Saturday, November 12, 2022

Ikan paus di Samudera

 





Secara coincident aku bertemu Amel di Marina Bay Singapore. Aku mengenal Amel sejak tahun 83. Kemudian kami akrab lagi di Hong Kong tahun 2008. Itu waktu dia melakukan fundraising untuk proyeknya di Indonesia. Waktu itu mitranya adalah mantan banker plat merah. Dia mendirikan holding company dan sudah listed dipasar sekunder Singapore. Ada 4 jenis bisnis dan  puluhan anak perusahaan yang dia kelola dengan melibatkan mitra globalnya dari China, Singapore, Hong Kong dan Amerika. “ Marilah kita cari tempat yang enak ngobrol. Kangen tahu.”Katanya menarik tanganku. Walau usianya sudah kepala 5 namun penampilan dan langkahnya tidak nampak dia menua. Kecantikannya tidak memudar.


Apa yang menarik bagiku tentang Amel.?


“ Kamu tahu kan banyak tadi perusahaan yang sahamnya bluechip di bursa akhirnya harganya tinggal gocap. Tahu apa penyebabnya ? Katanya.


“ Ya bisa saja karena management engga focus sehingga tidak menyadari perusahaan sedang berproses jatuh. Umumnya terjebak menejemen ilusi” Kata saya.


“ Itu ada benarnya. Tetapi kalau itu yang terjadi kan pihak lain tertarik untuk memberikan penyelamatan lewat akuisisi. Harga masih bagus. Tetapi ini terjun bebas harga sahamnya.”


“ Jadi menurut kamu apa ? Kata saya penasaran.


“ Sebelum saya jawab pertanyaan kamu, saya mau tanya dulu. Dimanakah tempat teraman untuk mencuri ? Maksudnya adalah kita bebas mencuri tanpa ada satupun pihak mencurigai kita akan mencuri ditempat itu.” Kata Amel dengan tersenyum.  Aku menggelengkan kepala. Karena memang aku tak pernah terpikirkan untuk mencuri jadi tidak paham menjawabnya. 


“ Mencuri milik kita sendiri”. katanya dengan mimik menahan  tawa. Aku mengerutkan kening.  


“ Kamu tahu. " katanya " Ada perusahaan. Pemegang saham dan executive nya melakukan perampokan secara diam diam tanpa terlacak. Perampokan itu bukan kepada pihak luar tetapi kedalam perusahaan dia sendiri. Salah satu  contoh. Dia mengakusisi perusahaan tambang batu bara. Uangnya dari investor. Namun biaya konsultan sebesar USD 48 juta untuk proses akuisisi itu dibayar kepada perusahaan cangkang. Belakangan diketahui perusahaan cangkang itu milik dia sendiri. Tetapi karena semua kontrak legal maka tidak bisa dianggap perampokan. Ya gimana engga gampang atur legalitasnya?, Direktur perusaan investasi itu dengan direktur perusahaan yang jadi target akuisisi adalah orang yang sama.


Bukan hanya itu. Perusahaan tambang itu juga diperas oleh rekanan perusahaan, yang sebetulnya para direksi rekanan perusahaan itu terhubung dengan dia sebagai pemegang saham. Perusahaan rekanan itu bertindak sebagai outsourcing. Dari hauling road, pelabuhan, tugboat, truk angkut  adalah unit business yang berdiri sendiri. Tentu harga jasa yang ditetapkan dapat diatur sesukanya dan volume pekerjaan dapat diatur sedemikian rupa karena pemiliknya sama walau entity nya berbeda.


Ya perusahaan tambang itu jatuh rugi. Nah kalu rugi kan, terjadi gagal bayar utang. Investor jadi korban. Yang disalahkan pasar karena harga batubara jatuh. Yang disalahkan pemerintah karena menetapkan DMO terlalu tinggi. Skema merampok dari dalam itu banyak sekali. Sama dengan pejabat negara yang korup uang negara. Hampir sebagian konglomerat lakukan itu. Mereka engga peduli. Apalagi mereka uda IPO dan utang di bank serta terbitkan obligasi. 


Tahun 2014 harga batu bara jatuh. Saham batu bara berguguran di bursa. Era selanjutnya bukan lagi mineral yang ditambang tapi persepsi ilusi lewat bisnis unicorn. Investasi pada Unicorn melambung sampai pada batas tidak masuk akal. Semua tercatat sebagai gairah investasi memasuki era 4G. Investasi yang besar diawal itu tidak exit lewat laba operasi, tetapi lewat bursa dengan skema merger sesama perusahaan rugi. Lucunya publik bayar berlipat. Mereka mendapatkan capital gain dengan mengorbankan dana pensiun negara dan rakyat. Dan itu hanya persepsi pasar saja. Ilusi. Hanya masalah waktu, itu saham akan jatuh gocap. Karena engga mungkin window dressing terus, kan.


