk bersebelahan dengannya di sofa. Aku duduk berhadapan dengannya.


“Bekerja di mana?” Tanyaku melanjutkan setelah melepas asap rokok untuk kesekian kali.


“Dulu. Di sebuah kantor. Tapi kini buka usaha bareng teman. Asset Management.” Katanya menegaskan seraya menyerahkan kartu namanya. Aku perhatikan. Namanya Arina. Jabatan Dirut


“ Siapa client potensial anda” Tanyaku. “ Maaf kalau lancang”


Dia terdiam. Terus mengepulkan asap rokok Jepangnya. Dia tahu bahwa aku tidak perlu nama clients nya.  Aku perlu sejauh mana wawasannya soal bisnis client nya. Pemain hedge fund dan pengelola PE memang lebih focus kepada informasi bisnis daripada sekedar nama orang atau  pemain.


“ Kamu tahu “ Katanya mulai menjawab pertanyaanku. “  awalnya KPK mengungkapkan dugaan ekspor ilegal dari Indonesia ke Cina dengan jumlah jutaan ton biji ore nikel. Ekspor itu terjadi sejak tahun 2020. Ekspor itu disebut ilegal lantaran Indonesia sudah melarang biji nikel diekspor langsung sebelum diolah. "


" Bisa aja itu perbedaan metode pemeriksaan cargo? Kan bisa saja itu dianggap feronium yang memang boleh diekspor ore. " Kataku.


" Soal pabean mineral dan tambang, china terbaik di dunia. Alat surveyor mereka canggih. Engga mungkin bisa di suap. Jadi engga mungkin China salah tentukan HS code. Ini kasus  terang benderang.  Sudah ada barang bukti manifes yang tidak sama antara pengapalan dengan yang diterima China. Tapi  sangat mudah tahu kalau akhirnya kasus ini akan gone by the wind. “ Katanya.


“ Kan procedure bisnis tambang itu harus ada IUP. IUP dibuat berdasarkan kajian atas berbagai aspek, cadangan, peta lokasi, termasuk kepatuhan kepada standar penataan lingkungan. “ Kataku ingin tahu sejauh mana dia punya akses terhadap transaksi ilegal mining. “ Artinya kan engga ada masalah.” Lanjutku


“ Ya engga ada masalah kalau semua benar. Tapi dalam prakteknya ada istilah DOKTER alias dokumen terbang. “ Katanya tersenyum.


“ Apa itu Dokter ?


“ Ya jual beli dokumen IUP, untuk memenuhi persyaratan pengapalan, dan penggunaan bahan bakar bersubsidi. Itu karena Nikelnya dari lokasi tambang ilegal. Terus ada lagi istilah “ PELAKOR.”


“ Apa itu Pelakor?


“ Itu istilah penambang yang punya IUP tetapi menambang di luar wilayah yang diizinkan, seperti wilayah milik perusahaan lain, wilayah yang masih dalam proses sengketa , dan wilayah koridor atau antara. Itu modus PELAKOR juga ilegal. “ 


“ Mengapa ?


“ Praktik ini berawal dari penetapan izin izin usaha pertambangan (IUP) oleh pemerintah yang amburadul. Tidak mengikuti aspek perizinan. Belum tentu lahan IUP itu ada nikelnya. Yang ada nikelnya harga tanah udah maha.  Ya terpaksa lakukan penyewaan lahan. Bayarnya per ton aja. Praktek ini  melahirkan tiga kelompok pengusaha tambang yaitu pengusaha tambang pemilik IUP tetapi tidak menguasai lahan , pengusaha tambang yang memiliki lahan tetapi tidak memiliki IUP , dan pengusaha tambang tanpa IUP tetapi dapat menambang dengan menyewa lahan.  Kacau kan” Katanya  tersenyum.


“ Tapi kan bisa diketahui praktek jual beli IUP itu? Kan ada perubahan nama pada akte perusahaan.”Kataku lugu.

.

“ Yaa bisa saja. Tetapi yang tercantum pada akte itu namanya Syukri  penjaga pintu kereta, yang alamatnya di gang sempit.  Sementara Udin pemilik sebenarnya ada di jakarta tinggal di tempat elite dan punya koneksi sampai ke presiden dan KPK” Dia tertawa.


“ Terus,  kenapa sampai segitu parahnya? 


“ ya karena semua proses ilegal itu menghasilkan cuan.  “ 


“ Ya kenapa?


“ Contohnya untuk ore kadar 1,8% dengan kadar air 35% harganya US 53 (HPM). Bandingkan harga di Shanghai yang per ton USD 83. Jadi perbedaan harga dengan lokal USD 30. Artinya dari disparitas harga saja smelter sudah untung 65%. Belum lagi smelter dapatkan insentif melimpah dari negara, bebas dari pajak ekspor atau bea keluar.  Tataniaga nikel lokal dikuasai Trader yang punya kontrak dengan Smelter dan penambang. Antara trader dan smelter udah kerjasama. Hubungan mereka di back up oleh politisi dan ring kekuasaan. Mereka mengatur pejabat dari Pemda, Aparat hukum, beacukai sampai pusat." 


“ Oh jadi yang paling gede dapat cuan itu Trader dan Smelter ? tanyaku mengerutkan kening.


“ Ya mereka rajanya. Belum lagi mereka tidak ada tangung jawab terhadap kerusakan lingkungan akibat penambangan. Kan mereka hanya broker. Trader itu brokernya Smelter. Sementara smelter adalah brokernya market di China.“


“ Kok engga bisa diatasi mereka itu ? kataku lugu.


