Saturday, September 14, 2024

Tidak layak

 



Tiga bulan lalu Robi kirim File Pdf tentang penawaran akuisisi DBC Holding yang terdaftar di Singapore. Saya paranoid terhadap segala sesuatu yang mudah. Bagaimana mungkin DBC yang raksasa dan pemegang sahamnya yang juga raksasa,  bisa begitu saja menawarkan pelepasan saham secara private placement. Sebelum diproses oleh team formal dari SIDC holding. File itu saya kirim ke Mia,  team shadow saya. Minggu lalu saya dapat laporan dari Mia. Selama dua hari saya pelajari laporan itu. 


Pertama. Benar bahwa DBC Holding yang akan di akuisisi memiliki sumber daya besar. Portfolio mereka terdiri dari Pembangkit listrik, Mineral tambang, Oil and gas. Mereka belum IPO. Valuasi sangat tergantung kepada kepastian hukum dari negara pemberi konsesi.  Karena mereka tidak punya tekhnologi mengolah sumber daya kritis. Dan tidak ada R&D. Pengembangan yang ada sekarang lebih kepada Upstream Industri, yang produksinya di offtake oleh afialiasi dari DBC Holding. Artinya DBC didirikan memang untuk kepentingan afiliasi. 


Kedua. Seluruh investasi berasal dari hutang dan equity. Karena sejak berdiri DBC tidak pernah mencetak laba. Jadi setiap ekspansi pemegang saham setor modal agar DER pada rasio wajar. Collateral berasal dari konsesi bisnis yang disekuritisasi dengan underlying offtake guarantee dari buyer. Yang underwrite sekuritisasi asset itu adalah 3 lembaga keuangan , yang kebetulan juga terafiliasi dengan pemegang saham dari DBC. Artinya memang DBC sengaja dihabisi sumber dayanya. Keuntungan ada pada afiliasi.


Ketiga. Seluruh anak perusahaan DBC sudah IPO. Rencana pelepasan saham holding tak lebih bertujuan untuk exit strategi dalam rangka risk management. Tidak ada indikasi lain. Karena portfolio nya berupa Tambang Batubara, PLTU sudah masuk sunset. Kesepakatan Paris berkaitan dengan pengurangan emisi karbon tidak bisa ditunda. Dua bisnis itu dalam jangka menengah harus di shut down.  Sementara tambang Emas, data geologis untuk penambang bawah tanah beresiko. Karena berada di garis lipatan bumi. 


Porfolio Oil and gas berfokus kepada explorasi. Tidak ada upstream Industri. Tambang nikel cukup luas namun kadarnya rendah sekali. Keuntungan dari bisnis ini karena adanya insentif bebas pajak terhadap Smelter dan IUP yang longgar AMDAL nya. Itu tidak layak jadi pertimbangkan. Ketergantugan kepada insentif cenderung korup. 


***

Saya bertemu dengan Robi. Kami sudah bersahabat lebih dari 30 tahun. Tahun 83 sampai 85, Dia dan saya pernah jadi team sales pada perusahaan Jepang. Setelah itu kami berpisah jalan. Masing masing terjun ke bisnis. Belakangan saya tahu bisnis Robi bidang cargo dan logistic berkembang pesat  di Singapore dan Malaysia. Kami jarang bertemu. Setahun bisa dihitung dengan jari ketemuan. Dia sibuk dan saya juga begitu.  


Pertemuan kali ini tentu dia ingin tahu progress proposal yang dia ajukan kesaya.  Saat bertemu. Saya jelaskan secara sederhana apa dasar  saya menolak proposal itu. Karena dia orang bisnis dan saya bicara dengan data. Dia bisa menerima alasan saya. “ Engga nyangka,  Ale yang gua kenal ternyata wawasannya luas sekali. Pantas kalau teman teman cerita kamu bisa membangun holding company berkelas dunia dan bermitra dengan konglomerat financial” katanya.  


“ Saya engga sehebat itu. Saya hanya belajar dari alam. “ Kata saya.


  Alam takambang jadi guru “ Kata Robi menegaskan. Dia orang Riau dan banyak bergaul dengan orang Minang. 


