2016
Randi datang ke saya. Saya kenal Randi sejak tahun 2013, dia memberikan banyak informasi soal proses akuisisi tambang di Dapil dia. Karena uang saya menjadikan dia anggota DPR.
“ Saya perlu uang untuk Pilkada. Apa mungkin kamu bisa bantu” Katanya. Saya tatap dia lama. Randi memang orang baik. Awal saya kenal dia tidak punya ambisi berkuasa. Tetapi setelah jadi anggota dewan, dia terpanggil ingin jadi kepala daerah. Itu wajar saja.” saya ingin melakukan perubahan. Gubernur bukan posisi yang tepat. Itu hanya kepanjangan tangan dari pusat. Tapi tingkat dua, itu daerah otonom. Saya bisa melakukan perubahan dengan otoritas yang diberikan UU. Banyak hal yang bisa saya lakukan. Yakinlah.” Katanya.
“ Ok Nanti ada teman saya akan hubungi kamu. Dia akan telp kamu. Minggu depan kamu temui orangnya.” Kata saya. Dia senang. Benarlah. Seminggu kemudian, dia telp saya. “ B. Terimakasih. Semoga Tuhan juga yang membalas kebaikan kamu.” Saya mengaminkan saja. Karena apa yang saya butuhkan dari dia sudah saya dapat. Teman saya memberikan dokumen yang didapat dari Randi. Dukumen itu sangat penting bagi saya. Setidaknya bisa gunakan untuk menekan pengusaha kakap untuk berbisnis dengan saya.
***
2018
“Kamu yakin dokumen ini?. Wah habis Sutopo? Kata pejabat CIG konglomerat investor global di Beijing. Saya mengangguk dengan yakin. Dia tahu reputasi saya. Tidak mungkin saya mau deal kalau tidak yakin apa yang saya punya.
“ B, “ Kata pejabat CIG. “ Kamu saya beri posisi, setelah saya bisa tekan dia ke sudut ring. Saya ingin pastikan dia bisa apa setelah saya batalkan exit nya. Karena bagaimanapun hutang bank untuk dana akuisisi itu kan collateral nya dari saya. “ kata pejabat CIG. Saya kenal dengan petinggi CIG. Bahwa skema selling credit antara konsorsium bank yang membiayai Sutopo akuisisi tambang dengan CIG sebenarnya hanyalah formalitas saja. Karena sebenarnya collateral credit itu berasal dari CIG. CIG tidak bodoh. Karena collateral itu hanya struktur asset yang berasal dari saham holding Sutopo sendiri. Kalau Sutopo gagal bayar utang ya CIG harus bailout. Tapi saham Holdingnya akan disita oleh CIG
“ Apa alasan kamu membatalkan exit nya?
“ Kan tujuan dia exit disamping minimize resiko dan gain, juga untuk dapatkan pembiayaan ekspansi tambang setelah akuisisi. Walau sudah ada agreement di depan, tetapi hak saya minta perubahan. Ya Saya minta dia delivery document geologis tambang dari independent consultant. Saya focus kepada blok area yang ada pada dokumen yang saya dapat dari kamu” Kata pehabat CIG.
“ Masuk akal. Lanjutkan. Saya tunggu saja” Kata saya tersenyum.
***
2019
Di Jakarta saya bertemu Linda. Dia sahabat lama saya. Usianya 42 tahun. Saya rekomendasikan dia ambil phd di Harvard. Dia bekerja di lembaga studi geostrategis. Network nya luas sekali. Masuk lingkaran gank Harvard. Tapi melalui teman saya dia katakan bahwa dia mencintai saya. Kenangan waktu di Bern bersama saya tak pernah dia bisa lupakan. Kami makan malam di hotel berbintang.
" B, " Kata Linda mengawali pembicaraan. " kamu pahamlah. Peran korporat dalam sistem politik sangat dominan menentukan arah bandul. Maklum korporat lewat pajak menanggung anggaran nasional lebih dari 80%. Walau korporat hanya segelintir namun ia menanggung beban sosial dan ekonomi negara. Itu sudah berlangsung sejak tahun 1970. Sulit membantah bahwa oligarki bisnis itu kukunya mencengkeram batang leher elite. Disamping itu, peran uang haram atau uang gelap atau uang rente yang masuk kedalam sistem politik. Panetrasi uang rente ini luar biasa sehingga membuat demokrasi hanya sebatas prosedur formal saja. Kenyataannya pemerintah bekerja untuk kepentingan rente saja. Yang miris, uang rente itu sulit dilacak pajaknya. Mereka dilindungi oleh elite politik.