Ada lagi cerita. Ada pengusaha ambil alih sebagian saham Bank BUMD. Katanya untuk bantu management dan pendanaan. Tetapi setelah duduk sebagai pemegang saham, justru kas pemda yang ada di bank itu ditilep lewat kredit property. Memang secure karena ada jaminannya tetapi itu harga tanah udah di mark up dua kali. Kalaupun credit nya gagal bayar, toh ada collateral. Hebatnya, secara formal perusahaan property itu tidak terhubung dengan nama pemegang saham tetapi kalau ditelusuri pasti ada kaitannya. Ya mau engga mau Pemerintah harus bailout kas PEMDA, kalau engga APBD Pemda engga jalan.


Makanya dampak dari cara culas pengusaha seperti itu, para banker dan investor institusi asing telah menempatkan pengusaha indonesia dalam catatan hitam. Mereka menjauh dari para pengusaha yang menciptakan ponzy bisnis dari penguasaan SDA dan rente. Pengusaha itu jago menciptakan bisnis ponzy yang bisa menyenangkan investor dalam jangka pendek namun dalam jangka panjang membuat investor dan banker terjebak dalam kerugian besar. Yang menyedihkan sekali adalah para pengusaha yang masuk blacklisted itu kebanyakan dekat dengan elite politik, dan bahkan ada yang merupakan bagian dari elite politik


“ Mereka rakus. There is a sufficiency in the world for man's need but not for man's greed. Greed is so destructive. It destroys everything.” Katanya. Saya tersenyum melihat dia menghabiskan tequila di gelasnya. Sekali tenggak, habis. Membayangkan ternyata tangan Tuhan selalu bekerja disaat rakyat butuh keadilan. Pesta harus usai. Jokowi mengalahkan mereka. Mereka yang kalah itu akhirnya jadi koalisi Jokowi, secara langsung ataupun tidak langsung mereka leverage kekuasaan Jokowi untuk bisnis mereka.


“ Ale, serunya, entah mengapa aku ceritakan semua itu. Sebenarnya aku dan kamu sama saja. Kita komunitas Srigala. Hanya saja kita berusaha menjadi Srigala yang jinak di hadapan kelinci namun garang di hadapan predator lainnya. Ingat engga dulu tahun 2014 kamu provokasi saya mendukung Jokowi. Saya tahu itu cara kamu membayar dosa kesalahan masa lalu. Tentu kamu berharap ada perubahan lebih baik. Sebenarnya kamu naif. Berharap dari bisnis kamu di luar negeri kamu bisa mengembangkannya di Indonesia untuk anak anakmu. Dan kamu inginkan atmosfir bisnis yang bagus, setidaknya tidak sama dengan rezim sebelumnya. Nyatanya kini kan kamu harus tersenyum kecut. " katanya terus minum.


Dari tadi aku hanya mendengar saja. Mungkin Amel sedang galau. Itu terlihat dari berkali kali dia menenggak Tequila. Sampai akhirnya aku ambil botol dari hadapannya. “ Sudah.! Cukup. “ Kataku. Dia mabok. Aku menuntunnya ke kamar. Suaranya tak henti meracau di bawah kucuran air dari gagang shower. Amel kadang-kadang meloncat-loncat seperti kanguru, kadang-kadang melenggak-lenggok bagai Medusa menari di ujung jalan, dan tak jarang berdiri tegak seperti patung gladiator sesaat sebelum berkelahi dengan singa kelaparan. Aku sebenarnya keberatan melihat tingkah sableng Amel, tetapi jadi pengusaha itu memang berat. Apalagi di tengah situasi ekonomi global yang tidak baik baik saja. 


”Ale,  kita ini kumpulan ikan paus yang dikelilingi oleh ikan kecil dan mereka siap saja di telan tanpa kita merasa berdosa.” Amel terus meracau. ”Kau tak takut kan disambar ikan setan?” lanjutnya. Aku mendengus tak mampu menyembunyikan kepanikan melihat dia melepas pakaiannya dan akhirnya underwear nya juga.


”Tak akan ada binatang buas dari samudra paling ganas yang berani memangsaku, Sayang. Hanya binatang rakus sepertimu yang boleh melahapku. Bukan gurita sialan. Bukan hiu urakan. Mari temani aku menyelam dan sama sama memangsa?”


Aku hanya mematung. Tak segera menjawab permintaannya. Apalagi saat dia keluar dari kamar mandi dalam keadaan bugil. Dia memelukku dari belakang. Aku merebahkannya di tempat tidur. Dia terkulai. Mabuk berat dia. Aku tatap wajahnya sedang tidur. Ternyata tequila yang menyelamatkannya dari kegalauan akibat bisnis yang lesu dan dia bisa bertahan karena bisa melupakan barang sejenak masalah hidup yang tidak baik baik saja.  Besok pagi dia akan terjaga dengan semangat baru dan kekuatan baru. Aku mematikan lampu kamar dan terus ke bandara. Pulang ke jakarta.



Friday, November 11, 2022

Entah siapa yang salah..