“ Ya itu mereka pasti punya koneksi dengan ring kekuasaan. Dari modus ini saja ratusan triliun uang ilegal berputar. Makanya mereka terus  berusaha pertahankan modus ini. Kalau bisa presiden berikutnya yang ramah kepada mereka. Ya PS kan ada bisnis tambang mineral. Kan Cuan mudah. “ Katanya tersenyum.


“ Semoga Jokowi tetap kuat untuk membawa pelaku kriminal ekspor nikel ore ini ke pengadilan TPPU. Karena negara dirugikan pajak, insentif dan lebih buruk lagi rakyat menderita akibat kerusakan lingkungan yang tanpa trade off akibat ilegal mining. Moga bukan hanya kroco  yang ditangkap . “ Kataku. 


Dia mencibir kearahku. “ Anda naif atau anda sedang bersatire dihadapan saya. “ Katanya.  "  Semua kekonyolan dan kebrutalan bisnis tambang kan bersumber dari pemegang kontrak offtaker. Hubungan offtaker dengan smelter terlindungi atas nama program ekspor dan hilirisasi tambang. Faktanya 90% devisa tidak kembali ke Indonesia. Jadi, offtaker lah yang membuat para bandit tolol pesta pora menjarah sumber daya alam dan merusak lingkungan. Mengapa saya katakan tolol, Karena mereka dapat secuil tapi offtaker dapat banyak.  Kan tolol. Mental terjajah. " Lanjutnya dengan nada mencibir.


Memang Smelter di Indonesia semuanya terikat dengan kontrak offtaker. Sementara offtaker, punya kontrak supply chain industri downstream di China, seperti pabrik alat masak, exterior /interior bangunan, baterai EV, elektronik dan lain lain. Jadi kalau boleh terus terang. Smelter yang ada di Indonesia itu memang dibangun untuk kepentingan pemegang offtaker, yang mungkin saja pemegang saham pada industri downstream secara luas di China dan Korea.


" Tolol kan, bangsa ini. " katanya tertawa. " Kebodohan yang sama berulang. Seperti dulu kejayaan migas era Soeharto, yang menikmati nilai tambah Singapore dan Amrik. Hutan dijarah yang nikmati nilai tambah importir Singapore, Jepang dan Korea. Itu karena kita hanya paham upstream indusri. Sementara downstream industri kita sangat terbatas. Kini kita jadi importir migas. Hutan gundul. Swasembada beras gagal. Kelak mungkin 10 tahun lagi kita akan jadi importir nikel dan turunannya. Karena cadangan nikel habis “ Lanjutnya, Aku senyum aja dalam menyimak. Setidak nya aku tahu bahwa dia bukan sekedar money broker tapi dia memang pemain. 


Dia terdiam. Aku tetap sabar menanti dia bicara lagi. Suka menyimak dia bicara. Setidaknya kini aku harus berterimakasih dikenalkan oleh Erwin. Tapi dia tidak ingin melanjutkan bicara.


“Anda main tambang juga kan? “ Tanyanya. “ Erwin cerita bahwa anda pegang PI tambang dan Offataker buyer pada smelter nickel.” Lanjutnya. Aku senyum aja.


“ Walau anda tidak punya kosensi tambang dan smelter tapi anda menguasai pasar dan uang. Tak ada bedanya dengan saya yang walau tidak punya bisnis tambang tapi saya kuasai putaran uangnya. “ katanya tersenyum. Seakan dia ingatkan bahwa aku dan dia sama sama predator. Aku mulai nyaman berbicara dengannya. Tak terasa lebih satu jam kami bicara. Hujan di luar sudah berhenti. 


“ B, bantu saya. “ katanya kembali kepada penawaran awalnya. “ Ini akan mudah. Maklum menjelang pemilu. Client saya perlu uang untuk logistik pemilu”


“ Ok “ kataku kemudian pindah duduk di sampingnya. Aku tidak perlu ragu lagi siapa dia. Dia tersenyum meletakan tangannya di pahaku. Aku buka hape dan kirim email ke dia


“ Saya udah kirim email ke kamu. Saya perlu dua informasi tentang rekening dari clients kamu itu. “ kataku. 


Dia segera buka email lewat hapenya. “ Oh ok. Cukup dua informasi ini saja.” Katanya minta konfirmasiku. Aku mengangguk. 


“ Selambatnya besok  kamu udah dapat informasi itu. “ Katanya. “ Setelah itu, kita akan kontrak ya.”


“ Ya. Dan ingat dalam urusan yang lead saya, bukan kamu. Saya hanya deal dengan kamu. Jangan pernah atur saya ketemu dengan pihak lain. ”  Kataku tegas  dengan menatap tajam ke matanya.


“ Siap ! Katanya tegas. “ B, senang bertemu dengan anda. Moga hubungan kita bisa terus berlanjut. Saya punya rumah di Singapore, Nanti saya undang makan malam di rumah saya, Ya.” 


“ Suami kamu ? tanyaku mengerutkan kening.


“ Kami sudah berpisah sejak 3 tahun lalu. “ 


“ Kamu sebenarnya tinggal di singapore atau Indonesia?


“ Lebih banyak tinggal di Singapore. Ya dalam sebulan saya seminggu di Indonesia” Katanya.


“ Oh oke. Bye ya” kataku berdiri panggil waitress. Aku bayar bill. 


 “ Dirgahayu Indonesia” Katanya saat kami berpisah. Entah mengapa aku tertegun saat mendengar dia mengucapkan dirgahayu indonesia. Apakah itu artinya kami menikmati hasil kemerdekaan karena pemerintahan yang lemah dan korup. Sehingga mudah cari uang dari ketololan pejabat dan sistem yang rapuh…Atau karena itu kami tidak pernah berhenti mencintai Indonesia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Entahlah..


