Sunday, August 27, 2023

Sempak...

 





Henky adalah seorang insinyur. Selama berkarir di politik mindset seorang insinyur berubah total. Dari tadinya berbuat  dan  berbpikir berdasarkan fakta, berubah menjadi paranoia. “ Berpolitik atas dasar kekuasaan kolonialisme saratnya kamu harus cerdas. Kecerdasan itu yang membuat negara kita yang seukuran liliput di Eropa bisa menjadi penguasa atas wilayah Hindia Belanda yang kaya namun penduduknya bodoh seperti monyet.”  Kata Coorvaben, mentor politiknya seorang politisi dan juga perwira tinggi militer di Belanda. 


“ Bangsa inlander ini, tegas Coorvaben “  akan sangat berbahaya apabila dibiarkan di luar kendali Belanda. Karena biadab dan malas, kalau dibiarkan, maka bangsa inlander akan menjadi bangsa yang korup, dan apabila dibiarkan terus, akan menjadi bangsa anarkis, yang kalau dibiarkan terus-menerus justru akan menghancurkan bangsa ini sendiri.”


Sebelum akhirnya Henky dapat posisi sebagai Walikota dia lebih dulu merebut hati Anneke, Putri dari Coorvaben. Dari itu tidak sulit dia mendapat akses kepada kekuasaan termasuk restu tuan Gubernur Jenderal yang ada di Batavia. Belakangan dia merasa terintimidasi oleh pilihannya sendiri. Anneke sebelum menikah langsing. Namun setelah menikah jadi gendut. Wajahnya seperti Babi malas. Kadang dia malu membawa Anneke ke tempat berkelas kaum bangsawan dan Belanda. Untuk acara resmi dia tidak bisa menolak. Harus membawa Anneke. 


Mungkin karena pernikahan politik. Henky melewati perkawinan itu dengan prilaku politik juga. Penuh kemunafikan. Dia tidak merasa berdosa atau berkhianat bila dia punya selir pribumi. Lain halnya dengan  Coorvaben yang justru jatuh cinta kepada Imih, perempuan pribumi asal Jawa Timur, dan akhirnya menjadikan perempuan hina-dina itu sebagai Nyai. Itu sama saja berkhianat kepada Belanda. Sepertinya urusan wanita dan jatuh cinta tidak ada istilah pengkhianatan politik apalagi dilakukan secara informal. Biasa saja.


Itu sebabnya Henky tidak bisa menolak hasratnya untuk bertemu secara diam diam dengan Marry, pribumi peranakan Belanda. Marry memang cantik sempurna. Kali pertama dia bertemu di Simpangsche Societeit dikenalkan oleh Lim Tan, pedagang etnis Tionghoa. Setelah itu Marry selalu secara diam diam mendampingnya di De Club di pojok Embong Malang, Societeit Concordia di Societeitstraat, Militair Cantine di Krembangan, dan Marine Societeit Moderlust di Oedjoeng. Lim Tan yang atur semua itu. Lim Tan tentu berharap dapatkan konsesi dagang dari Henky. Henky tidak sampai jatuh hati kepada Marry. Tapi dia suka. Bukan hanya karena kecantikan tapi bisa menjadi teman bicara yang seimbang.


Namun setelah bertemu Darti, anak bedeng Tuan Thong, persepsinya tentang wanita berubah.  Dengan Darti dia tidak mendapatkan kehangatan teman bicara di tempat berkelas, tetapi kehangatan di tempat tidur. Sebelum melayaninya tidur, Darti akan datang membawa baskom dengan air hangat. Darti akan menghangatkan telapak kaki dan sekaligus membersihkan kaki Hanky dan mengurutnya dengan lembut. Kemudian membersih tubuh Henky. Andaikan Henky suruh minum air kotor itu, Darti tidak akan menolak. Henky hanya senang melihat wajah pasrah dan kalah dalam keadaan terhina seorang perempuan pribumi.


Berkali kali Tuan Thong berbisik kepada Henky soal quota dagang tembakau untuk dikapalkan ke Singapora. Henky tidak bisa menolak. Dengan aksesnya ke pada tuan gubernur di Batavia, tidak sulit dia dapatkan quota itu. Padahal berkali kali pula dia dapat bisikan dari Lim Tan untuk hal yang sama. Dia tolak dengan dalih macam macam. Henky  tidak merasa kawatir Marry dihilangkan Tuan Lim. Karena dia bisa dapatkan Nyai lain yang biasa mangkal di De Club. Uang bicara. 


Sebeum bertemu Darti, hampir setiap waktu, dia menikmati tubuh wanita pribumi. Karena setiap kali dia melihat perempuan pribumi cantik, dia tinggal suruh centeng untuk membawa perempuan itu ke tempat pesanggrahannya. Perempuan pribumi asal Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, Manado, Aceh, bahkan Batavia dia kangkangi dan setelah itu dibuang begitu saja. Tapi dengan Darti, itu lain. Dia bisa saja dengan mudah dapatkan perempuan pribumi tanpa bersalah menghina dinakan mereka. Tapi tidak untuk Darti. 


