Friday, March 26, 2021

Serial Udin

 




Udin kerja sebagai office boy. Boss nya orang korea. Orang korea ini masih belajar bahasa indonesia. Walau begitu kemampuan bahasanya cukup untuk sekedar berkomunikasi.

“ Odin..” teriak boss dari kamar kerjanya. Udin bersegera masuk.

“ Ya Tuan”

“ Supir. Ambil kunci pulang rumah.” Kata boss nya.

“Siap Tuan.” Kata udin segera ketempat parkir.

“ Pak, “ kata Udin kepada supir “ Antar saya pulang ke rumah boss. Ambil kunci. “ Lanjut Udin. Sampai rumah. Udin tanpa banyak bicara ambil kunci rumah yang nyantol di pintu. Nyonya rumah teriak, teriak. Udin cuek aja. Karena engga ngerti bahasanya.

Sampai di kantor, sang Boss marah besar. Karena dapat telp dari istrinya. Apa salahnya sampai kunci rumah diambil dan dia dikurung di rumah. Akhirnya boss bilang ke Udin“ Supir pulang. Kunci ambil “ Kata boss berulang ulang. Udin tanpa banyak bicara. Langsung lari ke tempat parkir “ Pak, Tuan bilang bapak pulang aja. Mana kunci mobil “ kata Udin ke supir. Kemudian Udin kembali ke tuannya.

“ Tuan, ini kunci mobil”

“ Supir pulang?

“ Ya balik ke rumahnya.” kata Udin

“ Rumahnya balik ? Korea itu bingung

“ Ya. “

“ Bodoh kamu “ Boss nya tariak lagi. Kemudian teman korea yang kebetulan ada di ruang kerja korea itu. Bertanya pakai bahasa inggris. Teman orang korea itu tersenyum melihat ke Udin.

“ Mas, maksud boss kamu. Supir suruh pulang ke rumah boss karena mau dipakai oleh istrinya. Kunci mobil ambil karena boss mau setir sendiri.”

“ oh begitu pak.” Kata Udin manggut manggut. Tak berapa lama supir datang. Dia mau tahu kenapa disuruh pulang. Apa dipecat?

“ Bapak jangan pulang. Tetapi ke rumah boss. Istri boss mau pakai bapak ? Kata Udin.

“ Pakai sayaaa??? ”Kata supir itu bingung dan akhirnya suara supir meledak. “ Saya memang miskin. Tapi saya engga mau dipakai oleh istri tuan. Saya pria beristri. “ kata supir itu berlalu. Udin terkejut. Boss juga bingung.

“ Ya udah Tuan. Saya siap dipakai istri tuan. Saya masih kuat tiga ronde." Kata Udin tegas.

Korea meliat ketemannya minta diartikan. Ketika mendengar penjelasan dari temannya. Korea itu marah besar.

“ Jalan jauh (Walk away ) kamu..” Teriak korea itu

“ Jalan jauh kemana Tuan” tanya Udin.

“ Anda dan supir dipecat. “ kata teman orang korea itu.

Moral cerita. : Hal yang terburuk dalam berkomunikasi bukan soal bahasa tetapi soal persepsi.


***

Udin sedang santai di Starbuck di Plaza Indonesia. Dapat terlp dari temannya “ Din, ada dimana ?

“ PI.

“ Nah kebetulan. Bisa minta tolong engga ? 

“ Tolong apa ?

“ Ayam gua lagi di PI. Lu bisa bantu dia”

“ nangkep ayam di mal? gila lue”

“ Bukan ayam itu. Dagangan gua.”

“ Eh busyet. Sejak kapan lu dagang ayam, Di PI lagi.

“ Eh bego lue. Itu cewek. Dia dari Kazakhatan. Dia nyasar di PI. “

“ Terus gua harus ngapain?

“ Gua kasih nomor telp lue ke dia. Nanti dia temui lue. Lue ada dimana?

“ Di starbuck” 

“ Ya udah. Gua suruh dia ke sana. Entar kalau dia telp. Lue tunjukin diri lu biar dia bisa samperin table lue.”

“ Ya udah. Terus …”

“ Tunggu aja. Nanti gua datang jemput dia. Jaga dia jangan sampai pergi”

“ Ya udah jangan lama lama ya”

Tak berapa lama. Ada telp masuk. Udin angkat. “ Bapak, saya barang Awi ” suara telp. Udin langsung bisa tebak. Itu barang dagangan Awi. Udin berdiri. Menoleh kepintu masuk. Nampak wanita Kazakh berdiri. Udin lambaikan tangan. Dia mendekati  table Udin. Wanita itu menggunakan baju mal. Seperti daster. Diatas lutut. Putih bersih. Wajah cantik ciri khas asia tengah. 

Wanita itu duduk dekat Udin. Udin perhatikan, semua mata pria melirik ke arah table Udin. Ternyata duduk wanita itu tidak tertip. Udin cepat tarik pakaian itu agak kebawah lutut agar menutupi yang agak tersingkap. Wanita itu tahu diri. Dia cepat perbaiki duduknya. Mau ngomong apa. Wanita itu tidak bisa bahasa inggeris. Bahasa indoenesia juga sangat minim. Udin santai saja main hapenya. 

Wanita itu berdiri. Udin cepat pegang. “ Stay here” Kata Udin cuek. Wanita itu diam saja. Namun wanita itu nampak gelisah. Wanita itu berdiri lagi. Udin pegang.” Stay here..” Kata Udin tegas.  Kemudian wanita itu singkapkan roknya “ Saya mau toilet” kata wanita itu dengan lugu. Ah..ya udah. “Come. Follow me. “ kata Udin. Udin ajak wanita itu ke toilet. Udin tunggu di pintu diluar. Wanita itu keluar. Udin pegang tangan wanita itu. Wanita itu diam saja. Udin ajak ke cafe yang tertutup. Wanita itu tetap dipegangnya. Agar engga lari. 

Tak berapa lama temannya telp. “ Lue ada di mana?

“ Wine cafe lantai 4 ? 

“ Gua engga bisa kesana cepat. Ada urusan di rumah sebentar. Tolong jagain sebentar ya.”

“ Eh bego. Lue gua ada urusan lain. Kalau ada yang liat gua bawa ayam lue.  Bisa panjang ceritanya.”

“ Sebentar bro”

“ Gua titip di manager cafe aja ya. “ 

“ Lue kenal boss nya”

“ Kenal. “

“ Ya udah.”

Udin datangi manager cafe “ Titip barang ini. ”Kata Udin..

 “ Awi mana ? Katanya. Duh nich cewek bikin pening kepala Udin. 

“ Stay here..” kata Udin.

“ Awi..” Katanya dengan nada kawatir.

“ Awi datang. Tunggu. Ok”

Wanita itu mengangguk. Udin selipkan uang Dollar AS tiga lembar pecahan USD 100. Biar dia tenang nunggu Awii jemput. Udin ngeloyor pegi.

Moral cerita”’kalau dapat titipan. Amanah lah. Kalau sudah amanah tapi yang memberikan amanah tidak komit, ya berlalu ajalah. Focus dengan hidup anda saja. “‘


***

Udin memenuhi udangan direksinya makan malam. Dia pergi bersama istrinya.  Salah satu direksi itu wanita. Duduk disamping istri Udin. Dan Udin disebelah istrinya.  Pada waktu makan malam itu, Udin menuangkan Wine untuk direksinya. Itu sebagai rasa hormatnya  atas kerja keras para direksi. 

“ Maf pak. Saya hamil. “ kata direksinya yang perempuan. Wajahnya terkesan agak kawatir. Minum kawatir bayinya. Engga minum engga enak sama Udin.  Udin cuek aja. Terus aja julurkan gelas berisi wine. 

“ Maaf pak, saya hamil.” Kata Direksi itu. 

Istri Udin berkerut kening melihat wanita itu sampai dua kali ngomong “ maaf pak saya hamil. “

Istri Udin ambil gelas berisi wine. Siram ke Udin “ Papa pura pura engga tahu ya. Udah berkali kali dia bilang hamil. Engga juga paham. Tanggung jawab! Beraninya selingkuhan sampai hamili perempuan” teriak istrinya. Udin bingung. Hamil ? Apa hubungan dengan gua. Istri Udin langsung keluar restoran. 

Direksi wanita terus kejar istri Udin. Udin tetap bingung. Salah gua dimana? Siapa yang hamili. Udin membatin. Tak berapa lama istri Udin kembali bersama direksi wanita ke meja dengan wajah bersemu merah. “ Papa harus bijak. Wanita hamil engga boleh minum alkohol. Apalagi kandungan baru tiga minggu” kata istri Udin seraya memeluk Udin. Sebagai ungkapan minta maaf.

“ Loh katanya engga jadi hamil” kata Udin. 

“ kok tahu !!! Teriak istrinya. Eh kena siram lagi Udin oleh istrinya. Salah gua dimana ? Udin bengong..

Senyumlah Selagi bisa. Pesan moral jangan  tawarkan Wine kepada wanita dihadapan istri..


***

Udin naik pesawat tujuan ke Sing. Setelah duduk nyaman di klas bisnis. Datang pria duduk disebelah Udin. Pria itu berjanggut dan baju gamis. Udin perhatikan pria itu berdoa dengan suara seperti berbisik. Setelah selesai berdoa, pria itu melirik ke Udin. “ Antum kemana ?

“ Pesawat ini hanya tujuan ke Singapore.”

“ Ah ya ana paham. Engga mampir di mana  mana ya” Katanya wajah tegang. Udin balas senyum. 

“ Ini kali pertama naik pesawat?

“ Ya. Dari Singapore,  saudara saya akan atur penerbangan ke Arab”

“ Mau umroh.”

“ Ya betul. “

Tak berapa lama, ada wanita cantik menatap tempat duduk pria itu. Dia berusaha mencocokan nomor korsi dengan ticketnya. Pramugari menghampiri. Dia perlihatkan ticket dan menunjuk nomor korsinya diduduki pria itu.

Pramugari itu minta pria yang duduk disamping Udin ketempat duduknya.  

“ Anda tidak bisa seenaknya usir saya dari tempat duduk ini” Kata pria yang berjanggut dan baju gamis itu.

“ Saya tidak mengusir bapak. Saya hanya minta bapak pindah ke tempat duduk sesuai ticket bapak.”

“ Eh kenapa pula hidup saya diatur ticket? Ya atur hidup saya Allah.”

“ Ya tetapi Allah kan minta kita patuh dengan aturan “

“ Sok tahu kamu. Sejak kapan kamu belajar ngaji.”

“ Saya tidak sok tahu pak. Memang aturan naik pesawat begitu.”

“ Bumi ini milik Allah, apalagi pesawat. Paham kamu.”

Pramugari itu nampak putus asa. Captain cabin juga datang menjelaskan. Namun pria itu tetap dengan pendiriannya. Udin tersenyum.  Udin membisikan sesuatu ketelinga pria itu. Segera pria itu berkata “ Mana kelas ekonomi”

Pramugari segera mengantar pria itu ketempat duduknya di klas ekonomi.  Pramugari kembali mendatangi Udin. “ terimakasih pak. Udah bantu saya. “

“Ah biasa saja. “

“ Apa yang bapak bisikan ke pria itu. Sehingga dia segera pindah”

“ Saya hanya bilang kelas bisnis hanya untuk orang makan babi dan minum alkohol.” Kata Udin. Pramugari tersenyum.

Setelah pesawat take off. Udin pesan kopi kepada pramugari. 

“ Pakai gula ? 

“ Engga.” Kata Udin.

Pramugari datang membawa kopi.

“ Emang enak kopi tanpa gula. Kenapa engga tambah susu? Kata  wanita yang duduk disamping Udin. 

“ Cobalah minum seteguk. Kamu akan mendapatkan inspirasi.” 

Wanita itu tersenyum mendengar tawaran udin. Dia minum seteguk.  “ Ih pahit. “ Kata wanita itu.

Udin tersenyum dan minum kopi itu seraya melirik wanita itu.

“ Anda bilang, minum seteguk kopi pahit bisa mendatangkan inspirasi. Saya tidak merasakan apapun”

“ Awalnya memang pahit tapi lama lama juga akan terasa manis. Kehidupan juga begitu.  Jadi biasakanlah minum kopi pahit. Anda akan jadi orang yang kuat dan bijak” Kata Udin. Wanita itu tersenyum. Kembali dia minum kopi Udin. Sampai habis. Duh indahnya bisnis klas minum secangkir berdua dengan wanita cantik dan bisa ngerjain kadrun..


***

Udin turun dari kamar hotel. Dia masuk Bar & cafe yang ada di Hotel itu. “ Ada apa kau Din. “ Tanya Rudi.

“ Aku cari teman main”  Kata Udin polos. “ Engga bisa tidur aku” Sambung Udin. Rudi perhatikan Udin keleliling ruangan cafe. Tak berapa lama nampak Udin sedang bicara dengan dua orang wanita. Rudi mendekati. “ Bisa temanin saya main di kamar? Kata Udin.

“ Bisa. Rp. 1 juta 3 jam “ kata salah satu wanita. Rudi heran. Sejak kapan Udin doyan PSK.

“ Gimana kalau dua orang kalian ikut main dengan saya? Bayarnya sama ?

“ Sama. Masing masing kami dapat Rp. 1 juta. Jadi kamu bayar Rp. 2 juta. Mau ? Kata wanita itu.

“ Kan cuman main doang. Berdua Rp, 500 ribu. Mau? 

“ Harga itu cuman bisa beli kue baskom. Udah ah pergi sana” Kata wanita itu.  Udin berlalu dan duduk lagi bersama Rudi.  Ketika jam menunjukan jam 12 malam.

Tak berapa lama dua orang wanita itu menghampir table Udin. “ Ya udah Rp. 500 ribu.  “ Kata wanita itu.

“ Sekarang turun harganya Rp. 300.000 ribu. Udah hampir pagi”  Kata Udin.

“ Ya udahlah..” kata wanita itu. Udin senang. Dua wanita itu pergi ikut udin naik ke kamar hotel. Rudi hanya geleng geleng kepala.

Tapi udah 2 jam engga juga turun wanita itu. Hebat sekali udin. Jangan jangan Udin ada masalah. Rudi segera pergi ke kamar udin. Di depan pintu Rudi kaget. Kenapa pintu kamar agak  tersingkap. Ada apa ini. Rudi buka pintu. Oh betapa terkejutnya Rudi. Ternyata Udin sedang main video game dengan dua wanita itu. 

“ Rud, masuk. Main vidoe game kita”

“ Jadi …lue bayar mereka ..”

“ Ya nemanin gua main video game. Emang kenapa ?

Rudi tepok jidat.


***

Udin berjalan di tengah pasar sambil menengadah melihat kedalam topinya. Orang banyak perhatikan ulah Udin itu dengan wajah heran. Apakah Udin telah gila ? Apalagi dia melihat kedalam topinya sambil tersenyum dan penuh bahagia. Salah seorang datang menghampirinya

" Antum gila Din. Apa sih yang antum liat ?

" Aku sedang melihat sorga lengkap dengan barisan bidadari.." Kata Udin dengan wajah cerah dan senyum puas.

" Coba ana lihat !

" Ana engga yakin antum bisa melihat seperti yang ana lihat"

" Mengapa ?

" Karena hanya orang yang beriman dan sholeh saja yang bisa lihat sorga di topi ini." Kata Udin meyakinkan.

" Coba ana lihat. " Kejar si penanya penasaran.

" Silahkan "

Orang itu melihat kedalam topi itu dan sejenak kemudian dia melihat kearah Udin " Benar antum..Ana melihat sorga di topi ini dan juga bidadari. Subhanallah ...Allahuakbar " Kata orang itu berteriak dan didengar orang banyak. Udin tersenyum. Sementara orang banyak yang menyaksikan ulah Udin ingin pula membuktikan apakah benar ada sorga di dalam topi itu. Udin mengingatkan kepada mereka semua " Ingat hanya orang beriman dan sholeh yang bisa lihat sorga didalam ini. Yang tak beriman tidak akan melihat apapun."

Satu demi satu orang melihat kedalam topi Udin itu. Ada yang dengan tegas menyatakan melihat sorga dan ada juga yang mengatakan Udin bohong. Udin tetap tenang saja sambil menebar senyum. Akhirnya, bagi mereka yang tidak melihat sorga di dalam topi itu melaporkan kepada Abas, Gubernur. Bahwa Udin telah menebarkan kebohongan kepada orang banyak. Gubernur memanggil Udin menghadap. Di hadapan Gubernur...

" Din! Seru Gubernur" benarkah kamu bilang di dalam topimu bisa nampak sorga dengan sederet bidadari cantik?

' Benar Pak. Tapi yang bisa lihat hanya orang beriman dan sholeh. Bagi yang tidak bisa melhat itu artinya dia tidak beriman dan kafir"

" Oh begitu..Coba saya buktikan apakah benar cerita kamu itu." Kata Gubernur, yang segera melihat kedalam topi Udin dari sudut kiri dan kanan, atas dan bawah. Akhirnya Gubernur terdiam seakan berpikir " Benar tidak nampak sorga di dalam topi ini. Tapi andaikan aku bilang tidak ada sorga maka orang banyak akan tahu aku termasuk tidak beriman dan termasuk kafir. Tentu akan hancur reputasiku" Demikian kira kira yang dipikirkan Gubernur.

