Saya duduk di café di stasiun pusat Zurich. Hari sudah agak gelap. Stasiun itu sendiri merupakan sebuah objek seni .Terletak hampir tepat di pertemuan sungai Limmat dan Sihl dan telah berdiri di sana sejak tahun 1871. Saya perhatikan kesekeliling. Suasana yang monoton. Orang-orang berpakaian tebal merokok di teras cafe. Saya suka merenung sendiri ditengah keramaian. Mengapa dengan hidup saya sampai saya harus mengelana kepenjuru dunia dan berada di kota kapitalis. Tak pernah terbayangkan, bisa sampai seperti ini. Masa kecil saya tumbuh di pedesaan di kaki gunung Dempo Pagar alam, Sumatra selatan.
“ B, suara mengejutkan saya. Saya menoleh kesamping dan tersenyum. Yvory memegang pundak saya. Dia wanita kaukasia yang menjadi mitra dan sekaligus CEO pada PE yang kami dirikan bersama beberapa tahun lalu di Zurich. Usianya belum 40 tahun namun dia belum menikah. Padahal dia cantik dan cerdas. Saya tidak pernah bertanya. Apakah dia punya pacar atau pernah pacaran tetapi kandas. Cukuplah hubungan sebatas professional. Walau saya tidak cukup waktu untuk keluarga namun saya berusaha menjadi family man.
“ Maafkan saya. “ Kata Yvory dengan wajah tertekan. “ Proses negosiasi untuk M&A tidak berjalan dengan baik. Saya terkesan membuang waktu sia sia. Pasti terlihat bodoh dihadapan kamu.” Lanjutnya. Saya tersenyum. Orang Eropa terkesan sangat sensitive, apalagi kegagalan melaksanakan kepercayaan. Bagi mereka profesionalitas itu terkait dengan moral. Makanya mengakui dengan jujur kegagalan bukanlah merendahkan diri tetapi demi menjaga rasa hormat. Sikap berbohong dan excuse bukanlah sifat professional.
“Kamu hanya melaksanakan proses. Keputusan ada pada saya. Resiko tentu ada pada saya. Engga masalah dengan cost team yang sudah keluar. Biasa saja. Jangan terlalalu terbawa perasaan.” Kata saya tersenyum. Memang team yang terlibat kelas premium semua. Mereka adalah asset meneger, financial consultan, akuntant, financial analysis, lawyer banking and financial, Mereka team financial engineering. Tentu mahal bayar mereka selama putaran perundingan dan negosiasi kepada stakeholder.
“ Tapi mereka sudah menutup pintu untuk negosiasi. “ kata Yvory. Saya kembali tersenyum. Waitress datang menawarkan minuman. Yvory pesan minuman dan saya telp seseorang. Setelah itu kembali dalam renungan. Yvory biarkan saya sendiri. Tak berapa lama dia dapat telp. Setelah itu dia tersenyum ” B, mereka mau berunding lagi. Itu karena katanya Morgan tutup pintu untuk jadi lead konsorsium restruktur utang mereka. “ Saya mengangguk. Dia terdiam lama menantap saya seperti orang asing.
Akhirnya …. “ Terlalu jauh kamu untuk kupahami. Sekelas Morgan bisa kamu atur dan cutwalked deal dengan mereka.” Kata Yvory. “ Sampai kapanpun ini tidak akan pernah aku lupakan. Akan selalu bangga menjadi mitra kamu.” Lanjutnya. Saya tidak merespon berlebihan. Saya kemari untuk datang dan menang. “ Focus kepada deal” kata saya ketika sampai di apartement nya tanpa niat masuk walau dari matanya dia sangat berharap " Selamat malam" Kata saya berlalu.
***
Keesokannya saya bersama Yvory makan malam di Park Hyatt Zurich dengan Peterson dan teamnya. Walau awalnya tidak ramah. Saya maklumi. Orang Eropa terutama kaum bangsawanya selalu memandang sebelah mata kepada orang Asia. “ Kami sudah melewati proses 3 putaran perundingan sejak MOU dan MOA ditandatangani. Dan sekarang sebelum financial closing kami harus bertemu dengan anda. Prinsipal dari Palma Hedge Fund. “Kata Peterson. “ Jangan buang waktu kami lagi.”Katanya datar.
“ Kalau anda bisa comply MOA, saya tidak perlu ketemu anda hari ini. Deal ini sudah selesai sejak bulan lalu. Tetapi anda tidak bisa delivery document, terkait dengan persetujuan RUPS untuk melepas saham kepada kami. “ Kata saya dengan humble.
“ Masalahnya sebagian pemegang saham tidak percaya dengan anda.” Katanya terus terang.
