Saturday, February 25, 2023

Berterimakasih

 


Ini kisah lama. Jauh sebelum ada reformasi. Kenapa aku ceritakan ini kepadamu. ? tak lain agar kamu tahu bahwa kabaikan itu ada dimana saja, sebagaimana Allah hadir di dalam setiap kehidupan manusia. 


Seorang pria datang kekantorku. Dia masuk tepat ketika kantor memulai aktifitas kerja. Padahal aku tahu pria itu sudah ada di luar pekarangan kantor setengah jam sebelumnya. Dia hanya berdiri diparkiran motor. Aku tidak tahu siapa dia. Baru aku tahu setelah dia memperkenalkan dirinya. Bahwa dia adalah petugas pajak yang mendapatkan surat perintah dari kantornya untuk memeriksa pembukuan kantorku. Awal ada rasa kawatir tentang pemeriksaan ini. Maklum sajalah, Kamu kan tahu, … Ujung ujungnya ya pasti uang. Tapi aku pasrah.


“ Pak, apakah saya dapat diberi tempat duduk di kantor bapak. “ Tanyanya dengan sopan. “ Saya ingin memeriksa pembukuan bapak di sini. Jadi kalau ada yang kurang saya bisa langsung minta kepada staf bapak. “ lanjutnya dengan ramah.


“ Oh tentu. Tentu,. Saya akan sediakan tempat khusus untuk kamu.” Kataku. Aku membawanya keruang meeting. “ Kamu bisa kerja disini. “ Kataku. Dia tersenyum.


Aku memerintahkan staf ku untuk melayani petugas pajak dengan sebaik mungkin. Termasuk menyediakan makanan dan minuman. Tapi dia telah berkata “Kalau berkenan, cukup beri saya air putih saja pak. “ katanya. Saya sempat terkejut. Betapa rendah hatinya petugas ini. Ketika minuman terhidang di mejanya , segera dia mengucapkan terimakasih. Terdengar suaranya seperti orang berbisik ketika dia memulai kerjanya “ Bismillah”.


Aku meninggalkannya sendiri bekerja di ruang meeting itu dengan tumpukan dokumen. Ketika makan siang, pria itu sholat di ruang meeting. Setelah itu dia membuka kotak makan siangnya yang dia bawa dari rumah. Walau menunya sangat sederhana, tapi keliatannya dia menikmati makanan yang dibawanya. Tak ingin menikmati makan siang yang kami tawarkan dari restoran mahal. Dua jam sebelum kantor tutup dia sudah pergi. Alasannya dia harus langsung kekantor membuat laporan.


Setiap hari pria itu datang selalu lebih awal dan selalu setia menanti di tempat parkir sampai kantor dibuka. Jarang sekali dia bicara kecuali bekerja. Kalau ada kekurangan, dia akan menulis memo kepadaku untuk meminta dokumen yang dia maksud. Akupun akan memerintahkan stafku untuk memberikan. Begitulah kegiatannya selama di kantorku yang berlangsung seminggu. Setelah itu, dia minta waktu untuk bertemu dengan ku. Akupun menyanggupi.


“ Pak “ Serunya dengan suara datar “ Saya telah periksa semua catatan pembukuan perusahaan bapak. Hasilnya ada kelebihan setor sebesar Rp. 100.000. Artinya ada kesalahan dalam pencatatan pajak dan pembukuan hingga perusahaan bapak kelebihan pembayaran pajak. Mohon ini diurus kekantor saya untuk bapak ambil” Katanya.


Ku pehatikan pria ini seorang petugas yang cerdas. Tapi lebih daripada itu, wajahnya nampak bersih dan tak nampak emosi apapun dibalik wajah itu kecuali keikhlasannya melaksanakan tugasnya. Sebuah dedikasi tugas yang luar biasa dari seorang pejabat negara.


“ Bagaimana kalau saya ikhlaskan saja Rp 100 ribu itu. Saya tidak perlu minta dikembalikan. Gimana “ tanya saya sambil tersenyum.


“ Tidak bisa, Pak, Bapak harus ambil uang itu. Kalau tidak , saya dianggap oleh atasan saya tidak kerja. Mohon mengerti. “


“ Oh gitu “


“ Ya, Pak. “jawabnya tegas. Kemudian dia memberikan saya formulir restitusi pajak. Sayapun menandatangani formulir.