***


Benar lah. 2 hari kemudian sejak pertemuan dengan Arina di Cafe hotel Bintang lima bilangan Sudirman. Dia menepati janjinya. Memberikan dua informasi yang aku perlukan. Dari informasi itu aku tahu bahwa rekening itu sudah terstruktur secara sophisticated. Tidak lagi mudah urusannya. Jangankan mengutilize nya, mengakses pun tidak bisa. “ Bagaimana B. ? Desaknya saat bertemu lagi denganku. Tentu dia berharap kontrak. 


“ Maaf.” Kataku seraya menyender ke kursi. “ Tidak ada yang bisa dilakukan atas dana itu. Cari orang lain saja.” Kataku singkat.


“ Tapi B, saya sudah sangat berharap kamu bisa bantu. Rekomendasi Erwin tentang kamu sangat kuat. “ Kata Arina dalam rasa kawatir.” Bantulah saya..”katanya berlinang air mata.


“Ada apa ? Mengapa kamu begitu kawatir?


“ Saya udah urus dana ini lebih dari 1 tahun. Saya terjerat hutang karenanya. Ongkos mengurus ini sangat mahal. Saya terbang ke Swiss, New York. Team saya semua high grade tapi semua gagal. Seperti ada firewall pada setiap langkah saya. “ Katanya. Saya diam saja. “ Semua harta orang tua yang diwariskan untuk saya sudah habis, dan kini saya terjerat hutang.” Katanya sambil terisak isak.  Ah wanita. Walau mereka terkesan kuat tapi tetap saja lemah dan akhirnya menggunakan air mata untuk menunjukan kelemahannya.


“ Berapa hutang kamu? Tanyaku.


“ USD 20 juta. Tapi saya masih ada tanah dan apartement. Mungkin kalau saya jual belum cukup untuk bayar utang.” kata Arina. Aku hanya diam. Lengkaplah informasiku tentang Arina. Dia kini pecundang. Warisan orang tua hanya setahun habis ditangannya. Itu karena dia berusaha melewati bayangannya sendiri. Bekerja diluat kompetensinya. Tapi karena nafsu rakus itu mengaburkan akal sehatnya. 


“ Begini, saya ada solusi” kataku. Seketika raut wajah Arina cerah dan dia tersenyum. “ Saya punya teman pengelola shadow banking Dia mungkin bisa utilize rekening tersebut sebagai bounty asset. Kalau kamu perlu USD 20 juta. Dia akan  beri. “


“ Hanya itu ? 


“ Ya hanya itu kemungkinannya. “Kataku santai. “ terserah kamu. Kalau ok, saya akan kenalkan dengan shadow banker. Kalau engga, ya udah.” kataku. Arina terdiam. Lama dia mikir. Aku diamkan saja. 


“ Ok, Kenalkan saya dengan shadow banker itu”. Akhirnya dia berkata lirih. Aku beri nomor telp shadow banker itu di London. Kemudian aku telp ke London. Setelah bicara sebentar dengan Arina. Mereka janjian akan bertemu di Singapore.


Seminggu kemudian aku bertemu lagi dengan Arina. “ B, teman kamu, George yang shadow banking itu hanya beri saya USD 2 juta. Alasanya, dana client saya sudah di block semua. “ Kata Arina. Aku tidak response apapun. Karena yang kutahu, Arina terima uang usd 2 juta setelah dia berikan nomor routing access atas rekening clients nya kepada George.


***

Mirna terkejut ketika aku sudah ada depan pintun butiknya. “ Eh bapak. Apa kabar pak” Katanya terkejut. Mirna adalah team shadow ku. Aku keliling ruanganya. Dia mengikuti langkahku. “ Saya tunggu di cafe ini “ kataku memberikan alamat. Dia mengangguk. Mirna ikuti aku ke arah pintu keluar. “ Oh Ya. Putri kamu masih di AS ?


“ Ya pak. Tahun depan selesai kuliahnya” Jawab Mirna tersenyum.  

Akupun berlalu dari butiknya.

Sejam kemudian. Aku bertemu dengan Ira dan Mirna di Cafe Kawasan Kebayoran. Ira adalah teman lamaku dan Mirna.


“ Saya tidak bisa membayangkan bagaimana wajah Airlangga saat harus menyatakan diri bergabung dalam koalisi Pilpres mendukung Prabowo sebagai Capres. Karena munas Golkar mengamanahkan dia sebagai Capres. Munas itu hukum tertinggi dalam partai. Kalau konsesus munas bisa diabaikan demi seorang Prabowo, pastilah ada kekuatan besar yang memaksa Airlangga harus menerima kalah. “ Kata Ira.  


“ Permainan politik menjelang Pemilu 2024 memang brutal. Namun mudah dibaca. Semua partai terjebak dalam kapitalisme kekuasaan yang digerakan oleh dirty money. Golkar, Ketumnya dalam kasus CPO. PAN ketumnya dalam kasus alih fungsi lahan di Riau. Ketua Umum PKB dalam kasus Kardus Durian. “ Lanjut Ira. 


“ Mengapa kleptokrasi justru subur di negera yang menganut demokrasi ?  Tanyaku.


“ Mengapa kamu tanyakan itu ? 


“ Mengingat kegagalan nyata selama 30 tahun upaya berkelanjutan untuk mengekang kleptokrasi sangat sulit dilakukan dalam ekonomi global. Justru karena sistem ekonomi demokratis mendukung terjadinya kleptokrasi. “ Kataku.