Akhirnya " Benar! Saya sebagai saksi, bahwa di dalam topi Udin kita bisa melihat sorga dengan sederetan bidadari..." Kata Gubernur setengah berteriak. Orang banyak akhirnya menerima cerita Udin karena kawatir berbeda dengan Abas...


Ketika akal sehat di buang ke keranjang sampah maka akan selalu ada orang culas membungkus agama untuk menciptakan kebodohan berjamaah….


***

Seharian Udin sibuk. Pekerjaan membuatnya stress. Setelah jam kantor dia masuk Bar. Menikmati malam bersantai sambil bercengkerama dengan temannya. Udin memesan seloki Jack Daniel. Setiap habis seloki, dia melihat ke hapenya.Kemudian pesan lagi. Itu dia lakukan berkali kali.  Sampai akhirnya dia hampir mabuk. Temannya bertanya. “ Din, kenapa setiap habis satu loki, kamu liat hape. Terus pesan lagi“

Udin perlihatkan Wallpaper hape. Itu photo wanita. “‘Siapa itu “ tanya temannya.

“ Istriku. “

“ Ya mengapa setiap habis seloki kau lihat Photo istri kau. Dan kemudian pesan lagi ?

“ Ya setiap lihat Photo istri aku ingin minum lagi..”

“ Ya kenapa ?

“ Agar aku lupa barang sejenak dengannya. Setelah mabuk aku akan pulang. “

“ Pulang kerumah. Istri mengomel tanpa kita pahami artinya.” Kata teman Udin sambil mengangkat telapak tangannya. Udin sambut. Telapak tangan mereka beradu diudara. Mereka tertawa dan rangkulan. “‘ i love Daniel. Berkat dia perkawinan kita tetap bertahan sampai sekarang dan kita tetap bahagia. Badan sehat, otak sehat, cuan ada terus.” Kata Udin. Mereka tertawa sepuas puasnya.

HIdup di dunia  bukan hidup di negeri utopia. Senyumlah selagi bisa, pada akhirnya semua aka berlalu. Selagi bisa bahagia apapun itu nikmati saja. Hidup ini terlalu singkat untuk dipikirkan berlebihan. Santai saja. Itu cerdas namanya.


***

Udin bersama temannya sedang ronda keliling kampung. Pada tempat sepi Udi melihat ada orang berjalan ke arah rumah janda yang suaminya baru meninggal. Mereka intip orang itu.

“ Ah benar Din. Itu orang mau merampok rumah si Minah. Kita harus tangkap” kata teman Udin.

“Benar kamu, Sabri. Kalau aku bisa selamatkan Minah yang janda kembang itu, aku bisa menarik hati dia.” Kata Udin.

Kemudian mereka mendekat ke arah rumah janda itu. Namun ketika dekat, mereka terkejut. Orang yang mereka curigai itu, ternyata suami Minah sendiri. “ eh bukannya Minah sudah janda. Suaminya kan meninggal digigit soang minggu lalu” kata Udin.

“ Ya benar kau Din. Jangan Jangan hantu din ?

“ Eh kenapa pula dia tidak masuk rumah. Malah intip kamar si Minah ? Kata Udin.

“ Tak tahulah aku. Baiknya kita tanya aja dia, Din“Kata sabri seraya melangkah mendekati orang itu

“ Bang Sani ya.”Tegur Udin.

“ Ya.”

“Ada apa Abang intip kamar istri Abang sendiri ? Tanya Sabri.

“ Aku mau pastikan istriku ada di rumah. “ Sani menatap mereka berdua.

“ Ada apa ? Kata Udin bingung.

“ Aku mau tanya. Kenapa di batu nisanku ditulis nama Sony. Kan namaku Sani”

Mereka berdua mendengar itu terkejut dan saling pandang. Kemudian Sabri lebih dulu kabur sambil teriak “ hantuuuu”. Udin menoleh kearah Sabri yang kabur duluan. Namun ketika dia balik badan. Bang Sani sudah tak nampak. Pintu kamar terbuka. Nampak Minah dengan wajah terkejut.” Eh bang Udin. Ada apa? Tadi kudengar ada yang teriak hantu. “

“ Ya itu tadi Sabri. Kami baru saja bertemu dengan suami kamu Minah”

“ Kan sudah meninggal. “

“ Itulah pasal mengapa Sabri lari”

“ Ih... Minah jadi takut Bang Udin”

“ Tidak perlu takut Minah. Ada Abang yang akan menjaga kamu. Aman. " kata Udin tersenyum penuh arti.

Demikianlah kisah Udin semalam di rumah janda Minah.


***

Karena uang susah didapat. Lowongan kerja semakin langka. Terbersit idea dari Udin untuk mencoba jadi tabib serba pintar dan sekaligus penasehat. Diapun bukan praktek di rumah “ Menyelesaikan masalah tanpa masalah. Gagal uang kembali” Demikian papan pengumuman di depan rumahnya. Pagi pagi dia sudah kedatangan pasien.

“ Pak Udin, apa bisa bantu saya menang main judi ?

“ Itu mudah. Tapi engga gratis.”

“ Tenang pak. Saya siap bayar.” kata pasiennya seraya menyerahkan uang Rp 10 juta. Udin menerima dengan senyum bijak. Dia kemudian masuk kekamar. Tak berapa lama dia keluar dari kamar membawa gulungan kecil kain hitam.

“ Ini kantongi setiap hari. Setiap pagi kamu harus BAB sambil pegang gulungan kain hitam ini. Lakukan itu selama tiga hari” kata Udin.

“ Terimasih pak Udin. “ Kata pasiennya dan setelah itu berlalu.

Kemudian masuk lagi pasien lain.

“ Pak Udin, saya punya masalah.”

“ Masalah apa ?

“ Kepala saya sering sakit. Jantung berdebar debar. Kadang keringat dingin.”

“ Kerjaan kamu apa ?

“ Buruh pabrik.”

“ Oh gitu. “ Kata Udin, kemudian komat kamit didepan gelas berisi air minum. “ Nih minum air ini. Kamu akan sembuh. Tetapi ada syaratnya.”

“Apa syaratnya ?

“ Kamu engga boleh maka seafood. Engga boleh makan daging. Engga boleh liat wanita cantik. Kalau pas amprokan cepat palingkan wajah kamu. Paham ?

“ Paham pak udin. Terimakasih.” Pasien itu berlalu.

Tiga hari kemudian, Udin kedatangan pasien yang tempo hari minta menang main judi. “ Pak, kamu nipu saya ya. ? Katanya teriak dengan wajah marah.

“ Tipu apa ? kata Udin tenang.

“ Saya turuti semua kehendak kamu. Ternyata saya malah kalah main judi. “

“ Oh gitu. Saya mau tanya. Waktu pagi hari BAB apa yang kamu lakukan ?

“ Ya biasa saja. Buka celana “

“ Kencing juga ?

“ Ya iyalah. Namanya orang BAB. “

“ Nah disitulah masalah kamu. Makanya kalah main judi. Saya engga suruh kamu buka celana dan kencing. Saya suruh kamu BAB. Makanya kain gulungan hitam itu engga manjur. “

Orang itu termenung. Udin diam dan tetap tersenyum. “ Oh gitu ya pak Udin?

“ Ya. Itu syaratnya” kata udin tersenyum.

“ Kalau begitu mending engga usah menang judi. Berhenti ajalah main judi kalau menang harus BAB dalam celana. Terimakasih pak udin. “ Kata pasien itu berlalu dengan wajah sesal. Udin tersenyum.

Kemudian masuk lagi pasien yang tiga hari berobat karena kepala sering sakit dan jantung berdebar debar. Tapi kali ini datang bersama istrinya.

“ Pak Udin ..terimakasih. Udah sembuh saya sekarang”

“ Sukurlah.” kata udin tersenyum.

“ Ya pak, “ kata istri pasiennya. “ Dengan syarat seperti itu, saya tidak pernah lagi ngomel minta makan seafood, engga lagi ngeluh walau engga pernah makan daging. Gaji suami saya terasa lebih dari cukup. Dan engga pernah cemburu lagi dengan suami saya. Karena dia takut liat wanita catik. Dan suami saya tidak lagi mengeluh sakit kepala, jantung berdebar dan keringat dingin. Terimakasih pak Udin.”

“ Ya sama sama.”

“ Ini ada oleh oleh dari saya. “ kata pasien udin seraya menghadiahi Udin singkong rebus. Udin tersenyum. Lumayan untuk temanin minum kopi..

Selamat berakhir pekan.

Tersenyumlah selagi bisa..Itu bagus untuk imun.


***

Udin datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut. Tukang cukurnya cantik dan bohai. Selama cukur Udin berusaha ajak ngobrol wanita itu. 

“ Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada.” Kata tukang cukur. 

“ Kenapa kamu berkata begitu?”kata Udin 

“ Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan. Ada banyak orang miskin dan kelaparan. Kalau benar Tuhan itu ada. Maha pengasih penyayang. Mengapa Tuhan tidak tolong mereka semua ?

Udin diam saja. Setelah cukur Udin cium wanita itu. “ mau ngapain ? Kata wanita itu kaget dapat serangan mendadak. 

“ Mau ngapain? Kiss lah . “ kata Udin. 

“ Engga mau! Kata wanita itu.

“ Hayoooo” Udin terus menjulurkan mulutnya. Tapi wanita itu menahan mulut Udin dengan telapaknya.. “ Ada apa sih? Kata wanita itu. 

“ Kamu wanita  ? 

“ Ya lah. Emang kamu pikir apa ?“ kata wanita itu.

“ Saya pria. Kamu wanita.. Apa salah kita ciuman? 

“ Eh bego lue. Lue bukan pilihan gua! Kata wanita itu kesel.

Udin tersenyum. “ ada banyak wanita diluar sana. Banyak yang tak mau saya cium, termasuk kamu. Apakah karena itu saya tida ada. Tidak pernah menawarkan? Engga kan. Saya ada.  Hanya saja yang mau di kiss atau tidak, Itu soal pilihan. Jadi kalau kamu bilang Tuhan tidak ada hanya karena banyak orang miskin tidak ditolong Tuhan, itu jelas salah. Kaya miskin itu soal pilihan. Paham! Kata Udin. Sambil ngeloyor pergi.


***

Udin sedang asik di Lapau, temannya liat Udin sedang asik dengan hapenya. Temannya menepuk bahu Udin, “ Sibuk kali kau Din. “

Udin diam saja. Dia terus asik dengan hapenya. Kemudian temannya. “ Din! “ temannya negur lagi. Udin menoleh ke temanya.

“ Ada apa kau? Ganggu orang aja. Liat engga kau. AKu lagi jualan secara online. Cari duit !

“ Ajarin lah aku Din. Biar aku paham”

“ Ah kau jangan terlalu puas dulu kau soal kesimpulan Komnas HAM. Baca berita yang benar. Itu justru memberikan jalan hakim agar membaskan petugas yang terpaksa membunuh empat orang itu. “

“ Ah busyet. Jauh amat ceritanya. Aku tak tanya soal Ham. Aku minta kau ajarin aku biar paham”

“ He he boleh saja kau banggakan Komnas Ham. Entar liat aja keputusan pengadilan.”

Teman Udin geleng geleng kepala “ pening kepalaku ngomong dengan kau Din. “ Temannya langsung berlalu.

Udin pulang ke rumah. Di rumah dia bertemu dengan istrinya.

“ Bang. Si Minah larang pergi ke luar rumah. Malu awak anak gadis pergi dengan pria bukan suami.”

“ Memang keterlalu itu si Doni. Udah kubilang Komnas HAM itu hanya kasih jalan biar hakim menangkan polisi. Tetapi tak paham juga dia. “

Tak berapa lama anaknya keluar dari kamar berpakai rapi. “ Eh mau kemana kau ? Tegur Udin. Istrinya menengok kearah Udin.

“ Bang larang dia keluar rumah. Dia harus belajar. Engga baek anak gadis keluar rumah sama pria “

“ Ganti baju kau. Jangan pakai rok pendek. Malu ayah sama orang lain.”

“ Ya udah. Kalau gitu nikahkan sajalah aku dengan pacarku. Biar aku berhenti sekolah. “ Kata Minah. Masuk kamar lagi. Batal pergi. Istri dan udin tersenyum…Demikian belada keluarga budek. Selalu ada cara berdamai dengan realita walau mereka berbicara dengan persepsi sendiri sendiri.***

Tersenyumlah selagi bisa. Itu menyehatkan.


***

Udin dagang kaki lima. Dagangannya CD perempuan. Di lapak Dagangannya, Dia tulis pakai karton “ Kalau kemahalan balikin”. Tidak jauh dari tempat dia dagang. Ada toko yang jual sempak juga. Walau harganya lebih murah, orang tetap belanja pada Udin . Mengapa ? orang percaya bahwa barang dagangan udin murah.

Suatu saat datang perempuan ke tempat dagangnya . “ Ini dagangan lue. Mahal !“ Katanya dengan suara keras seraya melempar sempak yang tadi dibelinya ke muka Udin . “ balikin uang saya.” Katanya kepada Udin dengan marah.

“ Bu tenang jangan emosi. Baca baik baik tulisan di karton ini. Kalau kemahalan balikin” Kata Udin .

“ Ya balikin uang saya” Kata wanita itu lagi.

“ Maksudnya bukan uang dibalikin. Kalau merasa kemahalan ya sempak dibalikin. Dari side A ke B. Jadi ibu bisa pakai dua hari kalau ganti sempak setiap hari. Kan murah jadinya. “ Kata  Udin seraya mencotohkan bagaimana membalik sempak itu.”

“ Gua engga mau. Balikin  uang gua .” Teriak wanita itu. Mulai kesel.

“ Ya perjanjiannya engga ada kok. Salah saya dimana ? Kata Udin 

Salah satu pembeli melirik ke arah ibu itu. “ Bu, ditulisan karton ini engga ada bilang balikin uang. Kita semua tahu kok mana ada barang sebagus ini harga lebih murah dari toko. “ Kata ibu itu berusaha membantu  Udin. Ibu itu mungkin malu. Dia ngeloyor pergi. Salah udin dimana? Emang orang Yaman doang jago ngeles…


***

Udin masuk lapau. Mukanya kusut.
“ Bang Udin, pesan apa ? kata pemilik warung

“ Kopi ajalah.” Kata Udin dengan wajah lesu.

“ Ada apa kau Din” kata teman yang duduk di depannya.

“ Sulit aku ceritakan. “

“ Ceritalah..Kita teman. Mungkin aku bisa bantu.”

Udin mengulas kepalanya. Kemudian dia keluarkan rokok. Setelah mereguk kopi dan mengisap rokok dalam dalam, dia menoleh ketemannya. Dia tersenyum getir.

“ Ceritalah kawan..” Desak temannya.

“ Baiklah..” Kata Udin. Teman yang lain yang ada di lapau itu semua pasang telinga.

“  Tadi aku memerah susu sapiku. Saat ember penuh, dia mengangkat kaki kirinya dan menendang ember itu.” Cerita Udin.

“Ah itu bukan masalah. ” kata teman Udin.

“Cerita belum selesai. Jangan kau potong.” Kata Udin.

“ Ya ya. Lanjut. “ Kata temannya tersenyum.

“ Kuambil kaki kiri sapi itu dan mengikatnya ke tiang di sebelah kiri."

"Terusss?"

“Ya aku bisa aman. Bisa terus memerah susu. Saat emberku penuh, Sapi itu sepak ember dengan kaki kanannya. Tumpah lagi susu itu.

“ Terusss.”

“Ku ambil kaki kanannya dan mengikatnya ke tiang di sebelah kanan."

“Pintar kau Din?"

"Terus, aku duduk kembali dan mulai memerah susu lagi. Saat emberku penuh, sapi bego itu mengibaskan ekornya, menumpahkan ember itu.”

“Waduh. Keterlaluan sekali sapi itu.”Kata teman Udin ”Jadi apa yang kamu lakukan?" Lanjut temannya penasaran.

"Aku tidak punya tali lagi, jadi aku melepas sarungku dan  gunakan sarung itu mengikat ekornya ke kasau. Saat itu, aku bugil, istriku masuk ke kandang. Dia pukul aku, ditunjangku. Dia tuduh aku selingkuh sama SAPI.” Kata Udin nampak sedih.

" Jadi masalah kau apa ?

" Ya bagaimana jelaskan keistri bahwa apa yang dia liat bukan yang seperti ada dalam pikiran dia." Kata Udin lesu.

Semua teman Udin yang di lapau itu terdiam agak lama. Tak berapa lama, satu tergelak, semua tergelak. “ Jadi sapi kau selingkuhi. Kupikir janda kampung sebelah…” Mereka terus tertawa. Udin pulang ke rumah.


***

Pas imlek, Udin makan di restoran dengan istrinya.  Disebelah mejanya duduk beberapa wanita yg merayakan Imlek dan asyik bicara soal Shio..

“ Shien, suami lu apa?"Tanya satu wanita. 

“ suami gue monyet, kalo suami lu?"