Keesokan harinya dia datang kepadaku membawa Surat Penetapan Pajak Rampung. Ketika itulah aku terpanggil untuk memberinya sedikit uang tanda terimakasih. Menurutku uang itu tidak besar. Hanya Rp. 25 juta. Tak ada arti bagi perusahaan yang memperkejakan buruh pabrik lebih dari 3000 orang. Tapi dengan tegas dia menolak pemberianku “ maaf pak. Terimakasih untuk kebaikan bapak. Saya hanya melaksankan tugas saya dan untuk itu negara sudah bayar saya . Terimakasih, Ambil kembali uang itu. “ 


Aku merasa malu dihadapan manusia yang begitu tulus dengan tugas nya dan merasa tak lebih sebagai abdi negara dengan segala keterbatasannya. Tapi sebenarnya dia berkerja karena Tuhan. Aku dengar setiap dia memulai kerjanya selalu berbisik dengan mengucapkan Bismillah. Dengan nama Allah pengasih lagi penyayang. Itu artinya dia lakukan itu karena cinta. Cinta dari Tuhan. Mana mungkin dia mau berbuat mengingkari nilai nilai Cinta Tuhan. Itu yang aku pahami akan sikap istiqamahnya.


Sejak peristiwa itu aku tidak pernah bisa melupakan wajah tulus itu. Kepada seluruh staf kuceritakan semua tentang pribadi petugas pajak itu. Ada juga diantara staf ku yang tak begitu percaya namun mereka dapat menjadikan itu sebagai inspirasi agar bekerja dengan dedikasi tinggi.


Dua tahun setelah peristiwa itu , aku sedang berada di Rumah Sakit untuk melihat putra teman yang mengalami kecelakaan. Ketika hendak masuk rumah sakit aku melihat seorang pria yang tak pernah bisa kulupakan. Pria itu sedang duduk termenung didekat loket pembayaran. Dia adalah petugas pajak yang dulu pernah memeriksa pembukuan kantorku.


“ Pak , apa kabar ? sapaku dan langsung menyalaminya. Dia menyambut hangat jabatan tanganku. Aku merasa pria itu dalam keadaan bingung. Namun dia berusaha menyembunyikan kebingungannya di hadapanku. 


“ Ada apa disini “ tanyaku. Dia hanya terdiam. Tak berapa lama terdengar suara dari dalam loket. “ Pak , minimum jaminan Rp. 3 juta. Kalau tidak ada , terpaksa anak bapak di kelas 3 sesuai ASKES bapak tapi ruang itu penuh sekarang. “ Pria itu terdiam sambil mengalihkan wajah dari pandanganku.


Tanpa dikomando, aku langsung bicara dengan petugas loket itu. “ Saya akan bayar untuk bapak ini. Tunggu sebentar biar saya ke bank dulu untuk ambil uang. “ Pria itu terkejut dengan sikapku. Dengan cepat dipegangnya tanganku agar tidak melangkah ke bank. “ Pak. Terimakasih, Tidak usah pak. Tidak usah. Saya akan usahakan cari tempat lain yang bisa menampung anak saya sesuai ASKES saya. “ katanya dengan air mata berlinang. “ Tidak perlu bapak bantu saya. Ada lebih 2000 karyawan menggantungkan hidup dengan perusahaan bapak, Cukuplah perhatikan nasip mereka. Itu lebih baik. Insya Allah, anak saya akan baik baik saja. “ kata pria itu lagi.


Aku terenyuh dengan keteguhan hatinya. Kulihat dia keluar dari tempat loket pembayaran itu dengan langkah berat. Aku masih termangu melihat kepergiannya. Dari jauh kulihat pria itu bersama istrinya menggendong putranya naik bajay untuk mencari rumah sakit yang bisa tersedia kamar sesuai ASKES nya. Dia tegar dan lebih tegar lagi istrinya yang tetap tenang sambil memeluk lengan suaminya. Karena petugas seperti itulah , aku sebagai pengusaha malu untuk menghindari pajak atau culas membayar pajak.


Tahukah kamu, ketika kulihat ada petugas pajak eleson III yang hidup bergelimang harta, aku jadi berpikir. Apakah makna dari perubahan dengan menjatuhkan Soeharto.? Kemanakah reformasi akan kita bawa?. Bila seorang perugas eselon III saja bisa begitu kaya, bagaimana dengan jabatan diatasnya? Memang pengusaha bisa saja salah tapi semua pengusaha bergelut dengan banyak tanggung jawab untuk menafkahi banyak orang yang terlibat didalamnya. Tapi tetap tidak bisa dibenarkan bila petugas pajak , sebagai abdi negara memperkaya diri dengan memanfaatkan kesalahan pengusaha.


Aku rasa, bukan masalah reformasi sistem menjadi harapan akan sebuah kebaikan, tapi reformasi attitude. Reformasi mind set dari memuja harta menjadi memuja keikhlasan untuk mengabdi kepada negara dan tentu mengabdi kepada Allah untuk mencari Ridho Nya. Inilah yang kebanyakan kita lupa yang terlanjur berharap banyak reformasi system akan membawa perubahan lebih baik bagi kesejahteraan rakyat namun pada waktu bersamaan kita dilupakan tentang sebuah sistem yang ternyata tak mampu menuntaskan soal keadilan , apalagi rasa keadilan.

Angin menari...

 



Tahun 2021. 

