Saturday, January 29, 2022

Dia hanya patuh saja.

 






Saya ingat awal ketemu Yuni. Menurut saya dia naif sekali, Tetapi effort nya luar biasa sebagai sales. Setiap hari dia tawarkan produk asuransi dan voucher hotel lewat SMS. Dia juga sering kenalkan saya dengan relasinya. Ada orang Korea, jepang, AS. Dia memang jago bahasa mandarin,  inggris, Jepang.. Padahal dia hanya tamatan SMA. Saya yakin tidak mudah membujuk mereka mau ketemu saya berbicara bisnis. Karena saya tidak pernah membuka kepada Yuni apa bisnis saya. Tetapi dia yakin kalau bertemu dengan saya akan ada prospek.


Berkali kali dia harus menunggu lebih 2 jam untuk bertemu dengan saya di Lobi hotel. Karena kadang saya sibuk. Dia terlupakan. Dia sabar sekali. Setiap setelah bertemu saya, dia menolak kalau saya beri uang. 18 bulan kenal saya, tidak ada deal apapun dengan saya. Namun dia tidak pernah kehilangan harapan. Peluang demi peluang dia ajukan ke saya. “ Semua peluang dari relasi kamu itu bagus, namun mereka datang dengan tujuan cari modal. Sementara saya inginkan mitra. Cari value sama sama. “ Kata saya suatu waktu.


AKhirnya saya tawarkan dia bisnis Jangket. Jual coin kasino. Sebenarnya operasi cuci uang. Saat itu awal tahun 2004. Dia percaya saya. Padahal saya tahu itu beresiko. Dia tidak peduli. Tahun 2005 dia pernah ditangkap polisi. Karena kasus pembunuhan pengusaha besar yang terjebak hutang judi. Yuni bisa saya selamatkan. Karena memang tidak ada bukti. Tapi selama di kantor Polisi tidak ada satupun dia bocorkan nama pelanggan yang sering judi dan hutang. Nama saya dan Awi tidak pernah dia sebut.


Ketika saya jemput dia di Kantor Polisi setelah ditahan 10 hari. Wajahnya nampak tenang. Tidak ada rasa takut. Namun setelah di dalam kendaraan. Dia menangis sejadi jadinya. “ Yuni takut Uda. “ Katanya dalam isakan. Saya diam saja. Saya merasa bersalah. Saat itu saya anggap dia bukan lagi orang yang saya bayar tetapi sudah jadi keluarga saya. Saya janji pada diri saya sendiri untuk menjaganya. “ Ya sudah. “ kata saya memeluknya. “ Kamu aman sekarang. Anak kamu juga aman. Dia engga tahu apa yang terjadi“ Kata saya berbisik.


Setelah itu Yuni dan Awi, saya keluarkan dari lingkaran bisnis kotor itu, Sudah cukup. Mereka percaya saya. Saya yang memasukan mereka, tentu saya juga yang harus keluarkan mereka. Saya harus mengarahkan hidup mereka untuk lebih baik. Tiga bulan saya bisa bersihkan jalan mereka. Saya gunakan sumber daya saya untuk lepas dari jebakan bisnis semacam itu. Dari keuntungan kerja kotor itulah kami mendirikan usaha yang halal.  Saya tidak lagi terlibat dalam operasi, Semua diserahkan kepada Yuni dan Awi. Dalam 15 tahun usaha bisa berkembang dari 1 unit bisnis menjadi 8 unit bisnis. Bisnis juga merambah sampai ke luar negeri, di China, Malaysia, Thailand. Usaha bergerak di bidang pengolahan ikan, manufaktur foodware, tableware, property, plantation.



***

Saya undang direktur pengembanga Holding ke kamar kerja saya. Dia jelaskan secara teknis kegagalan riset processor untuk alat kesehatan. “ Keputusan melakukan riset itu tidak berdasarkan analisa mendalam terhadap semua aspek. Kajian akademisnya tidak  ada. Dari awalkan saya sudah ingatkan kepada anda. Tetapi anda tidak mendengar” Katanya. Wilson, orang Hongkong. Dia tadinya bekerja di lembaga keuangan non bank milik AS. Sangat terpelajar. Analisa resiko sangat hebat. Makanya saya setuju saja ketika James tawarkan agar merekrutnya. Saya tatap dia dengan seksama. Itu tahun 2010 musim semi di Hongkong.


“ Wilson, saya memang tidak terpelajar. Sehebat apapun anda menguraikan secara tekhnis faktor kegagalan itu, tetap saja saya tidak akan mengerti. Saya sadar, untuk tahu apa yang anda jelaskan itu perlu tahunan di universitas. Sekarang, anda keluar dari kamar kerja. Cukup sampai di sini bicara. Kemasin barang anda. Anda keluar dari perusahaan ini. Selesaikan urusan dengan bagian legal dan HRD. “ Kata saya berdiri. Dia terkejut dan berusaha ingin menjelaskan sikapnya untuk saya jangan salah pengertian. Tetapi saya sudah mengarahkan tangan saya ke pintu keluar. Dia angkat bahu. Menyerah. 


Tak berapa lama William datang ke kamar kerja saya. “Ada apa kamu? kenapa pecat Wilson?


“ Saya tidak butuh pidato dari dia atas kegagalan riset processor. Dari awal dia selalu menentang kebijakan saya. Capek saya dengar pidato dia. Semakin dia jelaskan semakin dia mengejek eksistensi  saya tidak terpelajar.” 


“ Faktanya memang begitu” Kata Wiliam.


“ Bro..Saya tepuk bahunya. “ Dari awal perusahaan ini dibangun tidak dengan rerotika. Kita membuat keputusan dan orang mengejek kita. Kita juga yang menang. Tahu sebabnya ? 

“ Apa ? Wiliam masih tidak paham.

“ Karena kita orang yang berpikir sederhana. Take action. Kalau ada masalah perbaiki. Ada masalah kita hadapi. Ada halangan, kita lompati atau dobrak. Kita terus move forward. Paham.

“ OK saya paham. Terus apa keputusan kamu atas kegagalan riset processor itu. Ingat, kita sudah cash out USD 5 juta. Mau cash out lagi? ” Kata William berkerut kening. Saya langsung buka laporan riset. Saya maju ke white board. Saya buat diagram.


“ Perhatikan masalah riset itu. Team kita  berhasil membuat design yang lebih baik dari Pentium. Lebih baik dari segi kecepatan maupun daya tahan. Problemnya, team riset kita gagal dapatkan material untuk pengantar arus listrik. Jadi focus kepada material processor itu. Kita tidak akan mungkin lakukan riset itu. Bukan tidak bisa. Tetapi kita tidak punya uang dan waktu untuk itu.Processor pentium itu saja butuh dana ratusan juta dollar dan puluhan tahun riset.” Kata saya.


“So..”


Saya buat daftar list lembaga riset yang sedang melakukan riset konduktor di White board. Semua ada di AS.


“ Ada apa dengan list lembaga riset itu? Kamu mau akuisisi lembaga riset itu ? Gila! Ini sudah engga masuk akal. Siapa kita. Tahu dirilah. Jangan konyol dan lagi mereka belum ada yang sukses”


“ Saya tahu diri. Makanya saya tidak akan aquisisi, tetapi saya curi.” Kata saya tenang. Mata william melotot. Maklum dia pensiunan perwira Polisi yang ekonom, yang saya rekrut sebagai Direktur Kepatuhan dan Resiko. Standar moralnya tinggi. “ Janganlah. Itu kriminal. Tingkat kerahasiaan lembaga riset itu ketat sekali.” Katanya.


“ Saya tidak curi dengan membobol brangkas mereka. Tetapi saya curi atas izin mereka. Itu semua legal.” 


“ Gimana caranya? Kata William penasaran. Saya jelaskan panjang lebar strategi saya. Dia terpukau. “ Kamu perlu orang yang punya kemampuan intelijen untuk melaksanakan tugas ini. Dan pastikan dia paham operasi intelijent. Menjaga rahasia siapa yang memberikan tugas. Siap mati untuk kamu.Apa ada ? engga mungkin ada. Kalaupun ada saya tidak percaya. Terlalu besar resiko bagi masa depan perusahaan.” Kata william.


“ Saya paham. Makanya kita pakai cara cara operasi kontra intelijent dengan menggunakan proxy. Tanpa pihak proxy sadari dia bagian dari operasi kita.  “ Kata saya. Kemudian saya minta William lobi Lab pemerintah China untuk mendukung operasi ini.  Dia setuju.