***

Pagi itu, ketika cuaca Surabaya benar-benar cerah, Henky datang ke kantor lebih awal, dengan gaya percaya diri, dan jalan agak digagah-gagahkan. Bahkan, beberapa saksi mata menuturkan, sambil berjalan menuju ke ke ruang kerjanya, Henky sempat menggumamkan lagu. Keriangan pagi itu bubar begitu saja ketika dia usai membaca surat dari Batavia. 


“ Laporan inteligent menyebutkan bahwa tuan Thong terlibat sebagai donasi gerakan bawah tanah penentang  Belanda.” Isi surat itu.


 “ Bereskan Tuan Thong.” Perintah keras harus dia laksanakan. 


“ Ini Tuan. “ Kata Herman staf intel memberikan dokumen dari mata mata yang dia terjunkan ke gerakan bawah tanah. Termasuk tempat pertemuan “ mereka jadikan tempat rumah selir Tuan Thong untuk diskusi dan membuat rencana, termasuk yang hadir dari gerakan komunis international.  Kalau dibiarkan ini akan menjadi bola salju. “ Kata Herman. 


Henky terperanjat. “ Tuan harus paham. Sebelum terjadinya pemberontakan Diponegoro 1825-1830, pemberontakan Sitti Margopoh di Lubukbasung, Kabupaten Agam, Minangkabau, pada tahun 1908-1910, serta perkelahian antara kelasi-kelasi pribumi dan perwira-perwira Belanda di atas kapal perang Belanda Lucas Roemeltje pada tanggal 4 Februari 1924 di Laut Jawa, tidak jauh dari Surabaya. Itu berawal dari gerakan rahasia. Mereka segelintir tapi mereka terpelajar. Sangat efektif mejadi provokator kaum pribumi. Biang keroknya karena gerakan itu ada yang ongkosi. Siapa lagi kalau bukan toke toke Tionghoa itu. “ Kata Herman.


“ Sebenarnya ini intrik persaingan antar sesama toke yang ingin dapatkan akses kepada pemerintah kolonial Belanda agar dapatkan sumber daya. Dengan uang, mereka mudah memprovokasi gerakan perlawanan agar melawan kita. Walau mereka tahu toh pada akhirnya kita juga yang menang. Namun karena itu mereka berhasil menumpas pesaingnya yang berada dibalik gerombolan itu. Tanpa disadari mereka sengaja membelah persatuan antara pangeran, antar bangsawan dan tentu pada akhirnya mereka korbankan rakyat jelatah yang bodoh dan tolol” kata Herman lagi.


Henky sadar bahwa Data inteligent ini menguatkan bahwa Tuan Lim dibalik rencana pemerintah kolonial menghabisi gerakan bawah tanah yang diongkosi oleh Tuan Thong. Memang selama ini dia juga  dapatkan kemewahan dan memenuhi rongrongan Anneke dan Marry dari uang suap Tuan Lim. Dia merasa terhormat dari kedua wanita itu karena uang dan kekuasaan. Tapi dari Darti dia tidak tidak perlu keluar uang. Karena dia tidak butuh kehormatan tapi kepuasan.


***

Suatu malam sebelum Henky memutuskan untuk memerintahkan pasukannya dan intel menangkapi orang yang terlibat dalam  gerakan bawah tanah itu. Dia menemui Darti. Mengapa ? karena pada akhirnya dia harus memilih rasa hormat lewat uang dan kekuasaan atau kepuasan. Rasa hormat dan kekuasaan itu soal rasa. Sementara kepuasan itu soal kebutuhan. Dia menghadapi dilema. Walau kesetiaannya kepada Ratu Belanda tidak perlu diragukan namun kolonialisme bukanlah Ratu belanda tapi politisi kapital.


Seperti biasa Darti menyambutnya di rumah dengan senyum seperti hewan buruan yang tenang menyerahkan dirinya dihadapan predator.  “ Saya akan membunuh Tuan Thong. Juga kamu. Tuan Thong dan kamu akan mati dengan tenang dan tanpa jejak hukum. Kamu harus patuhi saya” kata Henky. 


“ Silahkan Tuan. Lakukan apa saja yang tuan suka.. “ Kata Darti tanpa menolak dan tidak pula terkejut. Sangat pasrah. “ Tapi …”


“ Tapi apa ? Bentak Henky. 


“ Jangan bunuh tuan Thong. “ kata Darti dengan tatapan kalah.


“ Mengapa ? Teriak Henky.


“  Dia telah membeli jiwa saya lewat orang tua saya yang miskin. “ kata Darti berlinang air mata. “ Saya harus patuh kepada orang tua saya” Lanjut Darti dengan menatap ujung kakinya.  Entah mengapa hati Henky luluh. Manusia macam apa perempuan pribumi ini. Dia rela mati tapi tidak siap mati bila Tuan Thong yang telah membelinya ikut juga mati. Ternyata Darti adalah pedagang sejati. Dia menjual dirinya untuk dapatkan trade off dari Tuan Thong. 