“ Ya. Alam mendidik saya berpikir secara kausalitas dan patuh kepada hukum sunnatullah. Alua jo patuit, istilah minang. Makanya saya menolak retorika dalam bisnis. Saya focus kepada data dan informasi yang valid. Berusaha mengerti apa masalah. Kemudian menganalisanya berdasarkan masukan semua pihak. Mendapatkan point dari mengevaluasi itu semua untuk create solution atau membuat keputusan. “ Kata saya.

 

Kemudian kami lanjut bicara santai dalam suasana santai. “ Kenapa begitu banyak yang benci dengan Jokowi? Padahal dia sudah banyak berjasa”  Tanya Robi.


“ Ya biasa saja. Kan ada istilah. Kalau orang tidak membenci kita, itu artinya kita dianggap tidak penting. Kalau  orang tidak membicarakan kita dibelakang, itu artinya kita tidak diperhitungkan. Kalau orang berusaha mengalahkan kita, itu artinya kita something. Sama hal nya dengan presiden. Dimana mana presiden itu tempat kekecewaan dan harapan. Dimana mana pemerintah itu pihak yang selalu disalahkan dan tentu itu karena ia begitu sangat diharapkan” Kata saya.


“ Kan tidak harus membully. Seharusnya pandailah berterimakasih.” Kata Robi lagi.


“ Kemarahan itu situasional, bukan personal. Dalam situasi ekonomi suram sekarang. Banyak kelas menengah yang jatuh miskin dan orang miskin jadi blangsat, wajar saja orang mudah terprovokasi emosional “ Kata saya. 


“ Bayangkanlah,” lanjut saya. “  orang bokek karena bisnis lesu dan stress karena PHK, kan engga secure. Dimana mana orang insecure kan begitu. Soal terimakasih, itu terlalu berlebihan. Presiden atau elite kan bukan pekerja volantir seperti penjaga pintu kereta. Mereka kan dibayar mahal dengan fasilitas luar biasa. Itu sudah terimakasih namanya. Kan duit untuk fasilitas itu dari pajak rakyat” kata saya.


“ Jadi problem negeri kita ini apa sih” Tanya Robi. Saya maklum dia banyak di luar negeri. Karena bisnis nya cargo membuat dia sering travelling ke luar negeri. Clients dan stake holder nya lebih banyak di luar negeri. Dan dalam usia menua dia tetap sibuk memimpin operasional perusahaannya.


“ Ekonomi kita itu tergantung kepada SDA. Sejak era colonial sampai sekarang tidak terjadi transformasi ekonomi dari SDA ke industry. Kamu kan tahu. SDA itu nilai tambahnya rendah. Kalaupun masuk proses hilirisasi, value added tetap saja rendah. Karena ketergantungan modal dan tekhnologi dari luar. Beda dengan industry kreatif yang lahir dari R&D. Itu bisa 100 kali nilai tambahnya.


Nah karena jumlah penduduk terus bertambah dan SDA yang terus berkurang. Maka terjadilah more expenses than income. Ya defisit, yang berujung kepada utang. Nah utang itulah yang trap kita di masa  lalu, kini dan masa depan. Memang tidak ada hope” kata saya berusaha realistis.


“ Tapi negara lain juga berhutang. Ekonomi mereka juga bermasalah.” Kata Robi.


“ Negara lain terutama negara Industri itu berhutang karena kebutuhan leverage. Memang masalah tapi ada hope. Maklum industry kan butuh modal untuk leverage agar efisien dalam skala ekonomi. Namun Quick test liquidity ratio kuat banget. Cost of fund mereka murah banget. Misal Singapore. Walau utang mereka diatas 100% dari PDB, bayar bunga dan cicilan tidak significant Apalagi jepang. Walau debt to PDB hampir 300% namun bunga rendah banget. Bahkan mendekati 0%


Sementara kita walau Debt to PDB kita masih 40% namun Quick test liquidity ratio rentan sekali. Bayangkan aja, 45% dari pendapatan pajak habis bayar bunga dan cicilan. Angka rasio itu setiap tahun terus bertambah karena  defisit APBN harus dibiayai dari utang” Kata saya.