***

Setahun kemudian. Usai makan malam  di Beijing dengan team China  Academy Science. Saya dan Yuni kembali ke Hotel. Di kamar panthouse “ Uda, maafkan Yuni karena mengecewakan uda”Kata Yuni karena dia gagal melaksanakan tugas akuisisi AMD.


“ Engga apa apa. Dari Beijing kamu ikut saya ke Jakarta. Engga usah balik lagi ke NY.”


“ Pulang uda ?”


“ Ya. Kan udah setahun kamu cuti dari kantor di Jakarta.”


“ Tapi perusahaan Yuni di NY gimana ?


“ Kan kamu sudah beri mandate kepada Henry “


“ Ya”


“ Ya udah. Selanjutnya sub holding di NY yang akan kelola perusahaan itu” Kata saya dengan santai. Tak nampak sedikitpun saya sedang meradang rugi karena biaya yang telah di keluarkan selama setahun untuk Yuni.


“ Uda…” Kata Yuni dengan raut wajah tanda tanya.


“ Ada apa ?


‘ Boleh tanya “


“ Ya”


“ Uda engga rugi kan?


“ Apa saya bicara rugi dari tadi ?


“ Ya engga”


“ Lantas kenapa kamu tanya?


“ Jadi uda dapat untung dari kerjaan Yuni di NY ?

Saya  hanya tersenyum. Keluar dari kamarnya lewat connecting door. Saya hempaskan tubuh di tempat tidur.


“ Udaaa” Teriak Yuni. Dia berlari ke kamar saya Dia tindih tubuh saya. Wah ini engga mesra. Ini marah “ Hayooo, ngaku. Uda untung ya? gimana bisa untung? 

“ Yun, kamu bikin saya sulit nafas. Kedua paha kamu menekan hidung saya. Mau gaya 69? Kata saya terengah engah. Dia berguling ke samping. Saya tetap diam dan tersenyum.” Ayo dong Udaaa. Beri tahu Yuni gimana caranya uda dapat untung? Wajahnya dekat sekali dengan wajah saya.


Saya berdiri dan menjauh dari tempat tidur. Yuni masih memandang saya dari tempat tidur.


“ Ini bonus untuk kamu. Maaf kalau kurang” Kata saya menyerahkan diatas perutnya bank draft.


“ 2 juta dollar “ Kata Yuni setengah teriak membaca bank draft di tangannya. Yuni segera bangun dan berlari ke arah saya. Dia peluk saya dari belakang.“ Terimakasih Uda. Dengan uang ini Yuni mau beli apartemen di London untuk Yuli”


“ Oh OK.”


“ Thanks my dear brother.


Tak berapa lama nampak Yuni murung.


“ Ada apa Yun”


“ Mahmud, kasihan dia uda. Padahal dia sangat berharap deal ini terjadi. Yang pasti kegagalan transaksi ini akan membuat dia pengangguran, menambah daftar pengangguran nasional Amerika. Kasihan uda.. Yuni merasa bersalah uda”


“ Kamu tidak salah. Itu salah saya.” Kata saya. Saya tak bisa lagi berbohong depan Yuni.


“ Kenapa uda yang salah, Kan Yuni yang berbuat. Uda sudah tunjukan uang di bank. Sudah penuhi semua proses pengambil alihan. Tapi mereka yang tidak performed.”


“ Ok Tawarkan Mahmud untuk pindah ke Hangzhou, Zhejiang”


“ Perusahaan apa itu?


“ Produsen prosesor terbaik yang pernah ada.”


“ Punya holding”


“ Ya , tepatnya malam ini holding punya 51 % saham. 


“ Malam ini? Yuni terkejut.


“ Ya. “ 


Yuni terdiam cukup lama seakan berpikir keras. Akhirnya matanya memandang asing ke arah saya “ Uda..” Seru Yuni dengan air mata berlinang “ Uda manfaatkan Yuni Ya. Kenapa uda? Ini transaksi beresiko. Uda jadikan Yuni sebagai pretender. Uang yang ada di escrow itu juga bukan milik uda. Semua nampak sempurna. Semua hanya untuk dapatkan informasi di perusahaan Mahmud kerja. Dengan due diligent , uda dapat semua informasi.  Yuni tahu , perusahaan mahmud sedang melakukan riset konduktor. Namun mereka kehabisan uang. Kenapa uda ? Kenapa uda? Yuni teriak.


“ Uda..” Teriak Yuni sambi memukul dada saya. Kemudian dia merobek robek bank draft itu. “ Yuni engga butuh uang dengan cara begini Uda. Bukankah selama ini Uda ajarkan Yuni untuk hidup jujur, menjaga kehormatan. Ya kan..”


Saya hanya diam. Yuni terus menangis. Dadanya berguncang hebat. Tak tahan menahan gejolak emosinhya. Saya memberinya minum. “ Minumlah, tenangkan dirimu. Setelah itu saya jelaskan alasan saya  berbuat seperti yang kamu tuduhkan” Kata saya.


Setelah Yuni menenangkan dirinya.


“ Yun, kamu tahu di era sekarang tidak ada peralatan canggih yang tidak butuh komputer. Tidak ada komputer yang bisa beroperasi tanpa prosessor. Sementara prosessor di monopoli oleh satu merek dari satu perusahaan dan itu dimiliki Amerika. Perusahaan tempat Mahmud kerja itu, adalah pesaing yang tak pernah berhasil mengalahkan sang monopoli. Bank bank di Amerika dibawah tekanan untuk menolak kredit mereka. “ 


Siapa yang menenekan? Kata Yuni masih belum bisa menerima saya jujur.

“ Kita tidak tahu pasti siapa. Tapi faktanya setiap ada pesaing , maka akan dimatikan secara keji. Sementara negara kita butuh kemajuan industri elektronik. Tanpa prosessor kita hanya jadi tukang jahit. Semakin banyak kita produksi, semakin besar mereka dapat laba, sementara laba kita diatur mereka. Ini tidak adil. Indonesia engga mungkin bisa melampaui kemajuan riset mereka. Tidak mungkin mereka mau kerjasama dengan kita untuk transfer tekhnology. 


Satu satunya cara adalah dengan menggunakan tangan China. China telah melakukan riset lebih dari 5 tahun tapi mereka belum berhasil menemukan processor seperti AS. Saya ajak mereka bergabung dengan Team kita yang sudah berhasil membuat design processor. Tapi terkendala teknologi konduktor. Namun dengan digabungkan hasil riset team kita dengan hasil riset dari perusahaan tempat Mahmud kerja maka,  China bisa dengan mudah menghasilkan prosessor terbaik di dunia. “


“ Lantas apa hubungannya dengan Indonesia , dengan uda?


“ Perusahaan yang akan memproduksi prosessor di China itu 51 % sahamnya punya holding. Dan saya salah satu pemegang saham mayoritas di Holding. Nah, saya adalah putra ibu saya, orang Indonesia. Tentu tidak sulit bagi saya untuk mengembangkannya kelak di Indonesia. Indutri elektronik untuk berbagai keperluan seperti alat kesehatan, dirgantara, transfortasi, dan lain lain dapat kita hasilkan mandiri tanpa tergantung lagi dari Amrik.“


“ Jadi uda merampok tekhnologi orang demi idealisme uda?


“ Ya saya udah minta baik baik. Tapi orang Amrik itu engga mau, ya terpaksa saya rampok. Tapi rampok secara legal dan smart.”


“ Dan Uda manfaatkan Yuni yang lugu ini untuk melakukannya.”


“ Benar. Itu salah saya ” Kata saya  dengan raut wajah menyesal. 


Yuni terdiam lama. Saya masih dengan wajah sesal. Tak berapa lama Yuni menyentuh pipi saya. Wajahnya sangat dekat. “ Itu bukan salah Uda. Yuni salah karena tidak pernah bisa cepat memahami setiap tindakan Uda. Dan cepat paranoia terhadap sikap uda. Padahal niat uda sangat mulia. Menjadi petarung sendirian menghadapi raksasa yang arogan dan culas. maafkan Yuni.” Kata Yuni. Saya berlinang air mata. 


“ Yun, kamu tahu. "Kata saya.  Masih dengan wajah sesal. " Selama setahun saya gunakan semua sumber daya saya untuk jaga kamu di AS. Viktor bersama teamnya tanpa setahu kamu, selalu ada tidak jauh dari 50 meter dari kamu. Kamu tahu, kan saya berkali kali terbang ke London. Itu memimpin operasi ini secara langsung. Saya ingin pastikan, kalau terjadi apa apa, team saya segera rescue kamu.” lanjut saya.