 




Saya bertemu dengan Chang di Beijing. “ Ada uang USD 250 miliar di London. Tersebar di beberapa bank offshore dan dikelola melalui rekening trustee. Ini berkaitan dengan transaksi ilegal selama hampir satu dekade. Transaksi ini dilakukan dengan penyamaran yang sangat rumit. Sehingga Iran bisa leluasa melaksanakan perdagangan dunia walau sistem keuangan internationalnya di Embargo PBB” Kata Chang. 


“ Bagaimana itu bisa terjadi tanpa ada channeling yang legitimate.? tanya saya. 


“ Mereka gunakan bank kecil di Xinjiang, yang terhubung dengan Kazakhtan dan dibantu oleh Rusia” kata Chang dan saya tersenyum. Tanpa keterlibatan intelijent china mana mungkin bank di Xinjiang bisa jadi channeling yang beresiko secara international. Saya dapat maklumi setiap ada kepentingan geostrategis AS dan Barat, pastilah juga ada kepentingan Rusia dan China.  Negara ketiga hanya jadi medan tempur saja. Hanya saja Iran lebih cerdas. Dalam negeri mereka bersatu untuk melawam setiap hegemoni asing, berusaha bersahabat dengan siapapun demi kepentingan nasionalnya.


“ Cobalah tempatkan ke designated account saya. Selanjutnya urusan saya. “ Kata saya. Chang percaya saya. Dia tahu reputasi saya. “ Terimakasih, kamu memang sahabat yang baik. Ingat kita bersaudara dalam persahabatan dan kemanusiaan. Tentu tidak mungkin antar sahabat saling mengecewakan. “ Katanya memeluk saya.


***

“ Saya perlu pinjaman untuk membuka LC ke China. Bisnis besi rel kereta. China akan replace bantalan kereta dengan beton. Besi akan di lelang. Offtaker sudah ada. “ Kata Patricia. Dia perlihatkan kontraknya dengan offtaker. Bagi saya ini underlying yang qualified untuk transaksi miliar dollar. 


Petricia wanita Hong Kong tapi ayahnya dari Inggris. Suaminya banker di London. Saya sanggupi membantunya lewat shadown banking saya. Skema saya atur lewat Blocking payment dari bank papan atas di Zurich. Dia senang. “ Ada baiknya kita segera ke Zurich “ kata saya. “ Tentu suami kamu bisa dengan mudah mengatur pinjaman onshore lewat blocking payment itu “ kata saya tersenyum. Dia menyanggupi segera terbang ke Zurich.


“Chang saya sudah ada rekening di Zurich, cobalah kirim USD 1 mliar” Kata saya via telp. Sebelumnya saya sudah kirim email ke Chang. “ B, saya sudah perintahkan banker saya kirim uang ke rekening kamu. Silahkan check besok di bank kamu. Selamat kerja “ katanya. Keesokannya saya bisa kirim blocking payment sebesar USD 1 miliar ke bank tempat suami Patricia bekerja.


“ Untuk jaminan LC hanya perlu USD 250 juta dan sisanya mau diapain ? Kata suami Patricia. 


“ Tetap dalam bentuk block payment atau blocking fund tapi on call “ Kata saya. Dia bisa atur instrument on call itu.


***

Saya tidak yakin Peter Cha berhati malaikat.  Dia memang sering bicara tentang humanitarian seperti sales MLM. Saya kenyang terhina karena kemiskinan dan kelemahan. Seumur hidup saya tidak pernah dapat deal yang too good to be true. Bagi saya yang terlahir dari situasi yang keras dan tidak ramah, omongan Cha bagaikan orang bermimpi bersama secangkir kopi. Saya tahu diri saja. Kalau ada yang menawarkan kemudahan, itu artinya dia sedang berbohong dan sekaligus ingin jadikan saya keset kaki. Saya engga mau begitu.


Koneksinya dengan teman malaikatnya di Tokyo itu sesuatu yang lain. Jonson, trader di Hangseng pernah cerita ke saya soal kecanggihan lobi trader tersebut di BBA. Dengan mengandalkan kehebatan tradernya itu, Peter berusaha membujuk orang punya uang bertaruh  dan kemudian berharap di masa depan laba berlipat. Ya semacam HYIP. Saya bukan tidak suka laba berlipat tetapi tidak suka tergantung mimpi dari orang lain. Saya ingin hidup dengan kedua tangan dan otak saya saja. Hidup dalam realitas dan tahu diri, itu aja.


Kedatangan saya di Tokyo pada musim dingin tahun 2009 disambut oleh Peter.  “ Kalau bukan karena rekening offshore kamu di Eropa engga mungkin ular kobra mau keluar dari lubang setelah dia makan kenyang mangsanya. Mungkin sifat rakus ada pada setiap predator” Kata Peter. Dia seakan menyiratkan ke saya bahwa pertemuan dengan trader ini adalah peluang besar. Tidak semua orang punya kesempatan deal dengan trader itu. Kalaulah hasil DD terhadap rekening saya tidak qualified, tidak mungkin dia mau bicara bisnis.