“ suami gue babi, sama kayak mertua laki-laki gue"

Istri Udin bengong dengar mereka ngobrol di sebelah mejanya . Udin santai aja makan.Terdengar lagi dialogh ..

“ kalo mertua gue Kambing, tapi yg cowok babi juga" 

“ kalo adik ipar lu yg buka bengkel di thamrin apa?" 

“ itu monyet, isterinya anjing.. anaknya semua babi" 

Istri Udin geleng geleng kepala..terdengar lagi dialogh.

“ kalo ipar gue yg di Sun Plaza,sekeluarga anjing"

“ kok sama kayak ipar gue ya?,sekeluarga babi semua"

Istri Udin berbisik kepada Udin. “ Kurang ajar sekali.. perempuan gak tau diuntung.., masa mertua, ipar dikatain anjing.., babi.. , monyet. , gak punya sopan..!! Kalau jadi menantuku sudah kujewer. “ 

“ Ya mah. Bagi kita sebutan hewan itu umpatan. Bagi mereka hewan itu dicintai dan jadi sahabat. Bahkan disantap jadi makanan sehat. Jadi beda budaya, beda persepsi. Santai aja. Nikmati makan ini..”


***

Pada satu malam, Udin mendatangi pacarnya. Suasana sangat romantis di cafe itu. Usia Udin udah 50 tahun. Dia sudah 10 tahun menduda. Dia hendak melamar pacarnya yang berusia 40 tahun. 

" Mar, selama kita pacaran, kamu sangat setia dan mendukungku. Dari sejak jadi pengusaha sampai sekarang abang jadi kepala daerah. Tapi ada sesuatu yang perlu Abang tanya sebelum kita menikah. Apakah selama kita pacaran kamu pernah selingkuh ? Kata Udin. 

Mar  menatap wajah Udin dengan seksama. “ Apakah Abang siap mendengar ? Dan apakah setelah tahu abang tetap ingin melamar aku? Kata Mar

“ Nanti Abang juga akan jujur kepada Mar.

“ Ya abang, Mar mengaku pernah selingkuh tapi hanya 3 kali.”

"3 kali?" Udin agak terkejut, tapi dia tetap tenang. Dan berusaha sabar dan berniat untuk memaafkan Mar ,"Bagaimana ceritanya ?" Tanya Udin 

“ Abang ingatkan waktu Abang dikejar utang dan rumah abang hampir disita . Akhirnya juru sita batal ambil rumah Abang. “

"Ya, abang ingat tu" jawab Udin . 

“ Nah itu yang pertama. Dengan juru sita.

"Emmmm.. sulit buat abang menerima kenyataan ini, tapi abang maafkan kamu kerana apa yg kamu lakukan tu untuk abanf ", kata Udin. , " Nah yang kedua ?"

"Abang ingat engga waktu Abang mau dioperasi tapi tak ada uang. Kemudian ada bang Rudi. Akhirnya Abang bisa dioperasi dan sembuh “

“ Ya. Abang ingat. Walau perih hati ini, tapi abang tetap maafkan Mar. Karena apa yg kamu lakukan untuk Abang”

“ Nah itu yang kedua”

“ Ya ketiga ? Kata Udin penasaran.

“ Abang, ingat engga waktu pertanggungan jawab APBD Abang hampir ditolak oleh 50 anggota dewan. Dan akhirnya 50 orang itu setuju dan Abang aman sampai sekarang sebagai kepala daerah “

“ Oh ... 50 orang ?!!

“ Nah itu yang ketiga...” Kata Mar.  Udin stress. 

“ Sekarang giliran Abang jujur “ kata Mari..” Cukup satu saja.. sambung Mari.

“ Abang.. “ Udin terdiam. Agak ragu berterus terang 

“ Apa bang ? Mari siap mendengar.

“ Abang pernah sekali selingkuh dengan Rudi. “Kata Udin. 

“ Abang Gay?!! Mar teriak dan pingsan.


***

Udin berkesempatan ke luar negeri. Temannya hadiahi dia liburan terbang dengan SQ pesawat baru

“ Ala mak..cantiknya pramugari tuh. “ 

“ Rok roknya panjang sangat sopan tapi jangan kau liat pantatnya. Apalagi kalau dia membungkuk nampak belahan susunya. “ Kata Teman Udin ketika Pramugari menyediakan makan di pesawat. Udin sempat juga melirik ketika pramugari itu mencangkung. Dia sedikit tersirap darahnya. Ternyata harga ticket tiada berbohong. 

Selepas makan. Perutpun terisi sudah. Tapi dasar orang kampung. Yang sudah terisi minta dikeluarkan lagi.  Diapun segera ke toilet. Tetapi toilet ada orang. Dia harus sabar menanti. Tetapi perutnya tak bisa sabar. Dia berkerut kening sambil memegang ekornya. Pramugari mendekatinya.


“ Bapak bisa pakai Toilet ini. “ Kata Pramugari menunjuk toilet lainya.  “ Hati hati yaa  pak” Lanjut pramugari itu ketika Udin masuk ke kamar toilet.  Alamak perhatian sekali dia sama aku. Mau bermanja manja kali. Pikir Udin.


Udin perhatikan ada tombol tulisan di tempat itu : WW,WA,PP & ATR... Bah apapula ini. Banyak kali kode kode tombol. Tak pula ada penjelasan. Sambil duduk di toilet Udin mikir. Apa itu tombol tombol. Udin penasaran.


Udin tekan tombol WW. Mantap! Langsung sroott! Air hangat-hangat kuku menyemprot pantatnya. “Aduh mak..air hangat keluar. Mantap kali untuk cebok.

Udin makin tergoda untuk coba tombol yang lain. Dia tekan tombol WA, mantaaap…langsung keluar angin hangat supaya pantatnya kering...


“Enaaaak.” Dia membayangkan gimana kalau wanita kena angin hangat ini?

Ah coba lagi tekan yang lain. Udin makin penasaran. Dia tekan tombol PP, langsung keluar bantalan bedak. Membedaki pantatnya yang sudah kering…Mantaaap..sorga ternyata ada di dunia. Bukan hanya muka dibedaki, pantat pun dibudaki. 


Udin makin penasaran. Terakhir dia tekan  tombol ATR. Grubraaakkk. Dia jatuh terlentang...pingsan!!!


Ketika sudah sadar. Dia tanya kepada pramugari “ Apa gerangan sebab saya pinsan? 

“ Bapak menekan tombol ATR artinya Automatic Tampon Removal. Fungsinya untuk melepaskan pembalut secara otomatis. Tapi karena bapak tidak ada pembalut maka secara otomatis yang ditarik telor  bapak” 


***

Udin terpaksa jadi supir taksi ditempat wisata. Itu cara mudah sampai dapat posisi sebagai ketua Partai atau anggota DPR. Itu juga rendah hati sebelum jadi konglomerat. Yang penting ingat pesan mandeh waktu merantau. “ Elok elok di jalan. Jago mato, jago pikiran, hiduplah berakal agar kau mati beriman. 


Setelah putar putar di tempat wisata. Dari kejauhan nampak wanita melambai menyetop taksinya. Wanita itu pakai bikini. “ Antar ke Pantai ya pak, dekat aja” Kata wanita itu masuk taksi.


Udin memperhatikan wanita itu. Dia melihat kebawah. Ketengah. Balik lagi ke bawah dan ketengah.. “Eh bego lue. Emang engga pernah lihat sempak? bengong aja.” Kata wanita itu.

Udin diam saja. Matanya melotot kearah bra wanita.

“ Eh lihat susu gue lagi. Emang engga pernah lihat susu ya. Cepatlah jalan. “ kata wanita itu marah.

“ Bukan begitu. Saya liat sempak kamu dan Bra kamu cari tempat dimana kamu tarok dompet bayar taksi saya. “ 

“ Nih uangnya! Teriak wanita seraya buka Bra nya sedikit ambil uang kejepit disana. 

“ Oh. Tasapi dibarang tuh pitih. “ kata Udin sedikit mendelik. “ Siap..jalan kita..” 


***

Udin merasa engga sehat. Dia datangi dokter untuk memeriksa kesehatannya. Dokternya kebetulan wanita cantik. 

“ Apa yang dirasakan pak? Tanya dokter itu ketika Udin duduk.

“ Sejak burung perkutut saya kalah tarung suara. Jantung sering bedebar debar. Kadang lemes bawaannya” 

“ Bapak harus tenangkan diri. Jangan terlalu dipekirkan. Sifat inferior complex berpotensi membuat burung bapak loyo “

“ Maksud bu dokter ?

“ Ya engga usah dipikirkan kalah tarung. Istri bapak bisa memaklumi kok”

“ Lah justru gara gara dia saya semakin stress. Dia biang burung perkutut saya dipotong aja. Kan saya sedih. Burung perkutut itu kehormatan saya. “ 

“ oh itu ibu hanya becanda. Engga serius”

“ Lah kemarin sempat dia cekek. Saya hampir mati. Kalau burung mati, saya lebih baik mati juga. “

“ Wah wah.. Ya udah. Kalau begitu saya periksa. “ kata dokter suruh Udin ke ruang periksa

“ Buka celananya pak. “

“‘ Kenapa dok? Mau disuntik ? Saya engga mau. Kasih obat aja ya”

“ Bukan disuntik. Saya mau lihat perkutut bapak. “

“ Perkutut saya di rumah. Kenapa celana saya dibuka? Engga ada perempuan yang  lihat saya telanjang. Selain mamak saya waktu saya kecil. Udah menikah hanya istri saya yang liat saya bugil.” Kata Udin polos. 

“ Oh... “ dokter tersenyum. Salah sambung. “ Ya udah. Engga usah buka celana. Saya kasih obat.  Nanti jantung bapak akan tenang”


***

Udin diperiksa polisi. Kemudian setelah proses verbal di polisi, Udin di adili oleh hakim. 

“ Kamu sudah paham apa yang dituntut oleh jaksa penuntut” kata hakim usai Jaksa membacakan tuntutan. 

“ Saya tidak paham pak Hakim” 

“ Baik saya perjelas. Kamu dituduh mencuri motor. Barang bukti ada. Saksi korban ada. Dimananya kamu tidak paham?

“ Saya tidak mencuri. Tidak!

“ BAP kamu teken kan ?

“ Ya tetapi dalam keadaan terpaksa”

“ jadi gimana ceritanya?

“ saksi korban bukan orang lain. Pacar saya sediri. Dia dengan sadar sudah memberikan motor itu kepadan saya “ kata Udin  dengan suara memelasss. 

“ Terus mengapa sampai pacar kamu laporkan kamu ke polisi ?

“ itu hanya salah pengertian saja. “

“ Maksud kamu?

“ Saat kejadian , saya dan dia jalan² pakai sepeda motornya ke suatu TAMAN yanf sepi... kemudian setelah kami parkir , Pacar saya berbisik ke telinga saya, Baaang... ambillah Milik ku yg paling berharga. Kemudian dia membuka semua pakaian nya... lalu dia lari masuk ke semak-semak. “ kata Udin. Dia terdiam sejenak. 

“ terus “ kata hakim bersemangat...

“ Lalu saya pikir² lagi...  Dari pada saya ambil BAJU, BH, CD & Celana Jeans... mending saya ambil Sepeda Motornya aja yg lebih berharga”

“ Oh begitu ceritanya. “ kata hakim berkerut kening. “

“ Salah saya dimana? Pak HAKIM.._*.???!!

HAKIM spontan tertawa terbahak- bahak sambil melempar palu ke arah Udin... :

Pesan moral : hati hati memilih. Kerena setiap pilihan ada resikonya.

Tertawalah agar imun bertambah dan sehat.


***

Udin dapat panggilan kerja. Dia diminta menghadap bagian personalia. Ketika dia datang sudah banyak orang menanti untuk di wawancarai. Yang membuat Udin bingung. Mengapa wawancara itu berlangsung cepat sekali. Setiap orang masuk, hanya lima menit langsung keluar dengan wajah lesu. Padahal mereka semua sarjana. Sementara Udin hanya tamat SMU. Kemudian ada panggilan untuk masuk ruangan. Sekali masuk empat orang, termasuk Udin


Di dalam ruangan. Empat orang itu menghadap petugas wawancara.


“ Semua sudah tahu kan. Wawancara ini untuk pekerjaan bagian pemasaran. Yang lolos akan mengikuti pelatihan. Setelah itu akan dijadikan supervisor. Target berikutnya adalah jadi manager pemasaran. Paham.” Kata yang wawancarai. Mereka semua mengangguk. Udin duduk menyamping dari pewawancara itu. Yang lain duduk berhadapan dengan pewawancara itu,

“ Pertanyaan sederhana saja. Dengarkan baik baik. “ Kata pewawancara seraya memperhatikan mereka berempat.

“ mana lebih dulu bijaksana atau kepintaran? Silahkan jawab. Terserah siapa yang mau jawab duluan“ Kata Pewawancara itu.

“ Menurut saya pak, bijaksana adalah hasil dari kepintaran. Kan engga mungkin orang bodoh bisa bijaksana. Jadi pintar lebih dulu daripada bijaksana.” Kata salah satu pelamar.

“ Kamu, salah. Keluar dari ruangan ini. Dan jangan kembali lagi. Kamu gagal. “ kata pewawancara itu. Pelamar itu keluar dengan wajah lesu.

“ Menurut saya, “ kata pelamar lainnya “ Harusnya pintar lebih dulu agar bisa bersikap bijak.”

“ Keluar kamu. Kamu gagal. “ kata pewawancara. Pelamar itu keluar dengah wajah lesu.


Pelamar tinggal dua.

“ Menurut saya, pertanyaan ini tidak bijak dan tidak terlalu pintar untuk mengetahui kualitas seseorang.”

“ Keluar kamu! Kata pewawancara dengan nada keras. Pelamar itu keluar dengan wajah kesal.

“ Menurut saya.” Kata Udin. Kemudian terdiam sejenak.

“ Apa ? cepatlah jawab. Jangan terlalu lama mikirnya.

“ Bijaksana lebih dulu.” Kata Udin.

“ Mengapa ?

“ Orang bijak tahu salah benar. Orang pintar hanya tahu salah atau benar saja.”

“ Dari sekian banyak pelamar, hanya kamu yang jawabnya tepat sekali. Bagaimana kamu bisa menjawabnya”

“ Tuh …” Kata Udin nunjuk kertas putih diatas meja di depan pewawancara itu.

“ Eh kamu ngitip jawaban saya ?

“ Ya. “

“ Itu curang.” Kata pewawancara itu dengan suara keras.

“ Saya berusaha bijak. Karena bapak terlalu pintar, yang hanya tahu salah atau benar menurut persepsi bapak saja.” Kata Udin. Pewawancara itu terdiam.

“ Kenalkan. Saya boss perusahaan ini. Kamu benar. Kamu akan kami latih untuk menggantikan saya. Kamu lebih pantas jadi direksi. Bahkan kamu lebih pantas gantikan Abas sebagai gubernur DKI.

Moral cerita. “ Orang bijak pasti pintar. Tapi orang pintar belum tentu bijak. Sekolah tinggi di Universitas tidak mendidik anda jadi bijak. Tapi sekolah kehidupan melatih anda jadi orang bijak.


***

Udin datang ke Shinse untuk berobat. Kebetulan shinse sedang tidur siang. Jadi udin terpaksa menanti di ruang tunggu. Tak berapa lama. Datang lagi pasien. Bajunya ketat. Sexi. Dengan gaya genit dia langsung mendekati Udin.

“ Apa ada yang salah dengan tubuh saya?

" Coba saya lihat lebih dekat.” Kata Udin sambil mendekatkan wajah ke dada wanita itu. " Saya buka aja baju saya biar gampang priksanya. " Kata wanita itu.

Udin manggut manggut. Wanita itu buka baju.

“Kalau saya lihat lu orang tidak punya masalah. Justru lu orang punya kelebihan” Kata Udin

" Kelebihan? Kelebihan apa ? Kata wanita itu dengan melotot.

" Kelebihan daging. Kelebihan bedak, kelebihan warna rambut”Kata Udin. Wanita itu tersipu sambil pegang dada, wajah dan rambutnya. Terus pakai lagi bajunya.

" Kalau kekurangan saya apa?

" Pakai baju kurang bahan."

" Apa saya salah ?

" Ya salah. Karena ngomong sama saya. “Kata Udin cuek.

" Kenapa ?

" Saya sama dengan elo. Pasien juga.’

“ Lah sinsenya mana ?

“ Sinse nya masih tidur siang." Kata Udin cuek.

“ Huh..dasar bego lue. Ngaku ngaku sinse. Mana udah liat lagi daleman gua”

“ Lu juga kampret, bukannya tanya dulu ada engga sinsenya. Main buka baju aja, bego! "

“ Gua pikir elo sinse.” Kata Wanita itu dengan wajah bingung.

“ Makanya kalau mikir yang bener, jangan bego. Liat yang benar sebelum ngomong. Provokator dibilang ulama. Kebanyakan makan micin lo makanya otak segede kuaci. Gampang dibohongi…"


***

Udin pergi ke mall bersama istrinya. Karena capek ngikuti istrinya keliling, Udin duduk di luar outlet sambil main hape. Setelah beberapa saat dia terkejut. Karena istrinya sudah tidak di dalam outlet. Dia bingung mencarinya. Dia berusaha keliling mencari kemana mana. Tidak ketemu. Dia telp, hape istrinya off. Akhirnya Udin datang ke dalam outlet bertanya kepada pramuniaga yang cantik.