“ Semua dari awal sudah diatur ya agar Yuni akhirnya kenalan dengan Mahmud. Termasuk sewa kantor satu building dengan kantornya Mahmud. Termasuk mengirim Team consultant dari Beijing, yang hanya tiga hari bisa selesaikan Due diligent. Siapa mereka itu sebenarnya ? Kata Yuni berkerut kening.


" Mereka Tanaga ahli China yang telah melakukan riset prosesor lebih dari 5 tahun. Namun belum berhasil menemukan prosesor terbaik. Karena terkendala soal konduktor.”


" Itu sebabnya mereka hanya butuh 3 hari Due diligent sudah bisa dapat semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan riset mereka yang tertunda. Dan tentu tindakan mereka tidak akan dicurigai karena dilakukan dengan singkat. Disamping itu mereka lakukan atas perintah calon pembeli yang telah tunjukkan bukti uang sebesar USD 150 juta.”


" Kamu cerdas sekali Yun”


" Dan secara hukum tidak bisa dituntut karena memang Perusahaan Mahmud tidak bisa performed atas Purchase agreement. “


" Ya. “


" OK, sekarang gimana dengan uang USD 150 juta itu ?


" Uang itu memang dari awal di gunakan untuk  take over sky building di Boston. Setelah dibeli kita akan jual SUKUK di Dubai untuk dapatkan cash Advance sebesar 1,5 kali dari harga beli. “


" OK. Jadi bukti dana itu hanya bukti yang memang tidak ditujukan untuk ambil alih perusahaan Mahmud. Kegagalan sudah di-design dari awal. Sekarang Yuni mau tanya , dari  mana dana untuk bangun pabrik prosesor dan industri MRI itu?


" Dari venture capital. Lili Hui.  Ini proyek aman karena dijamin pasarnya oleh Pemerintah China.”


" Uda dapat saham 51 % karena Uda berhasil dapatkan Tekhnlogi konduktor untuk MRI. Itu dari hasil mencuri melalui transaksi pretender dengan Mahmud” 


" Ya. “


" Dan itulah prestasi Yuni.”Kata Yuni mengejar mata saya. 


" Ya”


" Mana cek USD 2 juta itu? Kata Yuni mengulurkan tanganya ke saya.


" Kan udah kamu robek. Ya udah “ Kata saya tersenyum melangkah ke tempat tidur. Rebahan.


" Udaaaaa ... Mana? Kata Yuni setengah berteriak merogoh saku jas dan kantong celana saya.

" Udah engga ada."Kata saya menepis tangan Yuni. “ Yun, jangan nindih begini. Itu sama saja kamu takedown ala Wrestling. “ kata saya. Yuni tersenyum tempeleng pipi kiri kanan saya dengan lembut. Dengan cepat saya balikan posisi. Dia dibawah tubuh saya. Matanya terperam. Saya gendong dia ke kamarnya. Saya letakan di tempat tidurnya. " Good night my dear. Tidur yang pulas ya. Besok pagi kita kembali ke Jakarta." Kata saya  matikan lampu kamar dan melangkah ke kamar saya.


***


Tahun 2012. Yuni tahu holding di Hongkong punya unit bisnis pengolahan ikan di Thailand berstandar international.  Seperti, international Featured Standards (IFS) dan/atau British Reatil Consrtium (BRC). IFS dan BRC dikenal di beberapa pasar Eropa. Untuk pasar AS punya sertifikasi FDA. Negara lain menggunakan standar  HACCP ( Hazard analysis and critical control points). Aku bisa menerima proposal Yuni untuk ambil alih unit business pengolahan Ikan di Thailand. Untuk aksinya itu, Yuni bisa yakinkan bank di Jakarta dan Singapore untuk dapatkan pendanaan. Itu akan jadi unit business holding yang dia kelola di jakarta.


Aku tahu ini strategi Yuni untuk menguasai pasar ikan di Eropa, AS , Jepang. Dia tidak mau lagi bisnis ikannya di Indonesia hanya sebagai pemasok trader. Selama 3 bulan dia mondar mandir ke Eropa, AS , Jepang untuk yakinkan networknya mendukung langkah strategis nya membangun pengolahan ikan terpadu. Dia juga akuisisi trader ikan yang ada di shanghai untuk dapatkan dukungan ikan beku memasok industri ikan sardine ASEAN. Sehingga dia juga dapat kuasai pasar Indonesia untuk memasok pabrik pengalengan ikan.


Yuni punya mantan pancar yang mencampakannya karena lebih memilih menikah dengan wanita lain. Ketika mantan pacarnya bercerai dan nganggur. Yuni tawarkan bekerja di Holding. Namanya Doni. Setelah Doni dapat posisi bagus di holding, dan Yuni bercerai dengan Andi, Yuni ingin menarik Doni sebagai eksekutifnya di Unit business ikannya. Dia datang menemuiku di Hong kong.


" Apa masalah kamu? Kataku


" Doni tidak mau dibujuk oleh Yolanda untuk gabung di perusahaan aku. Dia lebih memilih berkari di holding uda.”


" Masalah kamu apa? Saya mengerutkan kening.


" Aku butuh dia Uda sebagai direktur. “


" Renta sekali bisnis dengan kamu. Bagaimana mungkin saya mempercayakan begitu besar resource kepada kamu sementara kamu tergantung satu orang saja. Banyak orang di luar sana yang hebat untuk kamu rekrut jadi eksekutif?. “


Yuni hanya diam.


" Yun, aku tanya sekarang. Kamu mampu menjalankan program kamu itu apa engga ?


" Mampu, Uda “


" Kalau begitu lakukan tanpa tergantung dengan Doni. Paham !


" Ya. Uda. " seperti biasa Yuni meneteskan air mata bila aku bicara keras kedia.


" Uda, boleh aku bicara dari hati ke hati dengan Doni”


" Untuk apa? kata saya bersuara agak keras.


" Hanya mencoba Uda “ Yuni menunduk tampa berani menatapku.


" Aku engga ngerti dengan kamu Yun. Mengapa kalau soal pria yang kamu cintai kamu jadi lemah? Doni sudah bersikap menentukan pilihannya. Sudah, lah. Kamu harus move on. Engga usah lagi berharap Doni akan mengerti kamu. Soal kebaikan kamu kepada dia, engga usah dijadikan dasar dia akan berempati dengan masalah kamu. Dalam hidup ini hanya ada antara kamu dan Tuhan. Selebihnya hanya cobaan dan permainan belaka. Paham.”


" Ya Uda. Yuni paham. “ Lagi Yuni menangis. Dia bicara di kantor saya di Holding. Aku tidak bisa larut dalam suasana hanya karena dia sahabatku.


“ Usap air mata kamu” Kataku memberi tissue. “ Aku engga mau kamu keluar dari kamar kerjaku ini dengan mata sembab”


“ Ya. Uda. Yuni pamit dulu Uda. “


“ Ya udah.” 


***

Besoknya Yuni telp dari bangkok. Dia menangis. “ Ada apa kamu?

“ Maaf Uda. Yuni terpaksa bicara dari hati ke hati dengan Doni. Dia bicara dengan Yuni seperti dia dulu campakan Yuni.” 


“ Kamu dimana? Kata saya cepat. Saya menangkap ada masalah yang mengakawatirkan.


Yuni tidak jawab. Saya tahu sifat Yuni. Dia pernah berbuat nekat. Bunuh diri dan berhasil aku selamatkan. Kini,  dia baru bercerai dengan Andi. Tentu jiwanya sangat renta untuk menerima goncangan baru. Aku tidak ingin terjadi hal buruk dengan dia. 


“ Sebutkan dimana kamu berada sekarang. Hotel apa ? Kata saya lembut. Yuni menyebut hotelnya. Suara sangat lemah. 


Aku segera perintahkan sekretaris untuk siapkan private jet di hangar. Dalam 5 jam aku sudah di bangkok. Aku dapati Yuni di kamar hotel. Itupun terpaksa menggunakan kunci duplikat sekuriti hotel. Karena berkali kali pintu kamar diketuk tidak dibuka. Badannya sangat lemah. Aku lihat di meja lampu tempat tidur ada pill tidur. Aku segera minta sekuriti hotel telpon ambulance. 


“ Uda..” katanya ketika sadar.  Aku tersenyum.  Memastikan bahwa aku ada disisi dia. “ Maafkan Yuni uda. “ katanya berlinang air mata.