Saya memang minta Wenny untuk terbang ke Jakarta dari  Hong Kong. Sebelum bertemu dengan Wenny saya sempatkan  sholat Maghrib di Mall yang terhubung dengan hotel dimana dia menginap.  Usai sholat saya berjalan cepat ke arah Hotel. Di kuridor menuju hotel. saya meliat dari jauh ada wanita muda mengarah ke saya. Dia tersenyum. Saya diam saja. Udah dekat. “ Maaf pak. Bisa minta tolong” Katanya.


“ Tolong apa ?


Dia terdiam namun air matanya berlinang. “ Saya bingung mau bayar uang kuliah dan uang kos. Saya butuh uang “


“ Maksud kamu ? Mata saya keras menghujam.


Dia menangis. “ Ya engga usah pak. Maafkan saya.” Dia cepat berlalu.


“Nak ..” Panggil saya. dia berhenti. “ Ada apa ? kata saya mendekat.


Dia diam saja seraya mengusap air matanya dan memalingkan wajahnya ke samping. Tanpa banyak bicara saya beri dia uang USD 3000. Dia terduduk seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia menangis sesenggukan. Wah repot ini. Kalau orang liat, bisa malu.


“Ada apa kamu? tanya saya berkerut kening.


“ Tadi saya sempat putusasa. Ayah saya meninggal. Sementara kuliah saya tahun depan selesai. Saya berani nawarkan diri saya. Ini pertama kali.  Saya salah. Tuhan ampuni saya .. Terimakasih bapak” Katanya.


Saya menghela napas panjang. “ Kamu berdiri. Pulanglah. Tidak perlu terimakasih kepada saya.  Berterimakasih lah kepada Tuhan. Karena dia selalu ada bersama kamu. Disaat kamu merasa sendiri dan tak ada jalan, Tuhan tunjukan jalan dan pastikan kamu tidak sedirian. Percayalah kepada Tuhan selalu. Kamu akan baik baik saja.  “ Kata saya.


Dia mengagguk.


“ Siapa nama kamu?


“ Dhea. “


“ Kalau ada apa apa, telp saya” Lanjut saya menyebut nomor telp. Dia juga memberikan nomor telpnya. Segera berlalu sambil mengusap kepalanya.


***

Saat saya masuk Cafe, Wenny melambaikan tangan ke arah saya. Dia segera berdiri menyambut saya. “ I miss you, B.” Katanya memeluk saya.  


“ Kamu keliatan sehat sekali. Udah dua tahun sejak COVID kita tidak ketemu.” Kata Wenny.


“ Ya sangat sehat, dan kamu juga keliatan bugar sekali. Sehat yang penting. Bisnis turun naik biasa saja. Itu ritme kehidupan. Nikmati saja” Kata saya tersenyum.


“ B “ seru Wenny “ Maaf saya harus segera beri tahu kamu. Sejak tahun lalu. Kita punya masalah di Amerika latin.”


“ OK. “ Saya menyimak.


“ Konsesi bisnis downstream mineral kita di Amerika latih mendapat tekanan oleh otoritas. “


“ Bukankah PDB, mitra kita di Amerika latin sudah jamin semua soal perizinan. Tidak ada lagi masalah. Kita tinggal produksi. Masalahnya dengan siapa.”


“ Ya tapi diam diam PDB buat perjanjian dengan Kantor Kejaksaan Federal untuk tidak melanjutkan operasi tanpa persetujuan pengadilan dan berkonsultasi dengan masyarakat yang terkena dampak. Nah aktifis lingkungan mengadvokasi masarakat adat. Mereka menolak penambangan itu. Kata mereka, itu sama saja dengan proyek kematian dan masyarakat adat tidak dapat hidup berdampingan dengan kegiatan penambangan, yang mematikan ekosistem tempat mereka bergantung.”


Saya menyimak.


“ Kita tidak punya konsesi tambang seperti emas, tembaga, mangan, timah, niobium, nikel, dan aluminium. Kita kan tidak menambang. Kita hanya melakukan smelting dan membangun industri downstream atas mineral itu. Soal perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi massal, akibat penambangan itu, bukan urusan kita. Itu urusan pemerintah yang memberikan konsesi kepada oligarchi politk yang dekat dengan pengusaha tambang lokal. Aktivis juga menyebut penambangan di hutan hujan Amazon, penyerap karbon terbesar di dunia dan sumber keanekaragaman hayati, jadi rusak, itu bukan urusan kita.”


Wenny terdiam sebentar. Kemudian dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. “ Ini dokumen teguran dari pemerintah kepada kita untuk hentikan sementara pembangunan smelter sampai audit lingkungan selesai. “ Lanjut Wenny, Saya baca dokumen itu. 


“ B, Felix ada bisnis trip besok ke Singapore. Dia ingin ketemu kamnu” 


“ Ok. “ Kata saya. “ Minta Tom di New York sambungkan saya ke Felix.  Saya akan terima via SafeNet sekarang. “ Lanjut saya. Wenny segera telp Tom. Duh pusing di lounge ini engga bisa merokok. Padahal saya sedang stress.  Tak berapa lama , telp selular saya bergetar. Saya terima pakai aplikasi SafeNet. “ B, di Jakarta sekarang? Kata Felix.


