Tahun 2014 saya dapat email dari seseorang yang cukup singkat namun padat. Intinya dia ingin bertemu dengan saya. Alasanya dia terkesan waktu bertemu dengan saya tahun 2013. Pada satu acara Hari kemedekaan negaranya di Kedutaannya di Beijing. Memang walau hanya sekali bertemu, namun kami sempat diskusi cukup lama. Tadinya hanya ngobrol santai di tengah standing party. Kemudian dia ajak saya ngobrol ke ruang khusus. Waktu itu saya datang bersama sahabat wanita yang juga pejabat moneter di China.
Saya sanggupi bertemu dengannya. Dia tidak ingin bertemu di negaranya. Pertemuan di Singapore. Dengan ramah dia merangkul saya. Seperti sahabat lama. “ Bagaimana kabar ms Lyly” Katanya mengawali pembicaraan.
“ Dalam setahun ini dua kali betemu dia. Terakhir bertemu tiga bulan lalu. Dia baik baik saja.”
“ Bagaimana bisnis anda.?
“ Sudah hampir 6 bulan saya pensiun. Tetapi masih memimpin komite investasi di Holding.”
“ Anda terlalu muda untuk pensiun” Katanya dengan tersenyum.
“ Pensiun dipaksa oleh situasi. “ kata saya. Kemudian pembicaraan mengalir begitu saja.
“ Mr. B” serunya. Dia tatap mata saya dengan serius. “ Tahun depan akan ada Pemilu di negara saya. Peluang saya menang sangat besar. Apalagi saat sekarang saya Wapres. Namun kamu tahulah. Saya pemimpin termiskin di antara elite negara saya. Snarnya tanpa korupsi pun saya bisa dapatkan dari fee tambang tapi saya menolak segala bentuk korupsi. Saya sebetulnya engga lagi tertarik di Politik. Sudah cukup pengabdian sejak tahun 1995.
Tetapi kalau saya tidak lanjutkan, saya masih merasa punya utang kepada negara saya. Saya harus melakukan perubahan agar SDA bisa dirasakan oleh rakyat. Dan itu harus sebagai Presiden. “ katanya. Nampak dia sedang berpikir sebelum melanjutkan pembicaraan.
Saya menyimak.
“ Mr. B. Entah mengapa saya sangat percaya kepada anda. Terutama waktu awal kita bertemu. Saya terkesan. Terutama persahabatan anda dengan pejabat moneter China. “ katanya dengan tenang.
“ Maaf, kalau pertanyaan saya konyol. Apakah bisa memberikan solusi kepada saya. Khususnya bagaimana saya dapatkan dana untuk kampanye.” Katanya. Saya tahu dia tulus. Karena setelah berbicara dia menarik napas. Itu artinya dia bicara dari hati dan sangat berat untuk punya keberanian bicara seperti ini. Apalagi kepada orang yang belum terlalu dekat.
“ Mengapa anda percaya kepada saya?
“ Saya tidak percaya dengan China. Tidak percaya dengan Eropa. Apalagi AS. Selama ini mereka investasi di negara saya, mereka hanya memperkaya elite politik. Saya saksikan itu di depan mata saya. Uang komisi haram di negara saya bukan lagi dilakukan diam diam oleh pejabat negara tetapi dilakukan secara vulgar seperti bisnis pada umum. Sangat permisive. Dampaknya mereka seenaknya membayar pajak tanpa aturan yang berlaku. Karena itulah saya mencoba berbicara dengan anda. Entah mengapa nurani saya menguatkan bertemu anda.”
“ Mr M, dari awal juga saya percaya dan terkesan kepada anda. Terutama kesedehanaan anda. Saya tahu berapa harga setelan jas anda waktu awal kita bertemu. Itu setelan memang tidak pantas untuk jabatan Menteri. Dan sekarang juga anda tidak berubah. “ Kata saya.
Dia tersenyum.