“ Enga apa apa. Kamu akan baik baik saja.”


Untunglah setelah dirawat di ruang emergency, Yuni bisa normal dan bisa pulang. Setelah itu dia benar benar bisa melupakan tentang pria. Dia focus aja ke bisnis. Sampai kini. 

***


2021. Besok Yuni akan terbang ke Shanghai. Semua dokumen keberangkatannya sudah siap. Saya sengaja datang ke rumahnya. Untuk memberikan semangat kepadanya.  Waktu saya datang, dia belum kembali dari luar. Sengaja saya tidak telp lebih dulu. Saya duduk aja di taman belakang rumahnya. Jam 6 sore saat saya mau sholat maghrib terdengar suara kendaraan masuk ke pekarangan rumahnya. Saya lanjut saja sholat di kamar tidurnya. Usai sholat saya lihat dia tidak ada di kamar. 


Saya keluar kamar. Dia dapur. “ Engga usah masak. Saya makan di rumah. “ Kata saya.


“ Kopi aja ya.”


“ Ya ..


Saya kembali duduk di teras belakang rumah. Sambil merokok. Dia datang dengan secangkir kopi. Dia sudah pakai baju rumahan. 


“ Kamu sudah pelajari info memo bisnis Risa ? tanya saya.


“ Sudah.”


“ Saya mau dengar analisa kamu ?


Dia terdiam sebentar. Akhirnya pergi ke kamar. Kemudian datang lagi membawa dokumen. “ Ada tiga hal yang menjadi issue. Ini tidak diperhatikan Risa. Atau dia terlalu berani. Yuni engga akan bahas kebijakan dia. Tetapi karena Yuni dapat tugas berhadapan dengan lembaga keuangan untuk dapatkan uang, maka Yuni punya saran. “ Kata Yuni


“ Ok apa saran kamu?


“ Dari draft kontrak  supply chain kepada vendor yang baru, Yuni lihat ada hal yang beresiko. “ Yuni terdiam seakan berpikir. 


“ Lanjut aja ngomong. Saya siap mendengar..”


“ Coba baca kontrak ini..” Dia perlihatkan draft kontrak kepada saya. Ada tanda yang distabilonya “ Pada pasal kemitraan mengharuskan kita membuka design produk dari vendor kita yang lama. Nah dari kontrak dengan vendor yang lama, kita dilarang dengan perjanjian kerahasiaan. Jaminan USD 15 juta sebagai supply chain tidak bisa dicairkan ketika kita putus kontrak. Itu mereka tahan sampai 5 tahun. Kalau terbukti kita melanggar kerahasiaan, uang jaminan disita dan kasus lanjut ke pengadilan“ Lanjutnya. Saya manggut.


“ Artinya..” lanjut Yuni. “ apakah RIsa sudah pikirkan kalau kita patuh kepada kontrak dengan vendor baru, kita akan kehilangan USD 15 juta. Kemudian…” Yuni terdiam. Dia minum kopi saya.” Apa iya vendor baru mau bayar kompensasi atas kehilangan USD 15 juta kita.?  Pasti engga mau. Karena itu sama saja mereka ikut melanggar hukum. Vendor lama akan sue mereka. “ Kata Yuni.  


“ Buat kopi lagi. “ Karena baru setengah dihabisi Yuni. Yuni tersenyum. Segera pergi ke dapur buat kopi lagi. Saya terhenyak. Risa kena trap. Pantas saja Holding marah. Tetapi ini semua terjadi. Saya harus solving problem. Kalau engga, anak perusahaan  di bawah Risa itu terlilit hutang dan kerugian gigantik.


“ Terus uda, apakah mungkin bank mau dukung program pembiayaan deal dengan vendor yang baru.? Menurut Yuni, engga deh. Uda lebih mengerti. Engga usah dijelaskan” Kata Yuni duduk menyender dikorsi. Dia terus melihat kearah saya. Seakan mencari tahu apa yang sedang saya pikirkan.


Saya telp James “ James, hubungi Thomas di NY. Saya mau bicara.” 

Tak berapa lama Thomas telp saya. “ Bisa saya dapat summary GE”

“ OK B. Wait moment “ tak berapa lama file masuk ke smartphone. Yuni segera buka laptopnya akses ke SafeNet saya. Saya baca cepat summary itu. Saya mengangguk .Yuni segera signed out.

“ Tom, hubungi Don, saya mau bicara. “ 

“ Siap B.” 

Tak berapa lama Don telp saya dari Las Vegas “ B, ada apa ?

“ Apa bisa bantu kumpulkan uang USD 500 juta.”

“ Untuk apa ?

“ Akuisisi GE. 

“ B, jangan sentuh dia. Saya punya porfolio di sana, please”

“ Don, itu GE sudah dead duck. Engga usah main main. Sampai kapan kamu mau terus tahan saham dia. Bantu saya dan kamu dapat exit atau GE akan tetap dead duck.“ Kata saya tenang. Don terdiam. Seakan berpikir. “ Ok, saya siapkan uang dalam dua minggu. “ 

“ Deal.  Henri akan ke terbang ke Las Vegas setelah tahun baru untuk selesaikan kontrak kita.”


Saya telp James “ James minta Xiau li dari CAS telp saya. “ 

Tak berapa lama telp masuk “ B, sehat? . I miss you. Ada apa ?

“ GE trap saya dalam kontrak soal tekhnology. Saya minta bantuan kamu.”

“ Katakan dear. Apa yang harus saya lakukan’

“ Cari alasan stop sementara supply rare earth ke GE. “ Kata saya. Xieu Li terdiam lama. “ B, darimana kamu tahu. GE sedang ribut dengan HW. Efek perang dagang. Jadi engga usaha kawatir. Kita akan block supply rere earth  sebisa kami kakukan.” 

“ Terimakasih Li. “

“ Apa yang tidak saya lakukan kalau kamu minta. You are my dear friend. “


Usai bicara itu saya tersenyum menatap Yuni.  Udut dalam dalam rokok GG kretek terasa nikmat.


“ Kenapa Don mau aja Uda tekan? 


“ Dia tahu. Dalam bisnis hedge fund, itu artinya saya siap perang dengan dia. Dia tahu saya kuasai informasi tentang GE. Dia engga mungkin menang”


“ Jadi kendala soal kontrak itu teratasi karena GE akan jadi milik Risa. Uang USD 500 juta, itu berasal dari investor GE sendiri untuk mereka  exit lewat  right issue di bursa. Artinya kita akuisisi tanpa modal. Dan setelah akuisisi proses rasionalisasi dan merger dengan anak perusahaan Risa. Investor retail GE pasti senang karena kita pegang kunci jaminan supply Rare earth dan kuasai 18% market share China dan dunia “ Kata Yuni menyimpulkan. “ Keren Uda,” Yuni acungkan jempol dua.


Saya terus merokok tanpa melihat kearah  Yuni.


“ Dead duck itu  apa uda.”


“ Pernah lihat soang mati di danau? Kata saya tersenyum.


“ Engga pernah.”


“ Tetap ngapung dia. Orang tidak tahu dia udah mati. Itu sama dengan perusahaan keliatan bagus di bursa tetapi sebenarnya sudah mati. Bahkan ada perusahaan setelah IPO, langsung mati, Publik engga tahu kecuali pemain hedge fund. “


Saya terus menikmati rokok dan seruput kopi. Saya berdiri “ Nah tugas kamu urus proses akuisisi itu dan deal dengan bank untuk pembiayaan.  Henri akan ke Las Vegas Awal tahun.”


“ Hah..Uda !! “ Teriak Yuni. “Tega amat sih. Henri kan mantu Yuni. Kami udah janji liburan tahun baru di shanghai. Kalau Henry pergi. pasti Yuli ikut dan cucu Yuni pasti juga dibawa mereka.“


“ Kenapa kamu engga ikut juga. Bisnis sekalian jalan jalan”Kata saya. Yuni langsung peluk saya. “ Uda, terimakasih. Yuni tahu uda sayang Yuni. .”  Yuni bisikin saya dengan manja." Yuni mandi dulu ya”


“ Maaf Yun, saya harus pulang. Ini udah jam 8 malam Waktunya pulang. “ Kata saya sentuh pipinya. Saya diantar supir Yuni pulang.


***


Setelah Yuni terbang ke Shanghai, saya makan siang dengan  Florence di PIK. “ Gimana sih orang bisa dapat cua gede dari IPO, padahal ada perusahaan  yang masih rugi. Mau aja orang beli.” Tanya Florence.