Di ruang VVIP khusus ala shogun dengan taburan kesederhanaan yang ekslusif bersama Geisha berkimino dan bergincu tebal,  pria AS tersenyum menyambut saya dan Peter. Dia peluk Peter dan menyalami saya. “ David. “ Katanya memperkenalkan diri. Saya mengangguk saja.


“ Ada ratusan trilion kontrak derivative secara global. Kita akan jual CDS dan pasti menang. Sedikitnya 0,05% setiap hari”Katanya mengawali tanpa basa basi. “ 0,05% per day! katanya menjentikan jari seraya menghembuskan asap cigarnya. Saya hanya mengangguk dan David puas. Malam itu Peter jamu kami dengan palayanan Geisha dan sake berkualitas tinggi. Walau setiap pria yang ada dalam ruang VVIP itu dapat jatah dua wanita Geisha, tetapi saya memilih tidak menerima layanan itu. Alasan saya masih lelah dan kurang tidur.


Keesokannya, Peter atur saya rapat dengan David di Kantornya. Dalam presentasi bisnis, memang David sangat ahli. Metode trading  LIBOR dia kuasai sekali. Apalagi dia menggunakan pendekatan matematika yang rumit. Itu semua cara dia membenamkan persepsi ke pada saya. Dia lupa bahwa saya benar orang asia tapi saya petarung di hadapan Barat. Sehebat apapun dia, tanpa uang cash tidak mungkin skema Libor dapat terlaksana. 


Money is the king. Dia bisa saja hebat mengakses financial instrument berbasis LIBOR tetapi cash di tangan lah yang bisa meleverage peluang itu. Saya paham posisi saya di hadapan David.  Pertanyaan dasar saya adalah siapa yang menggerakan bunga Libor. Kalau masih manusia, maka itu artinya sistem yang pasti korup. Walau harus deal dengan sistem busuk itu, namun saya tidak ingin di leverage mereka. Saya harus leverage David, dan setidaknya menggiring dia kelubang toilet untuk saya buang tinja setelah kenyang makan.


***


“ B, saya kalah dalam lelang di China. Maafkan saya karena kamu sudah keluar sumber daya untuk membantu saya buka LC. “ kata Patricia dengan air mata berlinang saat bertemu saya di Macao di sebuah cafe. 


Saya yakinkan dia bahwa saya tidak kecewa. Sebagai pengusaha saya siap gagal sebelum berhasil. Patricia bisa tersenyum namun tetap saja tidak menghilangkan kesan merasa bersalah di hadapan saya. “ Patricia, saya hanya memikirkan apa yang harus saya lakukan dengan cash collateral saya. Itu uang pinjaman juga dari China. Bukan uang saya. Saya harus bayar bunga” kata saya.


“ B, saya tidak tahu bagaimana caranya membayar kegagalan ini.” kata Patricia. 


“ Oh saya tidak meminta kamu tanggung jawab.Ini resiko saya. Saya hanya sekedar bicara saja. Maafkan dan mari lupakan itu semua “ Kata saya berusaha tenang. 


“ Katakan B, apa yang harus saya lakukan? kata Patricia dengan wajah kawatir. 


“ Tenang saja. “ Saya tersenyum berusaha menentramkan hatinya.


Keesokannya, Patricia mengundang saya bertemu dengan suaminya  di Hong kong.  “ Pasar uang ini dikelola dan diarahkan oleh gerombolan perampok. Dan yang dirampok seluruh dunia. Maklum semua negara dan perusahaan menjadikan LIBOR sebagai acuan dalam setiap pemberian pinjaman dan transaksi derivatif. “ Kata suaminya. Saya menyimak. 


“ Dana kamu itu bisa dijadikan cash collateral untuk transaksi SWAP. Saya punya terminal yang bisa kamu akses. Sehingga mudah bagi kamu tahu kemana pergerakan LIBOR akan terjadi setiap hari. Selanjutnya tugas kamu leverage pada pasar derivatif. “ Kata Suami Patricia. Saya tahu sistem DTC memang bisa diakses secara khusus dan setelah transaksi dilakukan bisa dihapus sendiri. Jadi tidak ada jejak. Tentu ini tidak gratis. Setiap hari saya beri suami petricia Fee,  Uang kecil tapi termasuk besar bagi banker kelas madia.


Dengan pergerakan LIBOR yang bisa diatur oleh elite banker yang berkonspirasi dengan trader, maka sebenarnya para banker itu ketika suku bunga naik, mereka merampok para debitur KPR,  credit card, kredit konsumsi. Dan ketika suku bunga turun, mereka sedang menambang uang tunai dari fee CDS. Kontrak derivative mencapai lebih dari USD 300 trilion setahun. Dengan ritme bunga floating itulah mereka mempermainkan pasar dan mengorbankan pasar secara global.  Pilihan bagi saya hanya dua. Jadi korban naik turun LIBOR atau ambil advantage. Hanya dua memang. Korban atau mengorbankan. Saya bukan profesional yang punya skill untuk bertahan. Tidak juga keluarga kaya yang hidup dari ETF. Saya hanya orang biasa yang tidak terpelajar dan berusaha survival di tengah keterbatasan itu.


