Teman saya seorang akademisi, Profesor di Tianjin kirim email, “ B, ada mahasiswi phd saya ingin bertemu dengan kamu. Dia sedang melakukan penelitian tentang dunia hedge fund " pesannya. Dia lampirkan juga CV dari mahasiswi itu. Namanya Caihong. Ayahnya dari AS tapi ibunya dari China. Dia sendiri warga negara AS. Usia 32 tahun. Saya reply cepat. “Engga ada masalah. Sekretaris saya akan atur waktu ketemu. Jadwal minggu inilah.”
Tiga hari kemudian saya bertemu dengan Caihong di restoran Jepang di kawasan Harbour Kowloon, Hong Kong. “ Saya pemegang Certificate financial engineering. Namun phd saya mengambil riset tentang restruktur utang. “ katanya mengawali. Dia menjelaskan apa yang dia pahami tentang Rekayasa Keuangan. Bidang multidisiplin yang mengintegrasikan teori keuangan dengan ekonomi, metode teknik, alat matematika, dan praktik pemrograman atau algoritma financial. Saya menyimak saja. Dia cantik dan cerdas, itu kesan pertama saya.
“ Bagaimana sudut pandang anda tentang utang. Mengapa sistem utang itu menjadi tak terpisahkan dari sistem mata uang fiat. Bahkan 90 % produk derivate dalam sistem moneter berupa utang. Saya ingin tahu dari sisi seorang player pasar uang khususnya hedge fund. “ tanyanya.
Saya mengambil seiris daging Tuna dengan sumpit dan memakannya. Ini tuna bluefin“ Saya barusan makan seiris daging tuna seharga HKD 600. Beratnya mungkin 100 gram. Tahu mengapa mahal? Kata saya meliriknya. Dia senyum aja. Karena saya tidak perlu minta pendapat dia.
“ Itu soal teste yang didasarkan kepada secure. dan limited. Secure, katanya itu sehat. Limited, karena mahal. Ini jenis selera rakus, yang ingin secure food dan masuk dalam kalangan selera terbatas. Mereka tidak peduli kalau harga seiris sama dengan upah 1 minggu kerja orang Vietnam atau indonesia atau sehari kerja orang China. Kalau mereka tidak punya sumber daya keuangan melimpah engga mungkin mereka mau telan seiris tuna seharga HKD 600 atau USD 80. Restoran ini sudah menerapkan bisnis hedge fund. Mereka menjual ilusi untuk rasa aman dan limited offer. “ Kata saya. Dia menyimak. Tanpa ikut makan.
“ Dunia ini hanya ada dua jenis. Pencudang dan pemangsa. Masing masing punya kelas berbeda sesuai dengan ruangnya. Sama seperti ikan di samudera. Hewan di rimba dan tentu juga manusia. Kalau orang punya uang berlebih karena pendapatan gaji atau upah. Biasanya setelah membayar tagihan dan biaya hidup, uang itu ditempatkan di bank. Menurut saya saat itu juga dia jadi pecundang. Bank sebagai pemangsa. Karena bunga yang diharapkan dari bank jauh lebih kecil daripada turunnya nilai uang akibat depreciasi dan inflasi.
Perusahaan asuransi menawarkan produk rasa aman dari proteksi atas resiko masa depan. Lucunya produk asuransi itu berkembang luas dari hal yang rasional sampai yang irasional, seperti resiko kebakaran, kesehatan, pensiun, kerusakan, sampai kepada resiko transaksi kuangan dan resiko pencurian harta bernilai tinggi. Menurut saya pemegang polisi asuransi itu, bentuk lain dari pecundang. Karena dari 1000 resiko yang terproteksi yang kena claim hanya 1. Ya sama dengan judi mesin rolet. Lebih banyak yang kalah daripada yang menang
Sedikit cerdas bila kelebihan uang itu ditempatkan pada saham di bursa. Tapi tetap saja dia pecundang. Karena saham itu adalah repleksi dari agenda yang di create oleh fund manager yang kelola reksadana. Turun naik value saham, itu hanya ilusi. Bukan real asset. Jaminan likuiditas nya hanya ilusi market. Sebagian besar putaran pasar ditentukan oleh agenda yang tidak ada kaitannya dengan fundamental emiten
Lebih jauh lagi adalah mereka yang percaya kepada uang, itu juga adalah pecundang di hadapan negara. Setiap surat utang negara diterbitkan. Uang dicetak. Sebenarnya negara berhutang kepada publik dan pada waktu bersamaan mereka merampok hasil kerja keras kita lewat inflasi dan depreciasi mata uang. Nyatanya harga barang tidak pernah turun. Terus bubble. “ Kata saya. Dia tetap menyimak.