“ Terus kenapa anda tanda tangan perjanjian? Dan kami sudah comply semua pasal dalam MOA termasuk bukti financial capabiliy. Apa anda pikir kami sedang becanda? Kata saya datar.
“ Reputasi Palma sangat buruk. Track record nya dalam beberapa tahun belakangan selalu berujung dengan hostile” kata Peterson. Saya diam aja. Ini permainan orang dewasa. Tidak ada deal yang sempurna dan tidak ada orang mau jadi pecundang dalam setiap deal. Tentu harus ada yang kalah agar pemenang tampil, Dalam dunia M&A tidak ada istilah win to win. Investor tidak pernah menghargai mereka yang kalah. Walau jujur dan beriman. Engga ada urusan bagi mereka. Tanpa investor orang seperti saya sama dengan sampah.
“ Ada lagi yang mau dikatakan? Tanya saya. “ Kalau engga ada. Sebaiknya pertemuan kita akhiri. Saya sebagai principal dari Palma nyatakan closed file. Karena anda dispute terhadap MOA” lanjut saya berdiri. " Sampai jumpa di pengadilan" Sambung saya.
***
Keesokan harinya, Yvonry datang ke saya. “ Keliatan mereka memang terjepit. “ Peterson ingin bertemu dengan kamu secara personal.”lanjut Yvory. Saya sanggupi.
Saya minta pertemuan dengan Peter di café yang ada teras smooking. Saya tentukan sendiri tempatnya. Dia sanggupi. Saya datang dengan pakain sederhana “ B, maafkan atas sikap saya kemarin. “ kata Peter mengawali. Saya senyum aja.
“ Kemarin saya ditelp oleh banker di Zurich. Katanya kamu sudah deal dengan pengelola hall mart, warehouse di kawasan bebas bea di Eropa, China, AS. Saya pelajari ulang dengan seksama rencana kamu ingin akuisisi saham kami sampai 60%. Ternyata kamu punya rencana besar membangun marketplace off line dan online berskala global. Karena kami memang kuat di off line, Outlet kami berada di semua kota besar utama di Eropa, AS dan Asia. “ Kata Peter.
Saya senyum aja. Menanti sikapnya berikut. Setelah dia tahu rencana strategis saya dalam M&A, dan dia bargain dengan harga lebih tinggi. Saya akan mundur dan atur proses hostile lewat bursa. War begins.
“ Sekali lagi maafkan saya. Silahkan akuisisi perusahaan kami sesuai harga diawal yang sudah disepakati. Semua demi masa depan karyawan kami yang lebih 100.000. “ Kata Peter menyerahkan dokumen RUPS. Saya rangkul dia. “ Saya pastikan tidak akan ada PHK. Kecintaan kamu dengan karyawan, itu akan menjadi utang saya kepada Tuhan. “ Kata saya. Setelah itu saya kembali ke Jakarta. Itu tahun 2014.
***
Setelah RUPS dilakukan, Team Wenny dan Yvory bisa melanjutkan proses akuisisi dengan diawali lewat langkah buyback saham oleh pemegang saham pendiri. Tentu modal dari kami lewat SWAP Agreement. Proses buyback saham disetujui otoritas. Memungkinkan bisa membeli saham yang ada ditangan publik dan setelah itu status perusahaan publik berubah menjadi private. Selanjut nya asset itu di spin off ke dalam SPAC yang sudah kami persiapkan.
Dengan SPAC memungkinankan bisa listed di Nasdaq. Tentu harus ada penjamin Emisi. Umumnya perusahaan investasi berkelas dunia seperti Goldman. JP Morgan, Morgan Stanley dll. Bagaimana mereka mau mejamin? ya kami tempatkan sintetik bond yang dijamin cash oleh rekening lepas pantai. Milik siapa uang itu? fund provider, dari investor associate kami.
Kemudian, SPAC ini menjual obligasi, lewat platform Bank dengan underlying pengambil alihan perusahaan target. Karena underlying nya masih berupa rencana, uang hasil penjualan obligasi di tempatkan di trust account berbunga, yang tidak dapat dicairkan kecuali untuk menyelesaikan akuisisi. Kami ada waktu 2 tahun untuk menyelesaikan transaksi. Andaikan gagal, ya kami masih dapat bunga dari trust account. Uang investor di kembalikan.
Setelah akuisisi selesai. SPAC menguasai saham mayoritas. Struktur permodalan jadi sehat. Kami punya ruang untuk melakukan leverage, yaitu menarik pinjaman dari Bank untuk membiayai restruktur bisnis.