“ Mbak tahu engga ke mana istri saya.”

“ Istri?

“ Ya. Yang tadi datang ke outlet ini.”

“ Engga tahu pak. “

“ Kalau gitu boleh engga kasih saya waktu beberapa menit.”

“ Ada apa sih pak. “

“ Begini. Biasanya, kalau saya ngobrol dengan wanita cantik, instink istri saya cepat sekali menemukan dimana saya berada. “

“ Ih bapak. Bisa aja. “

Akhirnya Udin ngobrol dengan pramuniaga itu. Barang beberapa menit kupingnya terasa yang jewer. “ Kemana aja sih pak. Ngilang aja. Ayo ikut “ Kata istrinya. Udin tersenyum mengikuti langkah istrinya keluar dari outlet. Udin menoleh ke belakang. Nampak pramuniaga itu tersenyum seraya mengacungkan jempol


***

Udin bertemu teman lamanya. Walau temannya matanya sipit tetapi Udin sangat dekat waktu di kampung.

“ Din, gimana kabar kamu ?

“ Sehat, Kim.

“ Apa kerja kamu ?

“ Gua jadi pegawai negeri. “

“ Wah keren kamu. Jadi pejabat dong.”

“ Ya begitulah. Kamu gimana ?

“ Gua buka pabrik. Ya sekedar cari makan Din. Main mainlah ke rumah saya.” kata Akim menyerahkan kartu nama.

Suatu saat Udin datang ke Rumah Akim. Dia terpesona. Rumah Akim besar dan mewah.

“ Gimana kamu bisa beli rumah semewah ini Kim ?

“ Ah Din. bagi saya ini sederhana. Ini hanya 10% dari keuntungan pabrik saya setahun. “ Kata Akim. Udin terkagum kagum.

Suatu saat Akim datang ke rumah Udin. Dia terkejut rumah udin juga mewah. “ Ini rumah gua yang lain. Tetapi yang resmi ukuran kecil.” Kata udin.

“ Gimana kamu dapat uang beli rumah semewah ini.?

Udin ajak Akim jalan jalan di kota. Waku melangkah di troar. “ Bagus ya trotoar jalan ini. Sejak Abas jadi gubernur Jakarta keren ya.” Kata Akim.

“ Ya Kim, kamu tahu. Trotoar ini biayanya Rp. 100 miliar.”

“ Gila lue. Mahal banget.”

“ Maksud gua 10% dari Rp. 100 miliar?

“ Terus 90% ke mana?

“ Salah satunya jadi rumah mewah gua itu “


***

Udin kerja di perusahaan PMA sebagai sales. Produk yang dijual karet sintetis. Udah tiga bulan. Satupun target market tidak didapat. Managernya orang jepang udah bosan marahin Udin.  Tetapi Managernya tetap memberi kesempatan kepada Udin untuk terus kerja keras.  Karena dia liat Udin paling rajin keluar kantor dan selalu buat Daily report sorenya. Setelah setahun. Udin hanya dapat konsumen 1. Karena itu dia mengundurkan diri.


“ Aneh kamu. Setahun kerja, Hanya dapat satu customer. Minta berhenti. Sementara yang lain dapat puluhan kustomer justru berharap ingin terus kerja.  Emang berapa komisi kamu. Apa itu sudah cukup membuat kamu kaya? 

“ Benar, Tuan. Saya sudah sangat kaya walau hanya satu kastomer. “

“ Kaya apa ? komisi kamu hanya 2,5%. Itupun kalau dihitung fee, tidak seberapa.”

“ Benar, Tapi dengar tuan.” Kata Udin. “ Saya tidak tawarkan karet  sintetik kepada kastomer. Saya tawarkan sendal dengan harga murah. Dia tertarik membeli dalam jumlah besar. Karena sangat murah. Tapi saya bilang dia harus produksi sendiri agar bisa dapatkan sendal murah. Dia minta saya ajarkan cara produksi. 


Saya suruh dia beli mesin, beli tanah untuk bangunan. Jasa kontraktor untuk membangun dan beli bahan baku berupa karet sintetik. Dari Mesin saya dapat fee 5%. Dari tanah saya dapat fee 5%. Dari jasa kontruksi saya dapat fee 2,5%. Total investasi tanah , bangunan, mesin Rp. 100 miliar. Saya dapat fee Rp. 12,5 miliar.”  Kata Udin tersenyum.


“ Wah itu sama denga gaji saya seumur hidup” Kata Manager.

“ Dan bukan itu saja. Saya dapat komisi 2,5%  atas setiap repeat order kastomer itu. Itu passive income saya.” 

“ Eh busyet.. Cerdas sekali kamu. Pantas kamu tidak perlu lagi kerja. Dari mana kamu belajar ini semua ?

“ Ah orang Indonesia itu udah biasa. Rumah sakit juga begitu. “

“ Rumah sakit ? Maksud kamu apa ?

“ Kalau ada pasien datang , biar pun sakitnya ringan,  ditawari CT Scan, MRI, Rekam Jantung, Foto Rontgen Torax  &  Periksa Darah LENGKAP. Dan tidak lupa di Rapid atau SWAB / PCR dulu.  Paham ya sayang..’ kata Udin. Manager nya tepok jidat.


***

Berkali kali Udin menyodorkan calon istri kepada kedua orang tuanya. Tetapi selalu ada saja alasan orang tuanya tidak setuju. Ada dari keluarga kaya. Orang tuanya kawatir, udin dikuasai oleh keluarga istri. Ada yang terlalu cantik. Orang tuanya menolak. Kawatir orang ramai tuduh Udin main pelet. Ada yang tidak berpendikan. Orang tuanya kawatir, istrinya akan sulit mendidik anak dan bergaul dengan lingkungan pekerjaan Udi.

Waktu berlalu.Tak terasa usia udin sudah 35 tahun. Udin tetap jomblo. Udin kedatangan kedua orang tuanya dari kampung’

“ Usia kamu sudah diatas 30 tahun. Kamu harus segera menikah. Apalagi kamu sudah punya pekerjaan. Engga baik pria punya uang tinggal di kota besar tanpa istri. “ kata Ibunya.

“ Ya bu. “

“ Siapapun pilihan kamu, bapak pasti setuju. ya bu” Kata Ayahnya.

“ Ya nak. Kamu anak semata wayang kami. Tentu hanya kamu harapan kami untuk ingin cepat momong cucu. Kami sudah tua. “

“ Ya bu. Ini ada pacar saya. Gimana pas kebetulan ayah dan ibu datang, mari kenalan dengan keluarga pacar saya.” Kata Udin

“ Oh anakku. Kamu memang anak berbakti. Mari kenalkan segera.”

Singkat cerita. Pertemuan dengan keluarga pacarnya berlangsung penuh kehangatan. Orang tuanya senang. Walau calon istri Udin tidak begitu cantik,, tidak berpendidkan tinggi, tetapi rendah hati. Keluaganya juga orang baik.

“ Din, usakan dalam tiga bulan kalian menikah. Kamu bicarakan dulu dengan pacar kamu agar dia juga bicara ke orang tuanya. “ Kata orang tuanya yang terkesan dengan perkenalan dengan keluarga pacarnya. Orang tuanya kembali ke kampung denga senang hati.

Seminggu kemudian, Udin dapat telp dari orang tuanya. “ Gimana udah bicara dengan pacar kamu.”

“ Be be be belum pak. “ kata Udin tergagap.

“ Ada apa ?

“ Masalahnya …”

“ Apa masalahnya ?

“ Ternyata pacar saya itu sudah punya anak. “

“ Janda ?

“ Ya pak. “

“ Bego kamu ya Din. Kok engga bisa bedakan janda dan perawan?

“ Jadi gimana pak?.”

“ Bego kamu” Kata bapaknya dengan suara keras.

“ Kalau bapak izinkan. Ya saya akan nikahi. Kalau engga ya terpaksa saya jadi jomblo terus..”

“ Ya udahlah Din. Pastikan dia sudah bercerai dengan suaminya"

“ Oh itu pasti pak.”

“ Siapa suaminya ?

“ Udin sendiri.”

“ Kamu ????

“ Ya. Tadinya kan bapak selalu tentukan syarat untuk calon istri saya. Ya udah 15 tahun engga ketemu sarat itu. Ya sekarang yang ada inilah. “

“ Tapi kamu udah menikah kan ..?

“ Ya pak..tinggal pestain saja.”

“ Pintar kamu..Memang kamu anak bapak..

HIkmah cerita..bijaklah kepada orang tua. Pernikahan atas berkah orang tua itu akan mendatangkan berkah Tuhan.***


***

“ Din kau lihat wanita itu. Cantik ya?kata Amir kepada Udin menunjuk wanita berjalan depan mereka. 

“ Ah itu bukan manusia” kata Udin 

“ Maksud kau?

“ Cobalah kau perhatikan. Semua orang kedinginan. Pakai baju tebal. Kakii ditutup dengan celana panjang berbahan tebal. Tapi dia malah telanjang kaki”

“ Benar juga ya Din “ Amir mulai takut

“ Kamu tahu. “

“ Tahu apa din 

“ Saya yakin dia bukan manusia. Dia jin sakti yang bisa masuk ke alam manusia. Dia pasti ada ilmu sakti tenaga dalam hawa panas membakar Sukma.”

“ Oh gitu ya Din. “ 

“ Saya penasaran Mir. Saya mau tegur dia. Saya mau test  ilmu saya. “

“ Eh hati hati din “

Udin melangkah melewati perempuan itu. Akhirnya Udin berbalik langkah menghadap wanita itu. Udin cepat  melewati wanita itu tanpa menegur. 

“ Ada apa Din? Takut kau din”?

“ Bukan mir.. bukan. “ Udin kecut .

“ Apa?!!

“ Dia wanita bertelur.. lebih baik kita cepat menjauh. Kita lewati dia dan jangan tengok dia. Mereka segera melangkah cepat


***


Udin ketemu Mamad “ Halo Udin ayam sayur. Masih hidup kau” Tegur Mamad sahabat semasa mudanya. 

“ Masih beredar dan tetap merdeka”

“ Kecuali sama istri ya”


Udin tersenyum kecut. Apalagi waktu Mamad bicara itu sedang bersama gadis cantik. Udin hanya sendirian.  Mamad berlalu dari hadapan Udin. Pergi ke tablenya.  Tak berapa lama, sebelum jam 8 malam, Udin angkat kaki dari cafe itu. Dia melambaikan tangan kepada Mamad yang asyik dengan gula gula barunya.


Malam hari ketika hendak tidur, WA masuk. Istri Udin langsung buka hape. Entah apa yang dilakukan. Udin cuek saja.
“ Pah, sepertinya teman papa si Mamad, salah kirim WA. “ Kata istri Udin. Maklum nomor WA udin ada di hape istri Udin.

“ Emang apa isi WA nya.”

“  Nih liat “ Kata Istri Udin memperlihatkan berita WA - Mah aku udah transfer USD 100 ribu tadi siang. -

“ Terus apa yang kamu lakukan? Kata Udin.

“ Ya aku forward ke istri mamad. Dia kan teman aku.  Itu pasti salah kirim. “ 

“ Oh  ya udah.” 

Engga berapa lama ada telp masuk dari Mamad. 

“ Padang, lue apaan sih kirim WA ke bini gua.”

“ Engga tahu. WA gua yang pegang bini. Mereka kan temanan. Emang kanapa.”Kata udin bingung.

“ Duh bego lue. Kenapa nomor WA ada di hape bini lue? Dasar ayam sayur lue.”

“ Ya memang begitu. Ada apa ?

“ Gua salah kirim WA. Harusnya bukan ke lue”

“ Kebini lue kan ? Salahnya dimana?

“ Brengsek lue.” terdengar suara Mamad kencang sekali. Marah dia.

“ Loh emangnya  itu lue kirim USD 100.000 bukan ke bini lue? ke siapa itu ?

“ Ah sudah lah. Asal lue tahu aja. Bini gua barusan telp. Dia tanyain WA yang lue terusin ke dia. Gua terpaksa besok kirim ke bini gua USD 100.000. Dia minta bukti transfer. Kan jadi bego gua. Terpaksa kirim dua kali.’

“ Ya itu derita elo Mad. Makanya jangan jadi ayam sakit lue” Kata Udin. Mamad segera matikan telp. Udin tersenyum aja.

Istri Udin bertanya “ Emang ada apa pah? 

“ Engga. Biasa saja.”

“ Kenapa tadi kedengaran bilang brengsek segala. Siapa yang telp.”

“ Teman. “ Kata Udin tersenyum. Dalam hati udin berkata “ Lue bilang gua ayam sayur, ternyata lue ayam perkutut sakit, Mad”


***

“ Mau kemana abang ? Teriak istri Udin. “ Udah malam masih juga keluyuran. Pasti ketemu sukri ya “ Istri udin mulai merepet.

“ Sebentar Abang mau tengok Mahmud sakit. Sebentar ya.”

“ Eh Mahmud sakit. Lah tadi sore sebelum abang pulang dari dagang, dia datang. Dia tanyain Abang. “

“ Oh sudah sembuh dia? ya sudahlah. Tak jadi aku pergi. “Udin balik badan.

Sukri datang ke rumah bersama temannya.  Mereka datang berpakaian taliban. 

“ Din, aku sebagai sahabat kau, mau ajak kau bergabung dengan kami. Cobalah belajar mengaji dengan kami di masjid. Coba sekali aja. Agar kita bersama sama membangun negeri ini sesuai dengan syariah islam.” 

“ Hmm. Coba yakinkan aku dalam lima menit soal syariah islam dalam bernegara.  Kalau benar kau punya keyakinan itu bagus, atau lebih hebat dari Pancasila, aku ikut kau Sukri. “ Kata Udin tenang. 

“ Alhamdulilah. Mau kali ini kau mendengar ? Kata Sukri.

“Siap menyimak.” Kata Udin seraya melirik teman Sukri. Entah siapa yang dia bawa itu. Udin engga kenal. Katanya teman dari jauh.  Sama sama dalam lingkaran pengajian.

“ Baiklah Din. Ini ada ustad yang akan jelaskan. Kalau aku jelaskan. Mungkin kau tidak percaya. Silahkan Ustad “ kata Sukri.

“ Baiklah. Saudaraku..” Seru Ustad itu dengan lemah lembut. “ Negeri ini tidak akan mendapatkan rahmat Allah kalau tidak didirikan atas dasar Tauhid, " Lanjutnya. 

“Paham aku itu. Itu bukan hal baru. Itulah Ketuhanan Yang Maha Esa.” Kata Udin menyela.
“ Eh kau diam Din. Jangan kau potong ustad bicara.  Silahkan lanjut Ustad. “ kata Sukri. 

Udin tersenyum.

"Tapi antum juga harus paham landasan Tuhan harus teraktualkan dalam bentuk Kemanusiaan. Jadi agama dalam perbuatan akhlak mulia." Katanya Ustad itu berusaha memperjelas perbedaan dari Ketuahan Yang Maha Esa. 

" Paham aku.! Itulah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sama dengan Pancasila. Engga ada yang baru” kata Udin memotong.
“ Din! Diam kau. Kenapa terus dipotong ustad bicara? tak paham kau adab berbicara. ? 

"  Tidak cukup hanya itu. Tapi harus memastikan rasa aman dan damai bagi berbagai kaum dan kelompok. Karena Islam itu rahmatanlilamin yang menjamin mereka yang berbeda dapat bersatu tanpa berseteru.” kata ustad itu.

" Benar , antum. Itulah Persatuan Indonesia. Engga ada yang baru” Kata Udin menyimpulkan.

“ Eh Din. Mengapa kau potong terus, Kapan selesainya orang bicara kalu dipotong terus.? Seru Sukri

" Saudaraku. Bukan itu saja. Tapi ada lagi, bahwa kekhalifahan itu dasarya baiat dari rakyat dan dilaksanakan atas dasar musawarah bagi mereka yang berhikmah. Itulah ulama " kata ustad dengan retorika utopia.

" Ah paham itu aku. Itu sila keempat. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Ya kan? Bukan hal baru. " kata Udin.

" Tapi ..” Kata Ustad itu.

" Apalagi ..”Seru Udin.

" Tujuan akhirnya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Cara dekat kepada Allah adalah bersikap adil. Nah itu adalah keadilan. Adil yang bermartabat. Itu tujuan dari berdirinya khilafah islam sesuai syariah.

" Ah itu kata lain dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoensia. itu sila kelima. Bukan hal yang baru ..” Kata Udin. 

Sukri mulai berang. “ Selalu kau potong dan sok tahu. Selalu sebut sila pancasila. Ada aja alasan kau samakan dengan sila dari pacasila. Ini beda.! Teriak Sukri.

“ Ada lagi? kata Udin kepada Ustad tanpa peduli omongan Sukri.

" itu saja..” Kata Ustad bermuka masam

" Paham kan Din. Tak sampai lima menit tuntas. Jadi mau kau gabung? Kata Sukri memegang pundak Udin.