“ Ya. 


“ Apa mungkin kita ketemu besok. Anda tentukan waktu, saya ikut saja. “ Lanjut Felix.


“ Ok. Jam 8 malam di Ritz Singapore. “Kata saya.


***


Keesokannya saya ke Singapore dengan private jet., Yuan holding memang memberikan fasilitas jet pribadi kepada CEO. Di dalam pesawat saya baca semua dokumen yang berkaitan dengan gugatan aktifis. Saya juga baca analisa geostrategis serta peta kekuatan politik dalam negeri. Jaringan politik yang Yuan Holding keuasai. “ Gimana peluang Pemilu 2022 nanti. Apakah terlaksana atau tidak. Kan baru saja selesai COViD “ tanya saya.


“ Sepertinya ada kekuatan dalam lingkaran kekuasaan presiden JB, untuk berupaya dapatkan extend 3 tahun. Pemilu ditunda sampai tahun 2025. Tapi kekuatan oposisi sangat kuat. Elite politik AS sudah tekan JB presiden petanaha bahwa dia jangan main main dengan penundaan Pemilu. Sepertinya AS sudah tidak suka dengan dia. Sangat populis. Lihat aja kita dibuat repot oleh dia. Saya pernah bertemu dua kali dengan dia. Terlalu rewel dan sok idealis dia, tapi doyan duit juga secara pribadi “ kata Wenny. 


“ OK.” Kata saya merenung dan berpikir. 


“ Wen, seru saya. “ Telp Viktor di Moscow. Suruh dia ke Singapore. Saya perlu dia.” Kata saya. Wenny langsung telp Victor. Wenny mengangguk kepada saya. “Dia segera terbang ke Singapore. Sekarang dia sedang di Palma, Spanyol”


***


Jam 7 Felix minta bertemu di ruang Sauna dengan saya di Spa Ritz jam 8 malam. Saya masuk ruang Sauna sudah ada Dimon. Mereka berdua tersenyum. “Anda tidak berubah sejak terakhir ketemu di Geneva. Apa kabar B? tanya Dimon. Felix senyum aja. 


“ Kabar baik. “ Kata saya ambil tempat duduk disebelah Felix.


“ B, pada tahun 1986, Presiden AS Ronald Reagan bergurau bahwa sembilan kata yang paling menakutkan dalam bahasa Inggris adalah, “Saya dari Pemerintah, dan saya di sini untuk membantu.” Di Inggris, Margaret Thatcher percaya kekuasaan negara harus dilucuti secara UU,  sehingga memberikan kebebasan kepada pengusaha untuk melakukan perubahan dan menyediakan barang dan jasa. Kita menikmati euforia pasar saat itu. " Kata Felix. Dia menatap kosong dan akhirnya wajahnya berubah kesal. 


Dia berdiri menghadap kami berdua. " Waktu telah berubah. Pemerintah tidak akan lagi menyerahkan inovasi dan ekonomi ke pasar. Tahun 2023 akan menjadi titik balik bagi doktrin baru yang saya sebut "pemerintahan katalis”. Tidak ada lagi free market. Yang ada adalah market regulated. Pemerintah akan kembali lead dalam menghela perubahan disegala sektor. Nah kita, harus kuasai Presiden terpilih. Agar agenda tahun 2023 bisa terlaksana. Pemerintah yang bekerja tapi kita yang mengarahkan.  


Saat sekarang focus kepada mempertahankan energy fosil dan pada waktu bersamaan mendorong pengolahan dan Industri downstream di negara penghasil tambang. Biarkan mereka menikmati nilai tambah dari smelting dan peluang peningkatan lapangan kerja. Ya, sebagai kompensasi kerusakan lingkungan dan hancurnya ekosistem kehidupan penduduk setempat. Dan lagi toh value added ada pada tekhnologi dan modal. Dan mereka tidak akan pernah punya tekhnologi dan modal. Kita kuasai tekhnologi  dan modal. Pada akhirnya kita yang akan dapatkan nilai tambah berlipat. “ Kata Felix. Saya menyimak paparan dari pemain hedge fund kelas dunia.


“ B, kita akan pastikan JB kalah dalam pemilu di Amerika Latin. Dan kita akan jadikan LILA sebagai Presiden. Nah kamu kan punya konsesi bagian utara Negara. Kendalikan itu lewat proxy kamu. Saya akan gencet di bagian selatan basis pemilih JB. “ Kata Dimon


“ Besok team saya dan team kalian jadwalkan bertemu untuk buat rencana detail.” Kata Felix


“ Ok.” Kata saya. Kami keluar dari ruang sauna dan mandi.