“ Jangan ragu tuan. Lakukanlah” Kata Darti merebahkan dirinya di tempat tidur. “ Kalau tuan inginkan saya minum racun, saya akan minum tampa ragu. Kalau tuan inginkan saya mati tercekik, saya tidak akan berteriak. Lakukanlah” Lanjut Darti pasrah.


Seperti ada cahaya terang melingkari tubuh Darti. Mata Hengky silau. Terduduk lemas tak berdaya. Darti bangkit dari tempat tidurnya. Dia mengambil baskom dan mencuci kaki Henky. Melepas bajunya satu persatu. Dia tersenyum sambil merebahkan dirinya kelantai. Meletakan kedua telapak kaki Hengky di perutnya sebagai keset kaki. Henky melirik tubuh Darti yang bugil. Sangat exotic, hairy yang halus dan tentu harum. Ciri khas wanita Jawa. Entah mengapa? Malam itu Henky hilang niat membunuh Darti dan Tuan Thong.


Dan hari hari berikutnya, tahun tahun berikutnya,  berbisik-bisik itu datang dari berbagai suku. Inilah awal gerakan nasional Indonesia,  yang kali pertama diperkenalkan oleh Tan Malaka dalam bukunya Naar de 'Republiek Indonesia’. Beda dengan Perang Pangeran Diponegoro, yang hanya melibatkan orang-orang Jawa. Tidak sama pula dengan pemberontakan Sitti Margopoh, di Sumatera Barat, dan sama sekali tidak menyuarakan ke-Indonesia-an.  Berbisik bisik kaum kiri yang komunis dibiayai para toke etnis Tionghoa. Kaum kanan dibiayai oleh saudagar islam etnis Arab. Lambat laun bisik bisik itu telah bersatu menjadi gerakan terorganisir menuju Indonesia merdeka. 


Dengan Anneke, Henky berada dilingkungan berkelas. Dengan Marry, dia merasa punya selera berkelas. Dengan Darti, dia merasa  kebutuhanya sebagai pria menjadi sempurna. Toh soal kebutuhan tidak perlu orang lain tahu. Sama dengan sempak yang tidak perlu dilihat orang lain. Entah apa gunanya sempak?. Memang pilihan yang tidak rasional. Itu sudah jadi kebutuhan bagi semua orang namun karena alasan moral sempak harus disembunyikan dibalik pakaian luar… Samahalnya begitu banyak pahlawan yang tidak tercatat dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Eksistensi mereka bukan untuk kehormatan kekuasaan indonesia merdeka tapi karena kebutuhan akan kedilan…

Wednesday, August 16, 2023

Politik dan Uang haram...

 




Di luar Hotel langit kelam dan senja lebam dalam guyuran hujan. Kupandang keluar lewat kaca lebar. Di luar sana. Tentu mereka yang di jalan dan di halte bus kedinginan. Mereka tentu pasrah oleh jilatan tempias hujan atau sesekali cipratan air yang dilindas ban-ban mobil. Angin berkesiur liar kian kemari. Jakarta, hujan deras bagi sebagian orang adalah berkah, namun bencana bagi penduduk Jakarta yang berada di aliran sungai Ciliwung. Tiba tiba air kiriman dari Bogor datang melanda mereka. Ya di lingkungan yang tidak ramah. Hidup memang beresiko. Bagi rakyat kecil, memang kematian sangat dekat. Mati karena kemiskinan atau mati karena bencana. Mereka tidak peduli. Orang banyak juga tidak peduli. Apalagi tidak tercatat dalam statisik dan survey kepuasaan kepada pemerintah.


Seorang wanita masuk cafe. Dia mendekat ke arahku. Aku bersiaga. Khawatir juga kalau-kalau ia ingin menawarkan tubuhnya. Ah tidak mungkin. Ini tempat berkelas. Walau sebenarnya semua pengunjung cafe ini punya black card. Mana berani PSK masuk menawarkan diri.  “Mr. B “ ia menyergapku sebelum aku sempat menggeser tempat duduk di sofa. Aku hanya mengangguk. Sebatang rokok siap dia nyalakan. Tanganku replek dengan korek api menyulut rokoknya. Ia  terima kasih. Sesaat kemudian asap rokok kami sudah berpilin-pilin menjadi satu.


“Erwin minta saya bertemu dengan Anda. “ Katanya. Akupun lega. Ternyata dia bukan orang asing. Setidaknya Erwin adalah sahabatku” Jangan terkejut. Walau kali ini bertemu,  saya cepat tahu anda. Saya pembaca setia blog anda. “Lanjutnya. Usianya diatas 30 tahun. Mungkin sunda atau manado. Entahlah. Putih. Senyum aja. Sambil menanti penjelasan bisnis yang akan dia tawarkan. “ Ini dokument nya” katanya menyerahkan amplop warna biru. Aku buka amplop itu. Hanya kertas selembar. Itu print out dari Black Screen terminal GPI. 