“ Yang jadi masalah, lanjut saya. “ mereka yang merasa pemangsa seperti banker, lembaga asuransi atau dana pensiun, pemerintah adalah pecundang dihadapan Pemain hedge fund.” kata saya tersenyum.
Dia mengangguk dan tersenyum.
“ Saya punya data rekening gendut. Bisa saja perorangan, dana pensiun, perusahaan asuransi, pengelola raksadana. Informasi itu saya dapat dari kamunitas banker. Saya tidak tawarkan kepada mereka bunga atau yield tinggi. Karena mereka sudah sangat kaya. Saya juga tidak tawarkan too good to be true. Karena orang kaya pasti cerdas. Tapi saya tawarkan kerakusan diatas rasa aman dan privasi. Misal, saya perlu dana untuk program investasi. Saya struktur rekayasa keuangan, yang terdiri dari jenis bond , target investor dan exit. Tentu saya melibatkan perusahaan sekuritas, notaris, akuntan, fund manager.
Saya jual bond kepada investor A. Saya katakan kepada A, “ uang kamu aman. Karena kamu bisa terbitkan lagi surat utang dengan jaminan bond saya itu dan jual kepada C.” Tentu sebelumnya sudah ada kepastian. Praktis A sudah keluar dari resiko kredit. Tapi A harus bayar selisih bunga antara yang dia terima dari saya dengan yang dia bayar ke C. Katakanlah, dia terima dari saya kupon pertahun 4 % dan dia bayar ke C, 4,25. A hanya keluar uang 0,25% pertahun. 0,25 % itu premium CDS, sebagai jaminan resiko gagal bayar. Wajar kalau selisih itu saya tanggung aja. Toh penikmat utang sebenarnya saya. Kalau terjadi gagal bayar, yang bayar bank sebagai agent CDS.
Apakah penjual CDS itu rugi? tidak. Dia menghimpun dari banyak transaksi dan mendapat premi dari itu. Maklum hampir semua investor surat utang perlu perlindungan resiko gagal bayar. Ya sama dengan perusahaan asuransi. Dari 1000 transaksi yang butuh CDS, yang gagal hanya 1, itupun mereka hanya tanggung resiko default. Resiko jatuhnya harga akibat donwgrade, itu tetap ada pada issuer.” Kata saya.
“OK saya paham itu. itu credit link note namanya.” katanya.” Intinya adalah memastikan bahwa tidak ada peristiwa kredit yang terjadi pada anda yang berdampak pada investor A. Risiko telah diteruskan ke perusahaan C dengan biaya premium. Dan lagi C membayar bond A kan dari market duitnya. Bond yang diterbitkan C itu di buru investor. Karena bancemark nya kan saham bluechip di bursa. Kalau akhirnya semua gagal, ya pemerintah bailout. Kalau engga, investor retail yang rugi. Itu akan sistemik. Smart! Tapi bagaimanapun itu normatif sekali.” Lanjutnya.
