“ Saya mau ke Hong Kong. Saya udak book hotel dan pesawat “ Kata Scoth via email tahun 2004. Dia juga cantumkan nomor pesawatnya dan estimated time arrival. Kenangan saya dengan Scoth melambung awal tahun 90an. Saat itu dia sebagai konsultan Soeharto untuk urusan pembiayaan Pertamina. Dia juga bertindak sebagai agent negosiasi soft loan untuk Indonesia. Saya kali pertama kenalnya saat menjadi rekanan Pertamina. Yang kenalkan salah satu selir Pejabat Pertamina. Kebetulan saya kenal baik dengan putri pengusaha minyak di Singapore yang berteman dekat dengan selir pejabat Pertamina.
Saya suka dengan Scoth karena dia baik sekali. Wawasannya luas sekali. Walau tidak ada hubungan bisnis dengan dia, namun setiap minggu sekali saya sempatkan ajak dia nongkrong di HI menikmati makan malam. Setiap ulang tahu saya selalu tak lupa untuk ucapkan selamat dan ikut merayakan. Saat dia sakit, saya dampingi sampai sembuh di rumah sakit Singapore. Elona istrinya selalu undang saya pesta BBQ di taman belakang rumahnya di Menteng. Lambat laun dia menjadi mentor saya secara tidak langsung. Karena apapun yang saya tanya soal bisnis dan keuangan, dia jawab dengan sangat rasional.
“ Soerhato itu cerdas namun kadang di hadapan investor asing dia terkesan naif. “ Kata Scoth pada satu waktu. “ Dia menolak semua konsesi SDA dikuasai asing. BUMN harus punya saham mayoritas. Tidak boleh asing jalan sendiri atau mitra dengan konglomerat” Lanjutnya.
“ Bagaimana dengan Freeport di Irian Barat ? tanya saya. “ Itu kan 100% dikuasai AS “
“Kamu tahu.” Pengakuan kedaulatan Indonesia sesuai dengan hasil KMB yang berlangsung di Den Haag, Belanda, 23 Agustus - 2 November 1949. Yang mengakui keberadaan Indonesia Serikat atau negara federal. Mengapa? karena memang saat itu sudah terbentuk negara negara federasi seperti Negara Indonesia Timur (NIT) yang berdiri tahun 1946. Negara Sumatera Timur tahun 16 Februari 1946. Negara Sumatera Selatan pada 30 Agustus 1948, daerah meliputi Palembang dan sekitarnya, dengan Presiden Abdul Malik. Negara Pasundan. Negara Jawa Timur pada 26 november 1948. Negara Madura pada 21 Januari 1948.
Juga Balanda melegitimasi terbentuknya negara Kalimantan Barat, Kalimantan Timur Dayak Besar (daerah Kalimantan Tengah) Daerah Banjar (Kalimantan Selatan) Kalimantan Tenggara, Jawa Tengah, Bangka Belitung, Riau Kepulauan. Semuga negara itu, delegasinya hadir dalam KMB. Mereka itu melanjutkan monarki di Indonesia. Belanda memang mendesign Indonesia seperti negara di Timur Tengah.
Namun Soekarno smart. Dia gunakan kekuatan elite politik Islam di parlemen RIS yang mayoritas islam dan pada waktu bersamaan dia menggerakan mesin politik kaum kiri untuk melakukan revolusi rakyat melawan negara bentukan Belanda itu. Chaos ini memang dibenarkan oleh konstitusi RIS pada pasal 43 dan 44. Penggabungan antara negara atau daerah dimungkinkan karena kehendak rakyat. Di tengah krisis politik itu. Parlemen setuju dengan gasasan Natsir untuk kembali ke negara kesatuan. Dengan demikian, negara RIS berakhir dan secara resmi pada 17 Agustus 1950 terbentuk kembali NKRI. Dengan Soekarno sebagai Presiden dan Moh Hatta sebagai Wakil Presiden RI. Setelah itu Pemilu langsung digelar tahun 1955 untuk melegitimasi Republik Indonesia.