“ Hmm “ kataku. “ Remittance transfer yang terminate sebesar USD 1  miliar. “ Mengembalikan lagi document itu kepadanya.  Tak penting bagiku dokumen semacam itu.


“ Hebat. Anda bisa tahu cepat. Jadi saya tidak perlu jelaskan kepada anda. Mengapa terminate terjadi. Saya berhubungan dengan orang yang tepat. Erwin tidak salah kenalkan anda kepada saya.” katanya tersenyum. Saya mengerutkan kening.  Erwin adalah sahabat saya yang CEO investment banker first class di Eropa.


“ Total dana tersedia USD 30 miliar. Di tempatkan pada 18 rekening di luar negeri. Saya minta anda bantu layering dana ini dan kemudian mengatur untuk di utilize.” katanya. 


“ Anda pasti kena provokasi dari Erwin dan tentu berita tentang saya termasuk hoax. “ kata ku dingin. “ Saya tidak deal dengan uang semacam ini” Kataku menatapnya tajam. Tapi dia tetap tersenyum. Tidak terpengaruh dengan sikapku. Dia merapatkan duduknya ke tubuhku. Entah sengaja atau tidak. Tetapi aku terkesan terintimidasi dengan sikapnya itu. “ Maaf, izinkan saya ke toilet’ Kataku berdiri dan melangkah. Tak berapa lama aku kembali lagi ke table. Tapi tidak duduk bersebelahan dengannya di sofa. Aku duduk berhadapan dengannya.


“Bekerja di mana?” Tanyaku melanjutkan setelah melepas asap rokok untuk kesekian kali.


“Dulu. Di sebuah kantor. Tapi kini buka usaha bareng teman. Asset Management.” Katanya menegaskan seraya menyerahkan kartu namanya. Aku perhatikan. Namanya Arina. Jabatan Dirut


“ Siapa client potensial anda” Tanyaku. “ Maaf kalau lancang”


Dia terdiam. Terus mengepulkan asap rokok Jepangnya. Dia tahu bahwa aku tidak perlu nama clients nya.  Aku perlu sejauh mana wawasannya soal bisnis client nya. Pemain hedge fund dan pengelola PE memang lebih focus kepada informasi bisnis daripada sekedar nama orang atau  pemain.


“ Kamu tahu “ Katanya mulai menjawab pertanyaanku. “  awalnya KPK mengungkapkan dugaan ekspor ilegal dari Indonesia ke Cina dengan jumlah jutaan ton biji ore nikel. Ekspor itu terjadi sejak tahun 2020. Ekspor itu disebut ilegal lantaran Indonesia sudah melarang biji nikel diekspor langsung sebelum diolah. "


" Bisa aja itu perbedaan metode pemeriksaan cargo? Kan bisa saja itu dianggap feronium yang memang boleh diekspor ore. " Kataku.


" Soal pabean mineral dan tambang, china terbaik di dunia. Alat surveyor mereka canggih. Engga mungkin bisa di suap. Jadi engga mungkin China salah tentukan HS code. Ini kasus  terang benderang.  Sudah ada barang bukti manifes yang tidak sama antara pengapalan dengan yang diterima China. Tapi  sangat mudah tahu kalau akhirnya kasus ini akan gone by the wind. “ Katanya.


“ Kan procedure bisnis tambang itu harus ada IUP. IUP dibuat berdasarkan kajian atas berbagai aspek, cadangan, peta lokasi, termasuk kepatuhan kepada standar penataan lingkungan. “ Kataku ingin tahu sejauh mana dia punya akses terhadap transaksi ilegal mining. “ Artinya kan engga ada masalah.” Lanjutku


“ Ya engga ada masalah kalau semua benar. Tapi dalam prakteknya ada istilah DOKTER alias dokumen terbang. “ Katanya tersenyum.


“ Apa itu Dokter ?


“ Ya jual beli dokumen IUP, untuk memenuhi persyaratan pengapalan, dan penggunaan bahan bakar bersubsidi. Itu karena Nikelnya dari lokasi tambang ilegal. Terus ada lagi istilah “ PELAKOR.”


“ Apa itu Pelakor?


“ Itu istilah penambang yang punya IUP tetapi menambang di luar wilayah yang diizinkan, seperti wilayah milik perusahaan lain, wilayah yang masih dalam proses sengketa , dan wilayah koridor atau antara. Itu modus PELAKOR juga ilegal. “ 


“ Mengapa ?


“ Praktik ini berawal dari penetapan izin izin usaha pertambangan (IUP) oleh pemerintah yang amburadul. Tidak mengikuti aspek perizinan. Belum tentu lahan IUP itu ada nikelnya. Yang ada nikelnya harga tanah udah maha.  Ya terpaksa lakukan penyewaan lahan. Bayarnya per ton aja. Praktek ini  melahirkan tiga kelompok pengusaha tambang yaitu pengusaha tambang pemilik IUP tetapi tidak menguasai lahan , pengusaha tambang yang memiliki lahan tetapi tidak memiliki IUP , dan pengusaha tambang tanpa IUP tetapi dapat menambang dengan menyewa lahan.  Kacau kan” Katanya  tersenyum.