***


Selama setahun saya telah melewati kontrak derivatif berskala gigantik dengan berbagai pihak dan dengan berbagai mata uang. Selama setahun saya tidur hanya 3 jam. Transaksi dilakukan secara OTC. Selama setahun saya tidak pernah kalah. Selalu menang.  Jadi cash collateral saya tidak pernah di call. Setiap hari saya menikmati spread bunga jual dan beli. Setiap tiga bulan saya ganti posisi dan ganti lawan. Jadi semua memang berjalan secara normal.


Saya keluar dari transaksi karena sadar operasi ini sudah tercium otoritas. Apalagi setelah kasus Lehman, pengawasan sangat ketat.  Saya keluar. Semua keuntungan hampir USD 8 miliar sudah saya layering lewat 144 A. Saya pindahkan uang cash ke MTN yang diterbikan Bank AAA. Benarlah, tiga bulan setelah keluar,  pada tahun 2012 pasar uang terguncang oleh skandal LIBOR.


Suami Patricia ditangkap aparat. Bukan karena saya tetapi karena keterlibatanya dengan trader di Tokyo, David. Patricia sendiri sudah bercerai dengan suaminya sejak 6 bulan saya masuk dalam putaran transaksi. “ Uang membuat dia liar. Setiap hari dia mabuk dan pesta sex dengan teman temannya” Kata Patricia dengan wajah sendu dibalik selimut saat bersama saya di Conrad Hotel. Dia justru mengkawatirkan saya karena skandal LIBOR itu. Itu saya rasakan ketika dia memeluk saya. Seakan dia tidak ingin terjadi hal yang buruk terhadap saya. Entahlah. Apakah dia tulus atau tidak. Namun setelah dapat fee USD 5 juta dari saya, dia tidak pernah menghubungi saya lagi.


Tetapi saya baik baik saja. Karena asal usul uang saya clean dan itu berasal trade financing yang legitimate. Pada setiap putaran transaksi didukung kontrak yang legal. Semua bank dan institusi keuangan yang terlibat memilih membayar denda atas skandal itu. Tapi korban akibat itu, sampai ini masih membekas dan membuat sistem moneter di Eropa dan AS semakin rentan. Tentu berimbas kepada negara ketiga. Entah siapa yang salah, ku tak tahu. Tetapi kapitalisme memang menyediakan medan bertarung. Yang kuat yang menang. Yang lemah jadi pecundang.

Sunday, November 06, 2022

Pemakan bangkai.

 




Tahun 2018. Di Pacific bar yang ada di Conrad Hong kong. Saya melihat pria yang jadi target saya. Dia sedang rendezvous dengan beberapa orang. Mereka saling tertawa. Entah apa yang dibicarakan. “ Dia mengelola dana pribadi orang kaya. Tetapi hanya segelintir orang kaya. Investornya sangat tradisional dan menjauh dari pengelola hendge fund. Mereka utamakan trust saja.” Kata Xiau lin, yang sengaja datang dari Shanghai untuk bertemu saya di Hong Kong. Saya perhatikan pria  yang dimaksud Xiau Lin. Usianya sama dengan saya. Gayanya tetap modis dengan rambut panjang disisir kebelakang.


Alin dari Goldman datang. Xiau lin cepat menghindar berlalu ke tablenya. Saya menyalaminya dengan hangat. “ B, kita gabung ke table sana saja” katanya menunjuk table pria yang tadi saya perhatikan. 


“ Siapa dia ? kata saya mengerutkan kening. Pura pura tidak kenal. 


“ Mr. Sung. Ayolah ikut. Saya kenalkan” kata Alin. Saya ikut saja langkahnya ke table Sung.  Sung terkesan santai menyalami saya. Dia tidak tanya apapun ketika Alin kenalkan tentang bisnis saya. Sepertinya dia tidak terkesan. Atau terlalu angkuh ketika menerima kartu nama saya. Dia tidak membalas memberikan kartu namanya. Saya senyum aja. Dia memang ayam merak. Dikelilingi oleh banyak banker dan orang kaya. Saya diam saja mendengar celoteh mereka. Ini memang jumat malam. Waktu santai.


“ Apa yang dapat anda katakan dengan perkembangan bisnis IT di China “ tanya Sung kepada saya. Semua menatap saya. Saya angkat bahu. “ Market lagi bagus dan pasar mendukung. China ada lebih 800 juta pengguna sosial media. Apapun uang disana “ kata saya tersenyum. 


“ Dan pemerintah China semakin linglung dengan kemajuan pesat IT, terutama sosial media semakin menggerus idiologi komunis. Namun mereka tidak bisa lari dari kapitalisme pasar, terutama pasar IT. Ya kamu benar. Ini saatnya make money. Jangan tunggu pemerintah China berubah pikiran. “


“ Negara single power kan apapun bisa berubah semalam” Kata saya.