Dua tahun kemudian, program restruktur bisnis membuahkan hasil. Kinerja naik significant. Trend pertumbuhan bisnis per tahun dua digit. Team hedge fund Tom di NY bergerak dengan produk investasinya untuk meyakinkan limited investor sebagai standby buyer. Memanfaatkan capital gain saat masuk bursa utama. Target value sedikitnya 100 kali dari harga buku. Kami bisa lunasi utang obligasi dan utang bank. Nah dengan langkah itu, kami bisa akuisisi perusahaan tanpa keluar uang sendiri. Tetapi uang berasal dari market, dan itu karena skema leverage.
***
Umumnya mendapatkan dana untuk pembiayaan bisnis secara konvensional adalah melalui bank atau penerbitan surat utang atau bursa saham. Namun cara konvensional ini harus berhadapan dengan standar kapatuhan yang konvensional juga, yaitu tersedianya jaminan balance sheet atau mortgage. Bagi pemula itu merupakan cara yang impossible. Bagi yang sudah established, membutuh credit rating yang tinggi untuk mengakses lebih besar financial resource.
Dengan keterbatasan yang ada, lantas bagaimana solusinya agar bisa mengakses sumber pembiayaan.? Disinilah diperlukan skill financial engineering. Menciptakan skema pembiayaan yang applicable dan eligible untuk mendukung lahirnya produk investasi yang menarik bagi investor. Tentu tidak bisa dibuat sambil melamun dan semaunya. Karena investor bukan orang bodoh. Yang pasti mereka terpelajar.
Perhitungannya menggunakan pendekatan matematika tingkat lanjutan atau sains. Berdasarkan business plan yang mencakup aspek teknis, marketing, financial, resiko. Data masa kini, dan ramalan terhadap masa depan bisa dianalisa. Segala kemungkinan diskenariokan dengan menggunakan perhitungan matematika. Sehingga produk investasi yang terkait dengan resiko bisa dimitigasi lewat skema investasi dan menarik bagi investor.
Jadi financial engineering itu hanya metode berhitung dalam rangka financial solution untuk create product investasi, linked dengan short selling, Repo, CDS, Convertible note, CLN, non cash loan, mutual fund, dan lain lain. Bagaimana dengan hedge fund? Hedge fund terkait dengan instrument investasi, seperti obligasi, forex, komoditi, saham. Tujuannya dapatkan laba dari instrument investasi itu lewat strategi investasi yang rumit. Walau hedge fund juga mengunakan matematika quantitative namun tetap aja spekulatif.
Orang yang menguasai financial engineering sudah pasti pemain hedge fund namun tidak mungkin dia jadi hedger. Pemain hedge fund, cenderung jadi hedger (spekulan) dan belum tentu dia kuasai financial engineering. Mengapa ? financial engineering bukan hanya soal skema dan perhitungan matematika, tetapi lebih dari itu dia harus punya talenta sebagai salesman untuk menjual idea visioner nya kepada stake holder. Namun tanpa reputasi track record high rating dikalangan investor sophisticated, hitungan dan skema itu hanya ilusi.
***
Saya beru bertemu kembali dengan Yvory tahun 2019 di NY. “ Aku tahu diri. Setelah tahu siapa kamu, aku bukan siapa siapa. Cukup senang bekerja di bawah bayang bayang kamu. Pria pendiam dan keras dalam bersikap. Visioner. “ Kata Yvory dengan menunduk. Tidak ada lagi kesan charming seperti awal bertemu dengannya tahun 2010. Pada akhirnya satu demi satu sahabat saya yang sudah mengenal siapa saya memilih menjauh. Dan saya akan tetap sendiri dan pulang ke rumah sebagai suami, ayah bagi anak anak dan kakek bagi cucu saya.
Orang seperti saya hanyalah bermain dari segala kemungkinan di masa depan, namun bisa meyakinkan investor untuk keluar uang dan bertaruh terhadap masa depan. Dan otoritas negara memberikan izin untuk itu. Selagi proses nya benar, kemungkinan itu hanya soal masa depan. Di masa depan tidak ada yang pasti kecuali kematian. Orang tidak peduli denga kematian. Tetapi orang lebih percaya kepada laba yang tidak pasti dan membayarnya untuk itu.
Terima kasih ilmunya BPK,sehat selalu BPK😇🙏
ReplyDeleteUp
ReplyDeleteSemoga Bu Sri Mulyani membaca ini
ReplyDeletegreat ... amazing ..
ReplyDeleteSelalu memberi pencerahan, terimakasih ilmunya Babo 🙏🙏
ReplyDeleteSemoga Om Jely tetap bersemangat memberi saran pada orang2 bebal di pemerintahan, sampai akhirnya mereka tidak bebal lagi.
ReplyDelete👍
ReplyDeleteIlmu tingkat tinggi
ReplyDeleteTerima kasih Babo ilmunya, walaupun otak saya belum sanggup mencernanya.
ReplyDeleteMakasih babo untuk tulisan ny.
ReplyDelete