“ Saya tidak menjanjikan apapun. Namun saya akan berusaha membantu anda. Tetapi sebelumnya, saya hanya ingin mengingatkan kepada anda. Kalau tidak berkenan, mohon saya dimaafkan” Kata saya menati responnya
“ Silahkan Mr. B”Katanya seraya menyatukan kedua telapaknya ke dada.
“ Dalam politik tidak boleh ada garis keras suka dan tidak suka. Terutama hubungan dengan negara lain. Karena pada akhirnya, bukan China atau Eropa atau AS yang salah. Selama ini syarat bantuan atau hutang yang memberatkan negara anda mungkin karena banyak titipan kepentingan dari elite politik yang bermain dalam setiap proyek investasi. Wajar investor bersikap seperti itu. Nah Itulah yang harus dihindari. Nah kalau anda tetap berpihak kepada rakyat. Aturan harus ditegakan secara konsisten. Mereka akan menghomati. Yakinlah. “
“ Terimakasih. Tapi saya tidak mungkin minta tolong kepada mereka yang sudah berkomitmen dengan teman teman saya. Itu semua korup. “
“ Setuju.” Kata saya tegas.
“ Jadi gimana ?
Kemudian saya sampaikan strategi secara gamblang bagaimana dapatkan uang untuk kampanye. Dia setuju. “ Nah kalau anda percaya saya, data yang saya minta itu tolong di scann dan email ke jalur safeNet.” kata saya seraya menyerahkan pin untuk kirim file ke safeNet saya. “Engga usah kawatir. Server email saya adalah ghost server. Engga ada yang bisa hacker.” kata saya. Dia mengangguk. Kemudian, saya undang dia makan malam di Restoran Mandarin Mauritius Hotel. Setelah itu saya pulang ke Jakarta dengan penerbangan terakhir.
***
Seminggu kemudian saya dapat file dokumen dari Mr. M. Saya pelajari semua dokumen kerjasama investasi dengan China, Eropa dan AS. Saya juga malakukan riset untuk investasi sejenis di negara lain. Setelah saya kuasai semua data itu, saya terbang ke Beijing. Bertemu dengan sahabat saya. “ Kamu tahu perusahaan ini “ kata saya seraya menyerahkan file ke dia. Teman saya ini pejabat di China.
“ Ya tentu saya tahu. “ Katanya setelah melihat file saya.
“ Saya berharap kamu selidiki perjanjian investasi luar negeri mereka di negara yang ada di file tersebut.”
“ Mr.B sebelum saya lakukan investigasi. Coba jelaskan secara singkat dimana kecurangan mereka. “
“ Kamu lihat data investasi sejenis di Bangladesh, di Mesir dan negara lain. Ini saya sudah susun list perbandingannya. “ Kata saya menyerahkan dokumen analisa saya.
“Ah gila. Ini bukan lagi bantuan tapi perampokan. Ini korup. Benar benar merusak agenda pemerintah saya. “
“ Tapi kamu engga bisa tuntut pengusaha kamu. Karena kotrak semua disetujui oleh Presiden dan parlemen lokal. “
“ Ya bagaimanapun ini harus dibatalkan.”
“ Ya silahkan. Saya hanya ingin mengingatkan. Kalau pembatalan karena intervesi pemerintah China, tentu akan merugikan china secara politik. Kamu lebih pahamlah.”
“ Ya saya paham. “ Dia terdiam seakan berpikir. Lama dia pandang saya. “ Ada apa Ly? Ada yang salah dengan saya" Kata saya.
“ Kamu ada bisnis di negara tersebut?
“Engga ada. “
“ Jadi apa motif kamu beri dokumen ini?
“ Keadilan. Negara mereka udah miskin, janganlah dimiskinkan terus.”
“ Hanya itu.?
“ ya.”