“ Gabung apa ? Dia bicara Pancasila. Dari SD aku sudah  paham itu. Engga ada yang baru. Ngapain gabung. Buang waktu.” Kata Udin. Ustad itu berdiri langsung permisi pergi. Udin mendengar di teras ustad itu bicara kepada Sukri. “ Salah kamar kita. Itu orang mada…” 

Udin hanya tersenyum.


***

Udin masuk Bar di kawasan dockland, London. Dia melirik di table Bar ada wanita bule yang duduk. Udin duduk disebelah wanita itu.  Udin melirik minuman wanita itu. Longbeach ice tea. Udin pesan bir dingin. 

“ Mengapa tidak pesan wisky.” kata wanita itu melirik.

“  Terlalu awal minum. Sekarang baru jam 8 malam”

“ Saya dari Greece. Anda pasti dari Philipina?

“ Salah. Indonesia”

“ Hmm Indonesia. Saya suka Bali.” Kata wanita itu tampa menatap Udin. Udin hanya tersenyum. 

“ Sekarang. Kemanapun  pasti ketemu orang asian.  Mungkin 10 yang kita temui, pasti 6 orang asia. Kalian ada dimana mana. Di bursa saham dan di tempat wisata kelas dunia. Apa yang membuat Asia hebat.”

“ Inggris, German, AS makan malam. Yang bayar bill Arab. Yang punya restoran China.” Kata Udin. Wanita itu tertawa sampai keliatan barisan giginya yang putih dibungkus dengan bibir yang indah. Sekarang dia putar tempat duduknya menghadap Udin.

“ Bagaimana dukungan AS kepada Turki?

“ Lebih buruk daripada perceraian. Asset berkurang tapi istri tetap ada.”  kata Udin beranalogi. Wanita itu semakin tertawa lepas “ Turkey ! they are idiot.” Katanya

“ Bagaimana dengan Indonesia ?” Kata Wanita itu lagi.

“ Percaya kepada abas yang cuma punya retorika.”

“ Who is Abas.”

“ Some guys somewhere.”

“ Arabic etnic

“ Maybe..”

“ Apa yang anda maknai dengan keberuntungan?

“ Ketemu wanita di Bar pesan minumnya Longbeach ice tea” 

“ What ? Ha ha ha...

“  And then..” kata Udin tersenyum menatap mata wanita itu.

“ Do you have an idea tonight ? Wanita tersenyum menyiratkan sejuta pesan dari sorga.

“ Yes Yes! Kata Udin sambil kepal tinjunya.

Hanya beberapa detik kemudian telp masuk. “ Pah, ada dimana ? Telp istri Udin di jakarta.

“ Di Bar”

“ Minum?

“ Engga”

“ minum !!

“ Ya mah. “

“ Balik ke hotel. Gua telp dalam 20 menit lagi. Kalau engga ada di hotel, awas ! “ istri Udin langsung matiin telp. Udin menatap dengan nada kawatir kepada wanita” Maaf tadi saya barusan terima telp dari Sumatera tiger. So saya harus kembali ke terminal saya. Lender forced me to pay my commitment” kata Udin segera berlalu.


***


Udin stres. Sehabis vaksin, matanya mendadak kabur, kepala pusing. Dia kawatir efek sampingan dari adanya vaksin. Diapun mulai tambah kawatir. Kawatir setelah Mata rabun, burungnya pun malas berkicau. Udin semakin stress . 


Sampai di rumah dia cerita ke istrinya. Istrinya semakin paranoid. “ Sudah aku bilang. Vaksin itu bisa bisanya jokowi aja. Sekarang mata Abang kabur. Sebentar lagi burung layu. Ruginya aku” istrinya ngomel terus. Udin hanya diam dan semakin stres. Tensi dorahnya pun naik.


Istrinya semakin kawatir. Segera telp rumah sakit untuk bicara ke dokter yang tadi vaksin suaminya.

“. Dengar klean baek baek. Gara gara vaksin klean. Mata suamiku kabur. Mungkin Sebantar lagi burungnya juga Loyo. Kenapa klean buat mata suami saya kabur? 

“ Oh ya. Tadi bapak kelupaan ambil kacamatanya. Ibu tolong ambil kaca matanya di RS. Setelah itu mata suamimu, sudah normal lagi” kata dokter.

“ Bang Udinnnnn” teriak istrinya seusai telp dokter. “ Pikun kali Bang ya..? Kacamata Abang tertinggal di rumah sakit. Cepat ambil sekarang..” 

Morak cerita : Jauhi  sifat paranoid aibat hoax vaksi


***

Pada suatu tempat SPA di China. Udin sedang bersama teman temannya di Lounge. Terdengar suara berisik di pintu lounge. Ada pria Arab berusaha mempertahankan baju gamis/daster warna putih yang sedang dikenakannya. Sementara petugas SPA wanita brusaha menarik baju itu agar dilepaskan. Wanita itu teriak teriak. Si Arab juga teriak. Keduanya bertengkar dengan bahasa berbeda. Rasa ingin tahu mendorong Udin untuk mendekat.


Udin tanya kepada wanita itu dalam bahasa mandarin” Ada apa ?

“ Dia setelah pijat, pakai baju pemijat. Kalau manager saya tahu. Saya bisa dipecat. Saya minta agar baju itu dilepaskan. Dia harus pakai baju khusus tamu. “Kata petugas Spa.

“ Tuan, anda salah mengenakan baju. Seharusnya setelah pijat anda kembali pakai baju anda. Kenapa pakai baju wanita pemijat.” Kata Udin menterjemahkan omongan petugas Spa itu.

“ Tapi baju ini cocok untuk saya pakai. Salah ? 

“ Ya sebaiknya anda kembali ke kamar. Kemudian ganti baju. Karena pemijatnya tidak bisa keluar kamar dengan baju tamu.”
“Ah emang gua pikirin. Saya bayar kok.” Kata pria arab itu melotot kepada petugas Spa. Sikapnya itu kembali memancing emosi petugas. Dia berusaha memaksa baju itu dibuka dengan menarik keatas bawahan baju gamis itu.  Terlihatlah terpedo Arab itu. “ Ah anda mau juga..” Kata Arab itu tersenyum kepada petugas Spa. Tapi wanita itu terus tarik keatas baju itu agar terlepas. Si Arab berontak. Udin segera menarik petugas Spa itu.  “ Kamu tenang saja. Biar saya beresin.” Kata Udin.


Kemudian udin membisikan kepada pria Arab itu.  Seketika pria arab itu berlari ke kamar tempat tadi dia pijat. Dan kembali dengan pakaian khusus tamu pria.


Petugas spa itu terkejut dan bertanya kepada Udin.

“ Apa yang anda bisikan ?

“ Di lounge hanya memberikan Makanan Babi untuk mereka yang pakai baju gamis. Jadi sebaiknya anda langsung pulang aja. Jangan masuk lounge “

Aneh. Babi haram. Babu halal. Dasar bahlul.


***

Pulang dari dagang. Istri Udin minta dibelikan kepiting. Maklum istrinya sedang ngidam makan kepiting “‘aku maunya makanan mahal. Sepertinya anak kita ini tahu makanan orang kaya. Moga dia jadi orang kaya engga seperti apaknya yang jualan sempak di kaki lima” 


Udin ke pasar beli kepiting. Tak jauh dari rumah. Jalan kaki hanya 20 menit. Lewat lapau, teman Udin panggil. Udin mampir ketemu temannya. Dia bertemu Sukri dan lainnya. Udin pesan kopi. Kemudian dia asyik bercengkrama dengan teman temannya.

“ Tadi malam aku mimpi masuk neraka”


Kata Udin kemudian setelah lebih satu jam ngobrol.

“ Benarnya itu. Pasti. Udah Kuduga” kata Sukri. “ Coba ceritakan mimpi kau” tanya Sukri. Teman Udin yang lain juga berharap Udin cerita.

“ Baiklah. Kata Udin. Matanya terperam sebentar. Kemudian dia cerita.

Aku berdiri ikut atrian untuk ikut timbangan dosa. Pas giliranku. Malaikat bilang aku akan masuk neraka 24 jam. Setelah itu masuk sorga selamanya.

“‘Kau tahu Din? 24 jam di neraka itu sama dengan 2000 tahun di dunia. “‘Kata Sukri.

“‘ Mau aku lanjutkan ceritanya? Kata Udin. Teman Udin bentak Sukri “ Diam kau Sukri. Lanjut Din”

“ Sampai di gerbang neraka. Aku disambut para gadis jelita muda belia. Artis dan model kalah. Masuk wilayah neraka. Aku melihat sekeliling. Gedung megah dan hotel bintang V ada dimana mana.  Aku dituntun ke hotel bintang V.  Kamarnya seperti kamar panthouse. Di kamar itu ada wanita jadi pelayanku. Dia hanya pakai sempak aja. Dia beri aku welcome drink, Martini. 

Aku tanya sama pelayan itu. Ini Neraka?  Tapi ... Dimana semua rasa sakit dan penderitaan? "  pelayan cantik itu mengedipkan matanya.  'Oh, itu hanya hoax. Tapi Bagaimanapun, ini adalah kamarmu!  Minibar tentu saja gratis, seperti layanan kamar, ada handuk ekstra di samping hot tub, dan jika Anda butuh sesuatu, saya setia melayani mu.”   Kata pelayan itu. 

Sukri mau bicara tapi teman2nya udah bentak duluan. “ diam kau Sukri”  Sukri urung komentar. Tapi wajahnya nampak menahan geram.


Udin lanjutkan ceritanya. “ aku benar benar terpana oleh lingkungan yang mewah. Dari jendela kamar hotel. Aku melihat jauh ke bawah, dan melihat sekelompok orang bersorak dan melambai padaku dari lapangan golf. Semua cadynya adalah bidadari. Tak ada yang pakai baju. Semua bugil. Semua perawan. Semua lebih cantik dari artis.  Saat itu juga aku bertemu dengan istriku. Cantik seperti awal kinikahi. Aku bertemu dengan banyak orang hebat dan miliarder. Mereka semua menikmati neraka. 


Aku kembali ke kamar hotel. Tidur nyaman sekali. Sarung bantal dari katun dan bantalnya dari bulu angsa 100% Mesir. Keesokan paginya aku terjaga. Malaikat datang menjemput aku untuk masuk sorga. Kucoba bujuk malaikat. Kubilang. Aku suka neraka. Engga usah masuk Sorga. Eh malaikat mau aku akali. Dia setuju aku tetap di neraka. Setelah dia pergi. Seketika aku kaget. Semua keindahan yang tadinya ada. Berganti dengan kekusaman dan orang menderita. “ Apa ini??"  Aku  menangis.  'Di mana hotelnya ??  Dimana istriku ???  Di mana minibar, lapangan golf, kolam renang, restoran, minuman gratis, dan bidadari ??? ”


 'Ah ”, terdengar suara malaikat  'Anda lihat, kemarin, itu saya sedang berkampanye.  Tapi hari ini, Anda memilih ...Kenalkan namaku Abas.”  demikianlah cerita Mimpiku “ Kata Udin mengakhiri ceritanya. 


Sukri kesal. “ Dosa kau. Itu pilihan habib. Neraka kau! Teriak Sukri.


Udin segera keluar dari lapau. Dia baru ingat janji dengan istrinya beli kepiting. Wah udah 2 jam lewat. Wah pasti marah istriku. Wah apa yang harus kubuat.? Dia cepat ke lapau abah Chen. Beli kepiting hidup. Depan pagar dia lepas kepiting masuk pagar. Dengan jongkok dia tuntun kepiting masuk rumah. Istrinya dari dua jam lalu menanti Udin di teras terharu. “ abang sayang betul sama Upik ya. Abang tak mau kepiting itu mati. Abang giring dia jalan dari lapau babah Chen. “ kata Udin. Istri Udin peluk Udin.


***


" To, ngomong dengan siapa tadi? bahaso apo tadi itu" tanya Udin bingung ketika temannya usai terima telp.

" Oh itu tadi ambo bicara dengan relasi bisnis di luar negeri. Pakai bahaso Inglis"

" Bahaso Inggris ?

" Ya dengan menguasai bahaso Inggris kita bisa meraih peluang bisnis dimana sajo"

" Jadi kamu kayo karena bahasa Inggris itu? 

" Yalah. Kalau engga bisa berkomunikasi ya gimana mau bisnis dg asing"

" Sulit ya To, bahasa Inggris itu?

" Gampang. "

" Ajarkan aku To"

" OK."

" Kalau sekolah bahasa Inggris nya apa ? Tanya Udin.

" Skul."

" Pena?

" Pen"

" Ah mudah itu. Hanya di singkat ya To? Kata Udin. 

" Ya. " jawab temannya sambil cuek.

Keesokannya Udin pergi ke restoran padang. " Da, NasBung TalCi" 

" Apa " tanya pegawai restoran bingung.

" Akh, indak tahu kau?

" Indak"

" Itu bahasa Inggris, tahu kau"

" Ambo indak pandai bahwa inglis"

 " Patutlah kau musikin"

" Jadi apo artinyo NasBung TalCi" 

" Nasi Bungkus Talua Cie”


***

Udin terpaksa dikirim ke rumah sakit Jiwa. Karena setiap hari dia murung. Kadang setelah itu dia tertawa. Keluarga berpikir. Daripada dia dipasung. Lebih baik di kirim ke RS Jiwa. Hari pertama, dia terus di pusingkan oleh teman satu kamar dengannya.  Namanya Sukri. Setiap hari Sukri azan. Kadang nyanyi kasidahan. Kadang berlaku seperti laskar yang siap bertarung melawan orang kafir. Pakaian Sukri seperti Taliban. Tapi untunglah, Udin tidak pernah tanggapi. Gilanya Udin hanya diam dan murung. Kadang tertawa sendiri.


Suatu waktu Udin dan Sukri bersama penghuni RSJ lainnya di bawa ke kolam renang. Ini cara terapi menguji keseimbangan otak. Saat Sukri didorong ke dalam kolam. Sukri tidak lagi muncul dari dasar kolam. Petugas RSJ melirik beberapa detik kepada pasien lain sebelum menolong Sukri. Untuk memastikan reaksi pasien lain. Ternyata Udin lebih dulu masuk ke dalam kolam menolong Sukri. Sukri selamat dari tenggelam. 


Petugas RSJ senang. Udin dipeluk oleh petugas RSJ. “ Hebat kamu. Kamu sudah sembuh. Empati kamu kembali hidup. Itu tandanya respons otak kamu sudah normal” 


Malamnya petugas RSJ heboh. Karena mendapati Sukri tergantung di pintu masuk kamar. Kepala dibawa dan kaki diatas. Petugas membatu menurunkan Sukri. Udin diam saja di tempat tidur.

“ Hai, Din. Kenapa kamu biarkan Sukri bergatung diri di pintu?

“ Saya sengaja gantung dia.? Kata Udin tenang.

“ Ya kenapa?

“ Duh bego ya. Kalau engga digantung gimana keringkan bajunya.” Kata Udin sentuh jidat petugas RSJ.


***


Di lapau, sukri nampak uring uringan terus. Banyaklah yang bikin dia terus merepet. Sepertinya tak ada yang beres urusan dunia bagi dia. Di kepalanya semua hal salah. Yang benar hanya dia. Udin tersenyum memperhatikan Mahmud semakin terpukau. “ Hebat kali kau Sukri.  Pantasnya kau jadi Bupati. Selesai semua urusan.”  Katanya. Sukri semakin semangat saja bicara. Si Fakri apalagi. Terus semangati dia “ Ah Bupati kecilnya itu. Pantasnya Sukri jadi presiden, menurutku. Katanya. Yang lain magut magut.

“ Din, kau senang ya dapat kredit dari BPR.” Kata Sukri.

“ Ya lah. Tambah barang daganganku. Bukan hanya jual sempak. Sekarang juga jual BH. “Kata Udin

“ Apa kau tidak tahu?. Pakai uang riba itu sama dengan berzina dengan ibu kandung.Itu sama saja berperang dengan Allah. Engga takut kau ?

“Tak takut aku.”Kata Udin cuek.

“ Eh beraninya kau. Apa sejago itu kau?

“ Eh Sukri. Itu Tuhan kau. Bukan Tuhanku. Kenapa pula aku harus takut. Tuhanku, beda.”

“ Tetapi itu sudah dosa besar. Makan uang riba.”
“ Makanya kubilang. Tuhan kau dengan Tuhanku beda. Tuhanku bilang engga riba. “ 

“ Tapi tetap aja bodoh. 

“ Coba kau dengar. Tadinya aku hanya bisa jualan sempak. Dengan berhutang Rp 3 juta, modalku bertambah. Aku bisa juga jualan BH. Kalau tadinya untung sehari hanya Rp. 100.000, sekarang jadi Rp. 300.000, kubayarkan bunga Rp. 3.000 sehari. Siapa yang bodoh ? Tuhan kau atau Tuhanku?

“ Ah itu godaan iblis. “

“ Menurut Tuhanku, godaan iblis itu adalah selalu nyalahkan istri kalau minta uang belanja. Selalu bilang istri durhaka kalau tidak mau dipoligami. Selalu salahkan pemerintah karena bokek. Selalu minta prey minum kopi di lapau. Suruh istri dagang buku di masjid.”