“ Tapi kan bisa diketahui praktek jual beli IUP itu? Kan ada perubahan nama pada akte perusahaan.”Kataku lugu.

.

“ Yaa bisa saja. Tetapi yang tercantum pada akte itu namanya Syukri  penjaga pintu kereta, yang alamatnya di gang sempit.  Sementara Udin pemilik sebenarnya ada di jakarta tinggal di tempat elite dan punya koneksi sampai ke presiden dan KPK” Dia tertawa.


“ Terus,  kenapa sampai segitu parahnya? 


“ ya karena semua proses ilegal itu menghasilkan cuan.  “ 


“ Ya kenapa?


“ Contohnya untuk ore kadar 1,8% dengan kadar air 35% harganya US 53 (HPM). Bandingkan harga di Shanghai yang per ton USD 83. Jadi perbedaan harga dengan lokal USD 30. Artinya dari disparitas harga saja smelter sudah untung 65%. Belum lagi smelter dapatkan insentif melimpah dari negara, bebas dari pajak ekspor atau bea keluar.  Tataniaga nikel lokal dikuasai Trader yang punya kontrak dengan Smelter dan penambang. Antara trader dan smelter udah kerjasama. Hubungan mereka di back up oleh politisi dan ring kekuasaan. Mereka mengatur pejabat dari Pemda, Aparat hukum, beacukai sampai pusat." 


“ Oh jadi yang paling gede dapat cuan itu Trader dan Smelter ? tanyaku mengerutkan kening.


“ Ya mereka rajanya. Belum lagi mereka tidak ada tangung jawab terhadap kerusakan lingkungan akibat penambangan. Kan mereka hanya broker. Trader itu brokernya Smelter. Sementara smelter adalah brokernya market di China.“


“ Kok engga bisa diatasi mereka itu ? kataku lugu.


“ Ya itu mereka pasti punya koneksi dengan ring kekuasaan. Dari modus ini saja ratusan triliun uang ilegal berputar. Makanya mereka terus  berusaha pertahankan modus ini. Kalau bisa presiden berikutnya yang ramah kepada mereka. Ya PS kan ada bisnis tambang mineral. Kan Cuan mudah. “ Katanya tersenyum.


“ Semoga Jokowi tetap kuat untuk membawa pelaku kriminal ekspor nikel ore ini ke pengadilan TPPU. Karena negara dirugikan pajak, insentif dan lebih buruk lagi rakyat menderita akibat kerusakan lingkungan yang tanpa trade off akibat ilegal mining. Moga bukan hanya kroco  yang ditangkap . “ Kataku. 


Dia mencibir kearahku. “ Anda naif atau anda sedang bersatire dihadapan saya. “ Katanya.  "  Semua kekonyolan dan kebrutalan bisnis tambang kan bersumber dari pemegang kontrak offtaker. Hubungan offtaker dengan smelter terlindungi atas nama program ekspor dan hilirisasi tambang. Faktanya 90% devisa tidak kembali ke Indonesia. Jadi, offtaker lah yang membuat para bandit tolol pesta pora menjarah sumber daya alam dan merusak lingkungan. Mengapa saya katakan tolol, Karena mereka dapat secuil tapi offtaker dapat banyak.  Kan tolol. Mental terjajah. " Lanjutnya dengan nada mencibir.


Memang Smelter di Indonesia semuanya terikat dengan kontrak offtaker. Sementara offtaker, punya kontrak supply chain industri downstream di China, seperti pabrik alat masak, exterior /interior bangunan, baterai EV, elektronik dan lain lain. Jadi kalau boleh terus terang. Smelter yang ada di Indonesia itu memang dibangun untuk kepentingan pemegang offtaker, yang mungkin saja pemegang saham pada industri downstream secara luas di China dan Korea.


" Tolol kan, bangsa ini. " katanya tertawa. " Kebodohan yang sama berulang. Seperti dulu kejayaan migas era Soeharto, yang menikmati nilai tambah Singapore dan Amrik. Hutan dijarah yang nikmati nilai tambah importir Singapore, Jepang dan Korea. Itu karena kita hanya paham upstream indusri. Sementara downstream industri kita sangat terbatas. Kini kita jadi importir migas. Hutan gundul. Swasembada beras gagal. Kelak mungkin 10 tahun lagi kita akan jadi importir nikel dan turunannya. Karena cadangan nikel habis “ Lanjutnya, Aku senyum aja dalam menyimak. Setidak nya aku tahu bahwa dia bukan sekedar money broker tapi dia memang pemain. 


Dia terdiam. Aku tetap sabar menanti dia bicara lagi. Suka menyimak dia bicara. Setidaknya kini aku harus berterimakasih dikenalkan oleh Erwin. Tapi dia tidak ingin melanjutkan bicara.