***
Sebulan kemudian, saya dapat telp dari banker di China. Dia ingin bertemu dengan saya di Financiall Club Hong Kong. Saya sanggupi apalagi dia menyebut nama Lyly. Ini pasti berkaitan dengan file yang saya berikan ke lyly. Saya minta waktu dua hari karena saya masih di Jakarta. Dia setuju. Setelah itu saya telp Mr. M di negaranya. Saya undang dia makan malam di Financial Club Hong Kong. Jam dan waktu itu sama dengan meeting dengan banker. Saya sampaikan dia tidak perlu kawatir terlalu lama meninggalkan negaranya. Saya janji akan pulangkan dia pada hari yang sama.” Saya akan kirim private jet jemput anda. “ kata saya. Artinya keesokanya dia tetap masuk kantor. Dia setuju.
Benarlah. Makan malam terlaksana. Waktu banker datang, saya sedang bersama Mr. M. Saya segera berdiri menyambutnya dan memperkenalkan Mr M kepada Banker itu. Kemudian saya membawa bangker itu ke private room dinner. Mr. M tetap di table nya.
“ Maaf Mr. B. saya juga undang beberapa relasi saya. Sebentar lagi mereka datang. Apakah boleh?
“ Oh engga ada masalah. Ini korsi ada 8. “ Kata saya. Tak berapa lama datang empat orang. Mereka menyalami saya. Setelah banker itu memperkenalkan mereka satu persatu, langsung bicara ke pokok masalah.
“ Mr.B saya dapat file ini dari rekan saya. Saya sudah pelajari semua analisa yang anda buat. Saya rasa ini solusi yang baik. “ Katanya.
“ Ya anda dukung calon presiden yang bersih, kemudian dia akan perbarui kotrak itu sesuai dengan stadar good governance. Jadi tidak ada yang kehilangan muka. Tidak perlu ada dispute yang berujung ke pengadilan.” Kata saya dengan tenang.
“ Bagaimana? kata banker itu kepada relasinya yang empat orang itu. Saya tahu relasi itu adalah Kontraktor dan investor. Kalau mereka menolak maka bank akan batalkan kredit mereka. Proyek akan batal. Berujung dispute. Penguasa lokal aka bawa kasus ini ke Pengadilan. Kalau masuk ke pengadilan maka semua relasi yang di hadapan banker itu akan kena UU anti korupsi di China. Investigasi akan dilakukan secara detail.
Setelah itu , empat orang itu keluar. Kami melanjutkan makan malam. Banker itu dengan rendah hati meminta kepada saya agar teman saya yang ada diluar ikut gabung. Saya datang ke table Mr. M untuk ajaknya gabung. Langkah kuda mulai digelar dengan skenario apik memastikan Mr. M menang dan dapat dana kampanye.
***
Tahun 2015 masuk masa kampanye. Saya rajin mengikuti berita kampanye itu.Dia dengan lantang menyuarankan ketidak becusan kotrak investasi dengan China. Mengkritik kerjasama dengan Eropa dan AS. Singkatnya dia benar benar capres yang pro rakyat dan anti asing. Hasil Pemilu dia berhasil menang. MR M menjadi orang nomor 1 di negaranya.
Saya kirim email ke dia mengucap selamat. Dia jawab dengan melampirkan photo santai bersama istri dan anaknya. " You always in our heart my dear brother" Kata email penutupnya.
Setelah dia terpilih, kontrak investasi direvisi. Yang tadinya konsesi 99 tahun. Jadi 30 tahu. Skema BOT. Selama masa konsesi investor tetap harus bayar pajak tanpa ada pemotongan. Aturan konsesi tambang diperbarui. Tidak ada lagi insentif pengurangan pajak bila ekspor mentah. Bahkan pajak ekspor mentah naik 100%. Pajak untuk industri smelter mendapat tax holiday 2 tahun. Banyak penambang besar hengkan akibat aturan baru itu. Karena memang mereka dari awal pengusaha rente.