“ Eh kau sindir aku Din? Berani kau ? Sukri melotot.

“ Kalau kau merasa ya maafkan daku. “

“ Din, aku ajarkan kau tanpa riba. Mau ? Kau kan sahabatku. “ Sukri mulai reda marahnya.

“ OK lah. Yang penting dapat uang. Setanpun kasih nasehat aku dengar. Apa ?

“ Tirulah si Dulah. Dia tidak pakai uang Riba. Tetangga sebelahnya memberi dia uang mudarabah. Ambil uang 10 kembalikan 12 sebulan.”

“Ah itu sama saja 20% sebulan bunganya. Lah aku hanya 3% sebulan, kau bilang riba.” Kata Udin seraya tertawa.

“ Eh mana ada aku bilang bunga?. Mudharabah! Dengar! Mudharabah! Sukri keliatan emosi. Marah lagi. Sejak dia mengaji dengan Ustad Laweh mudah sekali dia marah.

“ Ya sudahlah. Lebih baik dibilang  kafir, daripada islam seperti kau jadi tekor dan bego. Udah ah. Pulang aku. Si upik tunggu aku. Ini malam jumat. Malam indehoi. Moga tahun depan betambah anakku. Karena uangku juga bertambah akibat riba” Kata Udin berlalu.


***


Malam itu hujan turun rintik rintik. Jam menunjukan pukul 00.15. Udin melajukan kendaraannya taksinya ke kawasan Slipi. Sambil berdoa semoga ada penumpang. Benarlah. Doa bersambut. Dari jauh nampak ada wanita melambaikan tangan. Udin hentikan kendaraan. Wanita itu masuk. Udin sempat terkejut. Bagaimana wanita ini bisa masuk tampa membuka pintu. Tapi emang gua pikirin, kata udin dalam hati.

 “ Mau kemana neng? 

“  Bintaro” Kata wanita itu dingin.

Udin melajukan kendaraan kearah selatan. Kadang dia lirik kaca spion untuk melihat wanita yang duduk dikursi belakang. Wanita itu diam dengan tatapan kosong.

Sampai di Bintaro. “ Neng, udah sampai Bintaro nih. Kemana lagi? Alamatnya dimana ?

“ Terus aja “ Kata wanita itu.

Udin terus jalankan kendaraan. Sampai kuburan tanah kusir wanita itu minta berhenti. Udin hetikan kendaraan. Hujan masih rintik rintik. Wanita itu keluar dari dalam kendaraan tampa membuka pintu. Langsung berjalan kearah kuburan. Udin keluar dari kendaraan sambil teriak teriak “ Neng, ongkosnya. Bayar dulu “ 

Wanita itu terus melangkah.  Udin terpaksa kejar wanita itu.  Tapi wanita itu sudah menghilang dari pandangannya.

Udin menghela napas. Argo Rp. 98.000 hilang begitu saja. Mimpi apa tadi malam. Apa doa saya yang salah. Kata Udin dalam hati. Ketika kembali berada dibelakang setir. Dia terkejut. “ Bang antar lagi saya ke slipi.” 

“ Eh eneng. Kemana saja. Saya kira udah engga balik.”

“ Slipi “ kata wanita itu.

“ Boleh aja. Bayar dulu argo yang tadi. Baru saya antar” Kata Udin

Wanita itu tetap ditempat. Bayar engga. Keluar juga engga. Udin bingung. Tak  berapa lama ada motor berhenti.  Pengendara pakai baju gamis dan bertopi haji.

“ Bang ngapain malam di depan kuburan? Tegur pengendara motor.

“ Ini perempuan tadi udah saya antar kemari. Eh sekarang minta saya antar balik ke Slipi. Saya minta bayar dulu ongkos tadi” kata supir Udin

“ Ya Allah. Kita harus lindungi Wanita. Bahaya malam malam jalan sendirian.” Pengendara itu menengok kedalam taksi “ Ikut saya aja neng. ‘ kata Pengendara motor itu. Kemudian pengendara motor itu kasih udin Rp 100.000 “ Ini ongkosnya saya bayar.  Biar dia ikut saya.”

Kata pengendara motor. Udin terima uang itu. 

Pengendara motor itu berteriak kencang “ Ha ha hantuuuu !!! ketika ngeliat wanita itu keluar dari taksi tampa membuka pintu. Langsung seketika naik motor melarikan diri. Udin meliat wanita itu sudah hilang dari pandangan. “ Mau hantu atawa setan. Emang gua pikirin. Naik taksi gua harus bayar. Enak aja Gratis. Eh Alhamdulillah..rezeki anak sholeh. Ketemu kadrun.  Uang setoran aman ” Kata Udin tersenyum penuh sukur.


***

Di lapau Udin bertemu dengan Sukri dan Mahmud. Sambil minum kopi, Udin mendengar Mahmud da Sukri sedang bicara soal aksi teror. Udin ikut nimbrung mendengar.

“ Kau lihat Din. Aksi teror kemarin di Makasar dan sekarang di Mabes Polri. Itu artinya perang jihad sudah dimulai.”

“ Ah itu bukan perang. Itu orang stress alias gila. “ Kata Udin santai.

“ Eh beraninya kau bilang mereka orang gila. Kau lebih baik diam kalau engga paham islam”

“ Saya islam, Sukri. Kita belajar mengaji sama sama waktu kecil. “

“ Ya tapi kau salah gaul”

“ Salah gaul gimana? setiap hari aku ada di pasar dagang. Kalau tak ada uang, marah si Upik. “
“ Itulah hidup kau yang sangat menyedihkan. Kau tahu, orang melakukan aksi teror itu bukan bunuh diri karena putus asa, atau stress karena istri seperti kau punya Tetapi mereka menempuh jalan mendapatkan rihdo Allah.  Paham kau”

“Wah benarkan gila! Emang engga ada cara lain untuk dapatkan ridho Allah.?

“ Itulah karena kau tidak paham. Dengar!  Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing” Jadi saat sekarang ini orang islam itu sejatinya sedikit. Dia jadi orang asing. Tapi walau sedikit dia berpegang teguh kepada sunah rasul dan berjuang untuk memperbaiki sunnah yang sudah dirusak oleh umat islam sendiri. Makanya mereka yang asing, itu dianggap radikal dan teroris.” Kata Sukri dengan berapi api. Udin tersenyum menyimak. 

“ Sukri, kalau kau baca hadith jangan sepotong potong. Baca yang lengkap. “

“ Ya lanjutannya, “Maka beruntunglah bagi orang-orang yang asing”. Mau bantah lagi kau!.”

“ Kenapa kau tak sebut kelanjutan dari hadith itu. Ayo teruskan baca sampai habis. Lupa kau ? 

“ Ya,  apalagi ? Sukri bingung.

“ Yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan di tengah manusia yang berbuat kerusakan”. Saya mau tanya, apakah perbaikan yang menimbulkan kerusakan termasuk pengertian dalam hadith itu?  Teror dan bom bunuh diri itu kerusakan. “ Udin melapalkan hadith itu.

“ Oh itu yang dimaksud adalah yang memperbaiki sunnah rasul yang dirusak manusia. Bukan dengan mengakui pemerintah thogut.”

“ OK lah. Apakah dengan cara merusak. Melakukan bom bunuh diri? Kemana logika kau, Sukri?

“ Tapi faktanya, islam sekarang asing dan kalah. Jalan berjihad adalah jalan mencari ridho Allah.”

“ Allah lagi kau bawa bawa. Baca Surat At Taubah ayat 33. Disitu Allah sendiri yang jamin. Islam tidak pernah kalah. Jadi jangan caper kau dihadapan Allah. Semakin caper kau samakin sesat kau. Tobat lah kau! Kata Udin tersenyum.

Mahmud nyeletuk “ Benar juga itu kata Udin.” 

“ Ah kau lagi. Mudah sekali terpengaruh dengan si Udin, pedagang sempak” Kata Sukri emosi kepada Mahmud.

“ Eh tapi kakek  buyut Udin ulama besar. Neneknya juga ulama. Lah kau ? Kakek kau tukang adu ayam. Ayah kau, tukang kawin. Bini dibanyakin. Anak engga keurus. Makanya jadi seperti kau ini, anaknya. Punya istri suruh jualan buku di masjid. Kau sibuk keliling masjid.” Kata Mahmud.

“ Ah sudahlah. Lebih baik aku pergi. Makin lama aku sama kalian semakin sesat aku” 

“ Pergilah. Jangan lupa bayar minuman kau.”Kata Udin

“ Bukan kau Din yang bayar. Tapi Mahmud.”


***

Di Bar di kawasan financial center, Hong Kong. Udin kumpul dengan teman temannya.  Ada wanita Korea. Cantik. Sepertinya broker. Ada bet didadanya menunjukan nama perusahanannya.

“ Pasar lagi suit. Likuiditas mulai kering. Capek call investor. Engga ditanggepin. “ Kata wanita itu ketika pesan minuman di sebelah Udin.

“ Apa sih yang kamu maksud dengan likuid” Udin sekedar bertanya. Di jawab sukur, engga juga engga apa apa.

“ Kamu lebih tepat menjelaskannya. Apa itu likuid.” Kata Wanita itu.

“ Pandangan hidup. Dipandang aja udah hidup” Kata Udin. Teman temannya tertawa. Tapi wanita itu berkerut kening.

“ Kalau krisis ? Tanya wanita itu lagi.

“ Pegangan hidup. Kudu dipegang baru hidup” Kata Udin disambut gelak teman temannya.

“ Solusi atasi krisis apa ? Tanya wanita itu lagi.

“ Stimulus.” Kata udin tangkas

“ Stimulus itu apa ?

“ Viagra. “ Kata Udin tangkas, Semua temannya tertawa dan telapak tangan beradu di udara. Wanita itu semakin tersudut.

“ Lah kalau resesi ? Tanya wanita itu.

“ Perjuangan hidup. Butuh perjuangan untuk bisa hidup”Kata Udin tangkas.

“ Solusinya apa ?

“ Burden Sharing.” Kata Udin cepat.

“  apa itu ?

“ Ngemot permen Joli. “ Kata Udin.  Semua temannya tertawa. Seraya memperagakan ngemot permen Joli. Wanita itu semakin tersudut sendirian.

‘ Terus depresi apa ? Kata wanita itu semakin kesel

“ Engga hidup hidup” Kata Udin. Temannya memberikan tanda telunjuk kebawah seraya memperagakan ayam kepakan sayap.

“ Solusinya apa ?Kata Wanita itu penasaran.

“ QE “Kata Udin santai

“Apa itu ?

"  pura pura hidup. “ kata Udin. Temannya semakin semangat menyudutkan wanita itu.

“ Are you nuts!!! ” kata wanita itu meliat teman teman Udin. Dia pergi ngeloyor seraya tarik tangan Udin. Pergi meninggalkan teman teman Udin. Temannya melambaikan tangan. “ Dont forget put CDS.” teriak teman temannya. Udin tersenyum kecut.


***

Udin datang ke acara selamatan lahirnya anak Mahmud. Banyak orang datang. Udin duduk bersila dekat Sukri. Sebelum acara wiridan dimulai mereka ngobrol.


“ Yang akan pimpin wiridan nanti. Angku Muhlis. Dia orang hebat. Terkenal kharomahnya.” kata Sukri. Mahmud membenarkan dan merasa bangga bisa mendatangkan Angku Muhlis.


“ Apa kharomahnya “ Tanya Udin.


“ Dia bisa berjalan diatas air. “ Kata Sukri. Mereka yang hadir menampakan wajah kagum.

“ Ah apa hebatnya. Kalau hanya berjalan diatas air, Itik juga bisa.” Kata Udin santai. 


“ Eh kau terlalu merendahkan orang. “ Sukri sewot. “ Bukan hanya itu. Dia juga bisa terbang keatas pohon.” 


“ Ah kalau hanya terbang, capung juga bisa. Apa hebatnya” Kata Udin santai sambil isap rokok gudang garamnya.


“ Din, hati hati kau bicara. Kenapa kau sinis sekali dengan orang yang punya karomah? Iri kau? Itu karena orang itu soleh.”


“ Aku tidak iri. Apa urusanku? Kalau karamah jadi itik dan capung. Tak mau aku.”


“ Dia juga pernah dikubur hidup hidup selama 10 menit. Dibuka kuburnya. Dia masih hidup. Malah dia tetap tersenyum sambil berzikir.”


“ Ah apa hebatnya? Cacing saja bisa tinggal dibawah tanah. “


“ Jadi karomah apa yang menurut kau hebat. Coba katakan. Aku mau dengar. “ Kata sukri. Teman teman lainnya yang hadir dalam acara itu mulai larut dalam debat antara Udin dan Sukri. Mereka ingin dengar apa yang hebat menurut Udin.


Udin mengeluarkan uang dari dompetnya. Uang Rp. 100.000. 


“ Inilah karomah. Inilah yang hebat. “ Kata Udin tersenyum. 


“ Apa maksud kau dengan sebut uang itu karomah?


“ Coba kau pikirkan. Apa ada urusan di dunia ini yang bisa selesai tampa uang? Tak ada uang, tak ada mahar untuk melamar istri. Batal kawin kau. Setelah menikah, tak ada uang, bubar rumah tangga. Mau sholat, tak ada uang tak khusuk sholat.  Masjid tidak terbangun tanpa uang. Ustad tidak akan bisa makan dan kawin lagi kalau tak ada orang bayar dakwahnya pakai uang. “ Kata Udin berusaha mencerahkan. Teman temanya yang ada dalam acara itu mengangguk ngangguk. Tanda mereka paham.


“ Tapi apa bisa terbang karena uang ? kata Sukri berusaha memojokan Udin.


“ Jangankan terbang keatas pohon. Berkat uang, orang bisa terbang mendekati angkasa. Naik pesawat. “


“ Din..” Kata Mahmud. “ Karomah siapa uang itu. Siapa yang ciptakan?


“ Itu orang yahudi. “


“ Eh benarkan. Kau itu jadi penyambah Yahudi. Makanya kau puja uang. Bagiku uang bukan segala galanya.” Kata sukri teriak emosi.


“ Sukri, kau boleh bilang uang bukan segala galanya, tetapi pastikan ketika kau omong itu, kau punya uang berlebih. Kalau bokek, omong itu, kau menyusahkan orang lain. Karena apa apa kau minta perai. Apa apa minta donasi amal orang lain. Apa apa minta subsidi. Malu maluin. Beradat kau? tahu malu?


“ Tapi uang itu riba. Yahudi itu Kafir “


“ Istri yang kau nikahi pakai mahar yang kau beli pakai uang, itu riba? kafir ? 


“ Diam kau Din. Semakin banya bicara. Makin pening kepalaku. “  Sukri mulai emosi. Udin ngeloyor  pulang setelah lempar uang di baskom untuk hadiah anak mahmud yang baru lahir.


***

Udin dapat tawaran dari temannya untuk jadi members nude club. Sekedar berpetualang. Dia tertarik mencoba ikut member. Usia udah diatas 60 tahun. Kapan lagi menikmati hidup.  Datanglah Udin ketempat club itu. Petugas club melayani Udin dengan ramah. Setelah isi formulir. Udin resmi sebagai members. Berhak dapat fasilitas. Mandi di kolam Renang. Spa dan Sauna. Karaoke dan Bar. Sebelum masuk  ruang club, petugas yang bohai dan cantik berpesan. “ Pak Udin, sudah tahu kan aturan club”


“ Ya tahu.  Hanya kalau tiang bendera naik boleh dekati wanita. Kalau buang angin, itu untuk dekati pria”


Petugas wanita itu mengacungkan jempol. Tanda Udin tepat dengan jawabnya dan dia senang.


Ketika di tempat kolam renang. Udin terkejut. Semua wanita dan pria dalam keadaan bugil. Dia acap tersenyum kepada wanita. Tetapi wanita melirik ke bawah. Setelah itu Udin ditinggal pergi dan dicuekin. Karena sudah 1 jam di pinggir kolam renang. Udin terasa masuk angin. Dia buang angin. Suara kentut terdengar oleh pria negero. Si negero itu tersenyum genit kepada Udin. Udin cuek saja. Dia terus melangkah menjauh dari negero itu. 


Tak berapa lama terasa mau kentut lagi. Kentut pun keluar. Suara kentut terdengar oleh orang Arab. Arab itu tersenyum dan memeluk Udin. Tapi Udin cepat mengelak. Namun pria Arab itu lebih cepat.  Berhasil tangkap Udin. Udin sesak napas. Dia akhirnya  berhasil lepas dari dekapan pria arab itu. Namun pria arab itu sempat tepuk pantat Udin. Udin berlari ke arah ruang resepsionis.


“ Mbak, saya berhenti sebagai  member. Hari ini juga.” Kata Udin setengah berteriak.

“ Kenapa ? Kata petugas itu bingung.

“ Usia saya sudah diatas 60 tahun. Sebentar lagi 70 tahun. Tiang bendera udah engga bisa berdiri kalau cuma ngeliat doang. Malah yang ada bisa kentut berkali kali. Kan jadi bego gua. Bisa disodomi berkali kali kalau kemari. Tobat dah. Cao.” Kata Udin ngacir.