“Anda main tambang juga kan? “ Tanyanya. “ Erwin cerita bahwa anda pegang PI tambang dan Offataker buyer pada smelter nickel.” Lanjutnya. Aku senyum aja.


“ Walau anda tidak punya kosensi tambang dan smelter tapi anda menguasai pasar dan uang. Tak ada bedanya dengan saya yang walau tidak punya bisnis tambang tapi saya kuasai putaran uangnya. “ katanya tersenyum. Seakan dia ingatkan bahwa aku dan dia sama sama predator. Aku mulai nyaman berbicara dengannya. Tak terasa lebih satu jam kami bicara. Hujan di luar sudah berhenti. 


“ B, bantu saya. “ katanya kembali kepada penawaran awalnya. “ Ini akan mudah. Maklum menjelang pemilu. Client saya perlu uang untuk logistik pemilu”


“ Ok “ kataku kemudian pindah duduk di sampingnya. Aku tidak perlu ragu lagi siapa dia. Dia tersenyum meletakan tangannya di pahaku. Aku buka hape dan kirim email ke dia


“ Saya udah kirim email ke kamu. Saya perlu dua informasi tentang rekening dari clients kamu itu. “ kataku. 


Dia segera buka email lewat hapenya. “ Oh ok. Cukup dua informasi ini saja.” Katanya minta konfirmasiku. Aku mengangguk. 


“ Selambatnya besok  kamu udah dapat informasi itu. “ Katanya. “ Setelah itu, kita akan kontrak ya.”


“ Ya. Dan ingat dalam urusan yang lead saya, bukan kamu. Saya hanya deal dengan kamu. Jangan pernah atur saya ketemu dengan pihak lain. ”  Kataku tegas  dengan menatap tajam ke matanya.


“ Siap ! Katanya tegas. “ B, senang bertemu dengan anda. Moga hubungan kita bisa terus berlanjut. Saya punya rumah di Singapore, Nanti saya undang makan malam di rumah saya, Ya.” 


“ Suami kamu ? tanyaku mengerutkan kening.


“ Kami sudah berpisah sejak 3 tahun lalu. “ 


“ Kamu sebenarnya tinggal di singapore atau Indonesia?


“ Lebih banyak tinggal di Singapore. Ya dalam sebulan saya seminggu di Indonesia” Katanya.


“ Oh oke. Bye ya” kataku berdiri panggil waitress. Aku bayar bill. 


 “ Dirgahayu Indonesia” Katanya saat kami berpisah. Entah mengapa aku tertegun saat mendengar dia mengucapkan dirgahayu indonesia. Apakah itu artinya kami menikmati hasil kemerdekaan karena pemerintahan yang lemah dan korup. Sehingga mudah cari uang dari ketololan pejabat dan sistem yang rapuh…Atau karena itu kami tidak pernah berhenti mencintai Indonesia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Entahlah..


***


Benar lah. 2 hari kemudian sejak pertemuan dengan Arina di Cafe hotel Bintang lima bilangan Sudirman. Dia menepati janjinya. Memberikan dua informasi yang aku perlukan. Dari informasi itu aku tahu bahwa rekening itu sudah terstruktur secara sophisticated. Tidak lagi mudah urusannya. Jangankan mengutilize nya, mengakses pun tidak bisa. “ Bagaimana B. ? Desaknya saat bertemu lagi denganku. Tentu dia berharap kontrak. 


“ Maaf.” Kataku seraya menyender ke kursi. “ Tidak ada yang bisa dilakukan atas dana itu. Cari orang lain saja.” Kataku singkat.


“ Tapi B, saya sudah sangat berharap kamu bisa bantu. Rekomendasi Erwin tentang kamu sangat kuat. “ Kata Arina dalam rasa kawatir.” Bantulah saya..”katanya berlinang air mata.


“Ada apa ? Mengapa kamu begitu kawatir?


“ Saya udah urus dana ini lebih dari 1 tahun. Saya terjerat hutang karenanya. Ongkos mengurus ini sangat mahal. Saya terbang ke Swiss, New York. Team saya semua high grade tapi semua gagal. Seperti ada firewall pada setiap langkah saya. “ Katanya. Saya diam saja. “ Semua harta orang tua yang diwariskan untuk saya sudah habis, dan kini saya terjerat hutang.” Katanya sambil terisak isak.  Ah wanita. Walau mereka terkesan kuat tapi tetap saja lemah dan akhirnya menggunakan air mata untuk menunjukan kelemahannya.


“ Berapa hutang kamu? Tanyaku.


“ USD 20 juta. Tapi saya masih ada tanah dan apartement. Mungkin kalau saya jual belum cukup untuk bayar utang.” kata Arina. Aku hanya diam. Lengkaplah informasiku tentang Arina. Dia kini pecundang. Warisan orang tua hanya setahun habis ditangannya. Itu karena dia berusaha melewati bayangannya sendiri. Bekerja diluat kompetensinya. Tapi karena nafsu rakus itu mengaburkan akal sehatnya. 