“ ya sama saja dengan cewek. “


“ Cewek?


“ Ya cewek itu kan berusaha dandan. Biar keliatan cantik. Pakai baju, aksesoris mahal biar persepsi terbentuk bahwa dia berkelas.  Sehingga mudah menarik pria berkelas juga. Perusahaan yang IPO juga begitu. Mereka bentuk persepsi terhadap pasar. Biar keliatan tinggi trust, mereka tempelin jidatnya dengan deretan investor kelas kakap yang ikutan. Tunjuk underwriter yang keren. Poles neracara sebaik mungkin. Kerahkan media massa mengulas. Setelah persepsi terbentuk, maka benar salah tidak penting lagi. Nilai bisa diatur sesukanya.” Kata saya.


“ Kan ada lembaga pengawas seperti OJK. Ada lembaga auditor dan lain lain. Ada banyak aturan yang memagari. Apa iya semudah itu”


“ Benar. Justru mereka menggunakan aturan dan lembaga pengawas itu untuk endorsed akal akalan mereka. Sehingga trust makin tinggi “ Kata saya tersenyum.


“ Gampang?


“ Apa yang sulit bagi orang yang pengen cuan. Apapun dijabanin.” 


“ Eh busyet. “


“ Di HOng Kong dan China, lue juga begitu?


Saya senyum aja. “ Sama ya” kejar Florence


“ Engga juga begitu. Gua kan orang baek. Umumnya sebelum IPO, gua masuk OTC limited offer jual obligasi, dan biasanya kalau IPO itupun karena mereka yang kasih gua utang paksa. Soal mereka goreng tuh saham, itu urusan mereka untuk exit. Entar kalau sudah jatuh saham, gua buy back lambat lambat. “


“ HUtang lunas lewat value IPO. Enak amat”


“ Ubi, kalau lue utang udah kegedean, yang ngutangi mikir gimana caranya utang lue lunas. Apapun mereka lakukan, termasuk tipu pasar. Lue diam aja mereka yang urus semua.”


“ Duh jahat banget ya”


Saya senyum aja.


“ Tadi Yuni telp, team tekhnologi di Shanghai walk out. Kata Risa, Yuni terlalu keras kepada mereka. Terus ketemu GM juga ditolak. Mereka tidak anggap keberadaan Yuni. Padahal dia sudah dapat mandat dari Holding.. Kasihan tahu!. “ Kata Florence. “ Belum lagi berhadapan dengan banker. Kamu gimana sih kasih dia tugas”


Saya senyum saja.


 “ Kamu dengar engga. ? 


“ Ya. Biarin sajalah. Dia tahu dengan tugas dia.”


“ Kamu telp lah dia.Tanyain” 


“ Ngapain? dia bukan anak magang kok. Udah diatas gocap umur. Udah 15 tahun kerja sama gua”


“ Tetapi kalau ada masalah gimana?


“ Kamu tahu, dia pernah bangun pabrik senilai USD 400 juta  di Vietnam dengan hanya cash USD 400,000. Selama 2 tahun setelah gua beri tugas, gua cuekin. Engga pernah telp dia. Sukses. Dari izin, market undertake, tekhnologi,  financing, dia dapatkan. Dan dia serahkan semua kegua tuh proyek.  Dia itu smart dan patuh dengan prokol yang gua tetapkan. Dia percaya sekali. Keberanian dia diatas rata. Instink survival dia tinggi sekali. Dibuang di hutan tanpa makanan dan uang dia akan tetap hidup dan bisa beli mercy. “ kata saya tersenyum.


“ Oh segitunya kamu paham dia. “  Di kamar tidurnya ada photo lue sama dia.”


“ Ya itu 10 tahun lalu waktu di Changsa. “Kata saya. 


“ Dia pernah bilang, andaikan nyawa taruhannya dia siap daripada gagal melaksankan tugas dari kamu” kata Florence tersenyum.


***


“ Uda “ Kata Yuni lewat WeChat. “ Proses pendirian SPAC sudah selesai. Kita akan merger dengan subsidiary company (SC)  di bawah Risa yang belum IPO untuk akuisisi SC GM. Tadi presentasi dihadapan Investor papan atas di NY.  Semua setuju masuk karena Don undertake. Rencana IPO di Bursa Nasdaq akhir bulan ini selesai. Setelah itu GM akan jadi SC Risa. “


“ Oh ya… “ Kata saya singkat. Saya kawatir karena Bulan lalu Yuni dapat penolakan dari SC Risa karena sikap Yuni yang keras. Risa sendiri sebagai CEO tidak bisa berbuat banyak. Karena misi Yuni tidak diakui secara resmi oleh Holding SDIC.


“ Uda tenang saja. Yuni bisa bujuk vendor yang baru untuk hapus segala jebakan kontrak berkaitan dengan resiko soal dispute dengan GM. Dia sudah satu perahu dengan kita. Karena Yuni berhasil ajak makan malam Pejabat tinggi CHina. Dia tertarik dengan Visi Yuni. Apalagi Yuni sampaikan agenda untuk akuisisi perusahaan AS yang kuasai tekhnologi di China. Uangnya dari bursa AS sendiri. “


“ Ok, Good” Kebayang gimana kalau Yuni bujuk orang. Dia cepat sekali akrab. Komunikasinya cair. Dia bisa nari dan main piano.


“ Gimana dengan Risa. Kamu sudah lapor soal ini kedia.?


“ Dia ikut Yuni ke NY. Oh soal staf dan manager Risa, yang awalnya menolak kehadarian Yuni, sekarang mereka malah mendukung Yuni. Itu setelah Yuni bisa taklukan vendor yang baru dan paksa GM untuk teken pre purchase agreement saham lewat staregy partnership. “


“ Good Job. Jaga diri baik baik ya. “


“ Ya uda.” 


***

“ Ale, kamu yang didik Yuni dan dia cepat sekali belajar. Skill individunya dalam bisnis teruji. Kemampuannya mengelola team luar biasa. Hampir semua style kamu dia kuasai.  Itu karena dia sangat percaya kepada kamu. Dia sadar kamu manfaatkan dia. Dia sadar kamu tidak mungkin jatuh cinta dengan dia. Tetapi cinta yang dia beri itu adalah sumber kebahagiaan yang membuat dia selalu bersukur dekat dengan kamu.  Saya tidak tahu, bagaimana kamu harus berterima kasih kepada dia." Kara Risa.


" Saya harus pensiunkan Yuni tahun ini. Karena usianya sudah engga muda lagi.  Dia perlu itu. "kata saya.


" Ya. Dia perlu pensiun namun dia tidak ingin jauh dari kamu. Mungkinkah?. Saya tahu itu sulit. Dan saya tidak tahu bagaimana kamu memaafkan diri kamu…business so must go on.”Kata Risa lewat Chat. Saya terhenyak.


Selama 18 tahun  Yuni  berkali kali saya tugaskan dalam operasi yang beresiko  di luar negeri.  Dia selalu berhasil. Bahkan saya pernah tugaskan dia kuasai lab tekhnologi di AS, lewat hostile take over. Itu selesai tampa ada kasus hukum. Pernah saya ditangkap oleh Taliban di perbatasan Pakistan. Yuni lakukan mission impossible, Dia harus mendatangi semua network saya di Asia Tengah agar dapat dukungan bebaskan saya. Itu nyawa taruhannya. Dan dia berhasil. Di usianya 50 tahun dia sudahn secure secara financial. Dia punya property di Singapore, Pert, Jakarta, KL, dan London. Mrmber private banking first class bank. 


Ia sudah menua.Menjadi sahabat itu tidak semudah disebut. Itu akan berproses melewati waktu di tengah goncangan yang terus terjadi. Untuk memastikan kamu selalu ada untuk dia. Dan tak berharap apapun kecuali inginkan dia bahagia dan sukses.





Disclaimer : Fiksi belaka.


Friday, January 28, 2022

Keras kepada diri sendiri

 






Tahun 2006 di Seoul. Setelah jam kantor. Saya masih di kamar kerja. Saya sewa kantor di bawahnya bengkel mobil. Ukuran kantor hanya 32 meter. Maklum itu awal awal tahun saya mendirikan kantor di Seoul. Saya dibantu oleh 2 staf dan 1 orang asisten.  Bisnis saya adalah mendukung efisiensi supply chain industri Korea. Saya menawarkan bisnis kemitraan dengan pabrik di China. Harga miring dan qualitas korea. Ya saya bayar QC dari Korea pada setiap pengiriman barang di China. Kalau berlanjut jangka panjang, saya tawarkan dengan suplier lokal untuk bermitra membangun pabrik di China.