***

Hasiah datang ke rumah Udin malam hari. Udin sedang ngudut di teras. “ Bang Udin..bang.” terdengar teriakan suara Hasiah sampai di teras.. Udin segera berdiri. “ Ada apa, Asiah?


“ Bang Sukri sakit keras bang. Dia sudah buat wasiat segala. Sepertinya dia pasrah mau mati saja.” Kata istri Sukri.


Tak berapa lama istri Udin, Upik keluar dari dalam rumah “ Ada apa kau Siah?


“ Lakiku sakit keras Pik. Sepertinya dia pasrah mau mati saja.”


“ Udah berapa lama dia sakit ?Kata Upik kawatir.


“ Tadi sore. Sehabis makan lontong sayur. Tahu tahu dia keluar keringat dingin. Dia tersungkur di ruang tamu.” Kata Hasiah.


“ Udah berkali aku ingatkan. Sukri itu ada gula. Engga boleh makan lontong sayur. Dia tak berhenti rakus.” Kata Udin.


“ Ya bang. Kalau dinasehati,  dia lebih keras jawabnya. Katanya, eh bukan makanan yang membuat mati. Tetapi Allah.” Kata Hasiah dengan air mata berlinang.


“ Ya udah. Mari aku lihat. Aku bawa ke rumah sakit. Ada BPJS dia ?


“ Tak ada Bang”


“ Kenapa ?


“Katanya haram bang. “


“ Terus sekarang gimana mau ke rumah sakit.”


“ Itu sebabnya asiah datang ke abang. Bantu bang Sukir bang” 


Udin segera keluar rumah di ikuti oleh istrinya dan istri sukri. Sampai di rumah sukri.Udin perhatikan tubuh Sukri lemah. Udin segera pergi ke pagar rumah. Dia ambil beberapa lembar daun belimbing. " Masak daun ini bersama air. Kemudian setelah mendidih, airnya masukan ke dalam cangkir. Itu obat sementara untuk Sukri. " Kata Udin.  Istri sukri segera ke dapur.  Udin mengurut dibelakang lutut sukri. Dia lakukan berkali kali. Istri sukri datang membawa air hangat larutan  daun belimbing. Udin minumkan itu lambat lambat dengan sendok. Sampai habis.


Kemudian Udin berbisik ke telinga Sukri  seperti sedang berdoa. Tak berapa lama Sukri bangun dari tidurnya. Dia tersenyum kearah Istrinya. Istri Sukri memeluk sukri. “ Terimakasih ya Allah, engkau kembalikan suamiku. “ 


Udin tersenyum ke arah Asiah dan sukri. Tak berapa lama dia permisi pulang. Di jalan istrinya bertanya. “ Eh sejak kapan abang jadi dukun. Hanya dikasih air hangat rebusan daun belimbing. Terus didoakan Sukri bisa sembuh. Apa doanya bang?.  Ajarin upik ya.” 


“ Bukan doa itu.” kata Udin singkat.


“ Jadi apa yang abang bisikan?


“ Aku hanya bilang, Sukri, kau masih ada utang sama aku. Kalau kau mati , terhalang sorga bagi orang yang punya hutang. Batal kau masuk sorga. Kalau kau tak jadi mati, aku akan maafkan hutang mu. Bangunlah.”


“ Abang..tega  banget ya. Orang sakit masih aja dibecandain.”


“ Yang penting dia sembuh. Dan aku tidak perlu keluar uang untuk  bawa dia ke rumah sakit.”


***

Sebelum pergi ke pasar untuk dagang. istri Udin minta izin ke dokter.” Ada apa ? akan betambah lagi anak kita” Kata Udin.


“ Ih Abang. Upi engga hamil. “


“ Jadi kenapa kedokter “


“ Akhir akhir ini kepala Upik sering sakit. “ 


“ Ah mudah itu. Kramas pakai air garam. Kemudian garut garut kepala Upik  dengan 10 jari.  Lakukan itu agak lama. Nanti sakitnya hilang. Mari abang bantuin.”


“ Ih kan belum malam jumat Bang.” Kata istri Udin tersenyum.


“ Kan sekarang malam jumat. “


“  Bukan Abang. Selasa.” tegas Upik mengingatkan suaminya.


“ Ya kita ganti aja jadi Samaat. Ayolah aku bantu upik kramas. Nanti aku urut kepala Upik.” 


“ Engga mau. “  Kata Upik. Dorong Udin pergi keluar kamar. “ Cepatlah pergi ke pasar. Upik doain biar dapat rezeki banyak.” 


Setelah pulang dari pasar.  Udin bertanya kepada istrinya.” Jadi upik ke dokter. “ 


“ Jadi bang.”


“ hmmm apa kata dokter ?


“ Katanya upik kurang hiburan. “


“ Udah kubilang. Tak perlu malam jumat. Kita ubah aja seminggu tiga kali. “


“ Ih abang itu sunah rasul”


“ Terus karena sunah rasul, istriku dibilang dokter kurang hiburan. Aku diam saja.  Ah sudahlah. Daripada sakti. aku ada akal..”


“ Gimana ?


“ Senin kita ganti jadi Senimaat, Selasa, kita ganti Semaat, Rabu, kita ganti rabaaat. Kan semua ada aat nya. Itu sudah mendekati sunah rasul. Sah. “ Kata Udin.


“ Bukan soal gituan bang. Tapi..” 


“ Tapi apa ?


“ Kata dokter, Upik harus sering piknik. Engga di rumah terus. Engga hanya pegi pengajian. “


“ Ganti dokternya, Cari dokter lain. “ Kata Udin merengut. 


“ Kenapa ?


“ Upik salah dokter. Harusnya datang ke dokter khusus istri pedagang kaki lima. Bukan ke dokter istri anggota dewan. “ Kalau  solusi sudah menyagkut uang keluar, Udin langsung hilang mood nya. Dagangan kaki lima, solusi piknik. Ya habislah modal.


***

Di lapau Udin duduk  bersama temanya. Mereka sedang membicarakan kasus Angku Jamal yang ditangkap KPK. Padahal waktu dia mencalonkan jadi Bupati berbusa lidahnya melantunkan firman Allah dan Hadith. “ Ini pasti rekayasa dari rezim thogut. Jokowi itu banyak akalnya merusak yang membela aqidah islam” Kata Bandi. Dia memang kader partai yang mengusung Angku Jamal dari Bupati.


“ Apa urusannya dengan Jokowi. “Kata Udin nyeletuk.


“ Bodoh sekali kau Din.” Sukri mulai ngegas. “ Tak paham kau politik? Politik? Lanjut Sukri sambil menunjuk kening Udin. Udin hanya tersenyum sambil nyeruput kopinya. “ Jawab sajalah pertanyaanku.” Kata Udin singkat.


“ Pastilah terkait dengan Jokowi. Dia kan Presiden.” kata Bandi. Dia memang paling tinggi sekolahnya.


“ Hanya terkait saja. itu artinya bukan Jokowi.” Kata Udin.


“ Pastilah itu perintah Jokowi. “ Kata bandi.


“ Yang pasti itu prasangka kau saja. “ Kata Udin cuek saja.


“ Din, kenapa tengak kau? Tak paham kau poltik.? Kalau tak paham tak usah bicara.” Sukri teriak.


“ Justru karena  aku tak paham politik. Makanya aku tidak pilih angku Jamal waktu Pilkada kemarin” 


“ Loh kenapa begitu ?Kata Bandi.


“ Aku ini orang kampung. Waktu angku Jamal bicara tentang pemberdayaan UKM. Aku tahu dia tidak pernah hidup dari kaki lima. Dia hidup dari dakwah. Hidup dari donasi orang lain. Bagaimana dia paham soal UKM. Waktu dia bicara kesetiaan suami adalah teladan untuk memimpin masyarakat atas dasar akhuah islamiah. Lah dia sendiri istrinya tiga. Bagaimana aku yakin dia paham apa yang dia omongkan. Terhadap istri saja, dia tidak komit. Dia sampaikan pemimpin itu harus tawadhu. Lah dia sendiri mobilnya mewah.  Motornya saja mahal.  Bagaimana aku yakin dia paham apa yang dia kampanyekan” Kata Udin.


“ Walau dia tidak dagang kaki lima, tapi dia paham soal UKM. Tahu sekali. Bahkan ahli. Dia lulusan universitas. Tidak seperti kau, pedagang sempak tak pernah masuk universitas ” Kata Sukri.


“ Aku ini orang kampung. Aku hanya tahu, tak ada orang bisa naik sepeda dengan teori. Harus dicoba dan jatuh berkali kali barulah  bisa naik sepeda. Lah kok jadi pemimpin modalnya hanya teori. Kenapa kalian ini jadi tolol. Padahal kita orang minang. Jangankan yang terang, yang samar sama saja kita tahu. Ekor ikan di danau saja yang sedang berenang, kita sudah tahu jantan betina. Apalagi milih calon  pemimpin. Itu urusan mudah untuk menilai. Kecuali kalau memang ongok.” Kata Udin.


“ Jadi siapa yang kau anggap benar. “Kata Bandi.


“ Allah. Selain Allah, itu hanya senda gurau. Engga perlu serius amat. Soal Angku Jamal, aku hanya berdoa semoga dia dapat hikmah dan dapat hidayah.” kata Udin sambil bayar minuman.. 


“ Tak mungkin Allah dengar doa orang kafir seperti kau.” Kata Sukri.


“ Kopi kau sudah aku bayar Sukri. Aku pulang dulu. Si Upik kasih jatah aku sampai jam 10 malam.” kata Udin siap siap melangkah pergi. Yang lain pada bengong.


“ Kau bilang aku kafir, tapi uangku halal. Kau bilang china kafir, hape buatanya kau pakai.” Kata Udin ngeloyor..


***

Udin datang ke Lapau. Sudah ada Sukri disana bersama teman temannya. Udin mengucapkan salam.” Assalamualaikum saudaraku”


“ Ah setan apa yang masuk dalam dirimu Din. Berubah laku kau? Pakai assalamualaikum” Kata Sukri.


“ Setan beragama islam yang masuk ya.” Kata Dulah. 


Udin senyum saja.


“ Tak apa dibilang apa. Suka suka kalian sajalah.” Kata Udin. Seraya pesan kopi.


Udin menyeruput kopinya. “ Alhamdulillah. Nikmat apa lagi kita dustakan. Secangkir kopi pekat, punya istri menyenangkan hati, punya sahabat yang suka begurau, walau kadang menyebalkan, cari rezeki mudah. ” Kata Udin tersenyum kepada semua sahabat masa kecilnya.


“Tuh kan benar. Berubah laku dia. Tapi tetap saja salah. Dia pengikut Jokowi bukan kepada sahabat empat rasul.” Kata Sukri.


“ Justru aku ini salafi sejati. Aku tiru keempat sahabat rasul. Jokowi itu perwujudan dari Usman, Pengusaha yang jadi Khalifah. Lah kau ? siapa yang kau tiru sukri? Itu Ustad kau, hidupnya menumpang dari orang banyak, Kalau tak dapat uang dari ceramahnya, tak makan dia. Hidup dari klik youtube…”


“ Eh kasar sekali muncung kau Din. Terus mengapa kau tidak sebut siapa itu Abu Bakar Sidiq ? Apa ada pada diri Jokowi.?


“ Kesabaran Abu Bakar Sidiq ada pada Jokowi. Ustad kau? marah terus! Mengumpat terus. Bahkan provokasi orang mati sahid. Kan tolol itu”


“ Udinnnnn. “ Sukri mulai emosi “ Mati sahid itu perintah Allah. Itu sunah Rasul.” 


“ Rasul sendiri meninggal di tempat diur. Tidak dalam keadaan perang. Sunnah mana yang kau ikuti ?


“ Taek juga kau Din. Semakin bicara kau semakin sakit hatiku. Jihad itu dilaksanakan diserukan oleh empat khalifah sesudah Nabi. Itu kalau kau paham salaf.”


“ Tetapi empat sahabat Nabi itu meninggal tidak sedang berperang”


“ Ah sudahlah, Kau semakin sesat. Para pelaku bom bunuh diri itu bukan teroris. Istilah teroris hanya cara orang kafir menyudutkan perjuangan islam. Paham kau!


“ Aku akan lebih paham, kalau Ustad yang sarankan mati sahid  itu, duluan mati  sebelum dia suruh orang mati sahid.” kata Udin santai.  Dulah terpana. “ Eh benar juga Udin itu. Kenapa Ustad Nando terus teriak jihad, dia sendiri tak berani mati sahid. Malah istri diperbanyak.”


“ Bodoh sekali kau Dulah. Kenapa kau percaya dengan si Udin pedagang sempak. Ke masjid aja jarang dia.  Kepada istri takut sekali dia. Mana paham dia jihad.”


“ Sukri saudaraku. Berkeluarga itu sama dengan melaksanakan setengah agama. Kau jaga perasaan istri, itu sudah dapat angka 50 dihadapan Tuhan. Kau jaga ibu dan ayah kau, nambah lagi 50 angka kau. Jadi 100. Lulus kau beragama. Sorga kau dapat. Kan, bego cari jalan jihad membunuh diri dan orang lain. Padahal membunuh 1 orang manusia,  itu sama dengan membunuh seluruh umat manusia. Paham kau ?


“ Lantas Nabi berperang dan membunuh itu. Salah???


“ Tidak. Karena untuk membela diri. Lah sekarang, apa ada yang ancam dan menyerang kita karena agama kita? Apa ada yang larang ustad yang berdakwah? Kan engga ada. Ngapain perang, ngapain cari cari mati sahid. Pahamkah kau saudaraku,…”


***

“ Pemerintah ini sudah gagal. Korupsi dan kemaksiatan terus terjadi. Solusinya hanya kalifah “ Kata Sukri dengan geram. 


“ Rakyat juga korup dan melakukan maksiat. “ kata Udin nyeletuk ketika mereka sedang asik di Lapau.


“ Rakyat apa yang kau maksud. Kami ? Aku? atau kau ?


“ Yang jelas aku. Kuambil sebagian ruas jalan untuk dagang kaki lima. Itu sama saja dengan korupsi. Kau, Sukri, kau amilin Masjid dan Yayasan. Apakah kau jujur melaporkan pendapatan sadakah ke BAZIZ? 


“ Jujur, Pasti jujur. “ kata Sukri. 


“ Lantas darimana kau biayai dua istri kau ? dagang engga? kerja engga ? 


“ Jangan fitnah kau, Din. !!” teriak Sukri.


“ Aku tidak fitnah. Aku hanya tanya. Kalau memang jujur ya sudah. “ Kata Udin


“ Dan kau Dulah. Padahal kau bukan petani. .Tapi keluarga kau ada yang kerja di pemda, kau dapat jatah pupuk. Jatah itu  kau jual ke orang.  Uang itu kau pakai untuk memanjakan keluarga. Kau, Mahmud, kau tukang bangunan. Udah kenyang kau makan semen dan pasir.  Lihatlah perut kau terus buncit. Semua anakmu punya motor. Kalau mau dicari cari, kalian semua yang ada diruangan ini pasti korup. “ Kata Udin tersenyum seraya menyeruput kopi.


“ Eh tidak semua rakyat Korup. “ kata Mahmud.


“ Benar. Tentu tidak semua pejabat pemerintah itu korupsi. Ada juga orang baik. Jadi engga bisa dijadikan alasan korupsi dan khalifah solusinya.”


“ Jadi dimana salahnya? Kata Bandi. “ Coba aku mendengar alasan Udin.” Lanjut Bandi yang dikenal terpelajar.


“ Ya karena Setan tidak Tuhan musnahkan. Selagi setan tetap ada, jahat dan baik akan selalu bersanding sampai hari kiamat. Itu juga jadi ujian bagi orang beriman. Agar focus kepada diri sendiri, memperbaiki diri terus. Jangan sibukan diri urus yang bukan urusan kita. “ Kata Udin bijak. Semua mengangguk.

Udin dan sukri pulang. Mereka jalan bersama. “ Din, kau sahabatku dari kecil. Bisa bantu aku”  Kata Sukri. 


“ Kapan aku tidak bantu kau, Sukri.”


“ Din, aku kan ada gula. “


“ Ya tahu. Terus kenapa? ”


“Kata dokter, burungku tak bisa berkokok karena gula darahku. Bagaimana caranya membuat istriku senang.” 


“ Gunakan lidah kau. “ Kata Udin. 


“ Apa engga haram Din.”


“ Setiap yang Allah ciptakan itu walau ada yang diharamkan, akan halal  kalau dalam keadaan darurat.”


“ Oh gitu din. Terimakasih.”


***

Saturday, March 20, 2021

Agama dan fantasi

 



Dalam hening jauh dari keramaian. Di dalam sebuah Goa, disebuah bukit, Hira. Seorang anak manusia. Duduk tapakur. Saat itu tahun 610 M Bulan Ramadhan, Malaikan hadir seketika. Menghampirinya, seraya berkata “Bacalah!” 


“Aku tidak bisa membaca.” Katanya


Lalu malaikat itu menariknya dan memeluknya erat-erat. Kemudian Malaikat melepaskan dan berkata lagi, “Bacalah!” 