Robi mengerutkan kening. “ So we do have a problem..” Kata Robi. “ So, bagaimana dengan program hilirisasi mineral tambang yang dibanggakan sebagai sumber devisa dan penyumbang PDB” tanya Robi 


" Sebelum saya berpendapat. " Kata saya sambil udut rokok. " Mari kita bongkar praktek hilirisasi Nikel. Demi mendorong program hilirisasi itu diminati oleh investor Asing yang bisa mendatangkan FDI. Pemerintah buat aturan yang exciting. Ekspor nikel yang sudah di smelting akan dapat fasilitas bebas pajak dan tax holiday serta dapat fasilitas subsidi fuel batubara dengan harga DMO. Pemerintah juga mengatur harga pembelian Ore kepada penambang pemilik IUP. Disparitas harga Ore antara China dan Indonesia, gede. Bedanya USD 30 lebih murah di Indonesia.


Sekarang mari kita lihat manfaat bagi Indonesia terhadap kebijakan hilirisasi tersebut. 75% produksi smelter berupa NPI ( Nickel  Pig Iron) dan ferro nickel (FeNi). Itu tidak 100% Nikel. NPI mengandung Nikel sekitar 1,5%-25%. Ferro nickel (FeNi) pada umumnya mengandung 20 – 40 % Ni. Makanya pabrik panci, sendok, pipa galvanis, interior stainless untuk rumah tidak banyak di Indonesia atau tidak berkembang. Kalaupun ada, mereka impor   bahan baku dari China juga. "


" Mengapa ? 


" Produk NPI ( Nickel  Pig Iron) dan ferro nikel itu semua dikapalkan ke China. Sampai di China diolah lagi dengan ditambahkan unsur krom (Cr) dan mangan (Mn), bahkan molibdenum (Mo) dan niobium (Nb). Material katode (contoh NMC- 811) merupakan produk olahan berbasis nikel yang paling mahal. Kandungan nikel pada produk ini adalah 48,3%, dan dihargai sekitar 315% LME (harga NMC-811 sekitar US$ 29.000/ton). Produk asli turunan nikel yang paling mahal saat ini adalah serbuk nikel nano (nickel nanopowder), bahan dasar industri microchip dan telp selular. Jadi yang dapat nilai tambah berlipat ya China."


" Sekarang apakah ekspor produk hilirisasi nikel itu mendatangkan devisa (DHE)?. "


" Perhatikan skema berikut. Perusahaan yang dapat izin smelter dan IUP, biasanya ada kerjasama dengan investor asing. Investor asing ini bertindak sebagai offtaker dan juga lender sekaligus. Hanya saja cara mereka disamarkan. Investor asing menggunakan SPC dengan menunjuk lembaga keuangan sebagai S/A ( special assignee) di luar negeri. SPC ini bertindak sebagai lender dengan skema non arbitrase. Artinya collateral nya adalah produk smelter itu sendiri. Tentu setiap ekspor duitnya sebagian besar masuk ke rekening SPC di luar negeri. Paham ya, mengapa ekspor SDA tinggi tetapi tetap kita harus berhutang untuk menambah devisa. “ Kata saya.


“ Kalau lihat dari praktek lapangan, Indonesia tidak mendapatkan nilai tambah significant. Tidak juga mendapatkan devisa secara signifikan. Sebagian besar duit balik ke investor asing di luar negeri dan nilai tambah berlipat ya mereka yang nikmati. Sementara kita harus menanggung ongkos kerusakan lingkungan. Mengapa ini terjadi? Apakah tidak ada orang pintar dan cerdas di Indonesia? Kata Robi.


“ Tidak. Justru Indonesia gudangnya orang cerdas. “ kata saya.


“ Lantas mengapa ? 


“ Menurut saya, umumnya penguasa terjangkit penyakit megalomania. Orang dengan megalomania merasa yakin bahwa dirinya memiliki kekuatan, kekuasaan, kecerdasan. Padahal mereka  lack of knowledge and lack of spirituality. Karena tidak mau mendengar kritik secara intelektual. Ya anti intelektual. Doyan dipuji. Sehingga mudah di mangsa oleh komprador yang ada di ring kekuasaanya.” Kata saya.


Kami pindah duduk dari Executive lounge ke restoran di lantai atas “ Gimana kabar Aling” tanya Robi saat menanti menue datang. ALing dulu satu satunya wanita dalam team sales kami saat kerja di perusahaan jepang tahun 80an. " 2019 saya pernah ketemu dia Bandara FRA. Katanya dia sedang nego beli kapal di Norwegia. Engga sempat ngobrol banyak. Keliatannya dia rushing time. Tetapi keliatan se-usia dia masih fresh dan cantik " kata Robi.