Saya berkantor di Seoul hanya 7 hari dalam sebulan. Pada awalnya, pengusaha Korea memandang rendah saya. Maklum mereka tahu saya dari Indonesia. Saya dorong staf saya agar tidak menyerah dari setiap penolakan dari target market.


Pintu kamar kerja terbuka. “ Pak, boleh menggangu.” Kata Asisten saya, Myung. Wanita Korea. Usia 26 tahun. Dia Sarjana Management. Cantik namun terkesan ordinary lady. Tidak modis.


“ Sudah empat bulan. Tidak satupun kita dapat client. Sementara anda terus gaji kami. Kami terus bekerja keras. Apakah bisnis ini akan sukses? Maaf, kalau saya lancang.” Katanya. Saya lepaskan kacamata saya baca saya. Saya tatap dia dengan tersenyum. “ Staf masih ada di ruanganya? tanya saya.


“ Masih pak.”


“ Suruh masuk ke ruangan saya” kata saya. Tak berapa lama datang dua staf. Satu pria dan satu wanita. Saya tetap mereka satu persatu dengan tatapan teduh.


“ Saya datang tidak dengan uang banyak. Kalau saya berani ambil resiko, mengapa kalian tidak lebih berani dari saya. Bukankah, kalau bisnis ini sukses, kalian akan jadi pionir perusahaan. Kalian orang Korea. Tentu kalian yang lebih dulu menikmati, bukan saya.” Walau mereka diam saja. Namun saya yakin mereka termotivasi.

“ Apa mungkin akan sukses pak.” tanya staf Kim. Dia sarjana hubungan international.


“ Saya sudah riset mengenai business ini. Saya sudah tahu potensi pasar dan peluang bisnis ini di Korea. Saya yakin selagi kita focus dengan promosi dan tidak menyerah untuk meyakinkan bahwa kita akan memberikan service terbaik kepada Clients. Kita akan sukses.  Tetap bersemangat ya“ Kata saya. Mereka senyum. Saya dekati satu persatu. Saya usap kepala mereka. Mereka serentak peluk saya.


****

Saya datang ke Pabrik LCD yang ada di Hangzou. Dari ongkos produksi, China jauh lebih murah. Kecepatan produksi, tidak perlu dipertanyakan. Standar kualias mereka rendah. Bukan karena karena sistem quality control yang salah. Tetapi karena tekhnologi, Mesin German yang mereka pakai sudah jadul. Saya bingung. Bagaimana saya bisa menang tender di Korea untuk jadi supply chain. Saya provokasi pemilik Pabrik untuk ganti mesin. Tetapi pemilik tidak tertarik dengan anjuran saya. Alasannya, tanpa mengubah mesin, mereka sudah full order untuk pasar Amerika Latin dan Afrika. Saya telp Lee agar terus bersemangat menemukan mitra splier sesuai konsep kami.


Saya datangi China Academy Science minta pendapat mereka soal kelemahan tekhnologi LCD itu. Mereka mengatakan memang tidak berniat mengembangkan tekhnologi German. Mereka sedang kembangkan tekhnologi dari Jepang. “ Kamu bujuk orang ini.” Katanya memperlihatkan photo dan kartu nama orang di Jepang. “ Kalau dia pulang dan kerja di china, kami akan usahakan cepat dapatkan tekhnologi LCD dengan standar diatas Korea dan Jepang.” Saat itu saya sedang bersama Myung. Dia dampingi saya selama berusaha mendapatkan rekanan pemasok.


“ Kamu ke Jepang. Temui orang ini. Bujuk dia untuk datang ke China.” Kata saya kepada Myung.


“ Tetapi pak, waktu tender ke LG tinggal sebulan lagi. Apa mungkin kita bisa dapatkan tekhnologi? Hitung aja waktu pengadaan sampai instal mesin.” Katanya. Saya juga paham. Tapi peluang dari China Academy Science tidak bisa diabaikan. Jasa saya membantu China mengembangkan tekhnologi LCD tentu membuka peluang akses saya kepada industri high tech China.


Dalam kebingungan itu saya dapat telp Lee di Seoul “ Pak, saya dapatkan Pabrik yang mau jadi mitra kita. Pabriknya di Hunnan. Cina. Mereka setuju dengan proposal kita ganti mesin.Tetapi mereka tidak ada uang beli mesin. “


“ Kamu terbang ke Hunnan sekarang. Temui mereka. Pastikan dapat kontrak dengan mereka. Saya dan Myung terbang ke Tokyo hubungi pemasok mesin.” Kata saya. Kami dari Beijing terus ke Tokyo. 


***


Di Beijing kami nginap satu kamar, twin bed. Saya beri tahu  Myung bahwa dalam dua jam kami sudah harus  sampai di Bandara. Jadi waktu tersedia di hotel untuk check out hanya 10 menit. Saya ganti baju dengan suite dress setelan jas. Karena sampai di Tokyo langsung meeting dengan relasi. Dia juga pakai baju setelan blesser. Karena cuaca dingin. Winter time. Suhu beijing mendekati 4 derajat celcius. Tokyo lebih rendah lagi. Jadi kami terpaksa pakai termal underwear. Nah harus bugil dulu baru bisa pakai setelan.


Dia tatap saya. Kalau ganti baju di kamar mandi. Waktu akan habis. Kan harus gantian Dia nampak bingung. Saya cuek aja. Buka baju dan bugil. Kenakan thermal underwear dengan cepat.. Saya berharap dia ganti baju di Kamar Mandi. Tetapi malah dia juga dengan cepat buka bajunya sehingga bugil juga. . Hanya 1 menit dia sudah kenakan CD dan pakai celana panjang setelan blesser. Saya juga sudah selesai kenakan suite dress. Itu hanya 3 menit. Tanpa komando, kami bergegas keluar kamar. Langsung check in. Myung pesan taksi dan Saya check out. Dalam 5 menit kami sudah dalam taksi.


Dalam taksi dia terus telp Lee  dan Kim. Lee harus koordinasi dengan pabrik. Miss Kim harus siapkan document untuk tender ke LG. Dia juga gunakan laptop nya buat proposal tender. Saya arahkan bagaimana term yang saya inginkan. Dia simak dan ketik dalam bahasa Korea. Sampai bandara Beijing. Kami setengah berlari untuk check in dan boarding. Saya tahu kami sudah dua hari tidak tidur. Berburu waktu dan peluang yang tidak pasti. Menggedor pabrik di 4 kota di China agar mau jadi mitra kami.


Di dalam pesawat Myung terus ngetik di laptopnya. Saya pelajari detail mesin yang akan dipasok oleh Jepang untuk meningkatkan kualitas produk LCD di Hunnan. Myung sudah kirim spec mesin kepada miss Kim. Detail ini penting bagi saya untuk bahan negosiasi. Satu jam tak terasa. Pesawat sudah mendarat di Tokyo Sampai di Bandara Narita. Kami dapat email dari Miss Kim bahwa dia sudah dapat pemasok mesin. Kami langsung meluncur ke alamat kantor itu dengan taksi. Dalam perjalanan itu saya terus monitor  Hong Kong. Tanyakan progress business process yang sedang di jalankan James.


Negosiasi mesin berlangsung 2 jam termasuk lihat pabrikasinya. Kami puas. Kontrak dibuat. Saya bayar DP dan sisanya pakai LC. Timbul masalah baru. “ Pak, pihak bank bilang rekening kita kurang untuk buka LC beli Mesin.” Kata Kim. Duh gimana dapatkan uang. waktu terus berjalan. Saya berjuang dengan segala cara. Belum tentu saya menang tender di LG.


Saya telp james di Hong kong,” James, berapa saldo uang kita di bank.? Saya perlu uang untuk buka LC beli mesin. “


“ USD 2,5 juta. Tetapi cash flow ketat sekali. Engga bisa keluar uang cash. “ Kata Jemes.


“ OK. “ Kata saya lemes. Saya telp Wenny di Shanghai. Saya ceritakan masalah saya. " Kamu terbang aja ke Shanghai. Saya akan kenalkan dengan Credit Ekspor agency. Mungkin mereka bisa bantu. " Kata Wenny. Saya segera terbang ke Shanghai dan minta Lee juga datang ke Shanghai bersama mitra kami di Hunan.