“ Pasar keuangan global selama 50 tahun telah betransformasi. Tentu punya efek samping pada politik dunia. Mungkin efek yang paling merusak adalah ledakan aliran keuangan rahasia dalam ekonomi global. Terciptanya sistem keuangan bayangan yang sulit dilacak secara hukum. Berlimpahnya uang gelap ini dimungkinkan oleh maraknya layanan hukum dan keuangan yang berspesialisasi dalam menyediakan anonimitas dalam transaksi lintas batas. Sebagian besar penyedia layanan ini beroperasi di Financial centre offshore. Jumlah yang terlibat sulit untuk diperkirakan secara akurat. Forum Ekonomi Dunia, misalnya, telah menyatakan bahwa uang gelap yang berputar di dunia setidaknya $2,6 triliun dan Bank Dunia memperkirakan bahwa lebih dari $1 triliun dibayarkan untuk suap setiap tahun. 


Perkiraan ini telah dikuatkan oleh karya anekdot tetapi sangat mencerahkan oleh jurnalis investigasi ke dalam dunia keuangan lepas pantai yang suram. Yang paling terkenal adalah pembocoran 11,5 juta dokumen pada tahun 2016  oleh firma hukum Panama, sebuah skandal yang sekarang dikenal sebagai Panama Paper. Memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana uang kotor disembunyikan di lepas pantai dan dicuci ke dalam ekonomi negara-negara maju yang menerapkan demokrasi. Paparan lainnya menunjukkan sejauh mana bank-bank Barat, firma hukum dan akuntan terlibat, yang memungkinkan operasi keuangan terlarang dalam skala gigantik terjadi diatas jargon demokratisasi dan transfaransi. “ Kata Ira.


“ Namun terlepas dari semua upaya itu, ada alasan kuat untuk meyakini bahwa korupsi dan keuangan gelap tetap menjadi ciri utama ekonomi global.  Mengingat demokrasi telah tumbuh selama 30 tahun terakhir, mengapa komunitas internasional tampaknya kalah perang melawan uang kotor? Kataku. Ira terdiam. “ Jangan jangan demokrasi hanya procedure formal untuk melegitimasi kliptokrasi” Kataku tersenyum. 


Usai makan siang tinggal saya dan Mirna berdua.  Saya serahkan dokumen kepada Mirna. “ Pelajari dokumen ini. Besok kamu terbang ke Singapore. Bergabung dengan team George dari Eropa. Viktor akan briefing untuk tugas kamu.  “ Kataku. 


“ Siap pak.” Kata Mirna. Saya langsung berdiri setelah bayar bill.


“  Ya udah. Kamu hati hati ya” kataku berlalu. 


Berharap dari pejelasan Ira, Mirna tidak merasa dibebani rasa bersalah bergabung dalam team. Dia harus tahu bahwa demokrasi bisa saja menampilkan pemerintahan yang dipimpin oleh gerombolan rusa tanpa tanduk,  menyembunyikan taring harimaunya.


***

3  bulan kemudian, aku bertamu dengan Erwin di Singapore atau tepatnya desember 2022. Sebenarnya aku malas bertemu dengan dia. Tapi karena dia berkali laki gedor lewat email dan Safenet, akhirnya aku temui juga dia. 


“ B, ada apa dengan Arina. “ Tanya Erwin dengan wajah tanpa bersahabat saat bertemu denganku. 


“ Engga tahu.” Kataku polos.


“ Bulan lalu, ada aliran dana dari rekening bank papan atas di Swiss. Itu saya tahu berasal dari rekening yang dikelola oleh Arina. Lewat transaksi lelang terbatas barang antik yang berharga ratusan juta dollar. “ Kata Erwin.


“ Saya tidak paham yang kamu maksud.” Kataku mengerutkan kening.


“ Kamu jangan pura pura bego” Kat Erwin dengan keras. Aku hanya diam tanpa terpancing emosi dengan sikapnya.


“ Lelang terbatas itu hanya untuk member super rich dunia. Salah satu peserta lelang itu berasal dari Dubai. Namun aliran dana digerakan oleh agent di Moscow. “ Kata Erwin. “ Team kamu terlibat memanfaatkan jalur lelang bagi komunitas terbatas untuk membuka posisi dana yang di  block otoritas international menjadi unblok. Kamu tahu pasti hanya dengan cara itu kamu bisa jebol restricted fund” Lanjut Erwin.


“ Emang nya siapa saya sehingga bisa melakukan hal canggih seperti dugaan kamu. Dan lagi saya tidak punya bisnis begituan. Terlalu jauh. “Kataku mengibaskan tangan. “ Saya hanya kenalkan Arina kepada pengelola shadow banking di London. Hanya sebatas itu. Setelah itu saya tidak tahu lagi” kataku. Erwin geleng geleng kepala. Dia menatap tajam dan akhirnya berlalu dari hadapanku.


***

Bulan juni 2023, aku bertemu dengan teman. Dia minta aku sebagai konsultan mendampinginya meeting dengan fund manager. Menurutnya fund manager itu punya uang raksasa. Kami terbang ke Singapore. Betapa terkejut aku. Fund Manager yang dimaksud adalah Arina. Dia pura pura tidak kenal aku. Aku diam saja ketika dia presentasikan sumber dananya. Dia perlihatkan black screen dan segala dokumen dana dari bank. Aku tersenyum saja.


“ Bagaimana pendapat kamu? tanya teman saya soal presentasi dari Arina. 