“ Benar. Tapi apa peduli saya dengan hal normatif. Teknisnya itu urusan ahli keuangan dan hukum. Saya engga ada urusan kalau skema itu menghidupkan pasar CDS dan akhirnya merugikan investor retail dan memaksa negara bailout. Apalagi target investor saya adalah mereka yang punya hidden fund. 90% uang beredar di dunia berasal dari hidden fund. Lewat struktur financial engineering berupa credit link note itu saya dapat kompensasi berupa layering fee sebesar 30% dari total dana yang dilayering. Dengan uang itu saya bisa bangun bisnis yang menampung angkatan kerja dan mendatangkan pajak untuk negara. “ Kata saya tersenyum.
“ Tapi itu tidak bermoral.” katanya cepat.
Saya tersenyum menatap dia. “ Dari awal saya sudah ceritakan kepada kamu tentang pecundang dan penakluk. Manusia itu bukan hewan. Hewan hanya andalkan tenaga untuk menghindari predator. Tapi manusia dibekali akal. Akal ini menyatu dengan iman kepada Tuhan.Tapi ingat, bukan iman dalam pengertian ritual atau ibadah tapi dalam dimensi hukum ketetapan Tuhan. Kalau kamu percaya kepada Tuhan, maka kamu harus percaya kepada hukum ketetapan Tuhan. “ kata saya.
“ Apa itu hukum ketatapan Tuhan?
“ Misal, hukum gravitasi Walau kamu rajin ibadah tapi kamu lompat dari gedung, itu pasti mati konyol. Mati sesat. Walau kamu jago financial engineering. Hebat dalam hal struktur instrument pasar uang, tapi kamu patuh dengan standar moral. Tidak mau deal dengan pemilik hidden fund. Mana ada yang mau beli bond kamu tanpa rating tinggi. Apalagi atas nama perusahaan SPV. Jangankan kamu, Professor Harvard pun tidak akan bisa jual bond itu. “ Kata saya.
“ Kenapa ? Katanya mengerutkan kening.
“ Ya karena dunia ini memang sudah brengsek dari sononya dan di create Tuhan untuk mereka yang berakal saja. Bukan untuk yang pintar karena merasa idealis. Tapi untuk mereka yang cerdaa, tahu menggunakan akalnya. ” Kata saya tersenyum.
“Skema credit link note itu hanya salah satu dari beragam instument derivatif. So dari skema seperti itu kamu membangun investment holding international. Kamu sibuk berburu underlying lewat akuisisi dan merger berskala gigantik. Dari skema itu kamu berinteraksi dengan pemilik hidden fund dari kalangan pemburu rente di lima benua. Menjadi member club ekslusif di jantung financial center dunia. “ Katanya tersenyum dan mengangguk ngangguk.
“ Menarik sekali cara berpikir kamu. Sangat sederhana tapi kamu sangat kuasai medan permainan, termasuk emosi setiap stakeholder yang terlibat.” Lanjutnya. Saya diam saja lanjut makan.
“ Pak..serunya. Saya mendongak kedia. “ Apa nasehat anda untuk saya.” Katanya. Saya letakan sumpit dan minum sake seteguk.
“ Semua hal tentang financial engineering bisa dipelajari. Yang sulit adalah pengendalian emosi. Spiritual emotion. Hidup tetap humble di tengah sumber daya yang melimpah, itu tidak mudah say… berat sekali. Dari 1 juta pemain yang sukses hanya 1. Mending jadi dosen aja. Ajarkan mahasiswa kamu jadi orang biasa aja. Focus berproduksi dan menjual jasa atas dasar skill. Itu lebih baik.” Kata saya. Usai makan malam, saya minta sekretaris saya antar ke hotelnya. Saya terus ke Conrad cafe ketemu dengan teman teman…
Tahun 2015 atau 2 tahun setelah pertemuan dengan Caihong. Saya baca laporan tahunan dari Tom, CEO asset management company dari Unit business SIDC di New York. Ternyata nama Caihong ada dalam daftar staf direksi bidang analis ekonomi dan starategic. Sampai kini saya tidak pernah bertemu lagi dengan dia…” B, dia terobsesi dengan dunia financial engineering daripada jadi dosen” Kata Tom.