Usai meeting kami terus balik ke Bandara. Sampai di Shanghai sudah jam 11 malam. Saya kaget. Meliat Myung mukanya pucat berjalan ke arah kuridor kedatangan. Sekian menit kemudian dia jatuh. Badannya berkeringat. Saya tahu. Dia kelelahan. Baru saya sadar dari pagi kami belum makan.


Tas Myung saya tandem dengan tas saya. Saya gendong Myung di belakang. Jadi saya bisa dorong tas itu sambil gendong. Sampai imigrasi. Itu lumayan jauh. Saya tidak tahu apakah saya sanggup terus gendong dia. Tetapi saya tidak ada pilihan. Untunglah ada suami istri mendekati saya. Mereka pasangan dari Iran. Suami raba kening Myung. Dia tersenyum. Dia beri kue kering manis. Myung makan. Tak berapa lama. Myung sudah lumayan. “ Saya sangagup jalan. Engga apa apa”Katanya tersenyum.


“ Darahnya drop. Karena kelelahan. “ Kata sang suami. “ Jaga istri anda. Jangan telat makan” Katanya. Saya membungkuk terimakasih.


“ Maafkan saya. “ Kata Myung.


Saya peluk dia. “ Mengapa harus minta maaf. Saya yang salah. Telah membuat kamu bekerja keras. Diatas kewajaran. Maafkan saya. “


Dia balas pelukan saya. “ Saya tidak tahu apakah ini semua berguna. Apa jadinya kalau gagal. Tentu anda akan kecewa sekali”


“ Tidak. Jangan pernah berpikir gagal. Kalian adalah investasi saya. Saya siap gagal walau harus 1000 kali. Tetap optimis dan bersemangat.” Kata saya. Eh dia malah menangis.


“ Tidak seharusnya anda datang ke korea. Terlalu berat medannya. Kamu newcomer. Modal terbatas..” Katanya mengusap air mata.


“ There will always fail, put you down. It is a fact that we all must face. However, if you realize that God is a best friend that stands beside you, you will never be afraid, never feel worthless and never feel alone.” Saya mengingatkannya.


***


Ternyata proses dapatkan kredit ekspor mudah sekali. Padahal saya belum ada kontrak dengan LG untuk memastikan mitra saya bisa ekspor ke Korea. Saya sempat bingung. “ B, kalau anda berani ambil resiko untuk kepentingan industri China, mengapa kami orang china sendiri ragu. Mari kita kerjakan sama sama tekad anda itu menjadikan Industri LCD jadi supply chain global.” Kata pejabat itu. Saya sempat berlinang air mata. Dalam tiga hari kami sudah bisa buka LC ke Jepang. Seminggu mesin sudah datang ke Hunna. Hanya sehari selesai install mesin.


Saya awasi setiap process produksi. Sejak dari lini awal sampai akhirnya. Untuk memastikan SOP mesin bekerja dengan baik. Hasil test ternyata kualitas sesuai standar Korea, bahkan lebih. Saya tersenyum. Puas. Nah sekarang kami harus bersiap tender di Seoul. Bersaing dengan perusahaan yang sudah eksis dan punya reputasi. Saya langsung terbang ke Seoul bersama Myung bawa semple LCD produksi pabrik yang akan jadi supply Chain. Lee tetap di Hunnan. Standby kalau kami menang tender.


Dari tempat parkir sampai lobi kantor saya gotong sendiri kotak LCD itu. Tadinya Myung dan Kim memaksa agar mereka saja yang bawa.” Kalian wanita. Saya merasa terhina kalau kalian harus angkat ini. Dan lagi kuat apa kalian gotong ini?. “ Kata saya.


“ Tapi Pak, Anda boss kami. Lihat lah itu semua CEO yang datang ikut tender tidak ada yang gotong kotak LCD. Yang angkat kotak LCD anak buah mereka.”


“ Nanti kita punya OB. Sekarang, lakukan saja apa yang kita punya. “ kata saya tersenyum. “ Ayo, semangat., Jangan kecil hati. Kita pasti menang” kata saya lagi. Mereka tersenyum. 


Sampai lobi kami terus menuju ruang lelang. Kotak LCD saya berikan kepada panitia. Dia sempat bingung lihat saya. Saya berkeringat. Walau Myung berusaha membereskan dasi saya, tetap saja bahu jas saya kusut. Saya tetap tersenyum dan bersemangat.

Sebelum lelang saya ke toilet. Di toilet saya bertemu dengan pra paruh baya. Dia tepuk bahu saya. “ Darimana asal anda?katanya dalam bahasa inggris.


“ Indonesia.” Kata saya. Karena dia paruh baya, saya segera ambilkan handuk basah untuk dia bersihkan diri. Dia tersenyum. Saya membungkuk, ketika dia keluar dari toilet. 15 menit lagi lelang akan di buka. Ada pengumuman dari Officer in Charge. Lelang dibatalkan. Saya stress. Oh Tuhan, ada apa ini? Saya membayangkan kecewanya mitra saya di China. Belum lagi saya sudah habis habisan untuk proyek ini. Saya keluar uang USD 200,000 untuk bayar provisi kredit ke Credit Export Agency. Belum lagi bayar uang muka mesin. Saya tidak ada uang lagi. Apakah saya harus kalah datang ke Seoul. Saya berdoa


Dalam kendaraan menuju kantor. Myung dan Kim diam saja. Wajah kedua gadis itu keliatan sangat prihatin atas kecewanya saya. “ Pak, Lee telp dari Hunnan. Apa yang harus dijawab” Kata Kim.

“ Suruh dia tetap di Hunnan sampai minggu depan. Saya sedang berpikir cari alternatif buyer.” Kata saya tersenyum. Belum sampai kantor. Myung dapat telp. Saya lirik Myung berwajah sangat hormat. Dia tersenyum menatap saya. Dia peluk saya.


“ Ada apa sih? Kata saya bingung.


“ Boss LG mau ketemu dengan anda. Dia undang makan malam”


“ Hah..kenapa ? Apa iya. “ Saya terkejut.


“ Tadi yang telp sekretaris dia. Nomor telpnya ada di hape saya.”


“ Oh baguslah, Ada harapan lagi kita.” kata saya tersenyum menatap mereka berdua.


Malamnya saya datang ke restoran. Di depan lobi restoran saya sudah dinanti sekretaris Boss LG dan 2 asisten. Mereka membungkuk di depan saya dan menuntun saya ke ruang VIP. Hanya saya dan boss LG. Saya membungkuk sebagai sikap hormat. Saya tidak dirikan kepala saya sebelum dia menegur saya.


“ B, duduk lah. “ Katanya dengan berwibawa. Saya terkejut karena pria ini,adalah pria yang saya temui di Toilet. Dia tatap saya dengan tersenyum. Saya sempat kikuk.


“ Tadi dari lobi saya lihat anda gotong kotak LCD. Saya tanya kepada sekretaris saya. Siapa itu?. Sekretaris saya bilang bahwa itu CEO salah satu perusahaan yang akan ikut tender jadi supply Chain kami. Kemudian saya baca proposal penawaran yang anda ajukan. Saya kagum dengan kejujuran anda. Lebih kagum lagi anda menawarkan konsep kemitraan, bukan sekedar sebagai pemasok. “ Katanya. Saya hanya diam saja. Andaikan akhir kalimat, dia menolak. Merasa kasihan kepada saya.Saya tidak akan kecewa. Itu sudah berkah. Yang harus saya sukuri.


“ B, serunya.” Saya mendongak. “Mari minum’ Katanya menuangkan Wine ke cangkir saya. Dari posisi duduk, saya merangkak mendekati dia. Saya menuangkan wine ke cangkirnya dari samping dia dudkuk. Kemudian saya kembali ke tempat duduk saya. Saya minum wine  menghadapkan wajah ke samping. Dia tersenyum. menatap saya.“ Besok datanglah ke kantor saya. Selesaikan kontrak supply chain. “ Katanya.


Saya langsung membungkuk di hadapannya. “ Terima kasih pak. Saya akan kerja keras untuk anda. “ Kata saya. Selanjutnya dia bercerita soal budaya kerja orang korea. Saya lebih banyak menyimak. Usai makan malam. Saya jalan seperti diatas awan. Myung jemput saya depan lobi restoran. Saya tersenyum menepuk bahu Myung yang pegang setir.


“ Besok pagi kita teken kontrak dengan mereka. “ Kata saya. Myung menangis. Airmatanya belinang terus waktu setir. “ Ada apa kamu?