Keesokannya Victor sudah bergabung dengan saya di Singapore. Dia bersama sama team Felix dan Dimon dengan dibantu konsultan kampanye kelas dunia akan beroperasi di Amerika latin Sebelumnya saya sudah briefing Victor dan menyerahkan dokumen yang harus dia pelajari termasuk nama proxy di Amerika Latin.


***

Tahun 2022 oktober, saya sedang di Cafe Wine. Saya nonton tayangan TV  berita Bloomberg, LILA memenangkan pemilu dengan suara berbeda 1% dari JB. Kini 9 penambang dan industri downstream mineral dibackup oleh Capital Group, BlackRock, Vanguard, Bank of America, Citigroup, Jp morgan dan CITIC Group Corporation. Dengan bergabungnya dua kekuatan besar, China dan AS menguasai SDA, maka tidak ada lagi kekuatan politik dalam negeri bisa menghadapi. Praktis negara itu sudah dibeli oleh pemain hedge fund.


***


Saya buka email dari Dhea yang sejak bulan lalu belum sempat baca. “ Terimakasih Om, Dhea sudah masuk kuliah di AS.  Dhea akan belajar keras dan patuh dengan arahan Om. Selamanya.” Saya memang minta agar Florence beri Dhea beasiswa penuh study bidang Financial engineering di AS.


Dia wanita muda. Mahasiswa tingkat terakhir. Disaat dia sangat membutuhkan ayahnya, Tuhan ambil ayahnya. Sementara ibunya sudah lama meninggal. Dia kehilangan tongkat dan tempat bersandar. Sementara dia sudah terlanjur punya obsesi atas belajar keras di kampus. Impiannya sebagai kaum terpelajar terancam kandas karena faktor biaya dan kesendirian. Mungkin dia sudah berusaha mendapatkan solusi atas keterbatasan biaya itu. Tapi semua jalan tertutup. Seakan mereka sekitarnya tidak peduli dengan obsesinya.


Itulah sebab mengapa saat bertemu saya. Dengan ragu tapi berani dia menawarkan untuk menjual dirinya. Satu satunya aset yang dia miliki yang bisa dijual dan cepat mendatangkan solusi, adalah tubuhnya. Anda bisa saja anggap dia lemah dan tidak bermoral. Mudah sekali kalah dalam kesulitan sehingga mudah tergelincir ke lembah nista. Dihadapan saya, Dhea tidak menjual kehormatannya. Dia hanya menjual tubuhnya. Batasan moral yang menjadi standar orang beradab, dia jebol sebagai cara untuk survival. Itu yang saya lihat.


Mungkin saat itu saya sedang berjudi. Bisa saja itu hanya drama untuk sekedar dapatkan uang mudah dari saya. Tapi saya percaya dengan pancaran wajahnya dan gayanya yang tidak terkesan murahan, sedang berdrama. Setelah dia lulus sarjana, dia bertemu lagi dengan saya “ Kalau kamu bisa lolos melanjutkan ke Harvard bidang financial engineering, kamu akan dapat lebih dari saya. Selanjutnya kerja untuk saya. Mau? Dia menatap saya dengan keras dan dengan tegas dia mengangguk. “ Mau pak. Saya akan belajar sungguh sungguh” katanya.


Benarlah. Setahun kemudian dia datang lagi ke saya dengan memberikan bukti surat bahwa dia  diterima di Harvard program study Financial engineering. Dari 10.000 sarjana yang bisa lolos di harvad hanya 1. Padahal dia bukan lulusan dari dari PTN papan atas, tapi dari PTS bisa . Kini dia sudah di AS, dan dia akan jadi aset saya. Pemberani dalam hidup adalah orang yang tahu berterimakasih dan tahu survival untuk kehormatan dirinya. Pemberani terpuruk untuk sementara tapi pengecut kehilangan jati dirinya.


Disclaimer : Fiction

Saturday, February 18, 2023

Bertemu Marhaen


 

Saya naik Ojol ke tempat pertemuan di kawasan Pluit. Driver Ojol keliatan tidak muda lagi. “ Berapa usia pak ? tanya saya.


“ 55 tahun pak. “


“ Tadi kerja dimana ?


“ Di perusahaan logistik. Jadi supir angkutan barang” 


“ Kenapa berhenti?


“ Kena PHK pak. “


“ Kenapa ?


“ Boss saya sudah tua. Usaha dilanjutkan ke anaknya. Tetapi bukan mengembangkan usaha yang ada malah anaknya alihkan ke usaha internet. Eh malah bangkrut. Ya terpaksa perusahaan angkutan itu disita bank. Pemilik baru, lebih tertarik ke lahan parkir truk dan gudang untuk bisnis property. Ya kita semua yang sudah kerja puluhan tahun di PHK” Kata driver itu. 


“ Oh gitu ya pak ?