“ Ya, dan China tidak akan terlalu bodoh merendahkan dirinya ditengah propganda China baru” Kata Sung. Saya mengangguk. Yang lain ikut menimpali dengan kesan bergurau. Saya diam saja. Tak lebih 30 menit saya undur diri. Alin tersenyum melihat saya pergi.


***


Saya datang ke kamar Xiau Lin di Shangrila hotel, letaknya di sebelah Conrad. Pintu tersibak dia mengenakan celana pendek santai untuk tidur. Di Meja kerjanya ada Note pad dan lembaran kertas.  “ Sejak di Shanghai saya sudah pelajari siapa itu Sung. Saya juga dapatkan informasi dari ring 1 nya.” Kata Xiau Lin. Saya tidak perlu tanya bagaimana dia dapatkan informasi itu. Dia memang terlatih dan kecantikannya mendukung untuk itu.


“ Sung alumni dari TCapital. Sung  pernah tahun 2012 kena kasus Insider trading  saat dia memimpin TCapital. Tapi dia lolos dengan membayar denda US$ 44 juta kepada SEC US. Tapi kasus tersebut membuatnya di banned  melakukan transaksi di bursa Hong Kong selama empat tahun. Kemudian dia  mundur dari bisnis hedge fund dan mengelola  uang pribadinya sebesar USD 200 juta melalui ETF.” Lanjut Xiau Lin.


“ Tapi B, ini data yang perlu kamu tahu. “ Kata Xiau lin menarik tangan saya ke note pad nya. Saya perhatikan data itu. “ Hah, “ Saya terkejut dan melongok “ dia melakukan kecurangan. Dia sebenarnya tidak melakukan return SWAP kepada pihak inevestmen banker tapi sewa aset untuk pinjam uang dari orang kaya. Pastas aset perusahaannya terus menggelembung.” Saya peluk Xiau lin.  “ Hebat kamu ! Kata saya gendong Xiau lin sambil berputar putar.  Dia tertawa. “ Bagaimana kamu dapatkan informasi dan data ini? Tanya saya. Tapi Xiau Lin tutup mulut saya dengan jari telunjuknya. Saya turunkan dia dari gendongan saya. Dia menggoyang pinggulnya. Dia tertawa dan saya juga tertawa.


“ Nah sekarang yang harus kamu lakukan..” Kata saya melangkah ke arah jendela kaca. “ Intip program bisnis yang sudah jadi target dia. Aset apa saja yang sudah dia kuasai selain  Baidu, Tencent. Saya perlu data itu semua. Bisa ?


“ Siap !.Katanya yakin. “ jadi kamu puas kan dengan kerjaanku.” Lanjut Xiau lin memeluk saya dari belakang. Saya lepaskan tangannya dari pelukan dan menyentil jidatnya. “Kerja yang focus. Saya harus pergi” Kata saya melangkah ke arah pintu kamar.


***

Tahun 2019. Saya bertemu dengan Steven di Spa Marriot hotel Shenzhen. “ Data dari kamu, saya udah pelajari. Itu salah satu aset yang jadi target dia untuk return swap adalah bisnis media digital. Dia sudah dapat bocoran dari pemain Hedge fund, ini insider trading, bahwa aset tersebut akan diangkat 3 kali lipat dalam tiga bulan. Secara diam diam dia deal return SWAP  dengan beberapa bank investasi  papan atas seperti Nomura, Credit Suisse, UBS dan Deutsche Bank, Morgan Stanley, Goldman Sachs. “ Kata Steven. 


“ Saya tahu bahwa para investment banker itu hanya memanfaatkan bisnis Ponzy dari Sung. “ Kata saya.


“ Tapi mereka pura pura tidak tahu. “ Jawab Steven cepat. 


“ Toh semua kontrak aman. Ketika Sung teken kontrak return SWAP,  dia  meminjam aset dari investment bank namun dia juga memberikan jaminan yang sama. Dia juga menjamin return dari aset itu sesuai ekspektasi Bank yang meminjamkan. Ya umumnya LIBOR+. “Kata saya.


“ Masalahnya, jaminan dia di bank aman. Tetapi Aset yang dia pinjam itu, dia gadaikan ke investor untuk dapatkan uang. Dia dapatkan uang 4 kali dari aset yang di SWAP. Uang itu dia gunakan untuk transaksi pasar uang lewat hedge fund.” Kata Steven.


“ Nah tugas kamu Steve,” Kata saya. “ Sung kan pemilik aset silent. Dia tidak punya hak tanya dan intervensi atas perusahaan itu. Pastikan program investasi dari bisnis media digital itu berubah. Sehingga saham jatuh.”


“ Siap. Saya akan atur. Terus setelah harga saham jatuh? Steve mengerutkan kening.


“ Satu jatuh maka akan berdampak sistemaik terhadap aset hedge fund dia yang lain. Nah selanjutnya itu urusan saya” Kata saya seraya keluar dari kolam air hangat.


“ Ya tahu. Kita dapat cuan dimana ? Tanya Steven. Saya senyum aja dan melangkah ke kamar mandi.