“ Lupakan saja.” Kataku singkat. Arina tidak pernah tahu bahwa semua ceritanya soal dana dan bukti dana ditangannya itu adalah sampah. Tapi dengan modal sampah itu dia berbisnis. Ya dengan memanfaatkan emosi dan kebodohan orang lain untuk jadi korbannya.  


***

Bulan agustus 2023 aku mengantar Mirna ke Bandara. Dia akan tinggal di Canada bersama putrinya. Dengan uang yang dimilikinya sebesar USD 5 juta dari bonus yang dia terima dari George, itu memungkinkan mudah bagi dia pindah warga negara. “ Aku hanya ingin damai dan aman, B. Apalagi kedua orang tuaku sudah meninggal. Tetapi aku tetap cinta Indonesia” Kata Mirna. Aku hanya mengangguk dan tersenyum. “ Jaga diri kamu baik baik. “ Kataku. Dia rangkul aku lama sekali. “ Semoga secepatnya ada lagi tugas untuk saya” Kata Mirna. Aku lambaikan tangan saat dia masuk gate..hampir 10 tahun Mirna jadi anggota team shadow ku. Pada akhirnya demi masa depan anak dan cucunya,  dia harus berdamai dengan kenyataan, yaitu hijrah ke negeri orang. 

Saturday, August 12, 2023

Kelemahan dan kebodohan…

 




Kemarin saya bertemu dengan Hendra dan Faisal. Mereka sahabat lama saya. Kami pernah tahun 1983 sebagai satu team  Salesman di perusahaan asing. Tahun 84 saya keluar dari salesman dan terjun berwiraswasta. Setelah itu kami masih sering ketemu. Namun setelah 87 kami berpisah karena kesibukan masing masing.  Faisal pindah ke kota kelahirannya. Setelah krismon, Hendra pindah ke Malaysia dan sukses mengembangkan bisnis manufaktur dan property di sana. Saya sendiri hijrah ke China dan berkembang disana. Sementara Faisal stuck di kota kelahirannya. Secara ekonomi hidupnya tidak berkembang. Masih sibuk bermimpi tentang kemakmuran dari pemimpin yang terpilih. Masih larut dalam narasi politik hipokrit.


“ Gimana sih caranya negara kita bisa lunasi hutang tanpa harus membebani APBN. Kan sayang sekali, sekita ratus triliun rupiah habis begitu saja untuk bayar bunga. Padahal uang sebanyak itu bisa digunakan untuk macam macam meningkatkan ekonomi dan perluasan infrastruktur.” Kata Faisal. Saya dan Hendra hanya senyum. Kami sebenarnya ogah bicara politik. Saya dan hendra tahu. Kalau kami bertemu, itu cara Faisal butuh subsidi dari kami. Dia tidak meminta tapi kami tahu diri saja. Setelah bertemu, saya dan hendra akan kepalkan uang ketangan Faisal.


Hendra yang ikut serta santai di cafe menjawab” Ah gampang itu. Kita bisa bayar cepat hanya dengan cara merawat hutan. Emisi karbon yang mampu diserap Indonesia kurang lebih sebesar 113,18 gigaton, dan  pemerintah Indonesia dapat menjual kredit karbon dengan harga USD5-10 di pasar karbon, Mudah itu. Hitung aja. Potensi pendapatan Indonesia mencapai USD565,9 miliar atau setara dengan Rp8.000 triliun.”


“ Wow wow… Faisal terperanjat. “ benar begitu caranya? Mudah banget. Utang lunas kitapun bisa makmur.” Kata Faisal. Wajar Faisal terkejut. Karena lebih setengah abad dia tinggal di lingkungan negerinya yang masyarakatnya miskin literasi. Mana terjangkau otaknya soal kredit carbon.


“ Ya. Itu pendapatan pertahun. “ Kata Hendra.


“ Terus kenapa itu tidak dijadikan solusi? Tanya Faisal.


“ Ya kalau kita sepakat masuk ke pasar kredit karbon, dan berharap mendapatkan income dari pasar karbon, ya kita juga harus patuhi standar Environment Social Governance atau ESG. Artinya Negara kita jangan hanya jualan credit carbon, harus juga punya aturan denda kepada perusahaan dalam negeri yang melewati ambang batas karbon. Sehingga demand and supply credit carbon tercipta dan harganya bisa terus naik tergantung pasar. Nah dengan begitu, upaya pengurangan emisi karbon dapat terjadi berkelanjutan dan meluas “ kata saya.


“ Siapa saja yang bakalan kena denda itu ? Kata Faisal


“ Setiap usaha atau badan usaha yang terhubung dengan terjadinya pencemaran dan pengurangan penyerapan emisi karbon atau yang mengakibatkan deforestasi. “ Kata saya.


“ Contohnya ? 


“ Seperti pengusaha tambang batubara, pabrik kendaraan non baterai, pembangkit listrik bertenaga batubara, pengusaha sawit , ya semua jenis usaha yang terhubung dengan faktor pencemaran udara dan deforestasi. "Kata saya tersenyum.


Mereka berdua saling pandang. Akhirnya hening. Saya asik aja merokok. Faisal terdiam dan Hendra tersenyum. Perbedaan yang kotras. Antara kami dan Faisal. Hanya karena lingkungan yang berbeda. Padahal sebelumnya kami pernah satu team dengan Faisal. Tapi karena proses waktu kami berubah dan Faisal tidak. 