***
Tahun 2017 saya diberi Mr. M konsesi tambang emas tapi harus akuisisi terhadap Perusahaan tambang yang mau hengkang. Harga murah. Karena hanya bayar replacement cost. Karena tahun 2017 saya sudah pensiun dari holding tentu tidak ada lagi akses untuk membiayai pengambil alihan tambang itu. Saya panggil Wenny makan malam untuk membicarakan solusi pembiayaan. Kami duduk di teras restoran. Karena saya mau merokok“ Saya butuh uang diatas USD 1 miliar. “
“ Untuk apa?
“ Akuisisi tambang emas.
“ Jadi serius nih urusannya.?
“ Ya serius.”
“ Jadi darimana dapat uang. Perusahaan saya, kamu kan tahu. Nilainya ratusan juta dolar. Minta ke holding kamu engga bisa.”
“ Tenang saja. Itu masalah saya. Perhatikan.” kata saya menatapnya serius. Wenny siap dengan tablet untuk mencatat setiap kata kata saya. “ Kamu buat perusahaan cangkang untuk tujuan penerbitan surat utang dengan underlying akuisisi tambang emas.” Kata saya.
“Siapa mau beli kalau engga ada rating.”
“ Kamu terbang ke Swiss. Temui Asset Manager (AM). Kan kamu pemegang saham di sana. Aku udah telp CEO nya. Dia setuju mendukung program credit link note untuk pembiayaan tambang emas. Jadi walau tidak ada rating namun di mata investor dia ada rating.”
“ Mengapa ?
“ Karena AM menyediakan CDS dengan tingkat premium sesuai dengan rating yang diinginkan investor “
“ Kenapa AM itu mau sediakan CDS atas surat utang kita.?
“ Karena kita sediakan cash collateral“
“ Woww kalau cash collateral, credit link note nya pasti AAA rate. Itu pasti antri yang beli. OK. Siapa yang sediakan cash collateral itu” Kata Wenny
“ Steven. “
“ Dana casino?
“ Ya, Kenapa ? Yang penting clean. Kan casino nya ada izin resmi. Jadi urus kontrak dengan Steven.
“ Exit untuk Steven gimana?
“ Dua tahun setelah proses produksi, kamu beli perusahaan Listed Perdagangan emas yang sudah stuck lewat backdoor di bursa Hong kong. Perusahaan Tambang emas yang ada di spint off ke dalam perusahaan yang listed di bursa itu. Lakukan right issue untuk bayar utang MTN. Jadi cash collateral punya steven bisa free. Paham. ”
“ Wah harga saham bisa melambung. “
“ Nah bisnis tambang emas dan perdagangan itu jadi anak perusahaan kamu “
Wenny langsung memeluk saya. "Jangan apapun bisnis dikasih ke Yuni." Katanya. Bikin pening kepala saya kalau sudah masuk banding membandingkan.
“ Nah kamu betuk team yang solid dari aspek legal tambang, SDM, Operation, keuangan. Saya bantu doa saja.”
" Siap boss "
Saya mulai terasa dingin menggigil. Karena musim dingin di Hong Kong memang menusuk tulang kalau angin laut mendera. “ Wen, saya kedinginan”
“ Udah briefing nya ?
“ Ya udah”
“ Nah kita masuk ke dalam restoran. Aku sudah pesan table “
Sedang makan, Wenny berkata seperti berbisik. “ Aku sudah sebulan masuk monopouse.”
“ Esther monopouse, Yuni monopouse dan terakhir kamu juga. Ya biasa saja. Namanya perempuan. Yang penting sehat.”
" Kita bersahabat lebih 15 tahun. Sampai hari ini walau kamu sudah menua tetapi nyali dan power kamu masih seperti awal saya kenal. Lah, engga ada uang, pensiun, berani akuisisi tambang emas. Dan jadikan orang presiden lagi. “
" Sepertinya tahun 2018 saya harus kembali ke Holding. Selesaikan hutang.”
" Asyik...benar ya."Wenny memegang kedua pipi saya dengan kedua telapaknya dan berwajah lucunya.
Saya hanya tersenyum.
2019 Wenny berhasil right issue anak perusahaan bidang tambang. Dengan value 8 kali dari harga nominal. Utang bisa dilunasi.