Tapi yang harus kamu tahu. Tanpa dukungan Politik AS terhadap Indonesia, tidak mungkin Belanda diam saja saat krisis politik di wilayah federal itu terjadi. Belada tahu kok chaos politik itu karena rekayasa Soekarno yang memang dari awal menolak negara federal, dan tidak nyaman bila irian barat tidak termasuk yang diakui sebagai bagian dari Indonesia. Nah Ale, sejarah itu sangat dipahami Soeharto. Dia sadar bahwa serangan militer Indonesia merebut irian barat tahun 1962 itu juga dukungan AS. Tanpa itu, tidak mungkin Indonesia bisa menang mudah dan sukses melakukan referendum Politik Irian Barat yang melegitimasi kekuasaan Indonesia.
Tahu mengapa saya katakan terkesan naif. Soeharto tidak pernah mempertanyakan Kontrak Karya Freeport di Papua. Bukan karena dia tidak cerdas. Tetapi dia tahu diri. Republik ini berdiri karena konsesi politik international. Tanpa konsesus politik international, tidak akan pernah ada Republik indonesia. Kemerdekaan itu hanya mengubah bentuk negara dari Monarki ke Republik. Dari kolonialisme menjadi globalisme. Esensinya setelah merdeka sama saja. Soekarno maunya presiden seumur hidup. Soeharto maunya terus berkuasa dan Parlemen harus satu suara mendukungnya. Era reformasi, koalisi pemerintah mayoritas di parlemen. Rakyat lemah tetap saja jadi pelengkap derita“ Kata Scoth.
***
Saya jemput Scoth di Bandara Hong Kong. Dia rangkul saya. “ Sehat pak ? Kata saya.
“ Tentu ale. Tetap sehat. Masih bisa main tennis 3 set.” Katanya tersenyum.
Sampai di hotel dan setelah check in. Kami duduk santai di kamar suite roomnya. Saya serahkan satu kotak cigar kesukaannya. Dia juga beri saya dasi sutra. “Ale apa usahanya di Hong kong”
“ Bisnis Maklon di China. Ya eksportir dan produsen tanpa pabrik” jawab saya. Saya juga ceritakan kegagalan demi kegagalan di Indonesia memaksa saya hijrah.
“ Ale, dari awal saya sudah tahu kamu itu jiwa yang gelisah yang sedang berjuang menemukan jati diri. Itu bagus. Di usia emas Ale memang harus begitu. Banyak hal di dunia ini yang tidak kita mengerti. Banyak hal yang ingin kita raih. Sementara kehidupan tidak berubah. Ya yang harus berubah adalah diri kita sendiri. “ Kata Scoth, Dia berdiri mengambil minuman di kulkas. “ Seperti Ale hijrah ke China itu juga upaya untuk mengubah diri lewat pengetahuan dan pengalaman nyata. Bagus itu.“ Katanya menepuk bahu saya.
Manusia itu lahir sama. Orang barat dan orang timur sama saja. Sama sama punya kelemahan dan kelebihan. Yang membedakan kualitas mereka hanya pada mindset. Nah mindset itu sebenarnya sudah terbentuk dari budaya dan dari dalam keluarga. Keluarga ale, kan keluarga pedagang. Lingkungan pergaulan juga berperan lebih membentuk karakter Ale. Cobalah kalau lingkungan pergaulan ALe itu pegawai. Pas Ale gagal, semua mereka akan menyesali mengapa Ale bisnis. Itu resiko besar. Tidak menguatkan. Tapi melemahkan. Sementara karena pergaulan Ale adalah pengusaha, ketika gagal, teman teman menguatkan Ale, Keluarga menyemangati Ale untuk tidak menyerah. Bangkit lagi.
Masalah di Indonesia karena by design memang terjebak antara kebebasan demokrasi dan kebebasan berpikir. Indonesia mungkin tidak sulit mengubah sistem politik dari era order baru ke era reformasi yang menganut demokrasi langsung. Yang sulit adalah mengubah budaya dari Client- partron ke budaya egaliter. Ekonomi Indonesia masih dikeuasai oleh feodalisme. Itu ditandai dengan Rasio GINI yang lebar. Jadi walau demokrasi langsung, orang memilih pemimpinnya tidak mandiri. Kebodohan itu dipelihara. Rakyat banyak bukan hanya miskin harta tapi juga miskin literasi. Menerima begitu saja janji politisi tanpa punya kemampuan mengkritisi secara cerdas. Mereka bersikap apa kata influencer nya saja. Ya rakyat banyak tapi tidak diarahkan terjadinya transformatif. Karena itu siapapun pemimpin di Indonesia akan terpancing bertindak seperti monarki. Ingin terus berkuasa dengan berbagai cara, termasuk menjadi elite partai atau jadi king maker.” Kata scoth
Saya mengangguk dan terpesona. Kemudian dia tatap saya dengan tersenyum. Saya sampai salah tingkah. “ Ada apa pak?