“ Dia tinggal di PIK dan sejak tahun 2013 jadi Komut GI” kata saya.


" Saya ingat tahun 80an. Kita pergi rame rame ke Panti pijat di Gajah Mada. Tahu tahu Aling nongol. Bubar dah acara. Padahal lue doang yang engga ngamar. Tetapi dia marah besar. Aling itu keras banget dan bawel banget. Tetapi kamu sabar banget. Tapi  dia bisa terima kamu menikah dengan pilihan orang tua. " Kata Robi. Kami berpisah setelah makan malam. Semoga Robi sehat selalu.


Saturday, September 07, 2024

Culas dan lugu.

 



Di Kawasan Financial center di Hong Kong. Ada cafĂ©. Di sana saya sering duduk berlama lama  setelah jam kanotr. Biasanya setelah 8 malam saya akan kembali ke apartement untuk bersiap trading saat bursa wallstreet buka. Depan table saya ada wanita duduk sendirian. Dari wajahnya sepertinya dia dari Nepal atau mungkin bisa aja Indonesia. Saya lebih yakin dia dari Indonesia. Kulitnya sama dengan wanita Indonesia. Mata juga bulat dan lebar. Engga sipit. 


Keliatannya dia sedang gundah. Saya tahu itu. Karena dari tadi dia menatap kosong ke luar jendela. Smartphone tidak nampak dalam genggamannya. Tidak juga ada di table. Artinya dia tidak sedang menanti siapa siapa dan tentu tidak ingin diganggu kesendirianya. Entah mengapa sekonyong konyong mata kami beradu saat dia menoleh. Sepertinya dia punya instink sedang saya perhatikan. Segera secepat kilat saya keluar dari trap pandangan itu. Saya kembali ke smartphone. Melihat data chart market.


Saya lirik. Dia berdiri. Tetapi waitress tidak datang menghampirinya. Artinya dia belum akan pulang. Tetapi kemana ? Parfum lembut terasa saat dia melintasi table saya. Saya berusaha tersenyum saat dia menatap saya. Dia balas dengan anggukan. Elegan dan berkelas nih wanita. Oh dia pergi ke toilet. Itu saya lihat langkahnya mengarah ke toilet.


Tak berapa lama dia keluar dari toilet dan melangkah ke arah tablenya. “ Maaf, apakah anda dari Indonesia ? sapa saya saat dia melewati table saya. 


“ Say again” katanya mengerutkan kening. Oh dia engga ngerti saya tegur dalam Bahasa Indonesia. Artinya dia bukan orang Indonesia. Saya segera berdiri dari duduk“ Maaf, tadi saya pikir anda orang Indonesia. Darimana asal anda ?  Kata saya dalam Bahasa inggris. 


“ Dari Nepal” katanya tersenyum ramah. Saya mengulurkan tangan untuk kenalan. “ Nama saya B. “ kata saya.


“ Yvonne. “ dia perkenalkan juga dirinya seraya membalas jabat tangan saya.  Saya mengangguk.


“ Anda sendirian? Tanya saya dengan sedikit salah tingkah.


“ Apakah anda sedang menawarkan untuk saya gabung dengan table anda” Katanya tanggap dan cerdas. Saya kalah mental. Apalagi depan wanita cantik dan berkelas. Saya hanya rentang kedua tangan saya. Dan kemudian menggeser tempat duduk untuk dia. Dengan tersenyum dia menerima tawaran itu. Tak berapa lama waitress datang. “ Ya table wanita ini gabung ke table saya” Kata saya. Yvonne tersenyum. Waitress memindahkan minuman dari tablenya ke table saya. 


“ Pasti anda trader” Katanya menebak saya. “ atau tepatnya fund manager 


“ Dari mana anda tahu ? 


“ Setelan jas anda itu harganya diatas USD 5000. Jam tangan anda itu black watch limited edition. Harganya diatas USD 1 juta. Nah jam segini anda tidak minum bir. Anda minum hot lemon tea. Itu artinya anda tidak mau terganggu focus untuk dealing pada sesi pertama wallstreet. Sebentar lagi buka” katanya.