“ Begini, saya ada solusi” kataku. Seketika raut wajah Arina cerah dan dia tersenyum. “ Saya punya teman pengelola shadow banking Dia mungkin bisa utilize rekening tersebut sebagai bounty asset. Kalau kamu perlu USD 20 juta. Dia akan  beri. “


“ Hanya itu ? 


“ Ya hanya itu kemungkinannya. “Kataku santai. “ terserah kamu. Kalau ok, saya akan kenalkan dengan shadow banker. Kalau engga, ya udah.” kataku. Arina terdiam. Lama dia mikir. Aku diamkan saja. 


“ Ok, Kenalkan saya dengan shadow banker itu”. Akhirnya dia berkata lirih. Aku beri nomor telp shadow banker itu di London. Kemudian aku telp ke London. Setelah bicara sebentar dengan Arina. Mereka janjian akan bertemu di Singapore.


Seminggu kemudian aku bertemu lagi dengan Arina. “ B, teman kamu, George yang shadow banking itu hanya beri saya USD 2 juta. Alasanya, dana client saya sudah di block semua. “ Kata Arina. Aku tidak response apapun. Karena yang kutahu, Arina terima uang usd 2 juta setelah dia berikan nomor routing access atas rekening clients nya kepada George.


***

Mirna terkejut ketika aku sudah ada depan pintun butiknya. “ Eh bapak. Apa kabar pak” Katanya terkejut. Mirna adalah team shadow ku. Aku keliling ruanganya. Dia mengikuti langkahku. “ Saya tunggu di cafe ini “ kataku memberikan alamat. Dia mengangguk. Mirna ikuti aku ke arah pintu keluar. “ Oh Ya. Putri kamu masih di AS ?


“ Ya pak. Tahun depan selesai kuliahnya” Jawab Mirna tersenyum.  

Akupun berlalu dari butiknya.

Sejam kemudian. Aku bertemu dengan Ira dan Mirna di Cafe Kawasan Kebayoran. Ira adalah teman lamaku dan Mirna.


“ Saya tidak bisa membayangkan bagaimana wajah Airlangga saat harus menyatakan diri bergabung dalam koalisi Pilpres mendukung Prabowo sebagai Capres. Karena munas Golkar mengamanahkan dia sebagai Capres. Munas itu hukum tertinggi dalam partai. Kalau konsesus munas bisa diabaikan demi seorang Prabowo, pastilah ada kekuatan besar yang memaksa Airlangga harus menerima kalah. “ Kata Ira.  


“ Permainan politik menjelang Pemilu 2024 memang brutal. Namun mudah dibaca. Semua partai terjebak dalam kapitalisme kekuasaan yang digerakan oleh dirty money. Golkar, Ketumnya dalam kasus CPO. PAN ketumnya dalam kasus alih fungsi lahan di Riau. Ketua Umum PKB dalam kasus Kardus Durian. “ Lanjut Ira. 


“ Mengapa kleptokrasi justru subur di negera yang menganut demokrasi ?  Tanyaku.


“ Mengapa kamu tanyakan itu ? 


“ Mengingat kegagalan nyata selama 30 tahun upaya berkelanjutan untuk mengekang kleptokrasi sangat sulit dilakukan dalam ekonomi global. Justru karena sistem ekonomi demokratis mendukung terjadinya kleptokrasi. “ Kataku.


“ Pasar keuangan global selama 50 tahun telah betransformasi. Tentu punya efek samping pada politik dunia. Mungkin efek yang paling merusak adalah ledakan aliran keuangan rahasia dalam ekonomi global. Terciptanya sistem keuangan bayangan yang sulit dilacak secara hukum. Berlimpahnya uang gelap ini dimungkinkan oleh maraknya layanan hukum dan keuangan yang berspesialisasi dalam menyediakan anonimitas dalam transaksi lintas batas. Sebagian besar penyedia layanan ini beroperasi di Financial centre offshore. Jumlah yang terlibat sulit untuk diperkirakan secara akurat. Forum Ekonomi Dunia, misalnya, telah menyatakan bahwa uang gelap yang berputar di dunia setidaknya $2,6 triliun dan Bank Dunia memperkirakan bahwa lebih dari $1 triliun dibayarkan untuk suap setiap tahun. 


Perkiraan ini telah dikuatkan oleh karya anekdot tetapi sangat mencerahkan oleh jurnalis investigasi ke dalam dunia keuangan lepas pantai yang suram. Yang paling terkenal adalah pembocoran 11,5 juta dokumen pada tahun 2016  oleh firma hukum Panama, sebuah skandal yang sekarang dikenal sebagai Panama Paper. Memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana uang kotor disembunyikan di lepas pantai dan dicuci ke dalam ekonomi negara-negara maju yang menerapkan demokrasi. Paparan lainnya menunjukkan sejauh mana bank-bank Barat, firma hukum dan akuntan terlibat, yang memungkinkan operasi keuangan terlarang dalam skala gigantik terjadi diatas jargon demokratisasi dan transfaransi. “ Kata Ira.