“ Ale kan sedang memanfaatkan geliat pembangun industri di China. Sudah mengalami betapa dahsatnya mesin ekonomi China yang digerakan oleh industrialisasi. Nah niakan nanti kalau ada uang lebih, bangunlah bisnis international holding di Hong Kong. “ katanya provokasi saya.
“ Mengapa ? tanya saya.
“ Hong kong itu didikan inggris, samahalnya dengan Singapore. Inggris mendidik mereka dengan sangat cerdas. Mendesign Hong Kong sebagai masyarakat yang modern dan egaliter. Peluang dan sumber daya keuangan tersedia luas. Hong kong memanfaatkan sumber daya bisnis di China untuk menjadi hub financial. Singapore juga menjadikan dirinya sebagai Hub financial untuk Negara Asean seperti Indonesia.
Di Hong Kong Rasio kredit perbankan terhadap dunia usaha mencapai 124% dari PDB. Singapore juga begitu. Nah bayangkan saja. Sementara peduduk Hong kong tidak lebih 10 juta. Singapore tidak lebih 3 juta. Betapa besarnya dukungan financial untuk dunia usaha. Dan itu cara demokrasi sebenarnya. Demokrasi ekonomi dimana daya dukung financial diatas PDB. Bandingkan dengan Indonesia yang tingkat rasio kredit terhadap PDB dibawah 30%. Itu sangat kecil untuk kamu dapat peluang berkembang. Apalagi kamu tidak ingin menjadi bagian rents seeking.
Ale punya kapabilitas dan daya lentur yang hebat untuk memasuki dunia financial resource. Daya lentur ale udah teruji. Sabar melewati proses dan keinginan terus belajar. Beradaptasi tetapi tidak terkooptasi. Jangan ragu melangkah ke masa depan.” Kata Scoth.
“ Pak Scoth jadi mentor saya ya” kata saya tersenyum malu.
“ Ya tentulah. Kamu kan sudah seperti anak saya. Sekarang saya pejabat otoritas keuangan di AS. Dikrekur loh Ale. Jangan sungkan. Apapun ale perlu, hubungi saya.” katanya merentangkan kedua tangannya dan saya menghambur dalam pelukannya. “ Saya tidak punya anak. Dan kepada istri saya selalu banggakan kamu. Elona selalu tanyakan kamu. Kalau sempat nanti datanglah ke New York. “ Lanjutnya.
***
Tahun 2007 saya mendirikan Asset Management Company di New York. Tahun 2012 Elona meninggal. Saya hadir diacara pemakaman. Dia masih sehat. Tahun 2013 dia pensiun. Sejak itu saya jadikan dia sebagai Mentor SIDC secara resmi. Kalau ke Amerika. Saya selalu sempatkan mampir ke rumahnya di Charlottesville.
Tahun 2018 divestasi 51% saham Freeport sukses dilaksanakan oleh BUMN, Inalum. Divesatsi ini mencapai US$ 3,85 miliar atau Rp 55,8 triliun (pada kurs Rp 14.500). Menurut scoth, skema pembiayaan lewat penerbitan Global bond pasar 144A SEC (S). Ini global bond bersifat unsecure. Artinya off balance sheet. Tidak dijamin oleh Neraca Inalum dan tidak ada jaminan negara. Collateral nya adalah propektus bisnis Freeport yang merupakan sumber daya tembaga dan emas. Ya semacam gadai. Tapi However, since Indonesia is the majority shareholder, environmental and human rights issues are no longer Freeport-McMoRan C's responsibility. The responsibilities are on the Indonesian side. This acquisition is US soft power polecy to transfer responsibility for human rights and the environment to Indonesia. But in business terms, the US does not lose resources and still controls through the 144A global bond scheme.
Usia scoth sekarang 84 tahun. Walau saya berbisnis dengan Investor group China namun China tetap respect dengan saya karena saya punya bapak angkat mantan Pejabat otoritas keuangan AS. Sikap egaliter saya bisa beradaptasi tanpa terkooptasi budaya China maupun AS. Saya tetaplah Ale, putra dari ibu saya…Hidup berakal mati beriman.