“ Wah hebat analisa anda. How come  ?


“ Suami saya banker. Dia bergaul dengan banyak  trader  di bursa London” katanya cepat. Oh ini bini orang. Wah harus hati hati jaga jarak. Kalau engga bisa kena skandal.


“ Tidak perlu kawatir. “ katanya sepertinya dia membaca pikiran saya. “ Istri hanya status. Hati kami tidak lagi saling bertaut. Serumah tapi tidak sehati” Katanya dengan datar. Saya berusaha memahami tanpa hendak provokasi dengan bertanya banyak. Tapi entah mengapa dia cerita banyak tetang suaminya. Jadi saya tahu posisi suaminya sangat penting dalam operasi money market. Otak reptil saya langsung beraksi. Ini sumber informasi mahal kalau saya bisa terus dekat denga dia. 


“ Apakah semua pria begitu. Lebih mencintai uang daripada pasangannya? Tanyanya.


“ Itu pertanyaan tersulit bagi setiap pria. “ kata saya.


“ Mengapa ?


“ Karena ia merasa cintanya tidak sempurna bila tidak ada uang.” Kata saya.


“ Maksudnya ? 


  Semakin besar cintanya kepada pasangannya akan semakin keras dia bekerja untuk dapatkan uang. Itu soal pride. Jadi tidak bisa dipertanyakan mana yang lebih utama uang atau istri. Keduanya saling melengkapi dan tak terpisahkan.” Kata saya berusaha bijak.


“ Termasuk mengorbankan waktu kebersamaan dengan keluarga? 


“ Duh cinta itu adalah memberi. Dalam memberi ada pengorbanan. Tidak ada yang sempurna. Ada suami yang selalu punya waktu bersama keluarga. Tetapi bokek. Ada yang tidak ada waktu tetapi lapang dompetnya. Ada juga yang tidak ada waktu, tetap juga bokek. Ada juga yang punya waktu bersama keluarga dan dompetnya juga lapang. Namun sex nya buruk.” kata saya. 


“ Masalahnya suami saya lebih mencintai pekerjaannya daripada keluarga” Katanya dengan wajah sendu.


“ Dan anda memilih bertahan? Kata saya cepat.


Dia mengangguk. 


“ Dan itu wajar saja. Kebersamaan itu bertahan karena alasan uang dan kepentingan. Uang itu human being. Sementara kepentingan itu soal ego. Kalau uang ada, kadang ego bisa mengalah. Kalau ego terjaga, uang kurang masih bisa bersabar. Tapi kalau uang kurang dan kepentingan juga engga ada lagi. Pasti bubar. Itu realitas kehidupan. Engga ” Kata saya. 


“ Benar. “ katanya mengangguk.” Gaya trader semua seperti kamu. Sangat bijak dan kaya philosofi hidup. Paham akan realita hidup. Makanya bisa berada ditengah tengah ketidak pastian. Batas bangkrut dan Makmur sangat tipis. Kalau engga kuat spiritual bisa bunuh diri. “ Sambungnya.


Jam 8 malam saya undur diri. Sebelum pergi kami bertukar nomor hape. Itu artinya ada peluang untuk bisa bertemu lagi. Ternyata dia tinggal di Singapore. Setelah itu kalau saya ke Singapore saya sempatkan bertemu dia. Tapi karena dia wanita bersuami, saya pilih tempat yang tidak berada dikalangan atas yang memungkinkan orang mengenal dia.


***


“B” seru Yvonne saat bertemu saya di cafĂ© kecil dan sederhana di Kawasan East coast Singapore “ Ini ada data dan informasi yang saya rasa sangat penting bagi kamu sebagai trader. “ Kata Yvonne menyerahkan secarik kertas. Saya baca cepat. 


“ Mengapa, Yvonne ? Bukankah ini berbahaya bagi karir suami kamu? Tanya saya.

 
“ Engga apa. Itu pilihan saya. Dia harus bayar kesalahanya. Dia khianati pernikahan kami. Ternyata dia punya selingkuhan. Saya udah dapat bukti. Dan lagi sikapnya sangat arogan selama menikah dengan saya. Selalu rendahkan saya karena tidak bisa melahirkan anak darinya “ Katanya datar. Saya tahu dia tidak emosi tetapi dengan kesadaran penuh bersikap.