“ Pak, saya tidak pernah percaya Tuhan. Tetapi kemarin disaat pintu terasa tertutup semua, saya lihat anda berdoa kepada Tuhan. Tidak nampak wajah anda hopeless setelah berdoa. Saat itu saya percaya. Memang kita perlu Tuhan agar tidak kehilangan harapan. Mulai besok minggu dan minggu berikutnya, saya akan rajin datang ke Gereja.”


“ Kamu kristen atau katolik?Tanya saya.


“ Katolik. “ Katanya.


Saya tepuk bahu dia.


“Setidaknya dengan kita percaya Tuhan, kita tahu batas kita dan kalau gagal, kita percaya Tuhan tetap mencintai kita. Andaikan tidak ada lagi orang percaya dan mencintai kita, masih ada Tuhan yang mencintai kita. Kita akan selalu merasa baik baik saja “ kata saya. Dia menangguk dengan air mata berlnang.


“ Anda mengubah saya, Pak. Bukan hanya saya tetapi juga miss Kim dan Lee. Kami punya budaya kerja keras. Ternyata anda lebih keras kerjanya. Kami selalu melihat peluang dari fakta. Kami tidak percaya miracle. Tapi anda mengubah fakta menjadi realitas. Kami tidak menghargai orang lemah. Tapi anda gendong saya. Tetap minta maaf kepada saya.”


Saya tersenyum, Saya rentangkan kedua tangan saya. Dia menghambur dalam pelukan saya. “ Saya malu anda sudah lihat tubuh saya semua.” Katanya dengan wajah bersemu merah.


“  Semoga kamu dapatkan jodoh hebat. Lebih hebat dari saya.”


Dia pukul lembut dada saya.


“ Nah sekarang antar saya ke Bandara.” kata saya kemudian.


“ Kemana lagi. ? Anda baru kemarin malam datang. Hari ini sukses tender. Mengapa tidak dirayakan?


“ Kembali ke Hong Kong. Untuk pertarungan berikutnya. Masih banyak kerjaan saya.” kata saya tersenyum. “ Kamu bisa gunakan kas kantor makan malam dengan teman kantor kamu ya.” Lanjut saya.



***

Dari satu client ini, staf saya terpacu semangat mereka untuk dapatkan lebih banyak clients. Dalam tiga bulan saya dapat clients, 6 industri untuk jadi supply chain. Electronic, Mesin pengolahan makanan, tekstil, Linked produk kimia. Tahun 2008 omzet saya sudah mencapai USD 50 juta setahun. Staff sudah 100 orang lebih. Tahun 2010 saya undang mereka makan malam di Restoran. 


“ Lima tahun kalian bersama sama saya. Membantu saya. Kerja keras lebih 18 jam sehari. Tanpa kalian, saya tidak mungkin bisa bertahan di Seoul dengan kompetisi yang ketat sekali. Terimakasih semua.” Kata saya.


“ Saya justru terimakasih pak. Berkat kerja sama anda, saya sudah punya apartement sendiri. Saya bisa menanggung kedua orang tua saya. “ Myung. Gadis lebih mirip wanita mongol.


“ Hidup saya juga berubah. Tadinya tidak ada yang percaya saya. Karena saya gagal masuk universitas. Tapi anda terima saya kerja.” Kata Lee.


“ Ya pak. “ Kata Kim. “ Awal kerja bahasa inggris Lee, sepotong potong. Saya terpaksa bantu dia menterjemahkan perintah anda. Tetapi kini dia bisa bahasa inggris lebih hebat dari kami. Dan hebatnya lagi dia lebih dulu bisa bahasa mandarin daripada kami.”


“ Apa kesan kalian terhadap saya.” Tanya saya kepada mereka.


“ Marah anda seperti pria Korea. Tetapi kelembutan hati anda tidak berkurang. Anda cepat sekali berubah dari marah jadi lembut dengan kesan seoarang kakak yang selalu melindungi kami. Itu yang mendorong kami tidak pernah merasa lelah walau kerja keras diatas jam kerja normal. Terimakasih sudah mendidik kami.” Kata Lee.


Sebelum berakhir makan malam. Saya umumkan. “ Posisi kalian sekarang kan semua manager. Besok saya akan restruktur perusahaan. Tadinya pemegang saham saya sendiri. Sekarang 30% saham saya bagi kepada kalian bertiga. Kalian bayar saham itu dari deviden. Cicil saja. Dengan demikian kalian akan jadi dewan direktur. Kamu Myung. Jadi CEO. Lee dan Kim jadi direktur. Kerja yang baik dan focus ya. “ Kata saya.


Mereka memeluk saya serentak dan tidak ada kata kata. Mereka semua berlinang air mata. “ Anda menetapi janji. Padahal kami tidak berharap apapun dan tidak pernah anggap anda berhutang kepada kami. Karena kami memang senang bekerja dan mendapatkan kehormatan dari pekerjaan ini. “ Kata Lee. Saya tersenyum.


Tahun 2018, Perusahaan awal yang saya dirikan di Seoul sudah jadi sub Holding dari Holdng saya di Hong Kong. Membawahi 18 perusahaan di China dan Korea, Ho Chin Minh. Sejak tahun 2010 saya praktis tidak lagi terlibat dalam management. Semua kebijakan operasional berkat kreatifitas mereka sendiri. Tentu dibantu James dalam sistem pengarawasan dan pengembangan. Bahkan para karyawan sebagian besar tidak ada yang tahu saya owner mereka. Kalau saya ke Seoul yang temanin saya kemana mana hanya Myung.


“ Pak, awal saya kenal anda. Dalam hati saya sempat merendahkan anda. Orang tua saya juga melarang saya kerja. Katanya tidak ada masadepan. Kantor saja sewa diatas bengkel. Tetapi gaji sama dengan standar gaji Korea. Lucunya setelah tiga bulan tidak ada pemasukan. Orang tua saya sedih. Mereka terus mendoakan agar anda sukses. “ Kata Myung waktu makan malam dengan saya.


“Pak. “ lanjut Myung. “ Mengapa anda tidak pernah tergoda dengan gadis Korea? Tidak pernah sewa escort. Padahal kalau anda mau, hubungan tanpa ikatan pasti mudah anda dapatkan “ Katanya tersenyum.


“ Myung, saya lebih suka bunga asli. Saya tidak suka bunga plastik. Walau itu lebih indah daripada bunga asli. Sekedar memandang saya suka saja. Saya bisa saja melakukan hubungan tanpa ikatan atas dasar cinta. Tapi itu tidak akan membuat saya nyaman, senyaman tidur dengan istri saya.” Kata saya.


“ Mengapa ?


“ Saya ordinary man. Bukan extra ordinary man. Shio saya kelinci. Saya suka mencintai tetapi tidak ingin komplik karena emosional. Alam bawah sadar cepat sekali menghindar. Makanya kalau ada keputusan bagus yang pernah saya buat, itu adalah ketika saya melamar istri saya dan menikah diusia emas saya. Istri saya ordinary lady. Kami berdua bukan orang terpelajar ” Kata saya tersenyum.


“ Ya pak?


“ Kami tahu diri satu sama lain. Tentu saling mengingatkan kesalahan tanpa emosional dan tanpa harus memuji melibatkan emosional berlebihan. Kami tidak saling menekan atas dasar emosional. Kami tidak merasa seling memiliki namun kami saling menjaga. ” Kata saya. Myung mengangguk. “ Pasangan yang sederhana. Justru itulah kekuatan kalian sebenarnya.” Kata Myung.


“ Yana, sempat curhat ke saya. Dia suka kamu, tapi kamu cuek saja. Dia sedih sekali waktu di Moscow kamu tolak tidur dengan dia. “ Kata Myung.


“ Dia tidak tahu apa apa tentang saya. Saya inginkan Yana menemukan cintanya. Saya bukan dreaming dia. “


Makan malam itu saya tidak ingin mabuk Soju. Myung juga tidak mabuk. Usai makan malam. Myung antar saya ke Hotel. Kami jalan kaki malam hari menyusuri trotoar di musim semi. “ Apakah di Hong Kong dan China, banyak wanita yang kamu kecewakan.” Kata Myung. Saya senyum saja. “ Saya focus ke bisnis saja. Hanya itu yang saya bisa. Yang lain itu bukan urusan saya.” Kata saya


***


Mengapa Hijrah ke China.

  Sore itu saya makan malam dengan Florence dan Yuni. Kebetulan Yuni ada business trip dari Hong Kong ke Jakarta. Yuni kini CFO Yuan Holding...