Di Indonesia ini jalur pemodal ada tiga grup. Satu group A. Ini group pengusaha tambang dan sawit. Itu jalurnya lewat si Mantan. Maklum ketika tambang dan sawit booming itu di era dia. 90% konsesi tambang dan HGU Kebun sawit yang ada sekarang dikeluarkan era dia. Tetapi jalur group A ini tidak bisa langsung ke matan. Ada Broto, orang yang sangat dipercaya. Yang juga pengusaha. Kalau dia ok maka dia akan koordinasikan kesemua teman temanya untuk bergerak sesuai arahan Mantan. Saat sekarang Grup A sedang naik daun sejak harga ekspor tambang dan sawit naik terus.
Group B, itu jalurnya Dono. Mereka yang usahanya berkembang pesat selama kekuasaannya lewat industri kreatif dan consumer goods. Untuk dapatkan jalur ke grup B ini tidak bisa langsung kepada Dono. Ada koordinator yang dipercaya. Kalau Dono ok, koordinator inilah yang bertugas menggalang dana.
Group C, itu jalurnya Bowo. Mereka adalah keluarga Ex Orba. Namun sekarang kekuatan modal grup C tidak lagi significant untuk jadi sponsor. Sebagian saham mereka sudah dikuasai oleh Group B.
Tahun 2019 team Dono berhasil mempenguasai Broto dengan memberikan fasilitas kredit perbankan. Tentu berkat team Dono. Sehingga dia bisa mengunci sumber dana Mantan. Mantan jadi koalisi pasif dengan Bowo. Kalau tidak dikunci kemungkinan muncul capres dari partai si mantan. Bowo pasti ditinggalkan koalisinya. Itu berkat tangan kanan Dono, yang bisa meyakinkan group X sebagai sponsor Bowo. Tetapi setelah koalisi terbentuk, duit yang dijanjikan group X malah engga ada. Ex Orba juga engga mau keluar uang semua. Partai koalisi keselek bakiak. Dono menang.
Tahun 2024 Group A berkibar karena harga ekspor tambang ( batubara dan nikel ) dan CPO terus naik. Pasar mereka luar negeri. Sementara grup B, yaitu consumer goods dan industri kreatif tergantung pasar domestik yang menyusut akibat pandemi. Pada waktu bersamaan likuiditas mengering akibat dana tersedot ke SBN untuk membiayai COVID. Belum lagi masalah BLBI belum juga tuntas. Kalau tidak ada langkah cepat mengatasi keadaan maka bukan tidak mungkin grup B akan bergabung ke grup A. 2024 adalah Si mantan sebagai king maker. Partai Dono terancam. “ Kata linda. Saya mengangguk. Seidaknya saya sudah tahu peta politik real yang terhubung dengan oligarki bisnis. Sehingga saya tahu siapa lawan saya dan bagaimana menyikapinya.
***
2020
Betempat di cafe di kawasan BSD saya datang sesuai jadwal. Pihak yang akan saya temui ini adalah Sutopo, pihak yang dapat dukungan CIG mengakusisi tambang. Seminggu lalu saya dapat kabar dari CIG bahwa document dari saya itu valid. Terbukti Sutopo gagal delivery decument geologist. Collateral yang diberikan oleh CIG untuk utang dia di bank, akan di swap dengan saham holdingnya. Tamat dia.
Dia datang bersama asisten nya. Dia mengenakan tshirt. Wajahnya nampak tua dari usianya. Kadang saya tidak mengerti. Betapa berat tekanan hidupnya. Mungkin ambisi yang terlalu besar. Saat menyalami saya, asisten nya keluar dari cafe itu. Tinggalah kami berdua saja. “ B, saya kenal anda dari David. David itu sahabat saya. Kalian berteman lama ya. Kalau engga salah sejak tahun 93 ya. Tetapi sebenarnya saya tahu nama anda tahun 2010 dari teman di Beijing. Tapi engga sangka, ternyata anda orang Indonesia. Tadinya saya pikir orang Philipina. “ katanya mengawali membangun keakraban. Saya tahu ini gaya pelobi ulung.
Saya senyum aja seraya seruput kopi dan menghisap GG. Saya tidak menanggapi omonganya. Dan saya tidak dalam posisi mengundang dia datang. Dia datang karena memang harus bertemu saya. Saya siap menyimak apa yang ingin dia tawarkan.