Informasi yang diberikan Yvonne itu penting sekali dalam trading NDF. Apa itu NDF? Itu jenis transaksi derivative pasar uang yang dilakukan secara over the counter (OTC) khusus pada uang USD. Dari istilah NDF kan non delivery forward, artinya penyerahan kemudian tanpa penyerahan phisik. Jadi yang diperdagangkan adalah selisih antara kurs sport dan kurs forward.


Misal, lawan kita melakukan transaksi beli NDF sebesar USD 100.000.000 selama jangka waktu 1 bulan dengan kurs USD/IDR 16.000. Pada tanggal fixing, kurs acuan SIBOR adalah sebesar IDR 15.900. Dengan demikian, lawan kita akan membayar ( Rugi ) selisih kurs sebesar IDR 10.miliar (IDR 15.900 – IDR 16.000) x USD 100.000.000. Begitu juga sebaliknya kalau kurs SIBOR pada tanggal fixing diatas Rp. 16.000/1USD. Lawan kita untung.


Mekanismenya. Dalam NDF diharuskan transaksi melalui dua tahap. Tahap pertama pertukaran uang tunai di pasar spot. Tahap kedua, uang itu di tempatkan dalam kontrak forwad sebagai hedging atas kurs. .


Jadi NDF ini tidak ada underlying-nya. Ketika waktunya, mereka netting dan tinggal transfer. Ini seperti pasar tak bertuan karena tidak ada yang mengawasi. Nah di Singapura, kurs spot USD/IDR yang digunakan berasal dari fixing atau merata-ratakan atau kuotasi kurs USD/IDR yang dimasukkan 18 bank kepada ABS, Association Banks of Singapore. Artinya, jika trader dapat menggerakkan nilai spot yang mereka masukkan atau berkolusi bersama, maka mereka bisa meraup untung dari NDF.


Informasi dari Yvonne ini membuka borok system pasar uang, khususnya NDF. Bukti keculasan trader dan banker merampas uang public lewat suku bunga. Antar banker memang saling mengatur kurs untuk kepentingan trader yang juga group mereka sendiri. Memang culas cara kerja mereka. Suku bunga jadi tinggi. Dampaknya mengorbankan orang banyak. Terutama mereka yang punya utang bank seperti uang credit card, KPR dan lain lain. 


Kalau akhirnya saya manfaatkan informasi Yvonne itu, bukan karena saya ingin dapatkan uang mudah, tetapi saya ingin menghentikan keculasan ini.  Namun saya harus organize dengan baik dan hati hati. Saya tidak mau sekecil apapun ada kesahalan. Team terbaik saya libat dalam aksi ini.


Setelah itu setiap hari saya dapat informasi dari Yvonne. Saya bertemu dengan Yvonne di kafe kawasan Gaylang, Singapore. Kami tidak bicara apapun. Dia meletakan kertas di bawah gelas minumannya. Dan pergi. Tak berapa lama saya pergi ke toilet setelah mengambil secarik kertas yang dia tinggal di bawah cangkir itu. Di toilet saya baca tulisan di kertas. Hanya deretan angka saja. Saya salin angka itu ke tablet saya dan masukan ke dalam file SafeNet untuk dikirim ke team lewat software enkripsi. Kertas itu saya robek dan masukan ke dalam toilet dan saya siram.


Selama seminggu saya bertemu Yvonne ada lima kali. Kami bertemu di tempat yang selalu berbeda. Dan selalu tempat yang jauh dari kawasan financial center. “ Besok saya pulang ke New York. “ Katanya. Saya mengangguk seraya berdiri dari tempat duduk “ Take care “ kata saya. Sorenya saya gunakan pesawat terakhir ke Hong Kong.


Sebulan lewat dan seminggu di jakarta. Saya baca berita. Telah terjadi skandal di pasar uang Singapore, yang dilakukan oleh trader melibatkan UBS, JPMorgan Chase, DBS Group Holdings, dan HSBC Holdings. Terjadi rekayasa melalui manipulasi kontrak berjangka valas. Rupiah termasuk mata uang yang dimanipulasi bersama baht Thailand, dong Vietnam, dan ringgit Malaysia dalam kontrak non delivery forward (NDF). 