Setelah beberapa saat Faisal berkata “ Utang bukan masalah dan kita bisa bayar dengan mudah. Bayarnya cukup jual credit carbon yang memang stok kita besar. Cara membayar yang berakhlak, sekaligus memperbaiki lingkungan hidup kita dan makmur mudah. Tetapi trade off nya kita juga harus buat aturan dengan standar ESG. Apa iya pengusaha tambang, sawit, smelter dan lain lain mau dengan standar aturan ESG itu? “


“ Trade off ini yang sulit. Sulit karena sistem politik tersandera dengan oligarki bisnis. “ Kata Hendra. “ Ya sistem politik yang melegitimasi mind corruption. Seperti halnya APBN di leverage lewat proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU. Atas nama proyek strategis nasional  skema KPBU, proyek itu menjadi sumber daya uang mudah bagi oligarki politik dan bisnis “  Kata hendra. 


Saya termenung denga kata kata Hendra itu. Kalau saya mengkritisi proyek infrastruktur dengan skema KPBU seperti pelabuhan, bandara, jalan toll, PLN, Pertamina, KEK, smelter, itu karena saya orang bisnis. Logika saya,  selagi proyek itu terkait dengan KPBU maka itu pasti bisnis. Soal grand design pembangunan dan niat baik demi pembangunan infrastruktur nasional, itu semua omong kosong. Mengapa? dalam proses deal bisnis, melibatkan banyak pihak dan semua pihak bicara tentang berapa dapat duit. Proses deal terjadi terus menerus dari 8 penjuru mata angin.


Yang jadi masalah adalah wawasan pemerintah terhadap proses bisnis dari adanya proyek KPBU itu sangat terbatas. Misal jalan tol. Pemerintah tidak paham bisnis model dari jalan tol. Sebagian besar pejabat menganggap jalan tol itu bagian dari PSO. Engga percaya? itu buktinya ada Kepres penugasan kepada BUMN karya untuk membangun jalan tol. Ketika negara intervensi maka terjadilah moral hazard. Memang tidak ada dana APBN keluar secara langsung, tapi keluar secara tidak langsung lewat PMN, kemudian di leverage melalui perbankan. Lucunya perbankan BUMN juga. Belum lagi, melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), pembebasan tanah toll dibayarkan melalui APBN. Hingga Agustus 2022, LMAN telah mendanai 104 PSN dengan nilai mencapai Rp97,36 triliun. Sangat miris. Skema Bisnis tapi negara subsidi. Rente yang sangat vulgar.


Karena salah dalam strategi bisnis model, jalan tol yang dibangun tidak menghasilkan cash flow yang cukup untuk bayar bunga dan cicilan hutang bank. Akibatnya semua BUMN Karya sekarang terjebak hutang dan gagal bayar. Terpaksa akhirnya nanti di bailout negara lewat PMN. Artinya pembangunan jalan tol itu sebenarnya bersumber dari APBN. Sementara skema KPBU hanya cara mudah untuk mark up proyek dari sejak pembebasan tanah, biaya konsultant dan EPC. Engga percaya? upaya divestasi terhadap aset BUMN karya untuk lunasi utang, tidak berjalan mulus. Apa pasal?  harga kemahalan. Biaya jalan tol termasuk termahal di dunia. Mencapai USD 7 juta per KM. Padahal di Eropa $1,1-1,3 juta per kilometer. Di India, $1,3-1,6 juta. Di Cina $2,5-3,5 juta.


Apa yang terjadi pada jalan tol juga terjadi pada proyek infrastruktur lainnya. Jokowi sendiri mengakui. Kualitas perencanaan program pemerintah tidak efektif. Misalnya saja, ada pelabuhan baru dibangun tapi tidak memiliki jalan akses. Beberapa Pelabuhan international seperti Sabang dan Kuala Tanjung yang sudah dibangun sepi kapal bongkar muat. Ada pembangunan waduk namun tak memiliki irigasi. Mulai dari irigasi primer, sekunder, maupun tersier. 


Ada 32 bandara berstatus bandara internasional di Indonesia. Akhirnya 15 harus diubah status jadi Bandara domestik. Penyebabnya sepi penumpang. Padahal membangun bandara berstandar international itu triliunan.  Dan itu akan jadi beban bagi PT. Angkasa Pura, yang tentu bersumber dari utang bank. Nanti pasti akan dibailout APBN lewat PMN. Seperti kasus LRT yang salah design.  Kereta cepat yang ternyata jalan akses ke stasiun tidak tersedia. Sehingga baik LRT dan Kereta cepat Jakarta Bandung terjadi cost overrun dan terpaksa molor operasionalnya. Semua  KEK sepi pembangunan industri.


Bahkan amanah UU Minerba untuk hilirisasi. Perencanaan dan aturan tidak mendukung substansi dari program hilirisasi itu. Terkesan tanpa perencanaan. Tidak konsisten. Seperti aturan insentif pajak dan bea atas Industri downstream minerba. Akhirnya akan dicabut. Karena tidak memberikan keuntungan bagi negara. Bahkan mempercepat habisnya SDA. Misal cadangan nikel kadar tinggi hanya tinggal 7 tahun saja. Sementara kadar rendah masih ada 33 tahun. Kadar rendah itu 15KG nikel untuk 1 ton ore.  Bayangkan kerusakan lingkungan akibat exploitasi 1 ton ore agar dapat 15KG nikel. Benar benar tidak cerdas. Makanya pemerintah menghimbau agar stop smelter untuk produksi feronikel (FeNi) dan Nickel Pig Iron (NPI).