“ Namun terlepas dari semua upaya itu, ada alasan kuat untuk meyakini bahwa korupsi dan keuangan gelap tetap menjadi ciri utama ekonomi global.  Mengingat demokrasi telah tumbuh selama 30 tahun terakhir, mengapa komunitas internasional tampaknya kalah perang melawan uang kotor? Kataku. Ira terdiam. “ Jangan jangan demokrasi hanya procedure formal untuk melegitimasi kliptokrasi” Kataku tersenyum. 


Usai makan siang tinggal saya dan Mirna berdua.  Saya serahkan dokumen kepada Mirna. “ Pelajari dokumen ini. Besok kamu terbang ke Singapore. Bergabung dengan team George dari Eropa. Viktor akan briefing untuk tugas kamu.  “ Kataku. 


“ Siap pak.” Kata Mirna. Saya langsung berdiri setelah bayar bill.


“  Ya udah. Kamu hati hati ya” kataku berlalu. 


Berharap dari pejelasan Ira, Mirna tidak merasa dibebani rasa bersalah bergabung dalam team. Dia harus tahu bahwa demokrasi bisa saja menampilkan pemerintahan yang dipimpin oleh gerombolan rusa tanpa tanduk,  menyembunyikan taring harimaunya.


***

3  bulan kemudian, aku bertamu dengan Erwin di Singapore atau tepatnya desember 2022. Sebenarnya aku malas bertemu dengan dia. Tapi karena dia berkali laki gedor lewat email dan Safenet, akhirnya aku temui juga dia. 


“ B, ada apa dengan Arina. “ Tanya Erwin dengan wajah tanpa bersahabat saat bertemu denganku. 


“ Engga tahu.” Kataku polos.


“ Bulan lalu, ada aliran dana dari rekening bank papan atas di Swiss. Itu saya tahu berasal dari rekening yang dikelola oleh Arina. Lewat transaksi lelang terbatas barang antik yang berharga ratusan juta dollar. “ Kata Erwin.


“ Saya tidak paham yang kamu maksud.” Kataku mengerutkan kening.


“ Kamu jangan pura pura bego” Kat Erwin dengan keras. Aku hanya diam tanpa terpancing emosi dengan sikapnya.


“ Lelang terbatas itu hanya untuk member super rich dunia. Salah satu peserta lelang itu berasal dari Dubai. Namun aliran dana digerakan oleh agent di Moscow. “ Kata Erwin. “ Team kamu terlibat memanfaatkan jalur lelang bagi komunitas terbatas untuk membuka posisi dana yang di  block otoritas international menjadi unblok. Kamu tahu pasti hanya dengan cara itu kamu bisa jebol restricted fund” Lanjut Erwin.


“ Emang nya siapa saya sehingga bisa melakukan hal canggih seperti dugaan kamu. Dan lagi saya tidak punya bisnis begituan. Terlalu jauh. “Kataku mengibaskan tangan. “ Saya hanya kenalkan Arina kepada pengelola shadow banking di London. Hanya sebatas itu. Setelah itu saya tidak tahu lagi” kataku. Erwin geleng geleng kepala. Dia menatap tajam dan akhirnya berlalu dari hadapanku.


***

Bulan juni 2023, aku bertemu dengan teman. Dia minta aku sebagai konsultan mendampinginya meeting dengan fund manager. Menurutnya fund manager itu punya uang raksasa. Kami terbang ke Singapore. Betapa terkejut aku. Fund Manager yang dimaksud adalah Arina. Dia pura pura tidak kenal aku. Aku diam saja ketika dia presentasikan sumber dananya. Dia perlihatkan black screen dan segala dokumen dana dari bank. Aku tersenyum saja.


“ Bagaimana pendapat kamu? tanya teman saya soal presentasi dari Arina. 


“ Lupakan saja.” Kataku singkat. Arina tidak pernah tahu bahwa semua ceritanya soal dana dan bukti dana ditangannya itu adalah sampah. Tapi dengan modal sampah itu dia berbisnis. Ya dengan memanfaatkan emosi dan kebodohan orang lain untuk jadi korbannya.  


***

Bulan agustus 2023 aku mengantar Mirna ke Bandara. Dia akan tinggal di Canada bersama putrinya. Dengan uang yang dimilikinya sebesar USD 5 juta dari bonus yang dia terima dari George, itu memungkinkan mudah bagi dia pindah warga negara. “ Aku hanya ingin damai dan aman, B. Apalagi kedua orang tuaku sudah meninggal. Tetapi aku tetap cinta Indonesia” Kata Mirna. Aku hanya mengangguk dan tersenyum. “ Jaga diri kamu baik baik. “ Kataku. Dia rangkul aku lama sekali. “ Semoga secepatnya ada lagi tugas untuk saya” Kata Mirna. Aku lambaikan tangan saat dia masuk gate..hampir 10 tahun Mirna jadi anggota team shadow ku. Pada akhirnya demi masa depan anak dan cucunya,  dia harus berdamai dengan kenyataan, yaitu hijrah ke negeri orang.