Saya dapatkan profit hampir USD 150 juta. Saya tidak terlibat dalam insider trading. Hanya dapatkan info dari ibu rumah tangga, yang bukan bagian dari ekosistem trading money market. Walau investigasi dilakukan oleh otoritas. Namun UBS, JPMorgan Chase, DBS Group Holdings, dan HSBC Holdings tidak mau bersaksi. Mereka berlindung di bawah UU kerahasiaan bank. Apalagi transaksi dilakukan lewat offshore. 


***

2023. Jumat kemarin Yvonne datang ke jakarta. Dia check in di hotel kawasan Sudirman. Dia ingin bertemu dengan saya. Ini pertemuan sejak tahun 2013. Saya sempatkan datang ke kamarnya sore hari. Ketika pintu kamar tersibak. Dia langsung menghabur dalam pelukan saya. “ I miss you B. “Katanya lama sekali pelukannya.


“ Akhirnya kami bercerai. Itu setelah suamiku diberhentikan kerja di bank karena skandal NDF tahun 2013.” Kata Yvonne.


“ Saya tahu.Maafkan saya..” Kata saya berempati.


“ Tapi hidup saya happy dengan uang USD 5 juta dari kamu.” Kata Yvonne tersenyum cerah. Saya ajak dia nongkrong di Hard Rock cafĂ©.


“ Ini daerah middle class. Seperti Financial center Hong Kong ya. Atau Marina Bay Financial Centre Singapore.” Katanya memperhatikan keluar melihat suasana SCBD. Saya mengangguk.


“ Bagaimana ekonomi Indonesia sekarang ? Tanyanya.


“ So far so good. Tapi engga tahu tahun depan. “ Kata saya.


“ Analisa data yang saya kirim via safenet, apa sudah dipelajari?


“ Ya. yang menarik kamu punya data yang valid tetang siapa yang menggerakan pasar. Saya udah check rekening mereka. Saya paham agenda mereka.” kata saya. “Tapi tidak bisa buru buru optimis. Saya masih tunggu laporan dari team saya di London dan Boston. Saya perlu data detail tentang target. Karena yang kita hadapi bukan pemain biasa. Mereka termasuk top trader berkelas dunia. “ lanjut saya.


“ Terimakasih. “ Kata Yvonne tersenyum indah.


“ Dari NY saya terbang ke London. Resesi sangat terasa di Eropa dan Amerika. Banyak orang jobless dan homeless. Pemerintah memang brengsek“ Katanya dengan raut sedih.


“ Yvone..” Kata saya “Para pejabat pemerintah itu sebenarnya orang baik. Mereka dididik di kampus tentang hal yang ideal dan ketika mereka masuk pemerintah, mereka juga lihat kehidupan itu ideal dan membuat kebijakan juga ideal. Masalahnya  orang orang oportunis yang ada didekat mereka yang membuat mereka keliatan dungu. Atau tepatnya mungkin lugu. Setiap ada goncangan mereka terkejut dan bingung. 


Waktu mereka dihabiskan untuk rapat dan diskusi mencari solusi. Sebelum solusi didapat, para oportunis udah melangkah lebih jauh dari apa yang mereka pikirkan. Jadi apapun kebijakan mereka, pada akhirnya tetap saja jadi bahan tertawaan. Karena hanya omong kosong. Nah dari kebodohan mereka itu ketidak pastian tercipta dan kita take advantage karenanya. ” Kata saya.


“ Ya B, saya paham. “


“ Yvonne  kamu bisa keluar kapan saja dari business ini. Engga usah sungkan. “


Dia menggeleng gelengkan kepala. 


" Saya tidak bisa libatkan kamu kalau perasaan kamu lebih dominan. Saat ini kamu free. Tanpa suami. Orientasi kamu bukan lagi seperti dulu balas dendam dengan suami. Tapi bisnis, harus profesional. Hilangkan perasaan melankolis. Janga bersikap melodrama“


" Tidak. Saya tidak akan keluar." Katanya tegas.


" Ya udah. Saya harus pulang jam 7. Karena jam 8 saya harus di rumah. Kamu saya antar ke kamar ya. “ Kata saya. Dia mengangguk

Harta hanya catatan saja

  Saya amprokan dengan teman di Loby hotel saat mau ke cafe “ Ale, clients gua punya rekening offshore di Singapore. Apa lue bisa monetes re...