***
Siangnya itu saya bertemu dengan David di Shangrila Hotel, Hong Kong. David janji akan kenalkan temanya dari Itali, Marcini. Menurutnya, Marcini punya akses ke dana offshore. Mungkin bisa digunakan untuk jaminan credit link note. Waktu bertemu, David terlalu banyak cerita untuk sekedar kenalkan saya dengan Marcini. Saya sudah bosan dengan celoteh lucunya. Orang Italia memang terkesan santai saat bicara dengan teman. Sebisanya saya tahan kebosanan saya. Sejam lebih bicara, barulah masuk kepada pembicaraan inti.
“ B, kita tidak usah bicara lebih jauh. Saya hanya ada akses code untuk ke rekening offshore yang saya kuasai. Kalau kamu bisa buka, tolong di print out file itu. Atas dasar print out, kita adakan akad. “ kata Marcini dengan tenang tanpa terkesan memaksa saya percaya. Saya paham, pemilik rekening offshore memang hanya memberikan akses code untuk orang yang tahu uangnya. Dan kalau benar orang itu qualified, tentu bisa membuka akses code itu. Itu hanya sebatas membuka dan mengetahui jumlah uang, bukan untuk bisa diambil.
Saya juga tidak akan bertanya mengapa dia mau deal dengan saya. Karena saya paham, pemain dana offshore adalah para gangster berdasi yang bekerja untuk kepentingan kriminal, terutama pejabat dan korporat korup. Marcanti menyerahkan selembar kertar berisi code access. Saya mengerutkan kening menatap Marcanti. Dia tahu saya tidak suka dia. Tetapi dia paham saya sedang mengukur dirinya.
***
2015.
Usai meeting saya langsung ke Financial Club bertemu dengan Esther. Namun dalam perjalanan saya dapat telp dari esther, pertemuan digeser ke kawasan central Hong kong. Saya tahu cafe favoritnya. Sampai di cafe, Saya tidak langsung ke table dia karena dia sedang bersama pria. Jarak tempat duduk saya hanya tiga table saja. Setelah sekian menit , nampak pria itu mendorong Esther. Saya segera berdiri mendekati Table mereka. Ketika Pria itu akan menampar Esther tangannya saya tahan.
“ Jangan ikut campur” teriaknya.
“ Dia sahabat saya, sekarang anda berurusan dengan saya.” Kata saya tenang. Pria itu kembali memukul namun diarahkan ke saya. Jarak kami sangat dekat. Hanya selengan saja. Secara replek saya menunduk dan memukul rusuknya, dan dengan cepat memukul dagunya. Pria itu terjatuh. Tidak sadarkan diri. Itu hanya berlangsung 10 detik. Satpam datang. Untunglah, pria itu bisa sadarkan diri dengan cepat. Dia berlalu, dengan wajah amarah.
“ Siapa dia ? Ada apa kamu dengan dia.”kata saya menatap Esther dengan wajah tanda tanya. Bukannya dapat jawaban, malah dia menangis. Saya tenangkan dia dengan memeluknya. “ Dia tipu saya B. Dia pinjam uang saya. Hanya uang kecil. Masalahnya dia bohongin aku. Ternyata dia sudah punya istri di Kanada. Tapi dia tidak mengaku. Saya paksa dia mengaku malah dia marah. ” Kata esther dengan terisak.
“ Ya sudah. Lupakan. Kamu terlalu kuat untuk dihancurkan oleh pria lemah seperti itu.” Kata saya. Sebagai banker dia menang cerdas, tetapi soal percintaan, dia pecundang. Kemudian saya ajak Esther ke Financial Club.
***
Di Financial Club.
“ Ini rekening restriction. Engga semua orang bisa dapat akses ke rekening ini, walau sudah ada access code. “ Kata Esther ketika melihat secarik kerta dari saya. “ Hanya trader berlisensi level 7 yang bisa. Dia butuh trader semacam itu untuk kolaborasi. “ Katanya.