" Terima aja nasip " Kata Faisal lesu. “ Tapi bagi kalian yang sudah aman secara financial memang mudah saja kritik pemerintah. Karena kalian hidup sudah mapan secara financial dan tidak hidup dengan mimpi. Hal hitam putih di depan kalain bisa kalian lihat dengan jelas. Tapi bagi saya yang masih miskin dan tidak aman secara financial, berharap kepada pemimpin itu adalah impian. Walau impian bias terhadap realita yang brengsek, namun tetap bermimpi. Memang harus diakui mayoritas rakyat terjebak  kebodohan. Itu kelemahan yang memabukan. “ Kata Faisal. Saya dan Hendra mengerutkan kening. “ Apa peduli kalian. Bagi kalian si miskin itu adalah korban dari kebodohan dan kelemahan. Sama saja dengan ikan kecil dimakan ikan besar di samudera. “ Sambung Faisal. Ada apa dengan Faisal. Mengapa dia paranoid dengan kami sahabatnya


“ Faisal” kata Hendra dengan senyum. “ Begitu banyak pihak yang mencintai negeri ini dan peduli. Kamu baca tulisan Ale di Blog. Itu semua cara dia menncintai negeri ini. Yang bagus dia support dan yang salah dia kritik. Bukan hanya Ale, tapi banyak orang lain yang berusaha mengingatkan lewat kritik tetapi pemerintah tidak mendengar. Bagi pemerintah setiap kritik dianggap politik. Disikapi sinis oleh para partai koalisi pemerintah dan relawan, influencer. Baru disadari belakangan. Tapi semua sudah terlambat. Sementara elite politik dan semua pihak yang punya akses kepada kekuasaan sudah menikmati keuntungan dari kesalahan perencanaan dan pelaksanaan tersebut. 


Mereka sibuk menciptakan narasi excuse, “ oh kita masih belajar. Oh yang penting engga mangkrak. Yang penting proyek selesai. Menutup mata bila ICOR kita sangat buruk. Index korupsi memburuk. Index logistik juga buruk. Gembyar pembangunan hanya ada dalam cerita media massa yang dibayar sebagai influencer. Tak ubahnya dengan lembaga survey yang dibayar untuk membentuk persepsi bahwa tingkat kepuasan rakyat diatas 60%. Kami tahu itu. Rakyat yang percaya karena mereka bodoh. Tapi kami tidak. “ Lanjut hendra.

" Sebenarnya kalau kita membangun dengan akhlak yang baik, maka lingkungan terjaga, udara jadi bersih, ketertipan sosial terbangun dan utang masa lalu bisa dilunasi, bahkan kita bisa dapatkan kemakmuran dari menjaga lingkungan itu " Kata saya. " Tapi masalahnya menerapkan akhlak itu sulit, apalagi harus stop rakus.." Lanjut saya berusaha berdamai dengan realita, setidaknya memberikan hope tetap ada pada orang seperti Faisal…yang lemah dan bodoh.

Wednesday, August 09, 2023

Korupsi..





Tadi siang saya bertemu dengan Aling dan Ira. Kedua mereka adalah sahabat masa muda saya. Walau Ira berkarir sebagai profesional namun hubungan persahabatan dengan saya dan Aling yang pengusaha tidak berubah. Kami makan siang di restoran di  Plaza Indonesia. Yang menarik baik Ira maupun Aling keduanya lulusan luar negeri. Aling S2 dan Ira , S3. Hanya saya yang tidak pernah masuk universitas. Tapi mereka tetap mau menjadi sahabat saya.


 “ Pada bulan juli lalu Windu Aji Sutanto, mantan relawan Presiden Joko Widodo di Jawa Tengah ditetapkan sebagai tersangka ilegal mining nikel di Blok Mandiodo, Sulawesi Tenggara oleh Jaksa Agung. Ini secuil rangkaian dari ekspor ilegal nikel 5 juta ton yang tak jelas ending kasus TPPU nya. Sebelumnya ada kasus judi online ilegal menyebut angka diatas Rp. 100 triliun dan kasus TPPU diatas Rp. 300 triliun. Kedua kasus itu gelap. Kasus BTS Menkoinfo tidak menjangkau korporasi dan anggota DPR dan Parpol. Mengapa sisi penegakan hukum pemberantasan korupsi jadi melemah. Data index korupsi memburuk. Balik lagi ke tahun 2014.” Kata Aling.


“ Masalah pemberantasan korupsi di Indonesia memang buruk. Korupsi tetap menjadi bagian integral dari sistem politik negara dan, jika tidak ada revolusi politik, kemungkinan besar tidak akan hilang dalam waktu dekat. “ Kata Ira.


“ Sejak era Soeharto, korupsi membantu indonesia mencapai stabilitas politik. Itu juga tetap menjadi perekat NKRI. Sistem ini begitu mengakar sehingga bahkan ketika reformasi, tokoh partai yang tadinya oposisi terhadap Soeharto mengambil alih kekuasaan lewat Pemilu , KPK dibentuk tapi nyatanya sejak era Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi trend korupsi terus meningkat, bahkan menurut Mahfud MD, lebih  buruk dari Soeharto. “ Kata Aling.


Saya tersenyum mendengar kata kata mereka.  “ Sis, masalah korupsi Indonesia bukanlah produk kebetulan. Sistem politik di Indonesia yang murni idealis adalah paska Pemilu 1955. Namun karena idealis itu diantara partai yang dapat kursi di Konstituante gagal membuat sistem yang ideal. Akhirnya  kembali kepada UUD 45. Soekarno mengkonsolidasikan kekuatan politik Nasionalis, agama dan komunis. Dia memberi mereka akses ke pos-pos pemerintah. Jadilah kabinet 100 menteri. Sistem yang dihasilkan didasarkan pada transaksi sederhana: kesetiaan kepada presiden, di semua lembaga politik dan peradilan, dengan imbalan akses kekuasaan politik. Tentu ini menimbulkan kecemburuan bagi TNI yang merasa ikut saham mendirikan republik ini.