 “Aku tidak bisa membaca.” Katanya.


Ia lalu ditarik dan dipeluk lagi kuat-kuat. Seraya melepaskan, Malaikat berkata lagi, “Bacalah!” 


“Aku tidak bisa membaca.” Katanya.


Kemudian untuk ketiga kalinya malaikat menarik dan memeluknnya sekuat-kuatnya, lalu seraya melepaskanya, 


“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam; Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Kata Malaikat. Itulah drama awal Muhammad diangkat sebagai messenger. Kali pertama, Islam diperkenalkan. Perintah membaca. Sumber pengetahuan adalah Tuhan. 


Memang bukan hanya Muhammad yang begitu. Pada malam hari Budha di bawah sebatang pohon di Bodh Gaya. Setelah enyah balatentara Mara, gergasi gaib yang mencoba mengusiknya, Budha melanjutkan meditasi. Akhirnya sampailah ia pada “ empat kebenaran luhur….” Setibanya di “Thur Sina” Musa kehilangan pedoman dan bingung manakah yang harus ia tempuh. Jauh dari keramaian. Kesunyian malam, perintah kepada Musa datang kali pertama sebagai Messenger.


Berabad-abad setelah sang mesennger wafat, kita pun menyaksikan agama tidak lagi soal keheningan. Tidak ada lagi bersahaja. Tidak ada lagi ruang privat. Di hadapan kita kenisah yang megah, mesjid yang agung, gereja yang gigantis, patung emas yang terbujur 14 meter, pagoda dengan pucuk yang berkilau – dan umat yang makmum, berdesak. Tampaknya dalam kemegahan itu. Berhala baru diciptakan. Tuhan ditempatkan dalam keramaian. 


Fantasi terbangun. Tentang yang agung, untuk dimintai apa saja. Tuhan Penghukum yang bengis. Rasa kalah dalam gelut kompetisi kehidupan, tersalurkan dalam doa agar Tuhan mengutuk mereka yang berbeda. Tuhan juga sumber euforia tentang janji sorga. Dari sana tempat ibabah berubah jadi mesin kapitalis. Terorganisir mendatangkan uang mudah bagi pengelolanya. Akses mendapatkan kekuasaan bagi para politisi culas. 


Mengapa ? Kita hidup dalam hasrat memiliki. Menjadikan nafsu sebagai Tuhan. Padahal agama dimaksudkan untuk membebaskan kita dari semua itu. Tapi apa lacur: agama, yang bermula lahir dari keheningan, berakhir menjadi alat propaganda sosial dan politik, juga tentunya berujung pada bisnis. Agama di era sekarang wajah lain dari sekularisme. Orang menghitung abad, mendepa seculum. Waktu, seperti jabatan dan  harta yang harus dikuasai dan dipunyai.


Usai sholat shalat jumat di masjid hagia sophia, Azra menantiku di resto di pusat kota Istanbul. “ Megah ya masjidnya ? Katanya. 


“ Begitulah buah kekuasaan Ottoman sekian abad. “ Lanjutnya. Azra mengalihkan pandangan ketempat lain. Azra kemudian tersenyum kepadaku. Setidaknya Azra tetap jadi orang merdeka. Tak berhijab dan bergamis. Membuat hari hariku di istanbul menyenangkan. 


“ B kamu sangat sibuk. Tapi sholat selalu ada waktu. Hebat”


“ Ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia”  Kata saya menirukan kata kata Tan Malaka. Azra tahu, lira terjun bebas. Orang masih percaya doa bisa menyelesaikan segalanya. Faktanya bantuan uang China yang menyelesaikan. Toa masjid made in China juga yang membantu meramaikan masjid. Youtube made in AS yang membuat ustad terkenal dan kaya lewat like dan subscriber.

Menjadi pria ..

 





Tahun 1999. Di loby hotel Mandarin Mauritius, Boby meliat pasangan manula berjalan mendekati counter Check in. Di belakangnya, Petugas hotel membawa tas mereka. Bobby ingat kedua orang tuanya Medan. Terutama kalau ingat ayahnya dia selalu berlinang air mata.  Dia ingat. Tamat SMU dia dikirim ayahnya ke Jakarta. Kuliah di PTS. Tapi tiga tahun waktunya habis buang waktu bersama teman temannya. Kuliah tidak beres. Dia kembali ke Medan. Ayahnya tidak marah. Di Medan, dia diberi modal untuk buka usaha hasil bumi. Itupun empat tahun. Uang habis. Kendaraan terjual. Kiospun melayang.


Bersama teman temannya dia membuka usaha kontraktor. Ayahnya memberi modal lagi. Itupun habis begitu saja. Ada perasaan bersalah ketika melihat ayahnya sakit sakitan. Dia berusaha melanjutkan usaha ayahnya. Namun itupun tidak terlalu serius. Usaha keluarga itu akhirnya menurun. Apalagi kesehatannya ayahnya memburuk. Akhirnya ayahnya meninggal di pangakuannya.

 

Pesan terakhir ayahnya singkat “ Kamu anak tertua papa. Kini kamu jadi pemimpin keluarga. Ada 4 orang adik kamu dan termasuk ibumu. Terserah kamu, anakku. Papa ingin pulang. Jangan kamu kira Papa marah dan bersedih hati dengan ulah kamu selama ini. Sepanjang hidup papa bahagia. Karena papa diperlukan oleh kalian.  Pria itu terhormat dan bahagia karena dia bertanggung jawab dengan umur dan perannya. “ 


Boby melihat pasangan manula itu keluar dalam keadaan bingung. Terdengar bell boy, berkata “ Sekarang peak season semua hotel penuh. “. Melihat wajah kawatir pria itu seraya menenangkan wanita disampingnya.  Boby teringat ayahnya. Ya begitulah ayah. Dalam situasi apapun selalu mengingatkan ibunya untuk tenang dan tidak kawatir. 


“ Pak, maaf. Ada masalah dengan kamarnya ? Kata Boby menegur.

“ Eh Ya nak. Bapak udah booked. Tetapi lupa. Tanggalnya  sudah expired. Maklum udah tua.”

“ Kok anak anak tidak menemani Bapak dan Ibu?

“ Ah kami biasa jalan jalan berdua tanpa mau merepotkan anak anak” Kata pria tua itu. 

“ Ya mau telp anak, tetapi hape ketinggalan di bandara” kata Istrinya.

“ Oh begitu. Begini aja pak bu. Saya punya kamar. Pakai sajalah kamar saya. Saya bisa cari hotel lain. Kalau hotel bintang 5 penuh, Di Gailang ada banyak hotel yang bisa saya tempati. “ Kata Boby seraya  menyerahkan kunci kamar kepada Pasangan manula itu.

“ Engga usah merepotkan nak” kata pria tua. 

“ Engga apa apa pak. Saya teringat almarhum ayah saya. “ kata boby berlinang air mata.

Pria tua itu merangkul Boby. “ Terimakasih Nak. Kamu anak baik” 

“ Ini kartu nama saya. Kalau ada apa apa, telp bapak ya “ kata pria tua itu.


***

Setelah krimon 1998, usaha keluarga yang diwariskan ayahnya sedang kesulitan. Boby berusaha alihkan ke bisnis ekspor impor hasil bumi. Tahun 2000 dia berusahan dapatkan peluang membeli aset lewat BPPN yang dilelang. Tetapi dia tidak ada modal. Tapi dia yakin kalau dapat kebun sawit dia bisa kembangkan industri CPO. Dia kembali datang ke Singapore mengajukan proposal kepada mitranya untuk kerjasama ikut lelang asset BPPN. Tetapi mitranya menolak. 


Sebelum pulang ke Jakarta, dia telp orang tua yang dia temui setahun lalu di Mandarin Orchard. Sekedar memastikan pria itu sehat sehat saja. 

“ Anak Boby ada dimana?

“ Di Singapore Pak. “

“ Tunggu disana. Nanti putra saya jemput. Kita ngobrol di rumah bapak  di KL ” Kata pria itu menutup telp.

Benarlah tak lebih 3 jam, ada pria muda menjemputnya. Boby terkejut. Dia dijemput dengan private jet. 


“ Papa saya itu sejak muda engga pernah minta tolong dengan siapapun. Di rumah kalau perlu apa apa, jarang sekali dia minta tolong sama pembantu. Dia biasa buat kopi sendiri. Sampai sekarang dia masih setir sendiri. Kalau travelling bersama ibu saya, dia tidak mau ada orang lain mendampingi dia. Baginya hanya dia yang berhak melindungi ibu saya. Dia pekerja keras dan sangat disiplin. “ Kata putra orang tua itu memberikan kesan tentang karakter ayahnya.


Ternyata pria itu adalah orang terkaya di KL dan bahkan di Asia Tenggara. Selama semalam di rumah orang tua itu, Boby merasa bertemu dengan ayahnya. Dia dapat nasehat banyak hal.  Setelah itu, orang tua itu memberikan dukungan modal untuk niatnya membeli aset lewat BPPN. 


Dia ingat nasehat ayahnya. Jadi pria itu bahagia kalau ia merasa diperlukan dan bertanggung jawab dengan perannya. Pesan ayahnya itu membuat dia terinspirasi untuk berubah. Dia kerja keras siang malam. Setelah itu usaha Boby berkembang. Dia bisa menjadi tongkat keluarga besarnya.

Hidup soal pilihan

 





Aku tahu kamu akan datang, cepat atau lambat,” kata Mari. “kita pasti bertemu” Kata Mari tersenyum. Itu pertemuanku di Bar pada suatu senja di Macao di Bar.


“Mari, bagaimana kamu berada di sini?” tanyaku takjub. Dia mengenakan blouse putih lengan pendek, memperlihatkan putih kulit lengannya. Celana jins membalut pinggangnya. Kuku-kuku jarinya ber-cutex merah. Mari sedang membereskan meja bar, menaruh gelas-gelas yang diangkatnya dari tempat pencucian di bibir pantry dalam posisi terbalik.


“How’s life…” tanyanya.


Aku terdiam tak tahu harus menjawab apa.


Kembali Mari tersenyum. Ia menuju alat pemutar lagu. Kuku-kuku jarinya yang juga ber-cutex merah menyala memencet tombol alat pemutar yang kelihatan sangat kuno modelnya. 


“Adanya ini…” katanya saat melihatku memerhatikan alat pemutar lagu tadi. “Aku tahu kamu menyukai ini…” lanjutnya. Mengalun lagu lembut berjudul You alway on my mind. “Problemnya pasti irama ya, iya kan?” ucap Mari seperti hendak menebak, mengapa aku tak menjawab pertanyaannya. “Kamu menyebut, semua adalah soal irama. Irama kamu sebenarnya di sini.”


“Bersamamu,” tukasku.


“Kamu masih suka merayu.”


“Aku sungguh-sungguh.”


“Aku tahu. Kamu jujur mengungkapkan apa yang kamu rasakan, meski aku juga tahu, kamu terlalu naif.”

Kali ini aku tersenyum. Mari selalu benar. 


***

Kedekatanku dengan Mari pada pertengahan tahun 80an. Aku ingat percakapan di masa awal perkenalan. Aku hanyalah pengusaha pemula yang sedang merintis jadi elang perkasa.


“ Pengusaha itu second class. Terlalu tinggi angan angan. Siapa yang bisa kaya di era Soeharto, hanya para budaknya. Pejabat lebih terhormat karena dia bersama Seoharto jadi penguasa diantara para budak kaum pengusaha.” Katanya bersatire ketika mendengar tawaranku bermitra dengannya dalam bisnis sebagai rekanan pemerintah.


Walau aku bisa mengajak Mari ke Baritoroom Hotel Indonesia makan malam. Mendengarkan dia melantunkan lagu keroncong “ Bandung selatan diwaktu malam.” atau lagu “ Aryati”  Walau Mari sering bantu aku bertemu dengan pejabat untuk mengatur tender, tetapi dia tidak pernah memberikan kesempatanku menciumnya. Sebagai istri simpanan jenderal, dia setia.


Lalu, suatu saat aku ingat. Mari datang ke Barito Room HI. Dia datang sendirian. Aku bersegera mendekatinya mengajaknya gabung di tableku. Wajahnya tidak seperti sebelumnya. Acuh dan sangat yakin dengan dirinya. Aku mengantarnya pulang. Tetapi dia menolak. Setelah aku paksa, diapun menyerah.  “Aku sudah tidak lagi tinggal di Menteng. “ Katanya mengalihkan pandangan ketempat lain. Kutatap dari samping. Mari nampak sangat bersedih. Tetapi itu cepat berlalu sebelum aku bicara Mari sudah membuka pintu kendaraan. “ Aku berhenti di sini saja. Di lampu merah.” Dia melambaikan tangannya dengan sedikit senyum. 


***

Tahun 2004 aku pernah bertemu dengan Mari di Singapore. Dia jadi pramuria tempat hiburan di cafe river side. Saat itu dia tawarkan tubuhnya untuk kubeli.” Bukankah kamu selalu mengingkan menciumku. Kini kamu bebas lakukan apa saja.  Booking lah aku. “ Katanya meracau dalam keadaan mabuk. Aku sedih melihat kehidupan Meri. Dia sahabatku. Usianya saat itu 35 tahun. Akhirnya terdampar jadi pelacur. 


Aku bayar booking Mari. Kuajak ke hotel satu kamar dengan Yuni. 

“ Kamu tidur dengan orang saya. Besok kita bicara.”  Kataku.

Dia gusar dan menendang nendangku. Meracau. “ Jangan kamu kira setelah membayarku, kamu bebas mencampakanku. Dari awal  aku mencintai mu, B.. “ katanya dengan airmata berlinang.

“ Kamu kan kenal aku, Mar. Aku tidak pernah membeli untuk sex. Kamu sahabatku. Aku inginkan kamu berubah.”  Setelah itu Mari pergi dan membenciku. Kami disconnect.


***

“Siapa dia?” tanya Mari melirik wanita di sebelahku. 

“ Dia sekretarisku. “

“ Sepertinya orang China?

" Bukan, tapi  Korea. "

" Apa dia harus selalu ada bersama kamu, termasuk di Bar ini ?

“ Aku…”aku tergagap. Mari tahu kelemahanku. “ Kamu tahu aku sangat tergantung dengan staf kalau sedang di luar negeri. Aku kan  disleksia. Banyak lupa nama tempat. “ 

“ Ya tahu. Kadang kamu seperti Balita. Semua hal tergantung wanita di samping kamu. Untung istri kamu wanita yang tabah. Tabah bersuamikan disleksia “

“ Sebentar lagi Bar ini akan ramai. Kamu datang terlalu awal” kata Mari. 

“ Aku hanya ingin makan Menu Indonesia. Sekretarisku ajak aku kemari. Katanya disini ada menu Indonesia.”

“ Gado gado ya.” Katanya. Aku menganguk. Mari menemani aku duduk. Sekretarisku punya alasan kuat untuk membiarkan aku berdua saja. Dia pergi keluar untuk keperluan tertentu.

“ Usiaku sudah hampir 50. Aku tidak bisa lagi hidup terperangkap dengan kercerdasan seperti masa mudaku dulu. Kini inilah aku. Jadi TKW bekerja di Bar.”

“ Udah berapa lama?

“ Udah hampir 10 tahun. “

“ Anak kamu ?

“ Aku tidak pernah menikah dalam arti sesungguhanya. “

“ Sesungguhnya ?

“ Ya punya keluarga. “ 


Mari terdiam seperti menanti aku merespon. “ Tolong ceritakan tentang kamu. Aku  ingin sekali tahu. Bagaimana dengan Yuni?” katanya.

“ Oh Yuni. Ada..ada di jakarta. “

“ Gimana usahanya ?

“ Masih tetap seperti dulu. Tetapi sekarang tentu berkembang lebih besar. Dia udah punya industri tableware,  Agro industri, dan perhotelan.”

“ Aku tahu.” kata Mari menatap kosong ke arahku. “  Kini baru aku sadari. Bahwa aku salah menyikapi hidup. Yuni lebih cerdas dari aku. Terutama cerdas memilih sahabat dan tahu berbagi kepercayaan. “


Aku hanya diam. Aku sedih melihat kehidupan Mari. . “ Andaikan dulu aku bisa sedikit menghargai kamu dan kita bisa bersahabat dengan terbuka. Mungkin aku bernasip sama dengan Yuni sekarang. Tetapi aku terlalu yakin dengan kehidupan too good to be true. Karena aku yakin mudah menaklukan pria dengan kecantikanku. Di saat usia menua, semua hilang begitu saja…”  kata Mari. 


Dia berdiri dari tempat duduk dan melangkah ke arah table Bar. Karena ada tamu yang datang.  Aku yakin Mari akan baik baik saja. Dia bisa menerima kenyataan hidupnya dan tetap tersenyum.

Hikmah cerita. Kesenangan dan kemudahan itu racun dalam hidup kamu. Janganlah mudah terlena. Jangan pula bersedih hati ketika bersikap benar,  kesulitan mendera. Karena itu sebagai tanda kamu berproses untuk jadi hebat

Bertemu lagi.

  Siska menemukan nomor telp dan email saya dari sosial media. Lewat telp dia memberi tahu bahwa papanya Danil, mau bertemu saya. Sejak tahu...