“ Siapa yang punya akses.?
“ Hanya VVIP saja, atau Qualified institution saja. Ya top prime bank berkelas dunia dan terhubungan dengan Open market Commission dari the fed” Kata Esther. Saya terdiam. Berpikir gimana dapatkan akses. Saya bukan Qualified institution, bukan pula trader level 7. Kata Esther menjelaskan. “ Apa dealnya dengan kamu ? tanya Esther kemudian.
“ Kerjasama.”
“ Sebaiknya menjauh aja dari dia. Buang waktu.”
***
Seminggu kemudian saya terbang ke Budapes, Hongaria.
“ Are you Mr, B ?” Suara empuk menyengat saya tiba-tiba setelah keluar dari Airport.
”Ya. Are you…? Kata saya tak sanggup meneruskan kata kata karena ada wanita cantik di depan saya.
“ Karel. “
“ Oh Ya. Apa kabar”
“ Saya diminta George menemani anda sampai senin. Jadi dua hari kita akan bersama sama.”
“ Ah George terlalu berlebihan memperlakukan saya. “ kataku.
“ Dia memang sibuk sekali. Weekend ini ada acara keluarga. “
“ Saya maklum seharusnya saya datang senin. Tetapi saya memang ingin menikmati weekend Praha.
“ Ya. Di musim panas seperti ini, Praha diserbu turis”
Entah mengapa kami bisa cepat sekali akrab. Karel sangat charming membuat saya tidak merasa berjarak. Setelah Check in di Art Nouveau Palace Hotel. Dia temanin saya ke museum. Dia temanin saya nongkrong di cafe pinggir jalan. Dan saat terbangun pagi di hotel dia terbenam dalam selimut saya dalam keadaan bugil. Tubuh yang sempurna seperti patung lilin tanpa noda. Dia tersenyum " Wonderful. " katanya kehilangan kata kata mengungkapkan pengalamannya tadi malam. Dan itu tanda dia sudah dalam kepasrahan dalam cengkraman predator. Dia akan jadi mesin saya melakuan operasi beresiko.
Walau George sahabat saya, tetapi yang mengatur saya dapat akses kepada perbankan di Praha adalah Karel. Dia menjadi bagian deri team saya untuk operasi yang sedang saya lakukan. Semua direncanakan dengan detail. Padahal saya hanya perlu waktu 5 menit di dalam ruang private banking untuk mengakses file offfshore Fund dan memindahkan file itu ke terminal team saya di London lewat secure email. Jam 10 pagi saya sudah ada di gedung Bank Papan Atas Eropa.
“ Mr. Michael Mandosa” Kata officer bank ketika menerima kartu nama saya. Dia sengaja menjemput saya di ruang private banking. “Saya dapat kabar dari Victor bahwa anda akan datang. “ Katanya ramah.
“ Ya. Ini saya mau setor uang “ Kata saya menyerahkan bank draft USD 10 juta. Dia memperhatikan bank draf itu.
“ Saya akan beli draft itu namun sebelumnya saya minta confirmation kepada bank penerbit. Bisa tunggu sebentar.” Kata Bank officer itu keluar dari ruang meeting. Menanti 30 menit dia sudah kembali ke ruang meeting. “ Kami sudah dapat confirmation. Anda setor kemana? Katanya. Saya serahkan nomor rekening yang dapat dari Micantie.
“ OK, saya segera lakukan.” Katanya. Tak berpa lama, officer itu kembali ke ruang meeting.
“ Anda harus buka code access di rekening offshore. Kalau engga, saya tidak bisa posting setoran uang anda. “ katanya menjelaskan prosedur ringkas penempatan dana. “
Dan anda bisa gunakan komputer itu” Katanya menunjuk komputer yang ada di ruang meeting dan kemudian dia berlalu. Saya tahu dia memberikan privasi kepada saya. Dengan menggunakan access code dari Marcanti saya bisa mengakses file itu. Dengan cepat saya Download dan pindahkan ke file storage saya di SafeNet. Selesai kurang dari 5 menit. Officer itu masuk kembali ke ruang meeting.