“ B, saya orang bisnis. Anda juga. Tentu tidak sulit bagi kita saling memahami. Saya terbuka apapun opsi anda” Katanya masuk kepada pokok persoalan. Saya siap mendengar.
“ Saya akan gantikan CIG sebagai collateral provider. Nah apa yang saya dapat ? Kata saya langsung serang ke jantung dia.
“ Anda bisa pegang Saham holding saya. Itu lebih dari cukup untuk jamin collateral anda”
“ Boss. saham holding anda itu gabungan dari portfolio yang value nya berdasarkan marcap. KIta sama sama pemain. Engga bisa dihitung berdasarkan value itu. Ini catatan saya” Kata saya menyerahkan selembar dokumen. Dia baca cepat “ Wah semua sudah dipersiapkan dengan teliti oleh anda. Ok lah saya masuk trap anda ternyata dari awal”
“ Deal ? kata saya meniupkan asap rokok seraya tersenyum.
“ Saya harus pikir dulu " Katanya dengan murung. " Semua karena saya terlalu percaya dengan teman yang ada di ring kekuasaan. Yang katanya bisa atur lelang. Dan saya dapatkan informasi semua dari dia. Saya juga yakin karena pihak CIG berani beli dua kali lipat setelah akuisisi. Dan hutang akusisi pun collateralnya dari CIG. Mana saya tahu kelau ternyata salah satu blok tambang itu tidak bisa dibor. Artinya saya sudah dijebak. Entah siapa jebak saya." Lanjutnya.
“ Anda tidak punya waktu. Kalau CIG bertidak. Tidak ada yang tersisa yang anda miliki. Game is over.”
“ Apa ada parasut untuk saya. Please lah..” Katanya memelas.
“ Gini aja..” Kata saya seruput kopi..
“ Gimana. Saya siap mendengar..”Katanya antusias
“ Anda yakin dengan value saham anda ?
“ Yakin. “ Katanya tegas.
“ Ok. Saya bantu anda dapatkan dana lewat pasar leverage untuk bayar hutang kepada bank dan mengembalikan collateral.” Kata saya menyerahkan selembar dokumen. Dia baca cepat. Dia menatap saya lama. “ Jadi dari USD 7 miliar atau kurang lebih Rp. 100 triliun saya harus bayar premium 5 %, Itu artinya USD 350 juta atau Rp 5 triliun.” Dia geleng geleng kepala.
“ Kenapa? Kalau anda yakin dengan value saham anda, kan tidak perlu kawatir. Toh keluar USD 350 juta, anda dapatkan uang USD 7 miliar. Masalah utang selesai.”
“ Tapi kalau saham saya jatuh 10% saja, habis semua saham saya kena margin call” Katanya. Saya senyum aja.
“ Beri waktu saya berpikir sampai besok” katanya kemudian. Saya langsung berdiri. “ Maaf saya harus pergi. Karena cucu saya dan istri menunggu di mall. Maklum ini hari minggu. Senang bertemu anda. Kalau anda yakin, telpon lah saya besok. Kalau tidak, lupakan saja. “Kata saya menyalaminya.
***
Masuk COVID tahun 2021, saham porfolio holding Sutopo jatuh 12% di Bursa. Fund manager terpaksa melepas sahamnya dengan harga diskon untuk bayar margin call. Perusahan investasi offshore saya di Budapest beli setiap ada penawaran dari Fund Manager. Kapan lagi dapat harga diskon. Hanya dalam 3 hari saja 70 % saham holding Sutopo pindah ke perusaan saya di Budapes. Dia tidak bisa berbuat banyak. Kan engga tahu kalau COVID akan terjadi. Itu apes namanya. Dengan demikian dia tidak bisa lagi bebas menggunakan sumber daya keuangannya tanpa izin saya termasuk untuk urusan politik. Sutopo tetap sebagai pendiri perusahaan dan memegang posisi puncak, ya hanya sebagai proxy saja.
***
Mey 2022.
Hari jumat malam saya bertemu dengan Randi di tempat spa. “ B, Selama saya menjabat kamu tidak pernah manfaatkan jabatan saya. Engga pernah minta proyek, bahkan saya tawarkan lahan konsesi untuk bisnis, kamu tolak. kamu baik banget sama saya. Semoga Tuhan memberkati hidup kamu “ Katanya. Saya tersenyum aja. Padahal saya tidak butuh proyek, tetapi saya butuh informasi. Dia tidak paham betapa bernilainya informasi itu. Dia hanya tahu saya orang baik. Padahal saya predator. Predator rubah tentunya.
Disclaimer : Fiction