***


Februari 2021 saya berkomunikasi dengan Alin via Safenet. Dia menjual  ke saya beberapa aset yang dia pegang sebagai jaminan dari Sung dengan harga diskon sampai 60%. 


“ Kami tidak ada lagi harapan dengan Sung. Harga saham media digital udah terjun 20 % lebih. " Kata Alin. Saya tersenyum. Steve jagonya menggiring mangsa ke tepi jurang dan mendorongnya ke dalam jurang.  Perusahaan media digital itu right issue saham USD 3 miliar untuk dapatkan tambahan modal membiayai investasi di streaming. Sung harus bayar margin call atas hedge fund dia.  " Walau dia bayar tapi kami tidak percaya lagi. Semua investment banker rush jaminan Sung. Otomatis Asset hedge fund nya runtuh. Karena engga ada lagi linked dengan Return SWAP” Kata Alin.


Saya sanggupi dan segera kirim officer saya terbang ke New York. Saya segera hubungi Wenny di Hong Kong via SafeNet. “ Kirim private jet untuk Yuni terbang ke New York. Dia mau meeting dengan Alin dari Goldman “ kata saya. 


“ Siap B.” 


Saya bisa beli aset sebesar USD 5 miliar. Bayarnya pakai skema. Yuni paham bagaimana operasinya. Karena dia dibantu oleh Steven.  Aset itu  saya leverage sebesar USD 11 miliar untuk bayar kepada Goldman sebesar USD 5 miliar. Untung lumayan walau hanya jadi pemakan bangkai. Tapi investor bursa tekor besar. Tiga bank papan atas mengalami kerugian lebih dari USD 10 miliar. Hanya Goldman Sachs, Deutsche Bank dan Wells Fargo lolos dari bencana ini. Aset  perusahaan Sung USD 160 miliar lenyap  hanya dalam waktu 2 hari, atau tepatnya pada Maret 2021. Sung masuk bui dengan tuduhan pemerasan, penipuan, dan manipulasi pasar. 


***

Apakah saya salah ? entahlah. Yang jelas inilah kehidupan investasi yang ganas. Dunia hedge fund adalah dunia persepsi. Para pemain itu hebat meng create persepsi untuk orang lain hidup dalam fantasi besok.  Sementara hari ini mereka merampok dompet para investor retail dan banker. Itu terjadi karena sebagian besar orang memang otaknya gorila. Mereka lebih percaya dengan simbol dan ilusi. Lebih percaya lagi dengan harapan, terutama orang yang mampu membenamkan persepsi itu dengan bahasa komunikasi yang hebat. Ya magic word


Sejak IPO pada tahun 2013 hingga 1 April tahun ini, return Twitter negatif 12,4%. Dalam empat tahun terakhir, aset Twitter hampir dua kali lipat menjadi hampir $ 14 miliar, tetapi Twitter tidak menghasilkan lebih banyak uang tunai dari operasi, kecuali berhasil menarik uang tunai dari busa sebesar USD 6 miliar. Sejak 2018, cash flow telah menurun dari positif $856 juta menjadi defisit $379 juta untuk tahun 2021. Pertumbuhan basis pelanggannya lesu. Sementara itu, biaya terus boros, terutama SDM. Begitu fakta fundamental Twitter. 


Tetapi persepsi sudah terlanjur terbentuk oleh seorang CEO Elon Musk. Bahwa Twitter ada masa depan seperti bisnis Tesla. Abaikan fundamental katanya menyihir publik. Padahal Musk yang begitu yakin akan twitt, di Tesla sendiri sejak berdiri 15 tahun lalu, baru kwartal pertama tahun 2022 mencatat laba, itupun bukan laba dari operasional tapi dari replacement cost riset yang dibayar pemerintah AS. Persepsi orang banyak terbentuk bahwa value twit jauh lebih besar bila ditangan Musk. 


Dunia politik juga sama. Dunia persepsi. Politisi itu menganggap rakyat itu investor dan Pemilu adalah Bursa. Rakyat ditawarkan produk pemimpin dengan kemasan propaganda dari yang soft sampai yang profokatif.  Kegagalan produk, kelemahannya,  menjadi pembenaran sebagai sebuah kewajaran normatif. Keberhasilan produk menjadi magnit  sebagai value yang terkerek diluar batas akal sehat. 


Pada akhirnya di balik riuh bursa itu, para politisi tersenyum dengan cigar ditangannya. Antar politisi tertawa menikmati kemudahan mendapatkan uang dan kekuasaan diatas para investor ber IQ gorila. Mengapa ? karena mereka tidak menanggung resiko apapun. Bahkan biaya propaganda yang bayar broker lewat skema sumbangan partisipasi sampai dengan dagang kaos dan aksesoris.  Ya politisi dan mereka yang terlibat dalam proses Pemilu itu memang smart, mampu mengkapitalisasi apapun untuk kepentingannya. 