Era Soeharto , era ABRI berkuasa. Sejak saat itu, jabatan-jabatan pemerintah, baik yang dipilih maupun yang ditunjuk, telah diberikan sebagai bagian dari proses negosiasi tanpa henti untuk mempertahankan kendali kelas politik atas negara dan sistem. Pejabat melihat posisi mereka sebagai peluang untuk menghasilkan uang lewat pemberian fasilitas kepada konglomerat  menguras SDA. Mereka tidak kawatir. Karena kejahatan laten di era Soeharto bukan korupsi tetapi menentang presiden atau dianggap tidak lagi loyal. Tidak ada perbedaan antara partai politik dalam upaya ini. Semua patuh  kepada Soeharto.


Pemerintahan Soeharto berganti dengan rezim reformasi. Meskipun semua partai didirikan sebagai partai pembaharu, namun amandemen UUD 45 tetap saja memberi celah korupsi untuk mengamankan loyalitas di seluruh arena politik. Selama era reformasi, Indonesia telah mengalami dua proses amandemen UUD 45. Di satu sisi, persetujuan DPR atas RUU  liberalisasi besar-besaran, khususnya di bidang energi, minerba, telekomunikasi, dan investasi. Reformasi ekonomi disetujui melalui pengaturan antara partai politik besar. Kesepakatan itu mengakibatkan partai oposisi harus dibungkam lewat kriminalisasi atau ambil bagian korup. Akibatnya mereka , kehilangan kredibilitasnya, karena  publik anggap mereka sama saja dengan koalisi partai pemenang. Semua pengesahan UU Itu dilakukan melalui korupsi, dengan suara yang dibeli, yang memungkinkan aktor ekonomi mendapatkan keuntungan dari sumber daya ekonomi. " Kata saya.


“ Ya.korupsi tiba-tiba menjadi raison d'ĂȘtre komunitas elite. “ Kata Ira. “ Korupsi telah menjadi motif utama orang terjun ke politik. Betapapun mereka menyangkalnya. Faktanya subjek di mana pembahasan APBN, pastilah transaksional diantara mereka. Dan UU KPK dibentuk, hanya untuk menyenangkan para aktivis.  Dan puncaknya era Jokowi, saat DPR 80% dikuasai Partai koalisi pemerintah, UU KPK direvisi. KPK dibonsai sudah. 


Walau retorika begitu indah tentang nilai demokrasi, tetap saja itu semua omong kosong. Mengapa?Pertama, belum ada UU pembuktian terbalik dan perampasan aset koruptor. Secara lebih luas, undang-undang anti korupsi yang ada sebagian besar membahas gejala epidemi korupsi, sehingga membantu mempertahankan status quo. Ia tidak bertujuan untuk menghilangkan sebab-sebab korupsi, seperti halnya lemah nya check and balance antara executive dan legisltatif.


Penting untuk diingat bahwa sistem korup Indonesia  tidak hanya mencakup lembaga dan partai politik, tetapi juga sistem peradilan. Aturan hukum yang mengatur institusi politik selalu didefinisikan dengan cara yang ambigu dan diskresioner. Sehingga memungkinkan mereka untuk mempolitisasi tuduhan korupsi sesuai keinginan mereka. Sebagai sarana untuk menghukum musuh politik dan menjaga disiplin politik. Justru karena korupsi merajalela, selalu menjadi cara termudah bagi mereka yang berkuasa untuk menyerang dan melemahkan musuh politik mereka.


Kekuasaan Presiden yang tidak terkendali digunakan pejabat pemerintah, di semua tingkat pemerintahan, untuk mengkorup APBN dan menguras SDA. Ini juga menyisakan terlalu banyak kekuasaan untuk memutuskan apa yang harus diselidiki di tangan pejabat yang ditunjuk yang terikat pada bos Partai politik. Politisi seenaknya mengabaikan orang-orang yang kritis. Meradang  marah ketika pemimpin dihujat. Yang kritis dipersekusi dan dikriminalisasi. Sementara politisi dan pemerintah tidak malu bila fakta index korupsi terus memburuk. “ Lanjut Ira.


“ Lantas bagaimana mengubah itu semua ? tanya Aling.


“ Saat sekarang sebagian besar rakyat tidak memiliki akses ke sumber daya dan miskin literasi. Dan, justru karena alasan itu, mereka tidak terlalu peduli dengan sistem yang korup. Kekhawatiran dan kepentingan rata-rata rakyat  malah berkisar pada hal-hal yang lebih mendasar dalam hidup, seperti keamanan, pekerjaan, dan pendapatan. Itupun  dengan standar minimal. Kalau yang minimal itu pemerintah bisa develivey, mereka  puja pemimpin seperti Nabi. " Kata saya.


" Tapi kalau minimal itu tidak terpenuhi ?Tanya Aling.


" Ya bersualah seperti kata Tan Malaka, Revolusi tidak bisa di create tapi terjadi dengan sendirinya karena situasi hopeless.. Maka yang terjadi, terjadilah..” Kata saya. Kami semua terdiam. Usia kami sudah menua. Tentu harapan kami agar semua baik baik saja...karena kami tidak pernah berhenti mencintai republik ini.

Ingin jadi sahabatmu saja..

  “ Proses akuisisi unit bisnis logistic punya SIDC oleh Yuan sudah rampung, termasuk Finacial closing. Kini saatnya kita lakukan pergantian...