“ Ya pak. Kini anak saya tertua baru SMU. Yang dua masih SLTP dan SD. Rumah terpaksa ngontrak. Karena saya engga bisa lagi bayar angsuran rumah. Terpaksa dilepas ke bank. Hidup orang kecil pak. Engga ada tabungan ya ginilah. Kerja ojol juga ini bukan kendaraan saya, tetapi orang punya.  Saya harus bisa setor untuk bayar ke pemilik untuk angsuran leasing. Cari uang engga mudah lagi.  Terlalu banyak ojol. Saingan berat. Ditambah lagi komisi aplikasi 20%. Berat sekali hidup pak. Engga tahu gimana masa depan anak saya. “  Kata drive  itu. 


Saya termenung. Nasip driver Ojol ini seperti sebuah paradox dari perubahan zaman dan generasi. Ternyata perubahan itu tidak melahirkan perbaikan bagi rakyat kecil dan pekerja. Tapi yang jelas memberikan peluang bagi sikaya semakin kaya. Usaha jasa yang tradable dilibas oleh bisnis non tradable ( property) dan kemudian terjebak dalam ekosistem  bisnis yang menjajah.


Sampai di Pluit ditempat tujuan pertemuan, saya membayar ongkos dan tips sebesar USD 100. Driver itu terkejut. “ Pak, untuk apa tips sebanyak ini pak.”

“ Untuk anak bapak di rumah. Yang sabar ya pak” kata saya berlalu. Driver itu terharu seraya mengucapkan terimakasih.”


***

Saat saya masuk ke restoran, Florence sudah bersama tamu dari China dan Ricky, teman bisnis saya. Saya minta maaf karena terlambat datang. 


“ Saya melihat keadaan politik dari waktu ke waktu menuju 2024 sangat mengkawatirkan. Betapa tidak. Sampai saat ini belum ada satupun partai yang dengan resmi mengumumkan capres-cawapres. Yang ada hanya Bakal Calon yang terus digoreng engga jelas. Di media massa kita hanya membaca pendapat pengamat yang sibuk membahas koalisi dan sikap diamnya PDIP terhadap Calonnya. Sementara kalau kita perhatikan puzzel berita soal proses hukum kasus korupsi, kita tahu mereka sedang berperang diatas sana. “ Kata Ricky saat menanti menu datang. Relasi dari China tidak paham apa yang kami bicarakan. Karena Ricky menggunakan bahasa indonesia.


“ Apa indikasi yang kamu lihat ? tanya saya.


“ Kemarin Meneg BUMN lempar bola panas bahwa Dapen BUMN berpotensi kehilangan lebih Rp. 9 triliun akibat salah urus.  Yang hebatnya Meneg BUMN yang laporkan ke KPK, bukan berdasarkan laporan BPK. Kita tahu bahwa disemua BUMN itu pasti ada wakil dari Relawan Jokowi dan Partai. Serangan ini sudah jelas, diarahkan kepada elite. Apakah mungkin Eric merasa terganggu dengan Partai dan ring satu presiden yang restriksi terhadap pencalonan dia sebagai Wapres atau capres ? entahlah. “ Kata Ricky.


“ Ah Eric? “ seru Florence. “ Apa sih prestasi dia? Tiga hari lalu saham dan Obligasi Waskita di suspended oleh Bursa. Terancam default hutangnya. Hutangnnya saja sudah mencapai Rp. 70 triliun. Sebenarnya tahun 2020 sudah diperingatkan SMI soal resiko BUMN ini. Kata SMI, Menkeu di depan Anggota DPR, Bahwa 68% BUMN terancam bankrut. Yang menyedihkan mereka yang terancam bangkrut adalah  mereka yang kurun waktu 2007-2020 telah menikmati kucuran dana PMN lewat APBN. Hanya 32 % yang tergolong sehat.


Penyelesaian hutang GA diberitakan hebat. Tetapi sebenarnya memindahkan resiko kepada BUMN lain  termasuk BUMN perbankan yang dipaksa menukar utang Garuda dengan Obligasi berjangka waktu 20 tahun berbunga 0,5%./ tahun. Itu sama saja engga bayar. GA sehat tapi dimasa depan menyinmpan masalah terhadap BUMN lain. Abai terhadap Risk Management Telkom atas investasi di GoTo yang mengakibatkan unrealized loss sebesar Rp. 881 miliar.


Sebenarnya PR dari Eric Thahir terpilih sebagai Meneg BUMN sangat banyak dan berat sekali. Dengan kondisi itu saya sangat berharap dia bisa membenahi. Latar belakang dia sebagai pengusaha, dinilai Jokowi mumpuni untuk kerja berat itu. Tetapi ternyata selama dia menjadi menteri. Dia sibuk tidak jelas dan hanya retorika dengan membanggakan keuntungan BUMN, yang sebagian besar dari BUMN perbankan. Laba ini juga bisa saja terindikasi dari adanya window dressing.


Kini dengan setumpuk beban masalah BUMN, dia masih ada waktu jadi ketum PSSI dan sibuk sebagai calon Wakil Presiden. Saya kehilangan kata kata untuk menjelaskannya. “ Kata Florence. Saya menyimak saja.