Setelah lantai bursa tutup, yang jadi korban adalah investor dungu.  Memang hidup ini hanya ada dua, jadi penakluk atau korban. Walau faktanya lebih banyak yang memilih jadi korban daripada penakluk. Mengapa ? itu juga wajar. Karena modal untuk jadi korban hanya dua doang, bego dan halu. Engga perlu kerja keras dan kerja smart. Dah gitu aja.


***

Bagaimana dengan Xiau Lin dan Yuni?   Wenny beri bonus kepada Xiau Lin USD 9 juta dan Yuni USD 3 juta.  Yang jelas mereka juga bersikap di tengah hidup yang memang dari sononya udah brengsek. Dunia ini kejam dan bukan masalah orang baik atau jahat. Tapi masalahnya setiap orang harus survival. Cara terbaik sebelum dimakan ya makan dulu. 


Xiau Lin it cantik. Benar benar cantik. Size organ seksualnya proporsional dengan tingginya 170 cm. Matanya walau sipit tapi tidak terlalu sipit. Kecantikannya itu membuat pengusaha kaya hongkong memacarinya. Hanya tiga bulan dia dijadikan ratu. Setelah itu dia sudah di tempatkan sebagai keset kaki. Dia harus menerima kenyataan pacarnya seenaknya gandeng wanita lain depan dia. Dan dia tidak bisa berbuat banyak karena uang terus mengalir. Awalnya dia merasa pintar “ Bodo amat. Yang penting uang ngalir terus “ katanya.


Tapi setelah itu dia dilupakan begitu saja. Awalnya dia marah dan kecewa. “ Kamu hanya melihat kesalahan pacar kamu, tetapi tidak pernah melihat kesalahan kamu. Padahal kesalahan kamu itu sangat nyata.Tapi kamu engga sadari itu”


“ Apa ?


“ Kamu terlalu bergantung dan berharap dengan dia. “ Kata saya tegas. Dia termenung.


Hidup ini Tuhan ciptakan setiap manusia berbeda jalan hidupnya. Punya jalan sendiri sendiri. Kalau kamu ingin ikut jalan orang lain, apapun itu, ya namanya numpang. Padahal apa yang dia punya, kamu punya. Sama sama punya akal. Kenapa harus numpang? gunakan akal sendiri untuk survival.” Lanjut saya.


So..


Dengan akal yang mandiri itu, kamu akan mampu berkolaborasi dan bersinergi dengan siapapun tanpa kehilangan identitas kamu. Yang terjadi adalalah sharing dan itulah yang membuat hubungan jadi terhomat dan sustain. “ Kata saya.


Xiau Lin belajar dari kesuksesan mantan pacarnya. Tetapi dia tidak mengikuti jalan mantan pacarnya. Dia hanya memahami mindset pacarnya dapatkan uang untuk survival. Dari sana dia menentukan sikap . Dia memilih sebagai influencer bursa lewat underground. Di ruang remang remang itu, dia memang menjual aset tubuhnya tapi bukan tujuan dapatkan uang melainkan informasi. Dari informasi itu dia kapitalisasi untuk deal dengan pemain hedge fund. Sekali operasi dia bisa dapatkan uang juataan dollar. Toh sama saja dengan pelacur. Apa peduli Xiau Lin?. Dia terlalu cerdas berkat jalan hidup yang tak ramah. Engga perlu diajari soal salah atau benar. 


Dia berusaha jadi wanita baik baik, toh akhirnya jadi pecundang di hadapan pacarnya. Setelah empat kali operasi hedge fund, dia mundur dengan tabungan puluhan juta dollar. Dan mulai tahun ini dia hidup nyaman sebagai dosen di shanghai. Mengapa dia tidak memilih hidup sebagai sosialita dengan uang ditangannya? Apakah sikapnya benar? Itu hanya Tuhan yang tahu. Yang pasti dia berusaha nyaman dengan setiap pilihan hidupnya tanpa ada sesal lagi.


Sama dengan Yuni, sebelum bertemu saya, dia berusaha menjadi istri yang baik. Suami kena PHK, dia cari uang untuk hidup keluarganya. Tanpa mengeluh. Dia berhutang untuk dapurnya. Tetapi oleh suaminya dia ditendang karena debt collector tagih utang. Yuni sadar itu. Dia tidak salahkan suaminya. Dia salahkan dirinya sendiri. Terlalu berharap pada suami. Solusi hidupnya bukan dapatkan suami baru tetapi menata hidupnya. Mengubah haluan mindset. Kini dia nyaman dengan pilihan hidupnya sebagai business woman, walau tanpa suami sekalipun.


Hidup ini bukan jalan yang datar. Ia jalan berliku, kadang turun naik. Bukan soal derita dan air mata. Bukan soal tawa dan canda. Tetapi berproses menemukan jalan sendiri. Yang salah itu adalah takut berproses dan terlalu nyaman dengan status quo. Terus mengeluh tapi tidak mau berubah dan berproses.

Ingin jadi sahabatmu saja..

  “ Proses akuisisi unit bisnis logistic punya SIDC oleh Yuan sudah rampung, termasuk Finacial closing. Kini saatnya kita lakukan pergantian...