“ Maaf, kami engga bisa setor uang ke rekening anda. “Kata Officer itu seraya menyerahkan kembali bank draf itu kepada saya.
“ Apa ada masalah ?
“ Datanglah lagi besok” kata officer itu dengan ramah. Saya keluar dari ruang private banking dan terus ke Bandara untuk kembali ke Hong kong. Di dalam kendaraan, team saya musnahkan ID dan bank draft itu dan tentu mengembalikan wajah saya seperti semula.
***
Esther telp saya “ B, kita harus ketemu sekarang.”
“Ada apa?
“ Penting.”
Saya sanggupi bertemu.
“ Kemarin kalangan komunitas financial Eropa heboh.”
“ Ada apa ?
“ Ada yang bobol dana offshore USD 2 miliar.”
“ Kenapa bisa? kan itu rekening restriktit. Dan lagi itu kan pakai PIN. Apa iya selemah itu sistem IT banking Eropa “ Kata saya.
Esther menatap saya lama. Lama lama saya jadi risih. “Ada apa? Kata saya.
“ Kamu ya pelakunya? Tebak Esther dengan mata melotot
“ Engga lah. Manapula saya punya kemampuan itu?
“ Bohong kamu.” Kata Esther dengan nada tinggi
Saya diam saja.
“ Minggu lalu kamu cerita ke saya. Kamu bertemu David yang tawarkan dana offshore. Kamu minta advice saya. Jangan berbohong depan saya B. Saya kenal David, itu memang yahudi gila. Jago bobol brangkas Offshore orang” Esther menampakan wajah kesal. “ Kenapa kamu begini?
“ Saya orang miskin. Apa ada orang kaya mau beri saya modal? Apa ada orang yang peduli kalau saya kelaparan di jalan.? Sejak ada sistem neoliberal, batasan pasar uang dan pasar modal sudah tidak ada. Cross border uang terjadi sangat mudah. Dan itu hanya berputar putar kepada orang kaya saja. Menetes hanya secuil kepada orang miskin. Dan lagi saya tidak rampok. Apa ada buktinya? Dia kan hanya beri saya code access untuk tahu saldo uang. Saya juga patuh apa katamu. Jangan terlibat. Apalagi yang pertanyakan?.”
“ Bohong kamu B. Ya benar, code access itu hanya sebatas melihat saldo, bukan untuk pindahin uang. Tapi David yang ajarkan kamu jebol PIN code untuk pindahin uang. Kamu masuk ke bank eropa papan atas karena kamu tidak temukan orang yang punya akses level 7. Kamu pilih budapest karena negara itu lemah dalam hal IT system dan financial nya dikendalikan Rusia. Dan saya tahu gank kamu kan Moscow Connection. ” kata Esther dengan suara agak tinggi.
Saya diam saja. Eshter juga terdiam. Mungkin dia udah capek nasehatin saya agar tidak berteman dengan yahudi, dan saya juga capek nasehatin dia agar tidak pacaran dengan pria pecundang. Sama saja. Hanya beda kebutuhan saja. Saya butuh uang dan dia butuh cinta.
***
Tahun 2017 saya gunakan rekening Steven yang punya bisnis casino untuk kaburkan asal usul uang dana offshore itu. Rekening itu saya jadi kan jaminan untuk terbitkan sintetik bond dengan skema Credit link Note. Hasil penjualan bond itu saya gunakan untuk investasi tambang emas di Afika. Bukan soal moral. Tetapi saya tidak punya kemewahan dapat sumber dana dari orang kaya. Karel saya beri saham di tambang emas itu. Karel juga miskin sama dengan saya. Ya mau gimana lagi. Tentu tidak bisa standar Esther disamakan dengan saya. Dia banker dan hidupnya secure. ***
Source : MyDiary. Disclaimer " nama dan tempat fiksi belaka.