“ Nah, “ Lanjut Ricky “ Kasus judi online 303, yang oleh PPATK  taksasi uang haram sebesar Rp. 150 triliun terabaikan dengan vonis mati terhadap FS. Dan untuk lebih solid pengalihan issue, mendadak pemerintah intervensi kasus indosurya dengan mengatakan kerugian publik lebih mencapai Rp. 500 triliun.  Padahal kasus itu sudah berlangsung lama sampai ada keputusan MA membebaskan tersangka. Kemana saja selama ini? mengapa baru sekarang berteriak mau intervensi hukum.  Kita semua tahulah. Kasus ini sudah bonyok. Tapi suara pembelaan ini menebalkan awan konspirasi kasus besar judi online dan mengamankan elite yang ada dibelakangnya. Sementara kepastian pengembalian uang anggota koperasi tidak jelas.


Dengan dua kasus besar itu, Dubes AS dengan berani mendatangi kantor PKS yang semua tahu sebagai partai pendukung pencalonan Anies. Dan kasus Kader Nasdem di BTS dan kasus Tower transmisi  PLN yang melibatkan keluarga JK, tidak membuat Presiden punya nyali lakukan reshuffle Kabinet untuk kick out kader Nasdem dari Kabinet. “ Demikian uraian Ricky


“ Terlalu besar masalah selama Jokowi berkuasa. Yang itu semua diluar kendali Jokowi. Jokowi tidak punya pengalaman dalam politik tingkat tinggi. Sehingga dia tidak punya terobosan hebat menghadapi intrik dari 8 pejuru mata angin. Terlalu bergantung kepada ring kekuasaan yang ABS. Dia sendiri tidak sadar sampai akhirnya menempatkan dirinya harus lebih utamakan soft landing. Siapapun presiden nanti yang terpilih. Seharusnya dari awal Jokowi lebih mendengar PDIP yang mengusungnya, bukan pihak lain. PDIP udah kenyang pengalaman dan tahu mengelola politik persatuan. “Kata Plorence dengan wajah sedih. Maklum Florence orientasi politiknya adalah Marhaen.


Saat hidangan tersedia, saya asik bicara dengan tamu dari China. Hanya bicara soal bangkitnya Ekonomi China paska lockdown Covid. 


" Kami minta Anda jadi mitra kami untuk bebaskan tanah proyek kawasan industri dan pelabuhan logistik” kata tamu dari China. Nah masuk ke masalah bisnis.


" Saya dapat apa? tanya saya.


" Kami beri fee per m2”


" Hanya itu ?


" Ya. Dana dari kami. Tugas Anda hanya atur pembebasan tanah”


" Izin ?


" Itu juga bagian dari tugas Anda. Tapi biaya semua kami yang bayar”


" Bagaimana kalau kita bicara secara real bisnis. Saya ingin mitra sejajar”


" Engga mungkin. Kami yang punya uang dan kami juga yang pegang market. Kenapa harus sejajar?


" Tapi saya warga negara Indonesia. Pemerintah beri izin kepada saya. Dan saya punya tanggung jawab melaksanakan visi negara. Bukan visi negara anda." kata saya tersenyum.


" Apa peduli Anda dengan itu semua? Ayolah. Kita teman lama. Toh tampa resiko Anda akan dapat uang banyak dari komisi itu”


" Justru karana teman lama, saya pikir Anda tidak pernah kenal saya. Sebaiknya cari mitra lain aja. “


" Anda korbankan semua ini hanya karana Indealisme?


" Bukan idealisme tapi rasa hormat. Tanggungan jawab sebagai warga negara. Apapun saya tidak akan gadaikan negeri ini hanya karana uang.”


" Baiklah. Saya tunggu Anda berubah sikap. Saya beri waktu berpikir”


" Engga perlu tunggu. Hasilnya akan sama. “ Kata saya menuangkan teh ke cangkirnya. Saya tersenyum. Dan dia bermuka masam. Setelah itu suasana sudah tidak nyaman. Tapi saya yakin dia bisa menerima sikap saya. Karena dia sudah lama kenal saya di China.


***

Setelah relasi saya dari China pulang, tinggalah saya dan Florence.  Karena Ricky dampingi relasi saya kembali ke hotel. “ Memang berat menjaga idealisme itu. Apalagi orang seperti kamu yang punya peluang dan punya network untuk itu. Tapi kamu tetap focus kepada amanah. Apa yang mendasari kamu tetap konsiten? Tanya florence.


“ Negeri ini merdeka dengan jutaan martir dan suhada. Mereka mati karena hope. Lantas apa jadinya kalau setelah merdeka kita tenggelamkan hope itu hanya karena kerakusan. Kita mungkin belum mampu memberi yang terbaik bagi negara. Belum mampu melakukan perbaikan dan perubahan. Tetapi setidaknya kita tidak ikut merusak negeri ini. Ya setidaknya ibu saya tidak harus menyesal melahirkan saya. Hidup sederhana sajalah. “ kata saya. 


" Lantas apa masalah bangsa kita ini sebenarnya? Tanya Florence.


" Ada enam saja  dan itu berakar kepada budaya feodalisme. Ini penyakit bangsa kita sejak sebelum merdeka. Kekuasaan bisa berganti tetapi feodalisme dipertahakan. Sepertinya kekuasaan adalah kerakusan dan kutukan bagi negeri ini."


" Sebutkan apa saja itu ?


“ Pertama ketimpangan sosial. Bayangin ada orang punya tanah jutaan hektar, tapi ada juga yang engga punya tanah. Bedanya jauh sekali. Lebih banyak yang engga punya tanah. Ada yang punya rumah puluhan, sementara ada banyak yang engga punya rumah. Bahkan sewa rumahpun kesulitan bayarnya. “ 


“ Oh segitunya ya. Tapi bandara masih rame. Jalan toll masih macet. Ke mall masih banyak yang belanja”


“ Ya, itu 35% rakyat Indonesi dan kamu termasuk di dalamnya. Nikmati saja. Tapi kalau engga ada perbaikan di masa depan, NKRI bisa bubar. Bukan karena mereka anti pancasila, tetapi justru mereka menuntut pancasila tegak. “ Kata saya. 


“ Duh sangat mengkawatirkan. Lanjut yang berikutnya “


“ Kedua, ketidak adilan kepada akses berbankan. Yang punya akses ke bank hanya mereka yang punya collateral. Engga ada Collateral ? ya engga dapat kredit. Balik lagi kepada yang pertama. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.  Ketiga. Infrastrutur ekonomi yang timpang. Coba aja perhatikan. Untuk rakyat Jakarta bandung, dapat fasilitas kereta cepat. Biayanya Rp. 100 trilun lebih. Uang sebanyak itu bisa  bangun trans railway Lampung - Aceh.  Jakarta itu APBD nya 76 triliun. Bandingkan dengan jawa tengah yang penduduknya 4 kali Jakarta, APBD nya hanya 1/3 dari jakarta atau Rp. 26 trilun.  Keempat ? Jaminan sosial. Menurut data 65% orang indonesia tidak secure hidupnya. Punya dana pensiun tapi tidak cukup. Engga ada tabungan.  Kadang ada tabungan, dilibas juga oleh bisnis ponzy berkedok asuransi dan Koperasi. Mana bisa mereka dimasa tuanya piknik menikmati waktu santainya. Apalagi punya pesanggrahan yang damai dan sejuk. Itu hanya mimpi doang. 


Kelima. Kualitas pendidikan yang buruk. Mengapa yang pertama, kedua, ketiga, keempat terjadi?. Itu karena kualitas pendidikan rendah. Kita punya banyak perguruan tinggi. Tapi korban investasi bodong dan ponzy adalah mereka yang lulusan Perguruan tinggi. Korban hoax adalah mereka dari lulusan perguruan tinggi. Ternyata pendidikan tinggi tidak ada korelasinya dengan kekayaan literasi. Makanya jangan kaget bila banyak tenaga ahli didatangkan dari luar negeri. Nah apalagi mereka yang tidak dapat kesempatan masuk perguruan tinggi. Itu jumlahnya 88% dari populasi negeri ini.  Keenam. Sistem hukum yang tidak solid dan penegakan hukum lemah. Dari 1 sampai 5 penyebabnya karena politik jadi panglima. Hukum berpihak kepada kekuasaan. Penguasa menggunakan hukum untuk menindas dan memperkaya diri. Maka jadilah hukum sebagai komoditi yang bisa dibeli dan dijual sesuai market. "Kata saya. Florence terhenyak. 


" Apa solusinya ?  Tanya florence dengan suara lirih, Sepertinya dia tidak berharap jawaban dari saya, tetapi saya jawabkan juga, "Perubahan mental dan perbaikan Akhlak. Setidaknya berhentilah rakus dan hiduplah sederhana" 


Tak berapa lama, kami bayar bill dan pulang. Namun saat saya akan naik kedalam kendaraan Maybach milik Florence, driver ojol yang tadi antar saya, menegur saya. “ Pak, saya pikir tadi bapak mau pulang pakai ojol lagi. Makanya saya tunggu. Ya udah. Sekali lagi terimakasih pak” Kata driver ojol itu. Saya tertegun saat driver ojol itu berlalu kekendaraannya. “ Pak “ panggil saya.


“ Ya pak.” Driver itu balik badan.


“ Ya udah saya naik Ojol bapak saja” Kata saya. Dia tersenyum cerah.


“ Ada apa kamu? tanya florence. “ biar saya antar “ 

“ Engga usah. Biar saya naik ojol aja. Itu driver orang marhaen.” Kata saya tersenyum. Florence mengacungkan jempol. “ Merdeka!”